Anda di halaman 1dari 17

DIABETES

MELLITUS
TIPE 2
KELOMPOK 6

Fitri Hiqmawati (191FF04028)


Gelisa Wulandari (191FF04029)
Yasa Karyada (191FF04036)
James Eferson Ga Bari (191FF04038)
Khairunnisa (191FF04039)
Khalisa Novitasari (191FF04040)
APA ITU DIABETES MELLITUS?
Penyakit yang ditandai dengan terjadinya hiperglikemia
dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan
protein yang dihubungkan dengan kekurangan secara
absolut atau relatif dari kerja dan atau sekresi insulin.

A DIABETES MELLITUS TIPE 2


Gangguan metabolik yang di
B PREVALENSI DM TIPE 2
tandai oleh kenaikan gula darah Kejadian DM Tipe 2 pada wanita lebih
akibat penurunan sekresi insulin tinggi daripada laki-laki. Wanita lebih
oleh sel beta pankreas dan atau berisiko mengidap diabetes karena secara
ganguan fungsi insulin (resistensi fisik wanita memiliki peluang peningkatan
insulin). indeks masa tubuh yang lebih besar.
PATOGENESIS
Defisiensi Insulin dapat terjadi melalui 3 jalan, yaitu:
1. Rusaknya sel-sel B pankreas karena
pengaruh dari luar (virus,zat kimia,dll)
3. Desensitasi atau kerusakan reseptor insulin
di jaringan perifer.
2. Desensitasi atau penurunan reseptor
glukosa pada kelenjar pancreas

PATOFISIOLOGI
Dalam patofisiologi DM tipe 2 terdapat beberapa keadaan yang berperan yaitu :
1. Resistensi insulin
Sel-sel sasaran insulin gagal atau tidak mampu merespon
insulin secara normal. Banyak terjadi akibat dari obesitas dan
kurang nya aktivitas fisik serta penuaan.
2. Disfungsi sel B pancreas
ETIOLOGI

Genetik punya
Defisiensi insulin Resistensi insulin
peranan

Insulin dapat normal atau meningkat, tetapi sensitivitas target menurun.

DIAGNOSIS
• HBA1c adalah suatu subtype HbA yang mengikat glukosa
pada N-terminal valine pada rantai ß nya

• C-peptida berhubungan dengan produksi insulin endogen,


(DM tipe 2 jika C-peptide normal atau meningkat
a. Gejala akut diabetes melitus :
GEJALA KLINIS
Nafsu makan
Poliphagia Polidipsia (banyak Poliuria (banyak bertambah namu
(banyak makan) minum) kencing) berat badan turun
dengan cepat

b. Gejala kronis diabetes melitus meliputi :


• Kesemutan • Kram, kelelahan, mudah mengantuk
• Kulit terasa panas • Pandangan mulai kabur
• Rasa kebas di kulit • Gigi mudah goyah dan mudah lepas

BATASAN DM
• Kriteria diagnostic DM apabila terdapat gejala DM
• Penurunan BB tanpa sebab yang jelas
• Ditambah salah satu atau lebih dari :
1) GDA ≥ 200 mg/dl (tanpa memperhatikan jangka waktu terakhir
makan)
2) GDP ≥ 126 mg/dl (tidak ada asupan kalori selama 8 jam)
3) GD ≥ 200 mg/dl sesudah beban glukosa 75 g pada TTGO
4) Pemeriksaan HbA1C > 6,5 %
FAKTOR RESIKO
Peningkatan jumlah penderita DM yang sebagian
besar DM tipe 2, berkaitan dengan beberapa faktor
yaitu faktor risiko yang tidak dapat diubah, faktor
risiko yang dapat diubah dan faktor lain.

Faktor Resiko Menurut American Diabetes Association (ADA) :

Riwayat keluarga dengan DM Obesitas berdasarkan IMT ≥ 25kg/m2

Tidak Umur ≥ 45 tahun, Etnik, riwayat melahirkan Dapat


bayi dengan berat badan lahir bayi >4000 g Kurangnya aktivitas fisik
dapat diubah
diubah
Riwayat pernah menderita DM gestasional Hipertensi, dislipidemi dan diet
dan riwayat lahir dengan berat badan rendah tidak sehat
(<2,5 kg)
A. Sulfonylureas (generasi 1) Terapi Obat Terapi tanpa obat
• Terapi obat hipoglikemik oral • Pengaturan Diet
Tolbutamide • Terapi insulin, atau • Olah raga
• Kombinasi obat hipoglikemik dan
Ccetohexamide insulin

GOLONGAN OBAT
Tolazamide

Chlorpropamide Mekanisme Kerja Obat :


Merangsang pelepasan insulin dari sel Beta pankreas
A. Sulfonylureas (generasi 2)
efek sulfonilurea dimulai dengan mengikat dan memblokir
Glyburide (Glibenclamide) saluran k+ sensitif-ATP, yang telah diklon

Glipizide obat menyerupai perangsang sekresi fisiologis, yang juga


menurunkan konduksi saluran
Gliclazide
berkurangnya konduktansi k+ menyebabkan depolarisasi
membran dan masuknya ca2+ melalui saluran ca2+
Glimepiride sensitif-tegangan
Diabsorbsi pada Lebih efektif bila
saluran diberikan 30 menit
gastrointestinal sebelum makan.

Sulfonilurea didalam
Sulfonilurea
Sulfonilurea
plasma sebagian
dimetabolisme di
besar (90%-99%)
hati dan di ekskresi
terikat pada protein,
melalui urin (ginjal).
terutama albumin.

Efek merugikan : penggunaan sulfonilurea dalam jangka


panjang akan menyebabkan hipoglikemia.
Efek lainnya mual dan muntah, kolestatis, agranolositosis,
aplastic, dan anemia hemolitik, reaksi hipersendivitas dan
reaksi dermatologis
B. Golongan Biguanid
Metformin

 Mekanisme kerja :
 Menghambat glukoneogenesis dan Efek samping : gangguan lambung-usus, anorexia
pelepasan glukosa oleh hati dan menurunkan terutama pada dosis diatas 1,5 g/hari. Jarang sekali
kolesterol/ LDL dan trigliserida. terjadi acidosis asam laktat yang mengancam jiwa,
 Bukan pilihan obat pertama bagi pasien terutama pada manula. Maka pasien diatas 60
NIDDM, dikombinasi dengan sulfonilurea tahun hendaknya jangan diberikan metformin
untuk memperkuat kerjanya dengan regulasi sebagai terapi permulaan. Resiko hipoglikemia
gula darah lebih baik sangat kecil
 Resorpsi bahan aktifnya 50-60%, PP-nya Dosis :3 dd 500 mg atau 2 dd 850 mg d.c. Bila perlu
rendah. Praktis tidak dimetabolisasikan dan berangsur-angsur dinaikkan dalam waktu 2
dieksresikan utuh lewat kemih. Plasma t ½ nya minggu sampai maks 3 dd 1 g.
3-6 jam
Metformin merupakan obat antihiperglikemia, tidak
menyebabkan pelepasan insulin dari pankreas dan tidak
memyebabkan hipoglikemia
B. Golongan Biguanid
Buformin Diberikan secara oral dengan dosis 300 mg per hari.

C. Golongan Inhibitor α-glukoosidase


Menghambat enzim glucooksidase (maltase,
Akarbose
MK
sukrase, glukoamilase), sehingga pembentukan dan
penyerapan glukosa diperlambat, dan fluktuasi gula
Resorpsi dari usus buruk, hanya darah menjadi lebih kecil dan nilai rata-ratanya
sekitar 35% setelah dirombak menurun.
secara enzimatis oleh kuman usus. Dosis : permulaan 3 dd 50 mg langsung sebelum
Eksresinya melalui urin dan feses. makan, bila perlu dinaikkan setelah 1-2 minggu
Efek samping : kentut dan kejang usus sampai maks 3 dd 100 mg.
Interaksi :
1. Makanan yang berisi gula (sakarosa)
meningkatkan resiko efek samping.
2. Obat-obat lambung, laksansia dan kolestiramin
dapat mengurangi daya kerja akarbose
C. Golongan Inhibitor α-glukoosidase
Miglitol
Resorpsinya di saluran cerna 60-90%
Efek samping : gangguan lambung usus lebih sedikit,
terjadinya ruam kulit.
Dosis : permulaan 3 dd 50 mg a.c., berangsur-angsur
dinaikkan dalam waktu 4-12 minggu menjadi dosis
pemeliharaan 3 dd 100 mg.

D. Asam Liponat
Pada pasien diabetes mengalami lebih banyak oksidasi
jaringan dibandingkan dengan orang sehat, sehingga pada
pasien diabetes terdapat “oxidative stress” yang lebih besar
Dosis : oral 2-3 dd 100 mg
Daya antioksidan liponat berdasarkan direduksinya dalam hati menjadi
dihidroliponat, yang memiliki 4 sifat penting, yaitu:

Menangkap logam yang dapat bekerja sebagai katalisator bagi


radikal oksigen

Menginaktifkan radikal bebas yang bertanggung jawab untuk


stress oksidatif

Mereduksi kembali antioksidansia lain yang sudah


dioksidasi

Dapat merepasi kerusakan oksidatif, sehingga bekerja


menyembuhkan.
Pioglitazon Rosiglitazon
Mulai dengan 15 mg oral sekali sehari; Mulai dengan 2 hingga 4 mg oral sekali
dosis maksimum 45 mg / hari sehari; dosis maksimum 8 mg / hari

Dapat menurunkan HbA1c (1-1.5 %) dan berkecenderungan meningkatkan


HDL, sedang efeknya pada trigliserida dan LDL bervariasi
Efek Samping : Umumnya patah tulang, meningkatkan risiko terkena
infeksi, mati rasa, gangguan penglihatan, berat badan meningkat
E. THIAZOLIDINDION
Mekanisme Kerja : memperbaiki kadar glukosa darah dan
menurunkan hiperinsulinaemia (tingginya kadar insulin) dengan
meningkatkan kerja insulin (menurunkan resistensi insulin)
pada penyandang diabetes melitus tipe 2. Obat golongan ini
juga menurunkan kadar trigliserida da asam lemak bebas.
F. MAGLITINIDA
Repaglinida
Mencetuskan pelepasan insulin dari pankreas segera
sesudah makan
Harus diminum tepat sebelum makan dan karena
resorpsinya cepat, maka mencapai kadar darah puncak
dalam 1 jam
Efek samping : Umumnya nyeri perut, penyakit diare,
hipoglikemia, sembelit, penyakit fungsi hati abnormal,
radag pembuluh darah, gangguan penglihatan,
muntah
Dosis : Dosis yang akan masuk 30 menit sebelum makan
dan disesuaikan pada interval 1-2 minggu; maksimum 16
mg per hari
KI : Ketoasidosis
F. MAGLITINIDA
Nateglinida
Mekanisme Kerja : Menstimulasi cepat dan transit
pengeluaran insulin dari sel B dengan menutup channel
ATP-sensitif K+.

Baik untuk pengaturan gula darah postprandial tetapi


kurang untuk gula darah malam dan puasa.

Obat ini diserap 20 menit setelah makan dan puncak


dalam 1 jam dimetabolisme dihati oleh CYP2C9 dan
CYP3A4 dengan waktu paruh 1.5 jam. Sangat aman
pada penderita gagal ginjal.
DAFTAR PUSTAKA
Sweetman, S.C. 2009. Martindale The Complete Drug Reference
Thirty Sixth Edition. New York: Pharmaceutical Press.

Tjay, T.H & Rahardja, K. 2007. Obat-obat Penting. Jakarta : PT. Alex
Komputindo.

Fatimah, R.N. 2015. Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal Majority


Volume 4 Nomor 5. Hal 93-101

Wells, B.G, DiPiro J.T, Schwinghammer, T.L. 2015.


Pharmachotheraphy Handbook. McGraw-Hill Education

Goodman and Gilman. 2007. The Pharmacologic Basic of


Therapeutics Tenth Edition. Vol.2, 48: 1247-1253
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai