HARI/TANGGAL :
TANDA TANGAN :
LAPORAN PENDAHULUAN
OLEH:
04064882225006
A. Definisi
Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan
hiperglikemia dan intoleransi glukosa yang terjadi karena kelenjar pankreas tidak dapat
memproduksi insulin secara adekuat yang atau karena tubuh tidak dapat menggunakan
insulin yang diproduksi secara efektif atau kedua-duanya.
B. Klasifikasi
Diabetes Melitus diklasifikasikan menjadi
- DM tipe 1, yang dikenal sebagai insulin-dependent atau childhoodonset
diabetes, ditandai dengan kurangnya produksi insulin
- DM tipe 2, yang dikenal dengan non insulin dependent atau adult onset
diabetes, disebabkan ketidakmampuan tubuh menggunakan insulin secara
efektif.
- DM gestasionel (Diabeter kehamilan) intoleransi glukosa dimulai sejak
kehamilan
D. Etiologi
Dalam (PERKENI, 2015) mengemukakan penyebab dari DM, adalah sebagai berikut :
a) Diabetes melitus (DM) Tipe 1
1. Faktor genetic. Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri tetapi
mewarisi suatu presdisposisi atau kecenderungan genetic kearah terjadinya
diabetes tipe I.
2. Faktor imunologi pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon
autoimun.
3. Faktor lingkunga. Faktor eksternal yang dapat memicu destruksi sel β pancreas,
sebagai contoh hasil penyelidikan menyatakan bahwa virus atau toksin tertentu
dapat memicu proses autuimun yang dapat menimbulkan destuksi sel pancreas.
b) Diabetes melitus (DM) Tipe 2
1. Usia. Penurunan fisiologi akan beresiko pada penurunan fungsi endokrin
pankreas untuk memproduksi insulin.
2. Obesitas. Obesitas mengakibatkan sel-sel beta pankreas mengalami
hipertropi yang akan berpengaruh terhadap penurunan produksi insulin
3. Riwayat Keluarga. Pada anggota keluarga dekat pasien diabetes tipe 2 (dan pada
kembar non identik), risiko menderita penyakit ini 5 hingga 10 kali lebih besar
4. Gaya hidup (stres). Stres kronis cenderung membuat seseorang mencari makanan
yang cepat saji yang kaya pengawet, lemak, dan gula.Makanan ini berpengaruh
besar terhadap kerja pankreas.
c) Diabetes gestasional
Diabetes gestasional merupakan tipe diabetes yang disebabkan adanya
peningkatan resistensi insulin dan penurunan sensitivitas insulin selama kehamilan
yang merupakan efek dari meningkatnya hormon yang dihasilkan selama kehamilan,
seperti estrogen, progesteron, kortisol dan laktogen dalam sirkulasi maternal.
Sehingga semakin meningkatnya usia kehamilan, resistensi insulin semakin besar,
dimana intoleransi glukosa didapati pertama kali pada masa kehamilan, biasanya
pada trimester kedua dan ketiga. Peningkatan kortisol selama kehamilan normal
menyebabkan penurunan toleransi glukosa.
E. Patofisiologi
F. Pathway
G. Pentalaksanaan
1. Terapi
- Edukasi
- Terapi nutrisi (diet)
Standar dalam asupan nutrisi makanan seimbang yang sesuai dengan kecukupan
gizi baik adalah sebagai berikut : (PERKENI, 2015)
a. Protein : 10 – 20 % total asupan energi
b. Karbohidrat : 45 – 65 % total asupan energy
c. Lemak : 20 – 25 % kebutuhan kalori, tidak boleh melebihi 30 % total asupan
energi
d. Natrium : < 2300 mg perhari e. Serat : 20 – 35 gram/hari
- Latihan jasmani
- Terapi Farmokologi
- Injeksi Insulin
H. Komplikasi
Komplikasi DM akut bisa disebabkan oleh dua hal, yakni peningkatan dan penurunan
kadar gula darah yang drastis. Kondisi ini memerlukan penanganan medis segera, karena
jika terlambat ditangani akan menyebabkan hilangnya kesadaran, kejang, hingga
kematian1 . berikut komplikasi yang dapat terjadi pada pasien diabetes
1. Hipoglikemia
2. Kedosiadosis diabetic (KAD)
3. Hyperosmolar hyperglycemic state (HHS)
4. Gangguan pada mata (retinopati diabetik)
5. Kerusakan ginjal (nefropati diabetic)
6. Kerusakan saraf penyakit kardiovaskuler
7. Ulkus
I. Pemeriksaan penunjang
Glukosa darah: gula darah puasa > 130 ml/dl, tes toleransi glukosa > 200 mg/dl,
2 jam setelah pemberian glukosa.
Aseton plasma (keton) positif secara mencolok.
Asam lemak bebas: kadar lipid dan kolesterol meningkat
Osmolalitas serum: meningkat tapi biasanya < 330 mOsm/I
Elektrolit: Na mungkin normal, meningkat atau menurun, K normal atau
peningkatan semu selanjutnya akan menurun, fosfor sering menurun.
Gas darah arteri: menunjukkan Ph rendah dan penurunan HCO3
Trombosit darah: Ht meningkat (dehidrasi), leukositosis dan hemokonsentrasi
merupakan respon terhadap stress atau infeksi.
Ureum/kreatinin: mungkin meningkat atau normal
Insulin darah: mungkin menurun/ tidak ada (Tipe I) atau normal sampai tinggi
(Tipe II)
Urine: gula dan aseton positif
A. Pengkajian
a. Identitas Pasien Biasanya terdiri dari nama, umur, tempat tanggal lahir, jenis kelamin,
pendidikan, agama, pekerjaaan, status perkawinan, alamat, tanggal masuk RS,
penanggungjawab dan diagnosa medis
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama Biasanya yang dirasakan oleh pasien DM adalah poliuria,
polidipsia, polifagia, penurunan berat badan. Pasien yang mengalami ketoasidosis
terdapat mual, muntah, dan nyeri abdomen. Pasien yang mengalami HHNK terdapat
hipotensi, dehidrasi berat (membran mukosa kering, turgor kulit jelek), takikardi, dan
tanda-tanda neurologis yang bervariasi (perubahan sensori, kejang, hemiparise).
Pasien yang mengalami hipoglikemia terdapat badan gemetar, berkeringat, takikardia
dan kecemasan (Price & Wilson, 2012).
2) Riwayat Kesehatan Sekarang Pada pasien diabetes tipe I, mengalami poliuria,
polidipsia, polifagia, penurunan berat badan, dan ketoasidosis, semuanya terjadi
akibat gangguan metabolik. Pasien dengan diabetes tipe II juga dapat mengalami
poliuria, polidipsia, polifagia tetapi umumnya asimptomatik.
3) Riwayat Kesehatan Dahulu Adanya riwayat obesitas, Diabetes Melitus, penyakit
pankreas, penyakit hormonal, konsumsi obat-obatan (aspirin, antibiotik, antasida,
anti depresan, agens anti neoplastik, digitalis, laksatif, diuretik, natrium klorida, dan
vitamin atau preparat nutrien lain) yang dapat menurunkan sekresi insulin, malnutrisi
(kekurangan penyakit kronik) (Ambarwati, 2014).
4) Riwayat Kesehatan Keluarga Biasanya keadaan kesehatan keluarga dengan
penyakit yang berhubungan dengan diabetes melitus, riwayat keluarga dengan
Diabetes Melitus dan adanya riwayat obesitas.
c. Pemeriksaan Fisik
- Keadaan umum Biasanya pasien datang dengan mengeluh lemah, pusing, nafsu
makan menurun, berat badan berkurang, mudah lelah, apatis, lesu, obesitas atau
kurus, tonus otot lemah, tidak mampu bekerja
- Tanda-Tanda Vital Biasanya tekanan darah rendah atau tinggi dengan nadi lebih
dari 100 x/menit, suhu hipertermi atau hipotermi, pernafasan cepat atau lambat
B. Masalah keperawatan
- Nyeri akut b.d agen pencedera fisik
- Ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d disfungsi pankreas
- Risiko perfusi perifer tidak efektif b.d hiperglikemia
- Risiko ketidakseimbangan elektrolit b.d gangguan mekanisme regulasi
- Gangguan integritas kulit/ jaringan b.d perubhan status nutrisi
- Ansietas b.d perubahan dalam status kesehatan
C. Perencanaan
Daftar Pustaka
Andrian K. 2018. Komplikasi Diabetes Melitus Bisa Menyerang Mata Hingga Ujung
Kaki. Diakses melalui https://www.alodokter.com/komplikasidiabetes-melitus-
bisa-menyerang-matahingga-ujung-kaki pada tanggal 22 oktober 2020. 2.
International Diabetes Federation. IDF Diabetes Atlas Eighth Edition. United Kingdom:
IDF; 2017
Mariam, D. (2016). Obesitas Anak Dan Peranan Orangtua. Majority | Volume 5 I Nomor
5|Desember 2016 |16
Rini, M Et Al. (2020). Penurunan Berat Badan Pada Remaja Obesitas Menggunakan
Hipnoterapi. Jurnal Keperawatan Silampari Volume 4, Nomor 1, Desember 2020
E-Issn: 2581-1975