PENDAHULUAN
diabetes melitus (DM) adalah penyakit kronis dan kompleks yang membutuhkan
multifaktor demi tercapainya target terkontrol kadar gula dalam darah (ADA,
2016).
pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau ketika tubuh tidak dapat secara
hormon yang mengatur gula darah. Hiperglikemia, atau peningkatan gula darah,
adalah efek umum dari diabetes yang tidak terkontrol dari waktu ke waktu
menyebabkan kerusakan serius pada banyak sistem tubuh, terutama saraf dan
pembuluh darah. Berbagai komplikasi dapat timbul akibat kadar gula darah yang
seluruh dunia atau 8,3% dari 4,6 milyar orang dewasa (20-79 tahun) diperkirakan
di dunia (IDF, 2013), dan diperkirakan ada 5,1 juta kematian di dunia yang
disebabkan oleh diabetes dan setengahnya (48%) adalah orang-orang yang berusia
1
di bawah 60 tahun. Sehingga diabetes menjadi penyebab utama kematian dini.
mengalami kenaikan sebesar 11% pada tahun 2013 (IDF, 2013). Berdasarkan
menjadi 12,4 juta penderita yang sebelumnya mencapai angka 4,5 juta di tahun
1995. Sesuai data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun
2013, jumlah pasien diabetes rawat inap maupun rawat jalan di rumah sakit
mengalami kenaikan jika dibandingkan tahun 2013, hal ini didasarkan hasil
pemeriksaan gula darah pada penduduk usia 15 tahun keatas di Indonesia adalah
sebesar 6,9% ( 2013) dan menjadi 8,5% (2018) dengan rincian prevalensi
diabetes tertinggi di DKI Jakarta sebesar 3,4% dan terendah di NTT sebesar 0,9%
pola makan sehat atau melakukan olahraga teratur. Selain itu, dibutuhkan
perhatian khusus dari keluarga ataupun tenaga kesehatan yang terlibat dalam
2
DM terbagi menjadi dua kategori utama yaitu DM tipe 1 dan DM tipe 2,
insulin yang kurang efektif oleh tubuh. DM tipe 2 diderita oleh 90% dari seluruh
merupakan kondisi transisi antara normal dan diabetes. Orang dengan TGT atau
dengan cara menerapkan pola hidup yang sehat. Namun apabila hal ini tidak
memberikan hasil yang memuaskan dan terjadi peningkatan kadar gula dalam
darah, maka dapat di berikan terapi farmakologi yang tepat. Meskipun diabetes
tidak bisa disembuhkan, mendeteksi sejak dini penyakit ini memungkinkan kadar
akhir untuk menurunkan morbiditas dan mortilitas diabetes, yang secara spesifik
ditujukan untuk mencapai dua target utama yaitu, menjaga agar kadar glukosa
diabetes melitus antara lain terapi non-obat yang berupa diet dan latihan fisik
(olahraga), dan menggunakan obat oral antidiabetik (OAD) bila gula darah gagal
3
Adapun jenis dan golongan obat antidibetik oral (OAD)/ obat
melitus obat pilihan pertama yang biasa digunakan adalah golongan sulfonilurea,
tipe 2 untuk mengendalikan kadar gula (glukosa) darah yang tinggi. Pada diabetes
tipe 2, tubuh tidak dapat menggunakan dan menyimpan glukosa dengan baik,
merangsang tubuh agar mengeluarkan insulin lebih banyak dari biasanya untuk
mengikat glukosa dalam aliran darah. Selain obat-obatan, penderita diabetes perlu
merubah gaya hidup mejadi lebih sehat dengan makan makanan bergizi seimbang
insulin oleh sel beta, menurunkan kadar glukagon dalam serum, dan memperkuat
kerja insulin pada jaringan target (Katzung, 2018). Untuk mencapai efek terapi
glibenclamide sebaiknya diminum pada saat sebelum makan, yaitu saat sarapan
atau makan siang. Pemberian obat sebelum makan bertujuan agar obat dapat
diabetes dewasa baru dengan berat badan normal dan kurang serta tidak pernah
4
mengalami ketoasidosis sebelumnya. Glibenklamid merupakan contoh obat
pankreas (Suherman dan Nafrialdi, 2011). Efek samping dari glibenklamid antara
serta tidak menyebabkan retensi air tetapi dapat meningkatkan klirens air
(memiliki efek diuretik). Sejumlah efek samping yang mungkin saja timbul
kadar gula darah, Demam, mual, muntah, dan diare, Gangguan fungsi hati,
Penurunan jumlah sel darah, baik sel darah merah, putih, maupun trombosit,
Bertambahnya selera makan dan berat badan. Adapun tanda-tanda dan gejala
kadar gula darah rendah atau hipoglikemia, adalah sakit kepala, mual, gelisah,
darah secara teratur, agar dapat diketahui respon terhadap pengobatan diabetes
kombinasi dengan kelas lain dari obat antidiabetik oral atau dengan insulin.
glukosa puasa diperkirakan 2-4 mmol/l, dengan penurunan kadar HbA1C 1-2%.
5
Metformin direkomendasikan sebagai terapi lini pertama pada DM type 2, karena
glibenklamid dan metformin adalah berupa pemberian obat secara kombinasi dari
dua jenis obat atau lebih untuk mengendalikan kadar gula darah. Obat yang biasa
golongan ini mempunyai efek utama meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta
pankreas. Efek samping utama adalah hipoglikemia dan peningkatan berat badan.
hipoglikemia (orang tua, gangguan faal hati, dan ginjal) (Perkeni,2015). Glinid
merupakan obat yang cara kerjanya sama dengan sulfonilurea, dengan penekanan
pada peningkatan sekresi insulin fase pertama. Golongan ini terdiri dari 2 macam
fenilalanin). Obat ini diabsorbsi dengan cepat setelah pemberian secara oral dan
Obat ini dapat mengatasi hiperglikemia post prandial. Efek samping yang
kesehatan bagi warga masyarakat tingkat desa dan kecamatan, mempunyai peran
6
yang signifikan dalam menjaga derajat kesehatan masusia dan lingkungan tempat
tinggalnya.
Bagaimanakah kesesuaian dosis dengan kadar gula dalam darah pada pasien DM
7
1.3. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui kesesuaian dosis terhadap kadar gula dalam darah pada
Banyuwangi.
1) Bagi pasien sebagai media informasi tentang perubahan kadar gula dalam
2) Bagi Tenaga Kesehatan sebagai bahan evaluasi penggunaan obat pada pasien
DM.
3) Bagi Peneliti sebagai tolok ukur dan penambahan wawasan akademis terkait
8
Kabupaten Banyuwangi, belum pernah dilakukan, akan tetapi terdapat penelitian
lain yang terkait dengan kesesuain dosis dan kesesuaian pemilihan obat
9
Diabetes Melitus data secara retrospektif dari
inhibitor α-glukosidase.
10
kerasionalan menunjukan
(100%).
3 Sri Wahyuni Faktor Faktor Penelitian ini menggunakan
Riskesdas 2007)
11
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai yang dimaksud
adalah :
a. Perencanaan kebutuhan
b. Permintaan
c. Penerimaan
d. Penyimpanan
e. Pendistribusian
f. Pengendalian
c. Konseling
12
f. Pemantauan terapi obat
2.2. Dosis
Dosis atau takaran obat adalah banyaknya suatu obat yang dapat
maupun obat luar (Shinta, 2014). Menurut Farmakope Indonesia edisi III (1979)
pengertian dosis kecuali dinyatakan lain adalah dosis maksimum dewasa untuk
1) Dosis terapi, takaran obat yang diberikan dalam keadaan biasa dan dapat
menyembuhkan penderita.
2) Dosis minimum, takaran obat terkecil yang diberikan yan masih dapat
3) Dosis maksimum, takaran obat terbesar yang diberikan yang masih dapat
4) Dosis toksik, takaran obat dalam keadaan biasa yang dapat menyebabkan
5) Dosis letal, takaran obat dalam keadaan biasa yang dapat menyebabkan
kematian pada penderita. Dosis letal terdiri dari L.D 50 dan L.D 100. L.D 50
yaitu takaran yang menyebabkan kematian pada 50% hewan uji. Sedangkan
L.D 100 adalah takaran yang menyebabkan kematian pada 100% hewan uji
(Shinta, 2014).
13
2.3. Tinjauan Tentang Diabetes Melitus
sebagai suatu penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas tidak memproduksi
cukup insulin atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin
umum dari diabetes yang tidak terkontrol dari waktu ke waktu menyebabkan
kerusakan serius pada banyak sistem tubuh, terutama saraf dan pembuluh darah.
Adapun komplikasi yang dapat timbul akibat kadar gula darah yang tidak
sehingga pankreas tidak dapat memproduksi hormon tersebut. Hal ini akan
Kondisi ini umumnya menyerang pasien di bawah usia 40 tahun, terutama pada
masa remaja. Biasanya gejala penyakit ini lebih cepat terdeteksi pada usia yang
14
Penyebab dari kondisi ini belum jelas, diduga bahwa penyebab penyakit
Diabetes type 2 adalah tipe penyakit gula yang paling banyak terjadi.
dewasa. Tidak seperti diabetes tipe 1, penderita tipe 2 tetap memproduksi insulin
insulin sel beta secara progresif dan sering terjadi disebabkan latar belakang
hamil. Penyakit ini dapat menyebabkan masalah pada ibu maupun bayinya jika
tidak diobati. Jika ditangani cepat dengan baik, kondisi ini biasanya sembuh total
Jenis diabetes spesifik ini disebabkan karena penyebab lain, contoh dari
DM type ini adalah kelainan genetik dalam sel beta,kelainan genetik pada kerja
seluruh dunia atau 8,3% dari 4,6 milyar orang dewasa (20-79 tahun) diperkirakan
15
di dunia (IDF, 2013), dan diperkirakan ada 5,1 juta kematian di dunia yang
disebabkan oleh diabetes dan setengahnya (48%) adalah orang-orang yang berusia
terbesar di dunia setelah India, Cina, dan Amerika Serikat. Dengan prevalensi
8,6% dari total penduduk, diperkirakan 2025 meningkat menjadi 12,4 juta
penderita yang sebelumnya mencapai angka 4,5 juta di tahun 1995 (WHO, 2013)
kenaikan jika dibandingkan tahun 2013, hal ini didasarkan hasil pemeriksaan gula
darah pada penduduk usia 15 tahun keatas di Indonesia adalah sebesar 6,9%
( 2013) dan menjadi 8,5% (2018) dengan rincian prevalensi diabetes tertinggi di
DKI Jakarta sebesar 3,4% dan terendah di NTT sebesar 0,9% (Kemenkes RI,
2018).
terungkap dengan jelas. Faktor genetik dan pengaruh lingkungan cukup besar
16
dalam menyebabkan terjadinya DM tipe 2, antara lain obesitas, diet tinggi lemak
dan rendah serat, serta kurang gerak badan. Obesitas atau kegemukan merupakan
salah satu faktor pradisposisi utama. Penelitian terhadap mencit dan tikus
disamping kadar glukosa yang juga tinggi. Jadi, awal patofisiologi DM tipe 2
bukan disebabkan oleh kurangnya sekresi insulin, tetapi karena gangguan kerja
insulin yang menyebabkan sel-sel sasaran insulin gagal atau tak mampu merespon
(Katzung 2007).
Ketika kadar glukosa darah meningkat sampai jumlah glukosa yang difiltrasi
akan timbul di urin (glukosuri). Glukosa di urin menimbulkan efek osmotik yang
17
menarik air bersamanya, menimbulkan diuresis osmotik yang ditandai oleh
karena volume darah turun secara mencolok. Kegagalan sirkulasi, apabila tidak
diperbaiki, dapat menyebabkan kematian karena aliran darah ke otak turun atau
dapat menimbulkan gagal ginjal sekunder akibat tekanan filtrasi yang tidak kuat.
Selain itu, sel-sel kehilangan air karena tubuh mengalami dehidrasi akibat
perpindahan osmotik air dari dalam sel ke cairan ekstra sel yang hipertonik. Sel-
sel otak sangat peka karena timbul gangguan fungsi sistem saraf yaitu
insulin, yang disekresikan oleh sel beta pankreas. Pada orang yang sehat, insulin
dalam darah. Fungsi dari insulin adalah, memungkinkan sel-sel tubuh dan
jaringan menggunakan glukosa sebagai sumber energi utama. Juga, hormon ini
Dengan cara ini, tingkat gula dipertahankan pada jumlah yang mendekati stabil.
(ADA, 2016)
18
Gambar 1 Patofisiologi Diabetes Melitus
Penyakit diabetes sering kali tidak menunjukkan gejala apa pun pada
awalnya. Bahkan, banyak orang yang tidak pernah sadar sudah sakit diabetes
sejak lama karena tidak pernah mengalami gejala berarti (NIDDK, 2016).
Akan tetapi, berikut beberapa tanda dan gejala khas penyakit diabetes melitus
b) Poliuria (Sering buang air kecil, terkadang terjadi setiap jam dan disebut).
19
e) Sering mengalami infeksi, misalnya infeksi kulit, vagina, sariawan, atau
saluran kemih
b) Mulut kering
d) Gatal pada kulit, terutama pada lipatan paha atau daerah vagina
Kadar gula darah yang sangat tinggi akan menyebabkan kerusakan pada
saraf-saraf tubuh. Tak semua orang yang mengalami gejala ini. Namun orang
yang mengalami diabetes, akan merasa mati rasa, kesemutan dan rasa sakit pada
tubuh, terutama di kaki. Gejala seperti ini biasanya terjadi pada seseorang yang
2. Pandangan kabur
(katarak) atau gangguan saraf mata (retinopati diabetikum). Kondisi gula darah
yang cukup tinggi dapat memicu penumpukan protein di dalam lensa mata
sehingga terjadinya proses katarak, gula darah yang tidak terkontrol juga dapat
saraf mata (retina) tidak dapat bekerja dengan baik (NIDDK, 2016).
3. Masalah kulit
hitam pada kulit. Jika ada perubahan yang terasa pada kulit, bisa saja menjadi
20
tanda awal diabetes. Perubahan bisa saja ditandai dengan kulit yang menjadi
Seseorang dengan gejala awal diabetes ini cenderung lebih rentan terhadap
infeksi bakteri maupun jamur karena mereka memiliki sistem kekebalan tubuh
energinya. Infeksi dapat tumbuh dalam lipatan kulit yang hangat dan lembab,
seperti antara jari tangan dan kaki, di bawah payudara, atau di dalam atau di
untuk melawan infeksi sehingga meningkatkan resiko infeksi pada gusi dan
rahang gigi, gusi dapat bengkak atau mungkin mengalami luka (NIDDK, 2016).
7. Cepat lapar
Kurangnya insulin untuk memasukkan gula ke sel membuat otot dan organ
melemah dan tubuh kehabisan energi. Otak akan mengira kurang energi itu karena
21
8. Berat badan turun tiba-tiba
terganggu, tubuh akan menggunakan apapun lain sebagai ‘bahan bakar’, misalnya
gejalanya lebih awal akan memudahkan untuk mengatasi gejala tersebut dan
sumber energi bagi sel-sel dan jaringan tubuh, terutama otak. Glukosa sebenarnya
berasal dari makanan yang dimakan dan disimpan sebagai cadangan di dalam hati
(liver). Jenis glukosa yang disimpan di hati disebut dengan glikogen. Jika belum
makan otomatis kadar gula darah akan rendah. Guna mencegah hal tersebut, liver
akan memecah glikogen menjadi glukosa dan menyeimbangkan kadar gula darah
(NIDDK, 2016).
insulin membuat glukosa lebih mudah untuk diserap oleh sel-sel tubuh sehingga
menurunkan kadar gula dalam aliran darah. Namun, jika mengalami gangguan
fungsi pankreas, maka produksi insulin juga akan terganggu. Akibatnya, tubuh
tidak dapat menghasilkan hormon insulin dengan cukup, sehingga kadar gula
22
dalam darah akan terus meningkat. (The National Institute of Diabetes and
Penyakit diabetes disebabkan karena lemak, hati dan sel-sel otot di tubuh
tidak merespon insulin dengan benar, kondisi ini disebut dengan resistensi insulin.
Resistensi insulin sendiri membuat sel tidak bisa menerima gula darah untuk
Pada akhirnya, gula akan terus menumpuk di dalam darah dan terjadilah kadar
membuat sel-sel di dalam tubuh jadi resisten terhadap insulin dan pankreas tidak
Berikut ini berbagai hal yang bisa membuat seseorang beresiko tinggi
1. Riwayat keluarga
23
2. Terkena infeksi virus tertentu
4. Kekurangan vitamin D
2. Obesitas
5. Prediabetes
1. Usia
6. Pernah mengalami keguguran atau bayi lahir mati (stillbirth) tanpa diketahui
penyebabnya
Pencegahan Primer :
24
Pencegahan primer adalah upaya yang ditujukan pada kelompok yang
memiliki faktor resiko, yakni mereka yang belum terkena, tetapi berpotensi untuk
Faktor resiko diabetes sama dengan faktor resiko untuk intoleransi glukosa yaitu :
DM.
4) Riwayat melahirkan bayi dengan BB lahir bayi > 4000 gram atau riwayat
5) Riwayat lahir dengan berat badan rendah, kurang dari 2,5 kg. Bayi yang
5) Diet tak sehat (unhealthy diet). Diet dengan tinggi glukosa dan rendah
(Perkeni,2015).
25
c. Faktor lain yang terkait dengan resiko DM
sebelumnya.
merupakan bagian dari pencegahan sekunder. Tindakan ini dilakukan sejak awal
3. Pencegahan Tersier
26
2.4. Tata Laksana Terapi Pengobatan Diabetes
pertama pendekatan tanpa obat dan yang kedua adalah pendekatan dengan obat
latihan jasmani selama beberapa waktu (2-4 minggu). Apabila kadar glukosa
hipoglikemik oral (OHO) atau dengan suntikan insulin. Pada keadaan tertentu,
OHO dapat segera diberikan secara tunggal atau langsung kombinasi, sesuai
stress berat, berat badan yang menurun cepat dan adanya ketonuria, insulin dapat
27
Penatalaksanaan diabetes mempunyai tujuan akhir untuk menurunkan mobiditas
dan mortilitas DM, yang secara spesifik ditujukan untuk mencapai 2 target utama,
yaitu :
a. Menjaga agar kadar glukosa plasma darah berada dalam kisaran normal
2.4.1.1. Diet.
28
sebanyak 0.6 % dan setiap kilogram penurunan berat badan dihubungkan dengan
Berolahraga secara teratur dapat menurunkan dan menjadi kadar gula darah tetap
secara teratur akan sangat bagus pengaruhnya bagi kesehatan (Depkes RI 2005).
Beberapa olahraga yang disarankan antara lain jalan atau lari pagi, bersepeda,
2.4.2.1. Insulin
Insulin adalah hormon poli peptida yang disekresi oleh sel beta pankreas,
disimpan dalam bentuk kompleks dengan Zinc, sintesis dan pelepasannya dipacu
oleh glukosa asam amino asam lemak, dipacu oleh sel beta adrenergik dan
dihambat oleh sel alfa adrenergik, Mekanisme kerja insulin berikatan dengan
tirosin kinase menyebabkan peningkatan transport glukosa pada sel otot dan
hipoglikemik oral. Apabila sasaran glukosa darah basal (puasa) telah tercapai,
darah prandial. Insulin yang digunakan untuk mencapai sasaran glukosa darah
prandial adalah insulin kerja cepat (rapid acting) atau insulin kerja pendek (short
29
acting). Kombinasi insulin basal dengan insulin prandial dapat diberikan subkutan
dalam bentuk satu kali insulin basal di tambah satu kali insulin prandial (basal
plus), atau satu kali basal di tambah dua kali prandial (basal dua plus), atau satu
kali basal ditambah tiga kali prandial (basal bolus) (Krisda, 2017).
golongan :
(1) Sulfonilurea
oleh sel beta pankreas. Efek samping utama adalah hipoglikemia dan
dengan risiko tinggi hipoglikemia (orang tua, gangguan faal hati, dan
(2) Glinid
30
Repaglinid (derivat asam benzoat) dan Nateglinid (derivat fenilalanin).
Obat ini diabsorbsi dengan cepat setelah pemberian secara oral dan
Obat ini dapat mengatasi hiperglikemia post prandial. Efek samping yang
Dosis Metformin diturunkan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal (GFR
vaskular, sepsis, renjatan, PPOK, gagal jantung. Efek samping yang mungkin
(Perkeni, 2015).
absorbsi glukosa dalam usus halus, sehingga mempunyai efek menurunkan kadar
glukosa darah sesudah makan. Penghambat glukosidase alfa tidak digunakan pada
keadaan :
GFR≤30ml/min/1,73 m2, gangguan faal hati yang berat, irritable bowel syndrome.
Efek samping yang mungkin terjadi berupa bloating (penumpukan gas dalam
usus) sehingga sering menimbulkan flatus. Guna mengurangi efek samping pada
31
awalnya diberikan dengan dosis kecil. Contoh obat golongan ini adalah Acarbose
(Perkeni,2015).
sehingga GLP-1 (Glucose Like Peptide-1) tetap dalam konsentrasi yang tinggi
dalam bentuk aktif. Aktivitas GLP-1 untuk meningkatkan sekresi insulin dan
jenis baru yang menghambat penyerapan kembali glukosa di tubuli distal ginjal
Ipragliflozin. Dapagliflozin baru saja mendapat approvable letter dari Badan POM
Efek Samping
Golongan Obat Cara Kerja Utama Utama PenurunanHbA1c
Sulfonilurea Meningkatkan BB naik 1,0-2,0%
sekresi insulin
hipoglikemia
Glinid Meningkatkan BB naik 0,5-1,5%
sekresi insulin hipoglikemia
Metformin Menekan produksi Dispepsia, 1,0-2,0%
glukosa hati & diare, asidosis
menambah laktat
sensitifitas
terhadap insulin
33
2.5.1. Indikasi
Glibenklamid adalah obat antidiabetes oral dari gologan sulfonylurea.
Glibenklamid diabsorbsi pada saluran cerna dengan cepat dan mencapai kadar
dimetabolisme di hati dan dieksresikan oleh ginjal melalui urin (MPB Gumantara,
type dua,dimana pengendalian gula darah tidak cukup hanya dengan diet, latihan
fisik, penurunan berat badan dan juga gagal dalam terapi dengan golongan
sulfonylurea yang lain. Glibenklamid tidak efektif apabila di gunakan pada pasien
diabetes yang mengalami komplikasi asidosis, ketosis, atau koma ( Erika R, 2011)
dosis tunggal pada pagi hari dengan makan pagi. Pemberian dosis tunggal
glibenklamid dapat mengontrol kadar gula darah seharian pada pasien dengan
pola makan yang normal. Konsentrasi gula darah setelah makan pagi akan lebih
mudah dikontrol ketika dosis obat pada pagi hari di berikan 30 menit sebelum
makan dari pada bersamaan dengan makanan, hal yang sama juga bisa terjadi
apabila dosis obat di berikan sebelum makan siang tetapi tidak pada saat makan
2.5.3. Dosis
puasa diperlukan kehati hatian pada tiap individu agar dapat tercapainya tujuan
terapi yang optimum. Tujuan terapi glibenklamid adalah menurunkan gula darah
Dosis awal dewasa dari glibenklamid adalah 2,5 mg - 5 mg per hari. Dosis bisa
(Medscape, 2019).
b. Dosis Pemeliharaan
manfaat yang diperoleh pasien dari terapi glibenklamid apabila dosis yang
a. Hipoglikemi
Glibenklamid harus di gunakan hati-hati pada pasien yang kurang gizi atau
merupakan efek merugikan yang paling sering terjadi saat mendapatkan terapi
ini. Cara yang terbaik untuk mencegah hipoglikemi adalah dengan memulai
35
c. Efek pada saluran pencernaan
Efek yang ditimbulkan pada saluran pencernaan antara lain,mual, panas pada
perut, perut terasa penuh merupakan reaksi umum yang terjadi pada pemberian
terapi glibenklmid
36
glibenclamide
yang digunakan saat ini secara internasional dan sah disetujui untuk digunakan
secara luas. Obat ini digunakan untuk diabetes melitus, dan digunakan sebagai
tatalaksana awal pada penderita diabetes melitus. Metformin bekerja dengan cara
menurunkan produksi glukosa hati, yang biasanya meningkat saat bangun pagi,
meningkatkan produksi oleh sel beta pankreas. Metformin memiliki efek samping
yang minim, dan penggunaan jangka panjang yang aman (Harvey et al., 2013).
Dosis Metformin dari 500 mg hingga maksimal 2,55 g per hari, dengan
anjuran pemakaian dosis terendah yang masih efektif. Jadwal lazim dimulai
37
dengan satu tablet tunggal sebesar 500 mg yang diberikan pada setelah sarapan
selama beberapa hari dan apabila berjalan baik tanpa keluhan saluran cerna,
ditambah tablet kedua sebesar 500 mg yang diberikan pada waktu setelah
ditambahkan pada waktu setelah makan siang atau tablet yang lebih besar (850
mg) dua kali sehari atau bahkan tiga kali sehari (dosis harus selalu dibagi karena
ingesti lebih dari 1000 mg sekaligus) biasanya memicu efek samping pencernaan
manfaat dan tolerabilitas. Dosis dewasa & anak kurang dari 10 tahun untuk dosis
kemudian 500 mg setelah sarapan, setelah makan siang dan setelah makan
akan meningkatkan kadar NADH dalam sitoplasma dan menekan konversi laktat
38
dari piruvat. Mekanisme aksi Metformin ini penting untuk pasien dengan kadar
Metformin diabsorbis baik secara oral yaitu melalui usus, tidak berikatan
dengan protein serum, tidak dimetabolisme, dan diekskresi tanpa diubah melalui
urin. Metformin memiliki t 1/2 di sirkulasi 1.5 - 3 Jam dan waktu puncak plasam
35-40 menit (Mycek, et al., 2009; Hilal-Dandan & Brunton, 2014; Katzung &
Anthony, J.T, 2015). Obat ini dilaporkan mempunyai bioavailabilitas absolut yang
rendah 50-60%, memiliki konsentrasi maksimal dalam plasma (Cmax) 1,6 ± 0,38
μg/ml dan waktu paruh 36 yang pendek 2-6 jam. Dosis penggunaan 500 mg 2-3x
mempertahankan kadar terapi obat dalam darah selama 10-16 jam sehingga pasien
39
untuk memperpanjang durasi efek obat, meningkatkan kepatuhan pasien minum
diabsorpsi secara selektif di sepanjang saluran cerna bagian atas (Salve, 2011).
Metformin menurunkan HbA1c 1,5-2% kadar glukosa darah puasa 60-80 mg/dL
dan dapat menurunkan kadar glukosa puasa apabila kadarnya terlalu tinggi (>300
menurunkan PAI dan menurunkan berat badan (2-3 kg). Metformin tidak
Pada diabetes dengan penyakit ginjal dan atau hepar, infark miokardium
akut, infeksi berat, atau ketoasidosis diabetikum. Obat ini harus digunakan
secara hati-hati pada pasien yang berusia lebih dari 80 tahun atau yang memiliki
40
harus dihentikan sementara pada pasien yang menggunakan agen-agen kontras
perut, diare, dan anoreksia. Efek ini dapat diminimalkan dengan mentitrasi dosis
Metformin (Glucophage XR) dapat mengurangi efek samping GI. Asidosis laktat
pasien dengan insufisiensi ginjal (kreatinin serum 1,4 mg / dL atau lebih [≥124
umol / L] pada wanita dan 1,5 mg / dL atau lebih [≥133 umol / L] pada laki-laki),
gagal jantung kongestif, atau kondisi predisposisi hipoksemia atau asidosis laktat
Analisis rasionalitas dilakukan dengan lima kategori yaitu tepat pasien, tepat obat,
1. Tepat diagnosis
41
Obat yang diberikan sesuai dengan diagnosis. Penggunaan obat disebut rasional
jika diberikan untuk diagnosis yang tepat. Jika diagnosis tidak ditegakkan dengan
benar, maka pemilihan obat akan terpaksa mengacu pada diagnosis yang keliru
tersebut. Akibatnya obat yang diberikan juga tidak akan sesuai dengan indikasi
Obat yang diberikan harus tepat bagi suatu penyakit, karena setiap obat memiliki
dengan benar.
Dengan demikian, obat yang dipilih harus yang memiliki efek terapi sesuai
4. Tepat dosis
Dosis, cara dan lama pemberian obat sangat berpengaruh terhadap efek terapi
obat. Pemberian dosis yang berlebihan, khususnya untuk obat yang dengan
rentang terapi yang sempit, akan sangat beresiko timbulnya efek samping.
Sebaliknya dosis yang terlalu kecil tidak akan menjamin tercapainya kadar terapi
42
Cara pemberian obat hendaknya dibuat sesederhana mungkin dan praktis, agar
mudah ditaati oleh pasien. Makin sering frekuensi pemberian obat per hari
(misalnya 4 kali sehari), semakin rendah tingkat ketaatan minum obat. Obat yang
harus diminum 3 x sehari harus diartikan bahwa obat tersebut harus diminum
Lama pemberian obat harus tepat sesuai penyakitnya, Pemberian obat yang
terlalu singkat atau terlalu lama dari yang seharusnya akan berpengaruh terhadap
Respon individu terhadap efek obat sangat beragam, karena itu perlu mem
Pemberian obat potensial menimbulkan efek samping, yaitu efek tidak diinginkan
yang timbul pada pemberian obat dengan dosis terapi. (Kemenkes, 2016).
Informasi yang tepat dan benar dalam penggunaan obat sangat penting dalam
tindak lanjut yang diperlukan, misalnya jika pasien tidak sembuh atau mengalami
43
Penggunaan obat rasional melibatkan juga dispenser sebagai penyerah obat dan
pasien sendiri sebagai konsumen. Pada saat resep dibawa ke apotek atau tempat
dituliskan peresep pada lembar resep untuk kemudian diberikan kepada pasien.
Proses penyiapan dan penyerahan harus dilakukan secara tepat, agar pasien
minum obat umumnya terjadi pada keadaan jenis dan jumlah obat yang diberikan
terlalu banyak, frekuensi pemberian obat per hari terlalu sering, jenis sediaan obat
terlalu beragam, pemberian obat dalam jangka panjang tanpa informasi, pasien
tidak mendapatkan informasi atau penjelasan yang cukup mengenai cara minum
45
Metphar 500
Zendiab 500
Diafac 500
Forbetes 500-
850
Glucophage 500-
850-
1000
Glucotika 500-
850
Glufor 500-
850
Glunor 500-
850
Heskopaq 500-
850
Nevox 500
Glumin 500
Glucophage
XR 500-
750
Metformin Glumin XR 500-
24 1-2
XR 2000
Glunor XR
500
Nevox XR
46
Vildagliptin Galvus 50 50-100 12- 1-
24 2 Tidak
Penghambat Sitagliptin Januvia 25-50- 25-100 bergantung
DPP-IV 100 jadwal
Saxagliptin Onglyza 24 1 makan
5 5
Linagliptin Trajenta
Tidak
bergantung
Penghambat Dapagliflozin
Forxigra 5-10 5-10 24 1 jadwal
SGLT-2
makan
47
2.8. Tinjauan tentang Puskesmas
75 Tahun 2014).
dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat luas guna
48
b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;
penyakit.
1. Lingkungan sehat.
2. Perilaku sehat.
49
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.
kerjanya.
Laporan dalam rangka Sistem Informasi Kesehatan, Kesehatan Usia Lanjut dan
50
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL
konsep yang lainnya, atau variabel satu dengan variabel yang lain dari
masalah yang ingin diteliti, maka dibuat kerangka konsep yang dijelaskan
pada gambar 3.
51
3.2. Hipotesis
a. H0
b. H1
52
BAB 4
METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk observatif karena peneliti tidak memberikan perlakuan hanya
melakukan eksplorasi deskriptif dari fenomena kesehatan yang terjadi dan kemudian
Kabupaten Banyuwangi.
menjelaskan secara spesifik tentang siapa atau golongan mana yang menjadi
53
sasaran penelitian tersebut (Notoatmojo, 2018). Populasi dalam penelitian ini
4.3.2. Sampel
Sampel adalah bagian yang dapat digunakan yang dapat digunakan sebagai
subjek penelitian (nursalam, 2017) sampel yang digunakan dalam penelitian ini
n = 30
1 + 30 (0,05)2
n = 30
1,075
n = 27,9 = 28 sampel
Keterangan :
Jadi rentang sampel yang dapat diambil dari teknik Solvin adalah antara
data dan untuk hasil pengujian yang lebih baik. Sampel yang diambil
peneliti memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk
Kabupaten Banyuwangi
Kriteria Inklusi
Kriteria Ekslusi
Banyuwangi.
55
Variabel bebas yaitu penggunaan obat anti diabetes bagi pasien rawat inap
kategori obat tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis, dan tepat pasien sesuai
PERKENI 2015.
penelitian, maka dibuat definisi operasional sebagaimana pada table dibawah ini :
56
2 Kadar * Kadar gula Jumlah Gluko Obrservasi Interval Gram/dl
gula darah yang kadar meter
darah dialami gula (alat Mengukur
sesudah penderita terukur ukur kadar gula
sesudah dalam kadar darah
diberikan obat darah gula penderita
periode Januari sesuda darah) dengan
s.d. Februari h menggunak
2020 pember Catatan an Easy
ian Medis touch alat
obat (lemba pengukur
hipogli r kadar gula
kemik observ
oral asi)
kuantit
atif
g/dl
kadar gula darah penderita DM yang datanya ada dalam rekam medis.
mengenai semua resep obat penderita DM baru periode Januari s.d. Februari 2020.
observasi dan studi dokumen. Teknik ini digunakan dimana peneliti terlibat
secara langsung maupun tidak secara langsung dalam kegiatan atau proses yang
dengan subyek penelitian juga diperlukan untuk mendapatkan data yang valid,
57
4.6.3. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang dipakai pada penelitian ini adalah alat ukur
Easy touch alat pengukur kadar gula, lembar observasi dan alat tulis.
Sebelum dilakukan analisis data, maka data yang telah didapatkan dalam
a) Editing
dikumpulkan lengkap.
b) Coding
yang didapatkan. Kode tersebut meliputi kode kelompok dan kode subjek
penelitian.
c) Tabulating
Data yang telah masuk dikategorikan menjadi data yang sesuai dengan
kategori penelitian.
d) Entrydata
e) Cleaning
58
4.7.2. Analisis Data
Setelah itu disusun serta dikelompokan. Pengelompokkan data kadar gula darah
kadar gula darah penderita. Hasil penelitian disajikan serta dijabarkan dalam
bentuk tabel dan grafik. Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
dosis obat hipoglikemik oral dengan perubahan kadar gula darah penderita
mean dari dua sampel yang berpasangan dengan asumsi data berdistribusi
normal.
59
t=
Keterangan :
δ = rata-rata deviasi (selisih sampel sebelum dan sampel sesudah)
SDδ = Standar deviasi dari δ (selisih sampel sebelum dan sampel
sesudah)
n = banyaknya sampel
DF = n-1
Kriteria data untuk uji t sampel berpasangan (paired-sampel t test ):
yang signifikan. Rancangan pengujian hipotesis statistik ini untuk menguji ada
tidaknya pengaruh antara variabel independent (X1) yaitu kesesuaian dosis obat
hipoglikrmi oral , terhadap perubahan kadar gula dalam darah (X2), adapun yang
60
Penggunaan rumus komparasi dua sampel berpasangan digunakan untuk
Keterangan :
x1 : Rata rata sampel ke 1
σ1 : Varian sampel ke 1
σ2 : Varian sampel ke 2
n : Jumlah sampel
1. Bentuk uji hipotesis satu sisi (one sided atau one tailed test) untuk sisi
H0 : µ1 ≥ µ2
H1 : µ1 < µ2
2. Bentuk uji hipotesis satu sisi (one sided atau one tailed test) untuk sisi
H0 : µ1 ≤ µ2
H1 : µ1 > µ2
61
3. Bentuk uji hipotesis satu sisi (one sided atau one tailed test) untuk sisi
H0 : µ1 = µ2
H1 : µ1 ≠ µ2
mendapatkan informasi data subjek dari data sekunder berupa data catatan medis.
Standar ini diperkuat dalam Deklarasi Helsinki 1964, yang beberapa kali
mensyaratkan adanya kajian ilmiah dan etik terhadap penelitian biomedik dan
tegaknya etika serta terpeliharanya rasa hormat dan perlindungan terhadap subyek
Data yang diambil adalah data primer yaitu langsung meminta persetujuan
dengan Penderita DM yang akan dilakukan penelitian serta data sekunder berupa
catatan medis yang berkaitan dengan pengobatan DM yang tercatat pada periode
Buku
Company. pp. 773–74
Sonksen P, Sonksen J (July 2000). "Insulin: understanding its action in health and
Jurnal
63
Bertram G. Katzung. Basic and Clinical Pharmacology, McGraw-Hill Education /
Fischer, Janos (2010). Analogue-based Drug Discovery II. John Wiley & Sons.
64
Salve P.S (2011) Development And In Vitro Evaluation Of Gas Generating
4: 105-112
December 2016.
Causes of Diabetes. The National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney
Peraturan Perundangan
65
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga
Kesehatan
Kefarmasian Di Puskesmas
66
Pelayanan kesehatan penderita Diabetes Melitus
kota.
pelayanan kesehatan sesuai str dan upaya promotif dan preventif di FKTP.
selanjutnya.
pemeriksaan HbA 1 C.
peserta JKN.
mendapatkan pelayanan sesuai str di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu
tahun.
67
semua penyng DM tersebut memperoleh akses terhadap pelayanan kesehatan
sesuai str. Secara nasional saat ini baru 30 persen penyng DM yang terdiagnosis
Penyakit gula atau diabetes ini masih bisa diatasi dan dikendalikan. Salah satunya,
Ketika mengalami kondisi ini, sistem kekebalan tubuh akan menyerang sel yang
Maka dari itu, dokter biasanya akan diberikan obat diabetes berupa insulin yang
Insulin dengan aksi cepat. Insulin ini biasanya akan diberikan saat hanya
memiliki sedikit waktu untuk menyuntikkan insulin, seperti saat kadar gula
melebihi target.
insulin dengan aksi lambat biasa digunakan saat memiliki waktu yang lebih
68
Insulin dengan aksi intermediate. Meskipun lama waktu penyuntikkan
insulin jenis ini relatif panjang, namun insulin aksi intermediate biasanya
insulin yang ada sebagaimana mestinya. Tak semua orang dengan penyakit
meminta pasien untuk mengubah gaya hidupnya agar menjadi lebih sehat, seperti
Nah, ketika kedua cara tersebut tidak cukup, barulah dokter akan meresepkan
dan nateglinide.
sejumlah efek samping seperti kembung dan diare. Kabar baiknya, efek samping
ini tidak selalu muncul pada setiap orang. Diskusikan dengan dokter bila
Sebenarnya, makanan untuk orang dengan penyakit gula hampir sama dengan
orang yang sehat-sehat saja. Bedanya, makanan lebih diatur dari mereka. Dokter
69
biasanya akan meminta untuk lebih banyak mengonsumsi makanan bergizi,
seperti nasi merah, kentang panggang, oatmeal, roti dan sereal dari biji-bijian
utuh.
ditambah gula.
Jika menerapkan pola makan yang sehat, maka berat badan tetap ideal, kadar gula
70
2. Olahraga teratur
Manfaat olahraga teratur untuk diabetesi adalah membantu menjaga berat badan
turun, insulin bisa lebih mudah menurunkan gula darah, membantu jantung dan
Tidak usah yang terlalu berat bisa mulai berjalan, berenang, bersepeda di dekat
rumah , beraktivitas membersihkan rumah, atau mulai hobi berkebun adalah ide
menit. Jika adalah tipe orang yang jarang olahraga, cobalah 5 sampai 10 menit
Jika kadar gula darah kurang dari 100-120, makanlah apel atau segelas susu
Temui dokter , jika berniat untuk ikut kelas fitness atau program latihan
olahraga.
Tes gula darah sebelum dan sesudah berolahraga jika mengonsumsi obat
diabetes melitus. Pastikan gula darah tidak lebih rendah dari 70.
71
3. Rajin cek gula darah setiap hari
Kadar gula darah harus dipantau secara rutin. Ini adalah cara penting guna
mengatasi serta menjaga kadar gula darah tetap normal. Cek gula darah juga bisa
memberikan informasi mengenai kadar glukosa darah pada saat itu juga. bisa
menggunakan alat tes gula darah yang disebut glukometer. Dengan petunjuk
1. Pastikan tangan telah dicuci, masukkan kertas test strip ke alat ukur gula
darah.
2. Perlahan, tusuk ujung jari dengan jarum steril hingga darah keluar
3. Bila darah yang keluar sedikit, perlahan pijat jari hingga darah keluar
cukup
Kadar glukosa umumnya berbeda saat sebelum dan setelah makan. Untuk tingkat
gula darah normal sebelum makan, kadarnya sekitar 70-130 mg/dL. Kemudian,
tingkat gula darah dua jam setelah makan seharusnya kurang dari 180 mg/dL dan
Jumlah kadar gula darah dapat menggambarkan kondisi kesehatan . Kadar gula
darah tinggi dianggap sebagai pert bahwa kondisi tubuh sedang tidak sehat. Catat
72
4. Pastikan selalu minum obat atau suntik insulin
Keseimbangan kadar gula darah pada diabetesi terkadang tidak bisa terjaga
dengan baik hanya melalui penerapan pola makan sehat dan olahraga teratur. juga
Ada beberapa jenis obat (biasanya dalam bentuk tablet) yang dapat digunakan
untuk kondisi ini (obat hipoglikemik oral). juga mungkin diberikan kombinasi
dari dua jenis obat atau lebih untuk mengendalikan kadar gula darah . Obat yang
agonis, acarbose, nateglinide dan repaglinide.
kurang efektif untuk mengobati penyakit gula atau diabetes ini, sehingga
membutuhkan terapi insulin.
Berdasarkan dosis dan cara pemakaiannya, terapi ini dapat diberikan untuk
Penyakit gula atau diabetes ini dapat dicegah dengan melakukan olahraga teratur,
menjaga pola hidup sehat, dan menjaga kadar gula darah tetap normal.
Obesitas adalah salah satu faktor resiko utama dari diabetes tipe 2. Diet kalori dan
rendah lemak sangat dianjurkan sebagai cara terbaik untuk menurunkan berat
73
2. Banyak makan buah dan sayur
Dengan makan sayur dan buah-buahan segar setiap hari, dapat mengurangi resiko
diabetes sampai 22 persen. Fakta ini diambil menurut hasil dari sebuah penelitian
3. Kurangi gula
Untuk menjaga kadar gula darah normal, harus membatasi konsumsi gula, tapi
bukan berarti jadi anti gula. bisa mengganti gula pasir dengan pemanis rendah
kalori dan bebas gula untuk mencegah penyakit gula dan mengontrol asupan
kalori.
4. Aktif berolahraga
Selain itu, berolahraga juga bisa menurunkan kadar gula darah dan meningkatkan
kadar insulin.
Fungsi puskesmas
yang diharapkan dalam menjalankan fungsi ini antara lain adalah terselenggaranya
74
pembangunan di luar bidang kesehatan yang mendukung terciptanya lingkungan
wilayah kerjanya.
pelayanan yang ada, dan Puskesmas keliling. Disamping itu pergerakkan peran
hal layanan resep atau dalam Peraturan Menteri Kesehatan disebut dengan
pelayanan farmasi klinis (Permenkes 2014) , adapun tujuan dari pelayanan resep
adalah menyiapkan dan menyerahkan obat yang diminta oleh penulis resep
kepada pasien, sehingga harus ada jaminan bahwa obat tersebut benar secara
75
Rekomendasi untuk penderita Diabetes Melitus
sosial pada orang dewasa yang lebih tua untuk memberikan kerangka kerja untuk
Skrining untuk sindrom geriatri mungkin sesuai pada orang dewasa yang lebih tua
sehari-hari mereka karena dapat memengaruhi manajemen diri diabetes dan terkait
Skrining untuk deteksi dini gangguan kognitif ringan atau demensia dan depresi
diindikasikan untuk orang dewasa berusia 65 tahun atau lebih pada kunjungan
Hipoglikemia harus dihindari pada orang dewasa yang lebih tua dengan diabetes.
Ini harus dinilai dan dikelola dengan menyesuaikan target glikemik dan intervensi
farmakologis. B
Orang dewasa yang lebih tua yang sehat dengan beberapa penyakit kronis yang
hidup berdampingan dan fungsi kognitif utuh dan status fungsional harus
memiliki tujuan glikemik yang lebih rendah (A1C <7,5% [58 mmol / mol]),
sementara mereka yang memiliki beberapa penyakit kronis yang ada bersama,
76
gangguan kognitif, atau ketergantungan fungsional harus memiliki tujuan
Tujuan glikemik untuk beberapa orang dewasa yang lebih tua mungkin cukup
mengarah pada gejala atau resiko komplikasi hiperglikemik akut harus dihindari
Skrining untuk komplikasi diabetes harus disesuaikan dengan orang dewasa yang
lebih tua. Perhatian khusus harus diberikan pada komplikasi yang akan
manfaatnya. Terapi penurun lipid dan terapi aspirin dapat bermanfaat bagi mereka
untuk meningkatkan manajemen orang dewasa yang lebih tua dengan diabetes. E
77
Pasien dengan diabetes yang tinggal di fasilitas perawatan jangka panjang perlu
penilaian yang cermat untuk menetapkan tujuan glikemik dan untuk membuat
pilihan yang tepat dari agen penurun glukosa berdasarkan status klinis dan
fungsional mereka. E
Diabetes adalah kondisi kesehatan yang penting bagi populasi yang menua karena
sekitar seperempat orang yang berusia di atas 65 tahun menderita diabetes. Orang
yang lebih tua dengan diabetes memiliki tingkat kematian dini yang lebih tinggi,
Orang dengan diabetes memiliki insiden lebih tinggi dari semua penyebab
kognitif dan hasil buruk utama lainnya. Orang dewasa yang lebih tua beresiko
insulin yang memerlukan terapi insulin dan insufisiensi ginjal progresif. Kejadian
78
Perawatan orang dewasa yang lebih tua dengan diabetes dipersulit oleh
orang dewasa yang lebih tua dengan diabetes harus memprioritaskan tujuan
pengobatan (Tabel 11). Untuk pasien dengan komplikasi dan fungsionalitas yang
berkurang, masuk akal untuk menetapkan tujuan glikemik yang kurang intensif.
diuraikan dalam
Terapi Farmakologis
farmakologis pada orang dewasa yang lebih tua (lihat Tabel 7). Situasi hidup
Orang dewasa yang lebih tua dengan diabetes cenderung mendapat manfaat dari
hipertensi. Ada sedikit bukti untuk penurun lipid dan terapi aspirin, meskipun
manfaat dari intervensi ini mungkin berlaku untuk orang dewasa yang lebih tua
yang harapan hidupnya sama atau melebihi kerangka waktu uji coba pencegahan
klinis.
79
Perawatan di Fasilitas Perawatan Terampil dan Rumah Perawatan
(LTC) (mis., Panti jompo dan fasilitas keperawatan yang terampil). Individualisasi
perawatan kesehatan penting bagi semua pasien. Untuk pasien dalam pengaturan
LTC, perhatian khusus harus diberikan untuk pertimbangan gizi, perawatan akhir
lanjut. Penarikan obat mungkin tepat. Untuk informasi lebih lanjut, lihat
Rekomendasi
sosial pada orang dewasa yang lebih tua untuk memberikan kerangka kerja untuk
Skrining untuk sindrom geriatri mungkin sesuai pada orang dewasa yang lebih tua
sehari-hari mereka karena dapat memengaruhi manajemen diri diabetes dan terkait
Skrining untuk deteksi dini gangguan kognitif ringan atau demensia dan depresi
diindikasikan untuk orang dewasa berusia 65 tahun atau lebih pada kunjungan
80
Hipoglikemia harus dihindari pada orang dewasa yang lebih tua dengan diabetes.
Ini harus dinilai dan dikelola dengan menyesuaikan target glikemik dan intervensi
farmakologis. B
Orang dewasa yang lebih tua yang sehat dengan beberapa penyakit kronis yang
hidup berdampingan dan fungsi kognitif utuh dan status fungsional harus
memiliki tujuan glikemik yang lebih rendah (A1C <7,5% [58 mmol / mol]),
sementara mereka yang memiliki beberapa penyakit kronis yang ada bersama,
Tujuan glikemik untuk beberapa orang dewasa yang lebih tua mungkin cukup
mengarah pada gejala atau resiko komplikasi hiperglikemik akut harus dihindari
Skrining untuk komplikasi diabetes harus disesuaikan dengan orang dewasa yang
lebih tua. Perhatian khusus harus diberikan pada komplikasi yang akan
81
Pengobatan faktor-faktor resiko kardiovaskular lainnya harus disesuaikan dengan
manfaatnya. Terapi penurun lipid dan terapi aspirin dapat bermanfaat bagi mereka
untuk meningkatkan manajemen orang dewasa yang lebih tua dengan diabetes. E
Pasien dengan diabetes yang tinggal di fasilitas perawatan jangka panjang perlu
penilaian yang cermat untuk menetapkan tujuan glikemik dan untuk membuat
pilihan yang tepat dari agen penurun glukosa berdasarkan status klinis dan
fungsional mereka. E
Diabetes adalah kondisi kesehatan yang penting bagi populasi yang menua karena
sekitar seperempat orang yang berusia di atas 65 tahun menderita diabetes. Orang
yang lebih tua dengan diabetes memiliki tingkat kematian dini yang lebih tinggi,
Orang dengan diabetes memiliki insiden lebih tinggi dari semua penyebab
82
Penting untuk mencegah hipoglikemia untuk mengurangi resiko penurunan
kognitif dan hasil buruk utama lainnya. Orang dewasa yang lebih tua beresiko
insulin yang memerlukan terapi insulin dan insufisiensi ginjal progresif. Kejadian
Perawatan orang dewasa yang lebih tua dengan diabetes dipersulit oleh
orang dewasa yang lebih tua dengan diabetes harus memprioritaskan tujuan
kesakitan, dan angka kematian serta peningkatan Umur Harapan Hidup (UHH)
saat lahir. Meningkatnya UHH saat lahir dari 68,6 tahun pada tahun 2004,
menjadi 69,8 tahun pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 2005), dan menjadi
70,8 tahun pada tahun 2015 (Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035, Badan
masa yang akan datang. Hasil sensus penduduk tahun 2010 menunjukkan bahwa
Indonesia termasuk lima besar negara dengan jumlah penduduk lanjut usia
terbanyak di dunia, yang mencapai 18,1 juta jiwa atau 7,6 persen dari total
usia (60+) diperkirakan akan meningkat menjadi 27,1 juta jiwa pada tahun 2020,
83
menjadi 33,7 juta jiwa pada tahun 2025 dan 48,2 juta jiwa tahun 2035. Perhatian
pemerintah terhadap keberadaan lanjut usia ini cukup besar, yang diawali pada
tahun 1996 dengan ditetapkannya tanggal 29 Mei yang diperingati setiap tahun
sebagai Hari Lanjut Usia. Selanjutnya pada tahun 1998, perhatian ini diperkuat
Kesejahteraan Lanjut Usia sebagai lsan hukum keberadaan para lanjut usia. Di
menjaga agar para lanjut usia tetap sehat, mandiri, aktif dan produktif secara
ekonomi dan sosial. Salah satu permasalahan yang sangat mendasar pada lanjut
usia adalah masalah kesehatan akibat proses degeneratif, hal ini ditunjukkan oleh
data pola penyakit pada lanjut usia. Berdasarkan riset kesehatan dasar (riskesdas)
tahun 2013, penyakit terbanyak pada lanjut usia terutama adalah penyakit tidak
menular antara lain hipertensi, osteo artritis, masalah gigi-mulut, Penyakit Paru
Obstruktif Kronis (PPOK) dan Diabetes Mellitus (DM). Masalah utama bagi para
lanjut usia adalah pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan, oleh karena itu
84
penyembuhan dan pemulihan. Program pembinaan kesehatan lanjut usia telah
mulai dikembangkan sejak tahun 1988 oleh Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Cipto
Mangunkusumo dan Rumah Sakit Dr. Kariadi di Semarang Jawa Tengah. Pada
kesehatan santun lanjut usia yang diawali dengan rencana pengembangan Pusat
masyarakat untuk mewujudkan lanjut usia sehat, aktif, mandiri dan produktif,
lanjut belum sesuai dengan harapan, dengan penyebaran yang tidak merata.
Penyebabnya antara lain adalah karena kesehatan lanjut usia hanya merupakan
otonomi daerah, belum didukung oleh dasar hukum yang memadai antara lain
dasar hukum ini sangat dibutuhkan untuk mendapatkan dukungan anggaran yang
memadai baik melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah provinsi, maupun
permasalahan lanjut usia sudah tertampung sebagai isu prioritas. Selain itu
85
jejaring kemitraan pelayanan kesehatan lanjut usia belum terbentuk di semua
semuanya berfungsi dengan baik. Untuk tercapainya hidup sehat dan dalam upaya
menurunkan prevalensi penyakit hingga 50% (lima puluh persen), di awal tahun
yang dilaksanakan dan didukung oleh semua lintas sektor terkait. GERMAS yang
di prakarsai oleh Wakil Presiden, Drs. M. Jusuf Kalla dan disusun oleh Bappenas
menurunkan beban penyakit menular dan penyakit tidak menular, baik kematian
program keluarga sehat, yaitu program yang dilaksanakan oleh Puskesmas dengan
promotif dan preventif yang disertai dengan penguatan Upaya Kesehatan Berbasis
dan total cakupan, dan menggunakan pendekatan siklus hidup/life cycle approach.
-9- Melalui pembinaan kesehatan dengan pendekatan siklus hidup yang dimulai
sejak dari seorang ibu mempersiapkan kehamilannya, sampai bayinya lahir dan
berkembang menjadi anak, remaja, dewasa, dan pra lanjut usia, akan sangat
menentukan kualitas kehidupan dan kesehatan di saat memasuki masa lanjut usia.
untuk melahirkan bayi yang sehat dengan berat badan lahir normal. Apabila di
86
dalam semua tahapan siklus hidup selanjutnya, bayi ini mendapatkan intervensi
dan pelayanan kesehatan sesuai str, maka dampaknya sangat besar terhadap
pencapaian lanjut usia yang sehat, mandiri, aktif dan produktif. Berdasarkan
uraian tersebut di atas, serta mengacu pada Regional Strategy For Healthy Ageing
pada tanggal 4 September 2012 oleh para Menteri Kesehatan dari anggota WHO
South East Asia Region (Yogyakarta Declaration on Ageing and Health), perlu
disusun Strategi Nasional dan Rencana Aksi Nasional Kesehatan Lanjut Usia.
Melalui Strategi Nasional dan Rencana Aksi Nasional Kesehatan Lanjut Usia ini
yang antara lain memuat langkah-langkah konkrit yang harus dilaksanakan secara
berkesinambungan.
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi kepada
Apoteker, baik dalam bentuk paper maupun elektronik untuk menyediakan dan
menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan yang berlaku. Resep menurut
Kemenkes tahun 2004 adalah permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi,
dokter hewan kepada apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi
pasien untuk meningkatkan kualitas kesehatan. Resep yang tertulis oleh dokter
harus memenuhi syarat antara lain kelengkapan resep, penulisan obat dengan
nama generik, obat termasuk dalam FRS dan tidak ada efek samping yang
87
Nama dan alamat dokter, nomor surat izin praktek, tanggal penulisan resep, t
tangan dokter penulis resep, nama, alamat, umur, jenis kelamin dan berat badan
pasien, nama obat, potensi, dosis dan jumlah yang diminta, cara pemakaian yang
pengobatan pasien agar tepat dan efektif. Pemantauan resep atau pasien yang
4. obat yang diberikan dengan dosis rute dan frekuensi yang tepat
6. efek samping obat dapat diantisipasi dan dicegah atau ditangani secara
plasma.
resep) Farmasi (bentuk sediaan dosis dan jumlah obat stabilitas dan ketersediaan
obat aturan penggunaan) dan Klinis (ketepatan indikasi dosis dan waktu
penggunaan obat duplikasi pengobatan alergi interaksi dan efek samping obat
dari pasien dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah yang ada atau
mungkin akan muncul pada pasien terkait penggunaan obat, sehingga pada
dan akan diberikan kepada pasien. Kegiatan pengumpulan informasi ini sejalan
dengan tugas Apoteker untuk melakukan pengkajian resep, penyerahan Obat, dan
88
pemberian informasi Obat, Pelayanan Informasi Obat (PIO) dan konseling
89
MOTTO :
(Musthafa Al-Gholayani)
90
PERSEMBAHAN SEBAGAI RASA HORMAT DAN TERIMA
KASIH KEPADA :
1. Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah kepada semua
makhlukNya.
Alaihi Wasallam, yang membawa kita dari alam kebodohan menuju alam yang
3. Kedua orang tua, Almarhum Bapak Thalib dan Ibunda Rupini yang telah
4. Istriku tercinta Esti Dwi Setyorini dan Anakku Damar Rahmani Setyaji
Basuki serta Anakku Az-zahra Meidia Putri Basuki tersayang yang selalu
6. Kepala KPKNL Jember beserta Staff yang telah memberikan ijin dan
91