Anda di halaman 1dari 32

SUPPOSITORIA

k 8
p o
l om
Ke

Pramesti Widya Adeyana (P24840119058)


Puspita Berliyanti (P24840119060)
Putri Sholihatud Diniyah (P24840119062)
Raha Dewi Neta (P24840119064)
PENGERTIAN

Menurut FI edisi III hal 32 Menurut FI edisi IV hal


Suppositoria adalah sediaan padat yang Suppositoria adalah sediaan padat dalam
digunakan melalui dubur, umumnya berbagai bobot bentuk, yang diberikan melalui
berbentuk torpedo, dapat melarut, melunak rektal, vagina atau uretra. Umumnya meleleh,
atau meleleh pada suhu tubuh. melunak
atau melarut pada suhu tubuh.

Menurut RPS 18 th hal 1609


Suppositoria adalah bentuk sediaan padat yang memiliki berat dan
bentuk yang bervariasi, biasanya penggobatan dilakukan dengan
dimasukan dalam rektum, vagina dan uretra. Setelah pemasukan
suppositoria akan menjadi lembut atau lunak, melebur dalam
cairan pencernaan.
Keuntungan suppositoria
Sebagai alternatif bila oral tidak bisa (contoh : pada pasien
01
bayi, pasien yang mudah muntah atau tidak sadar)

Dapat menghindari kerusakan obat oleh enzim


02
pencernaan dan asam lambung.

Obat dapat masuk langsung dalam saluran darah


sehingga obat dapat berefek lebih cepat daripada
03
penggunaan obat peroral.

Untuk mendapatkan “prolonged action” atau


04 obat tinggal di tempat tersebut dalam jangka
waktu yang lama
KELEMAHAN PENGGUNAAN SEDIAAN SUPPOSIT
ORIA

Tidak nyaman digunakan

Tidak dapat disimpan dalam suhu ruangan

Absorbsi obat sering kali tak teratur


TUJUAN PENGGUNAAN

Efek Lokal
Pada umumnya digunakan untuk Efek Sistemik
pengobatan wasir, konsipasi, infeksi •  Meringankan penyakit asma
dubur (teofilin, efedrin, amonifilin)
Zat aktif yang biasa digunakan: • Analgetik dan antiinflamasi
• Anastetik lokal (benzokain, (turunan salisilat, parasetamol)
tetrakain) • Anti arthritis, radang persendian
• Adstringen (ZnO, Bi-subgalat, Bi- (fenilbutason, indometasin)
subnitrat) • Hipnotik & sedatif (turunan
• Vasokonstriktor (efedrin HCL) barbiturat)
• Analgesik (turunan salisilat) • Trankuilizer dan anti emetik
• Emollient (balsam peru untuk (fenotiazin, klorpromazin)
wasir) • Khemoterapetik (antibiotik,
• Konstipasi (glisin bisakodil) sulfonamida)
• Antibiotika untuk infeksi
Macam – Macam Suppositoria
Rektal Suppositoria (digunakan lewat rektal atau
anus)
Betuk :peluru
Beratnya menurut FI.ed.IV kurang lebih 2 g(anak) dewasa: 3g
Keuntungan, : bila bagian yang besar masuk melalui jaringan otot penutup dubur,
maka Suppositoria akan tertarik masuk dengan sendirinya. 

Vaginal Suppositoria (Ovula)


Bentuk : bola lonjong seperti kerucut, digunakan lewat vagina
Berat umumnya 5 g.
.
Menurut FI.ed.IV, Suppositoria vaginal dengan bahan dasar yang dapat larut /
  tergliserinasi berbobot 5 g.
bercampur dalam air seperti PEG atau gelatin
Supositoria dengan bahan dasar gelatin tergliserinasi (70 bag. gliserin, 20 bag.
gelatin dan 10 bag. air) harus disimpan dalam wadah tertutup rapat, sebaiknya
pada suhu dibawah 350 C
 
Urethral Suppositoria (bacilla, bougies)
bentuk : batang panjang antara 7 cm - 14 cm, digunakan lewat urethra (saluran
kemih)
ukuran :
laki-laki : p±140mm, d=3.6mm, berat=4g
perempuan : p±70mm, d=1.5-3mm, berat =2g
JENIS – JENIS SUPPOSITORIA
CONTOH OBAT SUPPOSITORIA
Faktor fisika-kimia dari obat dan basis

a. Kelarutan obat : Obat yang mudah larut


dalam lemak akan lebih cepat terabsorpsi dari
pada obat yang larut dalam air.

b. Kadar obat dalam basis : bila kadar obat naik


maka absorpsi obat makin cepat.

c. Ukuran partikel :
ukuran partikel obat akan mempengaruhi
kecepatan larut dari obat ke cairan rektal.
Semakin kecil partikel, semakin besar
kelarutannya
Waktu terbaik memakai Suppos

• Suppos anal

Sesudah defecatio(Buang air besar).


Untuk menghindari obat dikeluarkan
terlalu cepat bersama feses sebelum
sempat bekerja
 

• Malam sebelum tidur, penderita


dalam posisi telentang untuk
menghindari melelehnya obat
keluar rectum/vaginal
BASIS – BASIS D
ALAM SUPPOSI
TORIA

Basis larut
Basis campuran
dalam air

Basis yang larut dalam air atau Basis misalnya : polioksil 40


yang bercampur dengan air, berlemak stearat (campuran ester
misalnya: Gliserin Gelatin, monostearat dan distearat
Polietilenglikol
Basis berlemak dari polioksietilendiol dan
glikol bebas).
yang meleleh pada
suhu tubuh,
misalnya: Oleum
Cacao
Basis lemak coklat (Oleum cacao)
Merupakan trigliserida dari asam oleat, asam stearat, asam palmitat.
Lemak yang diperoleh dari biji Theobroma cacao yang dipanggang.
 
Sifat : melunak pada suhu 30°C, melebur pada suhu 34°C
Warna putih kekuningan, padat, berbau seperti coklat, meleleh pada
suhu 31-34°C
Disimpan dalam wadah / tempat sejuk, kering dan terlindung dari
cahaya (karena mudah tengik)
 

Kekurangan :
• Meleleh pada udara yang panas
• Dapat menjadi tengik pada penyimpanan
yang lama
Kelebihan : • Titik leburnya dapat turun atau naik bila
ditambahkan bahan tertentu
Hampir memenuhi • Adanya sifat Polimorfisme
sifat basis yang • Sering bocor (keluar dari rektum karena
ideal mencair) selama pemakaian
• Tidak dapat bercampur dengan sekresi.
 
Bentuk-bentuk kristal ol.Cacao :
Bentuk  (alfa)
Terjadi bila lelehan ol.Cacao tadi didinginkan dengan segera
pada 0o dan bentuk ini titik leburnya 24o C

Bentuk  ( beta )
Terjadi bila lelehan ol.Cacao tadi diaduk-aduk pada suhu
18 o -23 o dan bentuk ini mempunyai titik lebur 28 o - 31o

Bentuk  stabil (beta stabil)


Terjadi dari perubahan perlahan-lahan bentuk disertai kontraksi volume
dan bentuk ini mempunyai titik lebur 34 o -35 o ( literatur lain 34,5 o)

Bentuk  (gamma)
Terjadi dari pendinginan lelehan ol.Cacao yang sudah dingin (20 o)
dan bentuk ini mempunyai titik lebur 18 o
cara menghindari bentuk- bentuk kristal yang
tidak stabil

Ol.Cacao tidak dilelehkan seluruhnya, cukup 2/3


saja yang dilelehkan.

Penambahan sejumlah kecil bentuk kristal stabil


ke dalam lelehan Ol.Cacao, untuk mempercepat
perubahan bentuk tidak stabil menjadi bentuk
stabil

Pembekuan lelehan selama beberapa jam / hari


Hal-hal yang harus diperhatikan
Gunakan panas minimal pada proses peleburan, < 40 oC

Jangan memperlama proses pemanasan

Jika melekat pada cetakan gunakan lubrikan

Penambahan emulgator seperti tween 61 sebanyak 5-10 %


akan meningkatkan absorpsi air

Untuk obat-obat yang dapat menurunkan titik lebur


oleum cacao digunakan campuran malam atau spermaceti
Suppositoria dengan bahan dasar
PEG (Polietilenglikol)
Sifat : mempunyai titik lebur 350 - 630 , tidak
meleleh pada suhu tubuh tetapi larut dalam
cairan sekresi tubuh
 

Kelebihan :
• tidak mengiritasi / merangsang Kekurangan :
• menarik cairan dari jaringan tubuh
dapat disimpan diluar lemari es
setelah dimasukkan, sehingga
• tidak ada kesulitan dengan titik terjadi rasa yang menyengat.
leburnya, jika dibanding Ol.Cacao.
• dapat memperpanjang waktu
• tetap kontak dengan lapisan disolusi sehingga menghambat
pelepasan obat.
mokosa karena tidak meleleh pada
suhu tubuh
 
Suppositoria dengan bahan dasar
Gelatin
• Dapat digunakan sebagai bahan dasar Vaginal
Suppositoria.
• Tidak melebur pada suhu tubuh, tetapi melarut
dalam sekresi tubuh
• Perlu penambahan pengawet ( Nipagin ) karena
bahan dasar ini merupakan media yang baik
bagi pertumbuhan bakteri.
• Penyimpanan harus ditempat yang dingin

Kelebihan : Kekurangan :
• dapat diharapkan berefek yang • cenderung menyerap uap air
cukup lama, lebih lambat karena sifat gliserin yang
melunak, lebih mudah bercampur hygroskopis yang dapat
dengan cairan tubuh jika menyebabkan dehidrasi / iritasi
dibandingkan dengan Ol.Cacao  jaringan, memerlukan tempat
untuk melindunginya dari udara
lembab supaya terjaga bentuknya
dan konsistensinya
Bahan dasar lainnya :
Bersifat seperti lemak yang larut dalam air atau bercampur dengan air, beberapa
diantaranya membentuk emulsi tipe A//M
Formulasinya : Tween 61 85 % dan Gliserin laurat 15 %
Bahan dasar ini dapat menahan air atau larutan berair. Berat Suppositoria 2,5 g
Syarat basis yang ideal
Melebur pada temperature rectal

Tidak toksik, tidak menimbulkan iritasi dan sensitisasi

Dapat dicampur dengan berbagai obat

Tidak terbentuk metastabil

Mudah dilepas dari cetakan

Memiliki sifat pembasahan dan emulsifikasi

Bilangan airnya tinggi

Stabil baik secara fisika ataupun kimia

Tidak mempengaruhi efektivitas obat


Karakteristik basis yang menentukan selama
produksi

 Kontraksi : Sedikit kontraksi pada saat pendinginan volume suppositoria


diinginkan untuk memudahkan pengeluaran dari cetakan
 Ke Inert An (inertness) : Tidak boleh ada interaksi kimia antara basis dengan
bahan aktif.
 Pemadatan : Interval antara titik leleh dengan titik solidifikasi harus optimal jika
terlalu pendek maka penuangan lelehan ke dalam cetakan akan sulit; jika terlalu
panjang, waktu pemadatan menjadi lama sehingga laju produksi suppositoria
menurun.
 Viskositas : Jika viskositas tidak cukup, komponen terdispersi daricampuran akan
membentuk sedimen, mengganggu integritas dari produk akhir.
Formulasi
Hitunglah perhitungan bahan yang akan digunakan
b. Tentukan bilangan pengganti bahan aktif terhadap basis dengan langkah- langkah s
ebagai berikut :
- Buat 3 suppositoria yang hanya mengandung basis suppos, timbang, bobot rata rata
nya.
- Buat 3 suppositoria terdiri dari 10% bahan aktif dengan basis yang sama, ditimbang,
dihitung bobot rata ratanya.
- Hitung bilangan pengganti yang merupakan kesetaraan antara bobot bahan aktif de
ngan bobot basis yang digantikan (volume sama, bobot beda )
 
c.Siapkan alat dan bahan yang akan di gunakan.
 
d.Timbang bahan-bahan yang akan di gunakan untuk membuat bilangan pengganti, la
lu campur semua bahan dalam beaker glass dan siap untuk di lebur di atas penangas
air dalam suhu 600-70C , setelah cukup mencair cetak dalam cetakan sebelumnya ceta
kan di olesi dengan paraffin dan masukkun ke dalam lemari pendingin hingga beku, la
lu ovula yang sudah jadi (beku) timbang satu per satu dan dibungkus.
 
e. Timbang bahan-bahan yang akan di gunakan untuk pembutan ovula sebanyak 20 b
uah,dan lakukan hal yang sama dengan cara pembuatan dalam membuat bilangan pe
ngganti
f. Lakukan evaluasi - evaluasi terhadap suppositoria/ovula tersebut.
Pembuatan Suppositoria

Empat metode yang digunakan dalam


pembuatan suppositoria adalah
–mencetak dengan tangan,
–kompressi,
–mencetak tuang dan
–kompressi pada suatu pres tablet
Mencetak dengan tangan

dengan cara menggulung basis suppositoria yang telah


dicampur homogen dan mengandung zat aktif, menjadi
bentuk yang dikehendakiMula-mula basis diiris,
kemudian diaduk dengan bahan-bahan aktif dengan
menggunakan lumping dan mortar, sampai diperoleh
massa akhir yang homogen dan mudah dibentuk.
Kemudian massa digulung menjadi suatu batang
silinder dengan garis tengah dan panjang yang
dikehendaki. Amilum atau talk dapat mencegah
pelekatan pada tangan. Batang silinder dipotong dan
salah satu ujungnya diruncingkan
Mencetak kompressi

Hal ini dilakukan dengan


mengempa parutan massa
dingin menjadi suatu bentuk
yang di kehendaki. Suatu Mesin Pencetak otomatis
roda tangan berputar
menekan suatu piston pada
massa suppositoria yang
diisikan dalam slinder, Sama proses diatas tetapi
sehingga massa terdorong menggunakan mesin secara
kedalam cetakan. otomatis melakukan
semuanya.
Mencetak tuang

Pertama-tama bahan basis dilelehkan,


sebaiknya diatas penangas air atau
penangas uap untuk menghindari
pemanasan setempat yang berlabihan,
kemudian bahan-bahan aktif diemulsikan
atau disuspensikan kedalamnya. Akhirnya
massa dituang kedalam cetakan logam yang
telah didinginkan, yang umumnya dilapisi
krom atau nikel
Cetakan Supossitoria
Evaluasi suppositoria

Uji homogenitas

Kesegaman Bentuk

Uji Waktu Hancur

Uji Keseragaman Bobot

Uji Titik Lebur

Kerapuhan
Uji Homogenitas

untuk mengetahui apakah bahan aktif dapat tercampur rata dengan bahan
dasar suppositoria atau tidak, jilka tidak dapat tercampur maka akanmempengaruhi
proses absorbsi dalam tubuh

Kesegaman Bentuk

bentuk juga sangat mendukung karena akan memberikan keyakinan


pada pasien bahwa sediaan tersebut adalah suppositoria.

Uji Waktu Hancur

Uji waktu hancur ini dilakukan untuk mengetahui berapa larna


sediaan tersebut dapat hancur dalam tubuh.
Uji keseragaman bobot

Untuk mengetahui apakah bobot tiap sediaan sudah sama atau belum, jika
belum maka perlu di catat. Keseragaman bobot akan mempengaruhi
terhadap kemurnian suatu sediaan karena dikhawatirkan zat lain yang ikut
tercampur.
Tidak lebih dari 2 suppo yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih dari
% deviasi, yaitu 5 %.

Uji titik lebur,

Untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan sediaan suppositoria


yang dibuat melebur dalam tubuh

Kerapuhan

Supositoria sebailcnya jangan terlalu lembek maupun terlalu keras


yang menjadikannya sukar meleleh. Untuk uji kerapuhan dapat
digunakan uji
Elastisitas.
PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN
• Suppositoria gliserin dan gelatin umumnya dikemas dalam wadah gelas
ditutup rapat supaya mencegah perubahan kelembapan suppositoria.
• Suppos yang diolah dengan basis oleum cacao biasanya dibungkus
terpisah-pisah atau dipisahkan satu sama lainnya pada ceah-celah dalam
kotak untuk mencegah terjadinya kontak antar suppo tersebut dan
mencegah perekatan
• Suppos dengan kandungan obat yang peka terhadap cahaya dibungkus
satu persatu dalam bahan tidak tembus cahaya seperti lembaran logam
(alufoil).

Label sediaan harus mengandung:


• Nama dan jumlah senyawa aktif yang
terkandung.
• Sediaan tidak boleh ditelan.
• Tanggal sediaan tidak boleh digunakan
lagi.
• Kondisi penyimpanan sediaan.
Penyimpanan

Karena suppos umumnya dipengaruhi panas, maka perlu


menjaga dalam tempat dingin.

1. Suppos yang basisnya oleum cacao harus disimpan di bawah


30 0F (-1,1°C) dan akan lebih baik apabila disimpan di dalam
lemari es.
2. Suppo yang basisnya gelatin gliserin baik sekali bila disimpan
di bawah 35 0F (1,6°C).
3. Suppo dengan basis polietilen glikol mungkin dapat
disimpan pada suhu ruang biasa tanpa pendinginan.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai