NIM : 121000287
Mata Kuliah : Perencanaan dan Evaluasi Program Promosi Kesehatan
Pemberian susu
formula yang tidak Pemberian air
cocok dengan bayi minum yang tidak
dimasak.
Pemberian makanan
tambahan ASI yang PENYEBAB DIARE PADA BAYI Bayi diberi makanan
terlalu dini yang telah
dihinggapi lalat
b) Data Khusus:
1) Gejala diare ditandai dengan BAB lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi
tinja cair, dapat disertai dengan darah dan atau lendir.
2) Berdasarkan karakteristik penduduk, kelompok umur balita adalah kelompok
yang paling tinggi menderita diare.
3) Penyakit yang ditularkan melalui makanan, air, dan lewat penularan lainnya
4) Dapat diobati dengan pemberian oralit dan Zinc kepada balita yang
menderita diare.
5) Bayi yang tidak diberi ASI berpotensi besar terkena diare karena pemberian
susu formula tidak sesuai dan daya tahan tubuh rendah.
c) Data Prilaku:
1) Pemberian air minum yang tidak dimasak Pemberian susu formula yang tidak
cocok untuk bayi
2) Pemberian makanan tambahan ASI yang terlalu dini
3) Ibu tidak memiliki pengetahuan cukup tentang bahaya diare pada bayi
4) Ibu tidak mencuci tangan sebelum menyentuh bayi & memberi bayi makan
5) Bayi diberi makanan yang telah dihinggapi lalat
6) Bayi diberi makanan yang terlalu manis
2. PENYAKIT ISPA
A. Faktor Penyebab
kepadatan
tempat tinggal
Bakteri : Diplococcus Higiene &
Pneumonia, dll ventilasi rumah
yang buruk
PENYEBAB
ISPA Tidak memakai
Daya tahan masker ketika
tubuh rendah keluar rumah
Memakan makanan
Jamur : Aspergilus sp, yang tercemar bakteri
candida albicans, patogen
histoplasma dll
E. Data Penyakit
Potensi terkena penyakit ISPA ditinjau dari tiga data, yaitu sebagai berikut:
1) Data Umum:
a) sering terjadi pada semua golongan masyarakat pada bulan – bulan musim dingin.
b) Wilayah perkotaan lebih berisiko terkena ISPA dibandingkan dengan wilayah
perkotaan.
c) Lingkungan yang padat penduduknya, banyak terkena polusi dari bahan bakar
kendaraan bermotor.
d) Di Indonesia prevalensi penderita ISPA pada tahun 2013 ada sebanyak 25,0% dari
penduduk beresiko menurut data RISKESDAS 2013
2) Data Khusus:
a) infeksi saluran pernafasan dengan masa inkubasi yang berlangsung sampai 14 hari.
b) Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan nafas bagian atas ini ialah virus dan
tidak dibutuhkan terapi suntibiotik.
c) ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernafasan yang
mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat ke saluran pernafasannya.
d) Kejadian penyakit ISPA di Indonesia masih cukup tinggi terutama pada anak-anak
yaitu pada kelompok Balita usia < 2 bulan, laki-laki, gizi kurang, Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR), tidak mendapat ASI memadai, tidak mendapat imunisasi
yang memadai, defisiensi vitamin A,
3) Data Prilaku:
a) Rentan terkena kepada masyarakat yang memiliki prilaku tidak memakai masker
ketika keluar rumah terutama bagi masyarakat perkotaan.
b) Orang yang melakukan olahraga tidak teratur rentan terkena ISPA
c) Memakan makanan yang tercemar bakteri patogen
d) Orang-orang yang memiliki gaya hidup higiene buruk dan ventilasi rumah yang
buruk
3. PENYAKIT SCABIES
E. Data Penyakit
1) Data Umum:
a) tidak ada krisis, menyerang masyarakat disemua tingkat sosial tanpa melihat
faktor usia,
b) Scabies endemis disebagian besar negara berkembang.
c) Banyak terjadi di lingkungan yang padat penduduknya dan kumuh.
d) Sebagian penderita mayoritas ekonomi menengah ke bawah, kebanyakan di
negara berkembangan.
2) Data Khusus:
a) Perpindahan parasit dapat terjadi secara kontak langsung melalui gesekan kulit
dan dapat juga terjadi pada waktu melakukan hubungan seksual
b) Perpindahan dari pakaian dalam dan sprei terjadi jika barang-barang tadi
terkontaminasi oleh penderita yang belum diobati. Kutu dapat membuat saluran
dibawah permukaan kulit dalam 2,5 menit.
c) Masa inkubasi berlangsung 2 sampai 6 minggu sebelum serangan gatal muncul
pada orang yang sebelumnya belum pernah terpajan.
d) Diperkirakan terjadi sedikit kekebalan setelah infeksi. Orang yang mempunyai
masalah dengan sistem kekebalan tubuh akan menderita scabies lebih berat
3) Data Prilaku:
Ada beberapa teknik atau metode yang dapat digunakan untuk menetapkan prioritas
masalah, salah satunya adalah metode “CARL”.
METODE CARL
Dilakukan dengan menentukan skor atas kriteria tertentu dengan menggunakan skore
nilai 1-5. CARL yaitu semakin besar skor maka semakin besar masalahnya, sehingga
semakin tinggi letaknya pada urutan prioritas.
N DAFTAR C A R L TOTAL
O MASALAH NILAI
1. Penyakit Diare pada 3 3 4 3 108
Bayi dan Balita
2. Penyakit ISPA 2 3 5 3 90
3. Penyakit Scabies 2 2 4 3 48
1) Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk menegakkan perilaku mencuci tangan pada ibu-
ibu sebelum menyentuh bayi dan memberi bayinya makan.
2) Sasaran
Sasaran dalam menetapkan tujuan ini adalah para ibu-ibu rumah tangga yang memiliki
bayi.