Anda di halaman 1dari 8

MATERI DIALOG INTERAKTIF

(RABU, 24 MEI 2022)

JUDUL : REMAJA PUTRI MELEK GIZI

NARASUMBER : ANITA DIAN SETYANINGRUM, S.Gz

INSTANSI : UPTD PUSKESMAS SONOKIDUL

I. PENGERTIAN

Pengertian Remaja -Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak –
kanak dan masa dewasa, yang dimulai pada saat terjadinya kematangan seksual yaitu
antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun yaitu menjelang masa dewasa muda
(Soetjiningsih. 2004 : 45)

Pengertian remaja adalah seseorang yang berada dalam masa peralihan dari anak-
anak menuju dewasa. Menurut WHO, masa remaja terjadi dalam rentang usia 10-19 tahun.
Sementara, menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, arti remaja
merupakan penduduk yang berusia 10-18 tahun.

Adolescent atau remaja merupakan periode kritis peralihan dari anak menjadi
dewasa. Pada remaja terjadi perubahan hormonal, fisik, psikologis maupun sosial yang
berlangsung secara sekuensial. Pada anak perempuan awitan pubertas terjadi pada usia 8
tahun sedangkan anak laki-laki terjadi pada usia 9 tahun. Faktor genetik, nutrisi, dan faktor
lingkungan lainnya dianggap berperan dalam awitan pubertas. Perubahan fisik yang terjadi
pada periode pubertas ini juga diikuti oleh maturasi emosi dan psikis. Secara psikososial,
pertumbuhan pada masa remaja (adolescent) dibagi dalam 3 tahap yaitu early, middle, dan
late adolescent. Masing-masing tahapan memiliki karakteristik tersendiri. Segala sesuatu
yang mengganggu proses maturasi fisik dan hormonal pada masa remaja ini dapat
mempengaruhi perkembangan psikis dan emosi sehingga diperlukan pemahaman yang
baik tentang proses perubahan yang terjadi pada remaja dari segala aspek. (Sari Pediatri
2010)

Tahapan perkembangan masa remaja yang akan terjadi.

1. Masa remaja awal (usia 10-13 tahun)

Fase remaja awal terjadi dalam rentang usia 10-13 tahun. Pada masa ini, anak
tumbuh lebih cepat dan mengalami tahap awal pubertas. Anak mulai memerhatikan
munculnya rambut ketiak dan kemaluan, pertumbuhan payudara, keputihan, mulai
menstruasi atau mimpi basah, dan testis yang membesar.

Anak juga mulai sadar mengenai penampilannya sehingga lebih memerhatikan


hal tersebut. Ia juga akan mulai merasa memerlukan privasi sehingga membuatnya
senang menyendiri dari keluarga. Biasanya, perubahan ini terjadi lebih dulu pada anak
perempuan.

2. Masa remaja pertengahan (usia 14-17 tahun)

Remaja mulai tertarik pada hubungan romantis

Masa remaja pertengahan terjadi pada usia 14-17 tahun. Dalam masa remaja ini,
pertumbuhan remaja laki-laki mulai berjalan cepat. Tubuhnya akan semakin tinggi dan
berat, otot semakin besar, dada dan bahu semakin lebar, alat vital semakin besar, suara
menjadi lebih pecah, muncul jerawat, kumis, hingga jambang.

Pada anak perempuan, pinggang, panggul, dan bokong akan mulai membesar, alat
reproduksi yang berkembang, bertambahnya produksi keringat, hingga menstruasi yang
teratur.

Remaja pada masa ini umumnya sudah dapat berpikir dengan logika meski kerap
didorong oleh perasaannya. Ia juga mulai tertarik dengan hubungan romantis (pacaran).
Terkadang, sifat sensitifnya membuat ia lebih banyak bertengkar dengan orangtua.
Selain itu, ia juga mungkin lebih senang menghabiskan waktu dengan teman.
3. Masa remaja akhir atau dewasa muda (usia 18-24 tahun)

Pada masa remaja akhir, fisik anak telah sepenuhnya berkembang. Dalam masa
ini, perubahan lebih banyak terjadi dalam dirinya. Ia mulai bisa mengendalikan
dorongan emosional yang muncul, merencanakan masa depan, dan memikirkan
konsekuensi yang akan ia hadapi jika melakukan perbuatan yang tidak baik.

Ia juga mulai memahami apa yang diinginkannya dan bisa mengatur diri sendiri,
tanpa mengikuti kehendak orang lain. Kestabilan emosi dan kemandirian ini umumnya
didapatkan oleh anak pada masa remaja akhir.

Setelah mengetahui pengertian remaja dan tahap perkembangannya, Anda juga


harus memerhatikan pergaulan mereka.

Pergaulan remaja masa kini kerap dikaitkan dengan kenakalan remaja, seperti
berkelahi, tawuran, seks bebas, atau bahkan penggunaan obat-obatan terlarang. Jadi,
pastikan Anda memberi batasan dan pengawasan yang tepat pada anak. Arahkan ia pada
pergaulan dan kegiatan positif sehingga tidak salah melangkah

Remaja Indonesia saat ini menghadapi tiga masalah gizi atau triple burden of
malnutrition. Ketiga masalah gizi tersebut adalah kekurangan gizi, kelebihan berat
badan, dan kekurangan zat gizi mikro dengan anemia. Padahal, masa remaja merupakan
masa yang sangat penting dalam membentuk perilaku yang berkaitan dengan kesehatan
dan gizi. Oleh karena itu, jika tidak ditangani dengan baik dan sesegera mungkin,
permasalahan gizi pada remaja saat ini akan berkontribusi pada berbagai penyakit
kronis di kemudian hari.

II. KEBUTUHAN GIZI REMAJA


A. Energi
Banyaknya energi yang dibutuhkan oleh remaja dapat dilihat pada tabel AKG.
Kebutuhan energi remaja putra lebih banyak daripada remaja putri. Pada usia 16 tahun
remaja putra membutuhkan sekitar 3.470 kkal per hari, dan menurun menjadi 2.900
pada usia 16-19 tahun. Kebutuhan remaja putri memuncak pada suaia 12 tahun (2.500
kkal), untuk kemudian menurun menjadi 2.200 kkal pada usia 18 tahun. Perkiraan
energi untuk remaja putra berusia 11-18 tahun, yaitu 13-23 kkal/ cm, pada remaja putri
dengan usia yang sama, yaitu 10-19 kkal/cm (Arisman, 2008).

B. Protein
Perhitungan besarnya kebutuhan akan protein berkaitan sengan pola tumbuh,
bukan berdasarkan usia kronologis. Untuk remaja putra, kisaran besarnya kebutuhan
ini adalah 0,29- 0,32 gr/ cm tinggi badan. Pada remaja putrid 0,27- 0,29 gr/ cm. 
C. Lemak
Kebutuhan lemak pada remaja sebaiknya tidak lebih dari 25 % dari kebutuhan
energi.
D. Vitamin dan Mineral
Asupan kalsium yang dianjurkan sebesar 800 mg sampai 1.200 mg ( Arisman,
2008).

III. MASALAH GIZI PADA REMAJA PUTRI

Melansir Modul Pelatihan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) yang


diterbitkan Kemenkes RI, setidaknya ada tiga masalah gizi pada remaja yang paling
sering dijumpai, yakni anemia, kurang energi kronik (KEK), dan gizi lebih (obesitas)

A. Anemia

Anemia adalah suatu keadaan di mana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah
kurang dari normal. Anemia di masyarakat dikenal juga dengan sebutan kurang
darah. Anemia berbeda dengan tekanan darah rendah. Batas anaemia, apabila Hb:
Anak usia sekolah < 12 gram persen Wanita dewasa < 12 gram persen Laki-laki
dewasa < 13 gram persen Ibu hamil < 11 gram persen Ibu menyusui < 12 gram
persen Penyebab anemia Penyebab anemia pada dasarnya adalah
ketidakseimbangan antara konsumsi bahan makanan sumber zat besi yang masuk
ke dalam tubuh dengan kebutuhan tubuh akan zat besi. Gejala anemia Gejala
anemia pada remaja dapat dikenali dengan 5 L, yakni letih, lemah, lesu, lelah, dan
lalai. Selain itu, sering juga disertai dengan keluhan pusing dan mata berkunang-
kunang. Jika dibiarkan tanpa penanganan, anemia pada remaja dapat
mengakibatkan sejumlah masalah, seperti: Menurunnya kemampuan tubuh
Menurunnya konsentrasi belajar Menurunnya kebugaran tubuh Menurunnya daya
tahan tubuh terhadap penyakit Menghambat tumbuh kembang.

Cara mengatasi anemia Karena penyebab anemia pada remaja sebagian besar
karena kekurangan konsumsi zat besi dalam makanan sehari-hari, maka yang perlu
dilakukan untuk mengatasinya adalah dengan menambah asupan nutrisi tersebut.
Anemia gizi dalam jangka pendek dapat ditanggulangi dengan pemberian tablet
tambah darah (TTD) sesuai jumlah dan takarannya. Sedangkan penanganan anemia
gizi jangka panjang, remaja dianjurkan untuk mengonsumsi bahan makanan sehari-
hari yang mengandung zat besi tinggi.

B. Kurang energi kronik

Kurangnya konsumsi zat gizi khususnya kurang energi (sumber karbohidrat)


yang terus menerus, dapat mengakibatkan remaja menderita kekurangan energi
kronik (KEK). Untuk menanggulangi masalah KEK pada remaja, terutama remaja
putri, perilaku gizi yang tidak tepat perlu diubah, melalui peningkatan pengetahuan
tentang gizi lewat pedoman umum gizi seimbang (PUGS). Pedoman tersebut
memuat pesan-pesan dasar, sebagai berikut: Makanlah aneka ragam makanan
Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi Makanlah sumber
karbohidrat setengah dari kebutuhan energi Batasi konsumsi lemak dan minyak
sampai seperempat dari kecukupan energi Gunakan garam beryodium Makanlah
makanan sumber zat besi Biasakan makan atau sarapan pagi Minumlah air bersih,
aman, dan cukup jumlahnya Lakukanlah kegiatan fisik dan olahraga secara rutin
Hindari minuman beralkohol

C. Obesitas

Gizi lebih merupakan suatu kondisi yang diakibatkan oleh asupan energi yang
melebihi kebutuhan. Kelebihan energi tersebut akan disimpan tubuh sebagai
cadangan energi dalam bentuk lemak, sehingga mengakibatkan seseorang menjadi
gemuk.

Cara Mengecilkan Perut Buncit Tanpa Olahraga Akibat buruk dari gizi lebih
adalah berisiko untuk mengalami penyakit degenerative seperti penyakit jantung,
diabetes, dan darah tinggi (hipertensi). Berikut ini adalah perilaku remaja yang
salah tentang gizi: Remaja lebih suka makan jajanan yang kurang bergizi, seperti
gorengan, cokelat manis, permen, dan es manis, sehingga konsumsi makanan
mereka kurang beraneka ragam Remaha sering makan di luar rumah bersama
teman-teman, sehingga waktu makan tidak teratur yang berakibat terganggunya
sistem pencernaan (gangguan maag atau nyeri lambung) Remaja sering tidak
makan pagi karena tergesa-gesa ke sekolah,s ehingga akan mengalami lapar dan
lemas (kemampuan menangkap pelajaran menurun, semangat belajar menurun,
keluar keringat dingin, kesadaran menurun dan bahkan bisa pingsan) Remaja putri
sering kali menghindari beberapa jenis bahan makanan seperti telur dan susu
karena dianggap bisa menimbulkan masalah kulit dan kegemukan. Alhasil,
mereka bisa mengalami kekurangan asupan protein hewani, sehingga tidak dapat
tumbuh atau mencapai tinggi yang optimal Standar “langsing” tidak jelas untuk
remaja. Di mana, banyak remaja putri menganggap dirinya kelebihan berat badan
atau mudah menjadi gemuk, sehingga sering melakukan diet dengan cara yang
kurang benar, seperti membatasi atau mengurangi mkan dan jumlah makan secara
drastis, sehingga mengakibatkan pusing, lemas, keringat dingin, termasuk
menggunakan obat-obatan atau bahan penurun berat badan tanpa pengawasan
dokter.

IV. PESAN GIZI SEIMBANG UNTUK REMAJA PUTRI DAN CALON


PENGANTIN
A. Biasakan mengonsumsi anekaragam makanan
Remaja putri dan calon pengantin perlu mengonsumsi aneka ragam makanan
untuk memenuhi kebutuhan energi, protein dan zat gizi mikro (vitamin dan mineral)
karena digunakan untuk pertumbuhan yang cepat, peningkatan volume darah dan
peningkatan haemoglobin. Zat gizi mikro penting yang diperlukan pada remaja putri
adalah zat besi dan asam folat.

Kebutuhan zat besi bagi remaja putri dan calon pengantin diperlukan untuk
membentuk haemoglobin yang mengalami peningkatan dan mencegah anemia yang
disebabkan karena kehilangan zat besi selama menstruasi. Asam folat digunakan untuk
pembentukan sel dan sistem saraf termasuk sel darah merah. Asam folat berperan
penting pada pembentukan DNA dan metabolism asam amino dalam tubuh.
Kekurangan asam folatdapat mengakibatkan anemia karena terjadinya gangguan pada
pembentukan DNA yang mengakibatkan gangguan pembelahan sel darah merah
sehingga jumlah sel darah merah menjadi kurang. Konsumsi folat pada orang dewasa
disarankan sebanyak 1000 gr/hari.

Wanita yang berencana hamil perlu mengonsumsi asam folat secara cukup,
minimal 4 bulan sebelum kehamilan agar terhindar dari risiko bayi lahir dengan cacat
pada sistem saraf (otak) atau cacat tabung saraf.

B. Banyak makan sayuran hijau dan buah berwarna


Sayuran hijau seperti bayam dan kacang–kacangan banyak mengandung asam
folat yang sangat diperlukan pada masa kehamilan. Buah-buahan berwarna merupakan
sumber vitamin yang baik bagi tubuh dan buah yang berserat dapat melancarkan BAB
sehingga mengurangi risiko sembelit (susah buang air besar).

Remaja mengalami pertumbuhan tinggi badan dan berat badan yang cepat. Oleh
karena itu, kebutuhan zat gizi pada remaja mengalami peningkatan. Buah berwarna,
baik berwarna kuning, merah, merah jingga,orange, biru, ungu, dan lainnya, pada
umumnya banyak mengandung vitamin, khususnya vitamin A, dan antioksidan.
Vitamin diperlukan tubuh untuk membantu proses-proses metabolisme di dalam tubuh,
sedangkan antioksidan diperlukan untuk merusak senyawa-senyawa hasil oksidasi,
radikal bebas, yang berpengaruh tidak baik bagi kesehatan.

Remaja mengalami pertumbuhan tinggi badan dan berat badan yang cepat. Oleh
karena itu, kebutuhan zat gizi pada remaja mengalami peningkatan. Buah berwarna,
baik berwarna kuning, merah, merah jingga,orange, biru, ungu, dan lainnya, pada
umumnya banyak mengandung vitamin, khususnya vitamin A, dan antioksidan.
Vitamin diperlukan tubuh untuk membantu proses-proses metabolisme di dalam tubuh,
sedangkan antioksidan diperlukan untuk merusak senyawa-senyawa hasil oksidasi,
radikal bebas, yang berpengaruh tidak baik bagi kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai