TUJUAN
1. Membuat Sediaan Suppositoria Benzokain-Teofilin Sebagi Zat Berkhasiat.
2. Mengetahui Pembuatan Dan Formulasi Suppositoria
II. PRINSIP
Pembuatan Suppositoria Benzokain-Teofilin dengan mempertimbangkan
karakteristik Suppositoria.
III. TEORI
a. Definisi Suppositoria
1
i. Suppositoria Lemak Coklat
Suppositoria dengan bahan dasar jenis lemak, dapat dibuat dari berbagai
minyak nabati, seperti minyak kelapa atau minyak kelapa sawit yang dimodifikasi
dengan Suppositoria 2 esterifikasi, hidrogenasi, dan fraksionasi hingga diperoleh
berbagai komposisi dansuhu lebur (misalnya minyak nabati terhidrogenasi dan
lemak padat). Produk ini dapat dirancang sedemikian hingga dapat mengurangi
terjadinya ketengikan. Selain itu sifat yang diinginkan seperti interval yang sempit
antara suhu melebur dan suhu memadat dan jarak lebur juga dapat dirancang
umtuk penyesuaian berbagai formulasi dan keadaan iklim.
2
iii. Suppositoria Gelatin Tergliserinasi
Keuntungan Supositoria :
1. Dapat menghindari terjadinya iritasi pada lambung.
2. Dapat menghindari kerusakan obat oleh enzim pencernaan dan asam
lambung.
3. Obat dapat masuk langsung dalam saluran darah sehingga obat dapat berefek
lebih cepat daripada penggunaan obat peroral.
4. Baik bagi pasien yang mudah muntah atau tidak sadar.
5. Menghindari pengrusakan dalam sirkulasi portal.
6. Digunakan pada pasien yang tidak dapat menelan
3
Kekurangan Supositoria :
Metode Pembuatan
Metode ini sering digunakan untuk pembuatan skala industri. Teknik ini
juga sering disebut teknik pelelehan. Cara ini dapat dipakai untuk membuat
supositoria dengan hampir semua pembawa. Cetakannya dapat digunakan untuk
membuat 6 sampai 600 supositoria. Pada dasarnya langkah-langkah dalam metode
ini adalah melelehkan basis dalam penangas air, menghaluskan zat aktif,
mencampurkan zat aktif dengan basis dalam penangas hingga homogen,
membasahi cetakan dengan lubrikan untuk mencegah melekatnya supositoria pada
dinding cetakan, menuang hasil leburan menjadi supositoria, selanjutnya
pendinginan bertahap (pada awalnya di suhu kamar, lalu pada lemari pendingin
suhu -10°C), dan melepaskan supositoria dari cetakan. Cetakan yang umum
digunakan sekarang terbuat dari baja tahan karat, aluminium, tembaga atau
plastik. Cetakan yang dipisah-pisah dalam sekatsekat, umumnya dapat dibuka
secara membujur. Pada waktu leburan dituangkan, cetakan ditutup dan dibuka lagi
bila akan mengeluarkan supositoria yang sudah dingin. Tergantung pada
formulasinya, cetakan supositoria mungkin memerlukan pelumas/lubrikan
sebelum leburan dimasukkan ke dalamnya, supaya memudahkan terlepasnya
supositoria dari cetakan. Bahan-bahan yang mungkin menimbulkan iritasi
terhadap membran mukosa seharusnya tidak digunakan sebagai pelumas cetakan
supositoria. Contoh langkah pembuatan supositoria dengan teknik pelelehan:
4
Campur zat aktif dengan basis dalam penangas hingga homogen.
Cetakan dibasahi dulu dengan gliserin untuk mencegah melekat pada
dinding cetakan.
Massa didinginkan secukupnya dan dituang ke dalam cetakan.
Diamkan dulu di suhu kamar, lalu masukkan ke dalam kulkas bagian
bawah (bukan freezer), dan terakhir masukkan ke dalam freezer.
5
b. Preformulasi
Efek Sistemik
Teofilin menstimulasi SSP dan pernapasan, serta bekerja diuretis lemah dan
singkat. Teofillin banyak digunakan sebagai obat prevensi dan terapi serangan
asma. Beberapa contoh zat yang digunakan untuk terapi efek sistemik, yaitu:
Meringankan penyakit asma (teofilin, efedrin, amonifilin)
Analgetik dan antiinflamasi (turunan salisilat, parasetamol)
Anti arthritis, radang persendian (fenilbutason, indometasin)
Hipnotik & sedatif (turunan barbiturat)
Trankuilizer dan anti emetik (fenotiazin, klorpromazin)
Khemoterapetik (antibiotik, sulfonamida)
6
2. Efek Samping Benzokain-Teofillin
Benzokain
Teofillin
Efek sampingnya yang terpenting berupa mual dan muntah, baik pada
penggunaan oral maupun rektal atau parenteral. Pada overdose terjadi efek sentral
(gelisah, sukar tidur, tremor dan konvulsi) serta gangguan pernapasan, juga efek
kardiovaskuler, seperti tachycardia, aritmia dan hipotensi. Anak kecil sangat peka
terhadap efek samping teofilin.
3. Farmakologi
Benzokain
Ester ini merupakan derivate dari asam p-amino benzoate yang
reabsorbsinya lambat. Absorbsi lambat karena sukar larut dalam air sehingga
relatif tidak toksik. Benzokain dapat digunakan langsung pada luka dengan
ulserasi secara topikal dan menimbulkan anestesia yang cukup lama. Sediaannya
berupa salep dan suppositoria.
Teofillin
Teofilin dimetabolisme oleh hati. Pada pasien perokok atau gangguan fungsi
hati dapat menyebabkan perubahan kadar pada gagal jantung, sirosis, infeksi virus
dan pasien lanjut usia. Penggunaan teofilin harus berhati-hati karena batas
keamanan dosis yang cukup sempit.
7
4. Monografi
b. Teofilin
Pemerian : serbuk hablur; putih; tidak berbau; pahit; mantap di udara.
Kelarutan : larut dalam lebih kurang 180 bagian air; lebih mudah larut
dalam air panas; larut dalam lebih kurang 120 bagian etanol
(95%) P; mudah larut dalam lautan alkali hidroksida dan
dalam amonia encer P.
Titik lebur : lebih kurang 272°C
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Khasiat : Spasmolitikum bronkial
c. Gelatin
Pemerian : lembaran, kepingan, serbuk atau butiran; tidak berwarna
atau kekuningan pucat; bau dan rasa lemah.
Kelarutan : jika direndam dalam air mengembang dan menjadi lunak,
rangsur-angsur menyerap air 5 sampai 10 kali bobot nya;
larut dalam air panas dan jika didinginkan terbentuk gudir;
praktis tidak larut dalam etanol (95%) P, dalam kloroform P
dan dalam eter P; larut dalam campuran gliserol P dan air,
jika dipanaskan lebih mudah larut; larut dalam asam asetat
P.
pH : 3,8 – 7,6
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Khasiat : zat tambahan.
8
d. Gliserin
Pemerian : cairan seperti sirop; jernih, tidak berwarna; tidak berbau;
manis diikuti rasa hangat, higroskopik.
Kelarutan : dapat bercampur dengan air, dan dengan etanol (95%) P;
praktis tidak larut dalam kloroform P, dalam eter P dan
dalam minyak lemak.
pH :7
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Khasiat : zat tambahan
e. Metil Paraben
Pemerian : Serbuk hablur halus; putih; hampir tidak berbau; tidak
mempunyai rasa, kemudian agak membakar diikuti rasa tebal.
Ph :4–8
Sinonim : Methylis Parabenum, Nipagin M.
Khasiat : zat tambahan; zat pengawet.
Kelarutan : Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih,
dalam 3,5 bagian etanol ( 95% ) P dan dalam 3 bagian aseton P;
mudah larut dalam eter P dan dalam larutan alkali hidroksida;
larut dalam 60 bagian gliserol P panas dan dalam 40 bagian
minyak lemak nabati panas, jika didinginkan larutan tetap
jernih.
Konsentrasi Penggunaan : 0,1% - 0,18%
9
b. Usulan Formula
1. Formula Acuan
R/
Benzokain 0,5
Teofillin 0,5
Basis yang cocok q.s
2. Usulan Formula
R/
Benzokain 0,35
Teofillin 0,35
Gelatin
Berdasarkan perhitungan di bawah
Gliserin
Nipagin 0,1%
10
IV. PERHITUNGAN DAN PENIMBANGAN
70
Gliserin = × 39702mg = 27791,4mg
100
10
Air = × 39702mg = 3970,2mg
100
11
2. Penimbangan Bahan (Untuk 12 Suppositoria)
12
V. CARA KERJA
1. Siapkan cetakan suppositoria yang bersih dan kering, kemudian olesi
dengan paraffin cair.
2. Gerus benzokain lalu tambahkan teofilin, gerus homogen, tambahkan
nipagin, gerus homogen, masukkan sebagian gliserin, gerus homogen
(massa 1).
3. Larutkan gelatin dalam air dengan pemanasan, lalu tambahkan sisa gliserin
(massa 2).
4. Turunkan massa 2 dari pemanasan, lalu masukkan massa 1, aduk
homogen.
5. Tuangkan leburan ke dalam cetakan yang telah dilubrikasi terus menerus
sampai melimpah pada cetakan.
6. Diamkan dulu di suhu kamar, lalu masukkan ke dalam kulkas bagian
bawah (bukan freezer), dan terakhir masukkan ke dalam freezer.
7. Setelah beku keluarkan dan bersihkan bahan yang melimpah pada cetakan
dengan sudip
8. Buka cetakan dengan hati-hati, keluarkan suppositoria dengan jalan
mendorong bagian pangkal dengan ibu jari
9. Timbang sesuai suppositoria (3g per suppos) yang diminta, jika lebih
potong dengan sudip.
10. Lakukan pengemasan.
13
VI. EVALUASI - HASIL PENGAMATAN
1. Keseragaman bobot
Hasil Pengamatan:
Berat Perkamen Kosong: 0,34g
Berat
Suppos Berat Suppos - Persentase Penyimpangan
Suppos +
Ke- Perkamen Bobot Suppos
Perkamen
1 3,46g 3,12g 1%
2 3,31g 2,97g -4%
3 3,45g 3,11g 1%
4 3,49g 3,15g 2%
5 3,48g 3,14g 2%
6 3,46g 3,12g 1%
7 3,40g 3,06g -1%
8 3,35g 3,01g -2%
9 3,49g 3,15g 2%
10 3,34g 3g -3%
Berat rata-rata suppos 3,082g
% Penyimpangan
-1%
Bobot Suppos Rata-rata
14
2. Bentuk
Bentuk suppositoria juga perlu diperhatikan karena jika dari bentuknya tidak
seperti sediaan suppositoria pada umunya, maka seseorang yang tidak tahu
akan mengira bahwa sediaan tersebut bukanlah obat. Untuk itu, bentuk juga
sangat mendukung karena akan memberikan keyakinan pada pasien bahwa
sediaa tersebut adalah suppositoria. Selain itu, suppositoria merupakan
sediaan padat yang mempunyai bentuk torpedo.
Hasil Pengamatan:
Bentuk suppositoria yang dihasilkan sama seperti sediaan suppositoria pada
umumnya, yaitu sediaan padat dengan bentuk torpedo, hanya saja tekstur nya
yang disebabkan oleh basis gelatin, membuat suppositoria ini menjadi agak
seperti karet, agak elastis, tidak keras seperti suppositoria yang berbasis
oleum cacao.
3. Homogenitas
Dengan cara memotong suppositoria secara memanjang, harus didapatkan
massa yang homogen yang tidak berongga.
Hasil Pengamatan:
Setelah suppositoria dipotong secara memanjang, maka didapatkan
homogenitas yang baik, tanpa ada rongga ataupun patahan.
15
PEMBAHASAN
Pada suppositoria ini, zat aktif yaitu teofilin merupakan obat dengan efek
sistemik yaitu sebagai obat brankodilator pada asma dengan khasiat berdasarkan
Farmakope Indonesia Vol. III yaitu spasmolitikum bronkial. Teofilin
menstimulasi SSP dan pernapasan, serta bekerja diuretis lemah dan singkat.
Teofillin banyak digunakan sebagai obat prevensi dan terapi serangan asma.
Sedangkan benzokain digunakan sebagai anastetikum lokal dengan tujuan
menghindari rasa nyeri ketika suppositoria dimasukkan ke dubur.
Suppositoria teofilin yang diperoleh dari praktikum ini cukup baik. Terlihat
secara kasat mata bahwa bentuk suppositoria yang dihasilkan sama seperti sediaan
suppositoria pada umumnya, yaitu sediaan padat dengan bentuk torpedo, hanya
saja tekstur nya yang disebabkan oleh basis gelatin, membuat suppositoria ini
menjadi agak seperti karet, agak elastis, tidak keras seperti suppositoria yang
berbasis oleum cacao. Juga melalui uji homogenitas dengan cara membelah
suppositoria secara memanjang didapatkan tidak adanya rongga udara ataupun
patahan. Terlihat dari keseragaman bobot yang memenuhi syarat yaitu
penyimpangan bobot tidak lebih dari 5% serta penyimpangan bobot . Suppositoria
16
yang telah dibuat dengan bobot rata-rata 10 suppositoria yaitu 3,082g dan
penyimpangan bobot rata-rata yaitu 2,73%. Lalu kisaran waktu larut yang
dihasilkan dari suppositoria Dengan menggunakan waterbath yang bersuhu
±38°C, suppositoria basis gelatin ini melarut sempurna dalam waktu 2 menit 36
detik, maka dari itu suppositoria ini memenuhi syarat kisaran waktu leleh secara
makro. Dan titik leleh berkisar di suhu 37°C dalam waktu ±1menit.
17
VII. KESIMPULAN
Pada suppositoria ini, zat aktif yaitu teofilin merupakan obat dengan efek
sistemik yaitu sebagai obat brankodilator pada asma. Sedangkan benzokain
digunakan sebagai anastetikum lokal dengan tujuan menghindari rasa nyeri ketika
suppositoria dimasukkan ke dubur.
Suppositoria teofilin yang diperoleh dari praktikum ini cukup baik. Terlihat
secara kasat mata bahwa bentuk suppositoria yang dihasilkan memenuhi syarat
yaitu berbentuk seperti torpedo, dan dikarenakan basis gelatin maka tekstur dari
suppositoria ini agak elastis seperti karet, tidak kaku. Maka dari itu perlu
diperhatikan dalam pemberiannya untuk tidak diperbolehkan dibiarkan lama
dalam suhu ruangan biasa karena akan cepat meleleh.
Lalu uji kisaran waktu leleh dengan menggunakan Water Bath secara makro
bahwa sediaan suppositoria ini telah memenuhi syarat yaitu meleleh pada suhu
tubuh (37°C) dalam waktu ±1 menit.
18
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Sumber Internet
https://belindch.wordpress.com/2010/12/24/macam-obat-anestesi-lokal/
(Diakses pada 27 Mei 2015)
https://www.scribd.com/doc/211656639/SUPPOSITORIA (Diakses pada 27 Mei
2015)
file:///C:/Users/windows/Downloads/191810655-Ts-Suppositoria-Lengkap.pdf
(Diakses pada 27 Mei 2015)
https://www.academia.edu/4689847/Makalah_Farmakologi (Diakses pada
27 Mei 2015)
http://milissehat.web.id/?p=1035 (Diakses pada 27 Mei 2015)
https://www.academia.edu/9261684/Aminofilin_supositoria (Diakses pada
27 Mei 2015)
19
Teoma Suppositoria
ANTIASMA
Indikasi:
- Sebagai bronkodilator pada asma dan PPOM
(penyakit paru obstruksi menahun).
- Memperbaiki fungsi diafragma pada PPOM.
Brosur
Kontra Indikasi:
- Wanita hamil dan menyusui
- Penderita hipertensi, gangguan fungsi hati,
tukak lambung dan kekurangan oksigen
dalam darah.
- Penderita yang alergi pada teofilin
- Tidak boleh digunakan untuk anak-anak
Komposisi:
Tiap 3 g mengandung:
Teofilin 350mg
Zat tambahan q.s
Farmakologi:
Teofilin dimetabolisme oleh hati. Pada pasien
perokok atau gangguan fungsi hati dapat
menyebabkan perubahan kadar pada gagal
jantung, sirosis, infeksi virus dan pasien lanjut
usia. Penggunaan teofilin harus berhati-hati
karena batas keamanan dosis yang cukup
sempit.
Efek Samping:
- Sakit kepala, pusing, bingung, mual, muntah
- Stimulans susunan syaraf pusat,
hematemesis, demam.
- Penggunaan dalam jangka waktu panjang
dapat menimbulkan iritasi rektal.
Dosis:
Dewasa: Sekali sehari pada saat asma. Jangan
dipakai terus menerus.
Atau menurut petunjuk dokter.
Kemasan:
Berisi 6 suppositoria.
Penyimpanan:
Simpan di tempat sejuk dan kering.
Dalam Wadah Tertutup Baik.
Diproduksi oleh : 20
PT. YOMED
Palembang-Indonesia
LAMPIRAN
1. Kotak
21
2. Proses Pembuatan
Gambar 2.3
Penggerusan Bahan Aktif
dengan Sebagian Gliserin
22
Gambar 2.4
Pelarutan Gelatin, Gliserin dan Air Gambar 2.5
denggan pemanasan Proses Pencampuran Basis
dengan Zat Aktif
23
Gambar 2.8 Gambar 2.9
Pendinginan Massa di Suhu Frezeer Suppositoria yang telah Jadi
3. Proses Evaluasi
Gambar 3.1
Uji Keseragaman Bobot
Gambar 3.2
Evaluasi Bentuk
24
Gambar 3.3
Evaluasi Homogenitas
Telah
Melarut
Gambar 3.4
Uji Kisaran Waktu Leleh
(2 menit 36 detik)
Telah
Meleleh
25