Anda di halaman 1dari 11

TREN DAN ISU SISTEM ENDOKRIN NASIONAL

A. TREN

1. Obesitas

World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa obesitas merupakan salah satu dari 10 kondisi
yang beresiko menyebabkan kematian di seluruh dunia, dan salah satu dari 5 kondisi di negara-negara
berkembang.

Di seluruh dunia, lebih dari 1 milyar orang dewasa mengalami overweight dan lebih dari 300 juta
menderita obesitas. Saat ini, terdapat tiga besar penyakit tidak menular yang menyebabkan kematian di
Indonesia, antara lain stroke (26,9%), hipertensi (12,3%) dan diabetes (10,2%). Ketiga penyakit tersebut
berhubungan dengan obesitas atau kelebihan berat badan. WHO memprediksi Indonesia menghadapi
peningkatan jumlah penderita penyakit diabetes dari 8,4 juta orang pada tahun 2000 menjadi 21,3 juta
pada tahun 2030.

Menjadi gemuk tidak hanya mempengaruhi penampilan. Yang lebih penting, kelebihan berat badan
dapat menyebabkan konsekuensi kesehatan yang serius. WHO mengungkap bahwa obesitas telah
menjadi epidemi yang besar, seperti halnya AIDS dan penyakit jantung.

2. Perkembangan Terkini di Bidang Terapi Farmakologis Diabetes Melitus

Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penderita Diabetes Melitus (DM) di seluruh dunia,
semakin pesat pula perkembangan di bidang terapi farmakologis DM. Di satu sisi, perkembangan ini
menyediakan harapan baru bagi penderita DM. Di sisi lain, timbul banyak pertanyaan baru mengenai
waktu dan cara pemberian golongan obat terbaru itu.

Acara tahunan PERKENI (Perhimpunan Endokrinologi Indonesia) yang luas dikenal sebagai Jakarta
Diabetes Meeting (JDM) mengumpulkan praktisi medis dari seluruh negeri untuk mendiskusikan isu-isu
tersebut serta isu terkini seputar DM secara umum. Bertempat di Hotel Mercure, Ancol, acara yang
berlangsung dari 12 hingga 13 November 2011, ini mengambil tema The Art of Diabetes Management:
Stratification Approach.

Terlepas dari ketersediaan sekian banyak golongan obat antidiabetik oral (OAD) seperti metformin,
sulfonilurea, glitazon maupun insulin, mayoritas pasien gagal mencapai atau mempertahankan kontrol
gula darah. Guideline dari American Diabetes Associtation (ADA) merekomendasikan metformin sebagai
obat antihiperglikemik lini pertama. Begitu metformin gagal, direkomendasikan penambahan OAD lain.
Sayangnya, kombinasi obat seringkali menimbulkan efek samping yang signifikan dan menghambat
intensifikasi terapi. Penambahan berat badan dan hipoglikemia merupakan dua dari sekian banyak efek
samping yang menghambat kemajuan terapi pada penderita DM. Sesi simposium JDM pertama di-
dedikasikan untuk membahas perkembangan terbaru di bidang terapi DM dengan tajuk Current an
Future Treatment in Managing Diabetes: GLP-1 analogue or Insulin?

Analog GLP-1 merupakan kelas obat antidiabetik terbaru dengan cara kerja yang menyerupai hormon
endogen, yaitu glucagon-like peptide (GLP). GLP-1 sendiri merupakan salah satu jenis hormon saluran
cerna yang bernama inkretin. Inkretin dilepaskan ke sirkulasi sebagai respons dari nutrisi yang sedang
dicerna dari makanan. Menurut Prof. Dr. dr. Sarwono Waspadji, SpPD-KEMD, efek dari inkretin ini
pertama kali diketahui setelah adanya pengamatan bahwa pemberian glukosa secara oral dan intravena
menghasilkan respons yang berbeda. Rangsangan pelepasan insulin dari pankreas lebih besar setelah
pemberian glukosa oral dibandingkan dengan glukosa intravena yang diberikan dalam jumlah sama.

Analog GLP-1 sendiri bukanlah satu-satunya terapi yang berbasis inkretin. Diketahui pula bahwa terdapat
enzim bernama DPP-4 yang menghancurkan GLP-1. Berangkat dari pemahaman mengenai hal tersebut,
peneliti menetapkan penghambatan enzim DPP-4 atau dikenal sebagai inhibitor DPP-4, atau gliptin
sebagai target terapi selanjutnya. Gliptin akan mencegah degradasi dari analog GLP-1 dan
memperpanjang waktu paruhnya.

Kedua terapi berbasis inkretin ini memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan para pendahulunya. Selain
penurunan HbA1C dan kadar glukosa darah yang signifikan, terdapat manfaat-manfaat lain. Oleh karena
sekresi dari inkretin bergantung dari keberadaan glukosa di saluran cerna, terjadi penurunan risiko
hipoglikemia apabila dibandingkan dengan OAD lainnya. GLP-1 dikaitkan pula dengan timbulnya rasa
kenyang yang selanjutnya diikuti penurunan asupan makanan. Hasil akhir dari keadaan ini adalah
penurunan berat badan atau sekurang-kurangnya penderita tidak bertambah berat badan. Inilah
sebabnya analog GLP-1 direkomendasikan pada pasien dengan berat badan berlebih, demikian menurut
dr. E. M. Yunir, SpPD-KEMD. Ditambahkan pula oleh beliau mengenai adanya penelitian yang mendapati
preservasi fungsi sel beta pankreas setelah konsumsi obat tersebut. Saat ini, analog GLP-1 belum ada di
Indonesia, namun kehadirannya diharapkan dalam waktu dekat.

Selain analog GLP-1, topik lain yang cukup menyita perhatian adalah perkembangan terbaru dari terapi
insulin. Insulin dibutuhkan secara mutlak oleh pasien DM tipe 1 yang tidak lagi memiliki sel beta
pankreas fungsional serta oleh pasien DM tipe 2 dengan fungsi sel beta pankreas yang menurun secara
progresif. Untuk pasien DM tipe 2, pemberian insulin masih cukup problematik. Walaupun penambahan
insulin berimbas pada penurunan kadar glukosa darah secara signifikan, banyak pasien tidak mampu
mencapai target HbA1C setelah pemberian regimen insulin konvensional. Selain itu, muncul
kekhawatiran mengenai hipoglikemia. Dapat timbul resistansi insulin fisiologis pada pasien DM yang
kapok setelah mengalami kejadian hipoglikemia, demikian ujar dr. Tri Juli Edi Tarigan, SpPD, pada
kesempatan yang sama.

Sebuah studi yang dijalankan oleh Rury R. Holman, dkk., dari kelompok studi 4-T berupaya
menggambarkan perbandingan berbagai jenis insulin sebagai tambahan untuk terapi OAD pada pasien
DM tipe 2. Studi ini membandingkan pemberian insulin aspart bifasik (basal ditambah prandial), insulin
prandial, dan insulin basal detemir pada pasien yang sudah mendapat dosis maksimal metformin dan
sulfonilurea yang mampu ditoleransi. Hasilnya, didapatkan bahwa penambahan insulin bifasik atau
prandial lebih menurunkan kadar HbA1C dibandingkan pemberian insulin basal. Bagaimanapun, diamati
pula adanya peningkatan risiko hipoglikemia dan penambahan berat badan pada pemberian kedua
kelompok insulin pertama.

Insulin basal detemir pun ternyata memiliki kelebihan lain dalam hal variabilitas intraindividu. Lebih dari
98% insulin detemir di aliran darah terikat pada albumin, sehingga ia didistribusikan lebih lambat ke
jaringan target perifer. Penambahan asam lemak juga menjadikan detemir tidak mudah mengalami
presipitasi saat pemberian atau saat diabsorpsi. Stabilitas semacam ini lah yang berkontribusi
mengurangi proses yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya, yaitu variabilitas intraindividu, pada
pemberian detemir. Salah satu merk insulin detemir yang beredar luas di Indonesia adalah Levemir
keluaran Novo Nordisk. Dengan alat injeksi yang mudah digunakan oleh pasien, Levemir menyediakan
alternatif terapi yang baik untuk menurunkan hambatan adherensi terhadap terapi insulin pada pasien
DM tipe 2. (Livia)

3. Program penanggulangan penyakit Diabetes Mellitus di Indonesia

Program pencegahan primer di Indonesia telah dilaksanakan oleh PT Merck Indonesia Tbk bekerja
samadengan Depkes RI dan organisasi profesi (PERKENI) dan organisasi kemasyarakatan (PERSADIdan
PEDI) yaitu program bertajuk Pandu Diabetes dengan simbol Titik Oranye. Melakukankegiatan-kegiatan
antara lain memberikan informasi dan edukasi mengenai Diabetes Mellitusdan pemeriksaan kadar gula
darah secara gratis bagi sejuta orang yang telah diluncurkan olehMenkes pada 15 Maret 2003.Menteri
Kesehatan Dr .dr .Siti Fadillah Supari, Sp.JP(K) akanmembentuk direktorat baru di Departemen Kesehatan
untuk menangani Penyakit Tidak Menular (PTM )karena berdasarkan data Depkes untuk jumlah pasien
Diabetes rawat inap maupun rawat jalan di rumah sakit menempati urutan pertama untuk seluruh
penyakit endokrin.( Depkes,2005) Terdapat klinik kaki diabetes di salah satu rumah sakit milik
pemerintahyang merupakan bentuk layanan yang diberikan bagi penderita diabetes.Ini salah satu bentuk
perhatian pemerintah kepada penderita Diabetes Mellitus mengingat penderita Diabetes sangantrentan
untuk terkena infeksi, hal ini juga merupakan salah satu cara untuk mengurangi amputasikaki akibat
pekait Diabetes Mellitus.Federasi Diabetes Internasional (IDF) mengeluarkan pernyataan konsensus baru
mengenai pencegahan diabetes, menjelang resolusi Majelis UmumPBB pada bulan Desember 2006 yang
menghimbau aksi internasional bersama.Konsensus IDF baru ini merekomendasikan bahwa semua
individu yang beresiko tinggi terjangkiti diabetes tipe-2 dapat diidentifikasi melalui pemeriksaan
oportunistik oleh dokter, perawat, apoteker dandengan pemeriksaan sendiri. Profesor George Alberti,
mantan presiden IDF sekaligus penulis bersama konsensus baru IDF mengatakan: Terdapat banyak bukti
dari sejumlah kajian diAmerika Serikat, Finlandia, Cina, India dan Jepang bahwa perubahan gaya hidup
(mencapai berat badan yang sehat dan kegiatan olahraga yang moderat) dapat ikut mencegah
berkembangnya diabetes tipe-2 pada mereka yang beresiko tinggi (2-6).Konsensus baru IDF
inimenganjurkan bahwa hal ini haruslah merupakan intervensi awal bagi semua orang yang beresiko
terjangkiti diabetes tipe-2, dan juga fokus dari pendekatan kesehatan penduduk .(S UMBER: Federasi
Diabetes Internasional )

B. ISSUE

1. Isu mutakhir tentang penyakit Diabetes Mellitus

- Adanya hubungan timbal balik antara periodontitis (infeksi pada mulut) dengan Diabetes Mellitus,
keterlibatan dokter gigi dalam penanganan pasien Diabetes Mellitus perlu ditingkatkan.(Saidina Hamzah
Daliemunthe,2003)

- Dokter gigi dituntut untuk lebih aktif memposisikan diri sebagai mitra dokter umum/dokter
spesialis dalam penanganan pasien Diabetes Mellitus Saidina Hamzah Daliemunthe,2003)

- Perlu adanya perlindungan kepada obat tradisional untuk penyakit Diabetes Mellitus agar tetap
asli dari tanaman obat dan tidak diberi tambahan zat kimia (Siti SapardiyahSantoso, 2003)

- Perlu dipelajari lebih lanjut dengan mengadakan pendekatan kasus dengan metode penelitian
yang khusus pula mengapa penderita IDDM dapat bertahan hidup selama 1minggu tanpa insulin dengan
melalui penggantian insulin atau adaptasi
- Obat anti Diabetes oral sebaiknya tidak diberikan pada Diabetes Mellitus denganTuberkulosis paru
karena adanya efek rifampicin dan isoniazid yang mengurangi efek obat tersebut

- Kadar glukosa darah yang terkontrol pada penderita Diabetes Mellitus dapat menurunkan derajat
kegoyahan gigi sebesar 51,45%

- Melakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan bahan aktif yang diisolasi dari
buahmengkudu untuk mengetahui efeknya dalam menurunkan kadar gula darah

- Perlu dikembangkan kegiatan di kelompok-kelompok masyarakat guna meningkatkan pengetahuan


kesehatan terutama gizi, sehingga masyarakat mempunyai pengetahuan dankemampuan untuk
menangani masalah kesehatan yang dihadapinya

- Perlunya melakukan penelitian isolasi kandungan Eugenia Polyantha

- Menguji khasiat hipoglikemianya untuk menurunkan kadar glukosa darah

2. Terampil Gunakan Insulin Melalui INSPIRE

Insulin termasuk salah satu terapi kunci dalam penatalaksanaan diabetes mellitus (DM).Akan tetapi,
tidak semua dokter, baik dokter umum maupun spesialis, menguasai teknik terapi insulin secara
mahir.Oleh karena itu, dibutuhkan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan memberikan terapi
insulin.

Dalam mengelola diabetes, dibutuhkan kontrol gula darah, yang salah satunya dapat dicapai melalui
pemberian insulin.Akan tetapi, seiring semakin majunya ilmu pengetahuan, modalitas terapi insulin juga
mengalami perkembangan.Para dokter harus menguasai metode terapi insulin yang mampu
memberikan hasil terbaik bagi pasien.

Pada tanggal 18 dan 19 Juni 2011 lalu, PERKENI bekerja sama dengan Novo Nordisk Indonesia
mengadakan acara yang disebut sebagai INSPIRE. INSPIRE sendiri merupakan kepanjangan dari Insulin
Novo Nordisk and PERKENI Roadshow for Excellence. Acara ini diadakan di sejumlah kota besar di
Indonesia dalam rangka meningkatkan pemahaman dan keterampilan para dokter dalam memberikan
terapi insulin. Adapun kota-kota yang berpartisipasi, antara lain Palembang, Medan, Banda Aceh,
Surabaya, Padang, Jakarta 1&2, Bandung, Semarang, Surakarta, Jogjakarta, Malang, Banjarmasin,
Samarinda, Surabaya 1&2, Denpasar, Makassar, dan Manado. Acara yang berlangsung tanggal 18 dan 19
Juni 2011 tersebut merupakan acara untuk wilayah Jakarta1, yang meliputi Jakarta Timur, Jakarta Selatan
,Depok, Bogor, Bekasi, dan Tangerang. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya mencakup
empat belas wilayah, pada kesempatan ini INSPIRE diadakan di delapan belas wilayah di seluruh
Indonesia.

Walaupun hanya berlangsung selama satu setengah hari, acara ini dapat dikatakan mampu mendongkrak
pengetahuan dan keterampilan para dokter dalam memberikan terapi insulin.Sebelum para narasumber
memberikan materi, diadakan pre-test untuk mengukur emampuan awal para peserta.Di akhir acara,
dilakukan post-test dan hasilnya dibandingkan dengan pre-test.Dari hasil tersebut ternyata tampak
peningkatan pengetahuan yang signifikan setelah para peserta mengikuti acara ini. Diharapkan dengan
adanya INSPIRE ini pengelolaan diabetes di Indonesia, khususnya pemberian terapi insulin, menjadi
semakin optimal demi meningkatkan kualitas hidup pasien. Dimas
3. Terapi Hiperglikemia Intensif vs Konvensional di ICU

Hiperglikemia adalah hal yang sering terjadi pada pasien dengan penyakit akut, termasuk mereka yang
dirawat di ruang rawat intensif (ICU). Hiperglikemia berat berhubungan dengan peningkatan morbiditas
dan mortalitas, sehingga dipikirkan untuk mengontrol kadar glukosa darah dengan ketat. Namun
demikian, terdapat kontroversi dalam pengontrolan kadar glukosa darah. Ada ahli yang menyarankan
pengontrolan secara ketat, tetapi ada pula yang lebih memilih cara konvensional.

Untuk memilih metode mana yang paling baik untuk diterapkan, dilakukanlah suatu penelitian yang
bernama (NICESUGAR). Sebanyak 6104 pasien ICU yang memiliki karakteristik dasar yang sama direkrut
untuk penelitian ini. Mereka dibagi menjadi dua kelompok.Pada kelompok pertama (3054 orang)
diterapkan metode intensif, sedangkan pada kelompok kedua (3050 orang) diterapkan metode
konvensional.Pada metode intensif, glukosa darah dijaga ketat pada kisaran 81 sampai 108
mg/dL.Sementara itu pada metode konvensional, target glukosa darah yang diinginkan hanya 180 mg/dL
atau kurang.

Normoglycemia in Intensive Care Evaluation?Survival Using Glucose Algorithm Regulation Terapi


Hiperglikemia Intensif vs Konvensional di ICU Setelah mengikuti para responden tersebut selama 90 hari,
tercatat bahwa kejadian hipoglikemia berat (kadar glukosa darah kurang atau sama dengan 40 mg/dL)
dialami oleh 6,8% responden dari kelompok pertama dan hanya 0,5% dari kelompok kedua. Sementara
itu, kematian dialami oleh 27,5% pasien dari kelompok intensif, dibandingkan dengan 24,9% dari
kelompok konvensional. Perbedaan persentase sebanyak 2,6% tersebut didapati bermakna. Kematian
karena penyebab kardiovaskular juga lebih banyak didapati pada kelompok satu daripada kelompok
dua.Namun demikian, tidak didapati adanya perbedaan lama perawatan antara dua kelompok tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, studi NICE-SUGAR mengambil kesimpulan bahwa terapi hiperglikemia
konvensional, yaitu dengan mempertahankan target glukosa darah kurang atau sama dengan 180 mg/dL
memiliki mortalitas yang lebih rendah dibandingkan dengan terapi hiperglikemia intensif, yaitu dengan
menjaga kadar glukosa darah antara 81 sampai 108 mg/dL.

TREN DAN ISU SISTEM ENDOKRIN INTERNASIONAL

A. TREN

1. Jurnal endokrin Praktek menerbitkan pedoman klinis baru pada hyperthyroidism

Pedoman klinis baru untuk perawatan yang optimal pasien dengan hipertiroidisme, suatu kondisi ketika
kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid lebih dari kebutuhan tubuh, yang mempengaruhi sekitar satu
persen dari Amerika, muncul dalam edisi terbaru Praktek Endokrin, jurnal dari American Association of
Klinis ahli endokrin (AACE). Pedoman, yang dikembangkan bersama oleh AACE dan American Thyroid
Association (ATA), tersedia online gratis.

Update kunci dalam pedoman melibatkan pengobatan penyakit Graves. Kondisi ini, yang dapat
menyebabkan penonjolan mata, adalah bentuk paling umum dari hipertiroid.
"Pedoman baru meninjau pilihan pengobatan mapan untuk Graves 'Disease, sementara menekankan
bagaimana dan kapan dokter harus mengambil pasien mereka' preferensi menjadi pertimbangan," kata
Dr Jeffrey R. Garber, Presiden terpilih dari American College of Endokrinologi, dan anggota gugus tugas
pengembangan pedoman asosiasi bersama.

Pedoman juga hadir pendekatan baru untuk mengelola penyakit mata Graves '; hipertiroidisme subklinis,
istilah untuk bentuk ringan atau awal hipertiroidisme, dan obat mana yang sekarang lebih disukai untuk
mengobati berbagai bentuk hipertiroidisme ".

"Tujuan kami dengan pedoman baru adalah untuk memberikan setiap dokter yang merawat pasien tiroid
alat yang mereka butuhkan untuk memberikan perawatan yang paling efektif," kata Yehuda Handelsman,
Presiden American Association of Clinical ahli endokrin. "Hari ini, kita memiliki akses ke data lebih banyak
penelitian klinis daripada sebelumnya, dan pedoman ini membantu menempatkan pengetahuan yang di
tangan dokter '."

2. Penyebab Dan Cara Mengatasi Penyakit Hipertiroid

Pada dasarnya Kelenjar tiroid adalah salah satu dari kelenjar endokrin terbesar pada tubuh manusia.
Kelenjar ini dapat ditemui di bagian depan leher, sedikit di bawah laring. Kelenjar ini berfungsi untuk
mengatur kecepatan tubuh membakar energi, membuat protein, dan mengatur sensitivitas tubuh
terhadap hormon lainnya.

Kelenjar tiroid terletak di leher bagian depan, tepat di bawah kartilago krikoid, disamping kiri dan kanan
trakea. Pada orang dewasa beratnya lenih kurang 18 gram. Kelenjar ini terdiri atas dua lobus yaitu lobus
kiri dan lobus kanan yang dipisahkan oleh isthmus. Masing-masing lobus kelenjar ini mempunyai
ketebalan lebih kurang 2 cm, lebr 2,5 cm, dan panjan 4 cm. tiap-tiap lobus mempunyai lobuli yang
dimasing-masing lobuli terdapat folikel dan para folikuler.

Di dalam folikel ini terdapat rongga yang berisi koloid dimana harmon-hormon di sintesa. Kelenjar tiroid
mendapat sirkulasi darah dari arteri tiroidea superior dan arteri tiroida inferior. Arteri tiroida superior
merupakan percabangan dari arteri karotis eksternl dan arteri tiroida inferior merupakan percabangan
dari arteri subklavia.

Kelenjar tiroid terletak di leher. Ia menghasilkan hormon yang dilepaskan ke dalam aliran darah untuk
mengontrol pertumbuhan tubuh dan metabolisme. Hipertiroid atau overactive thyroid (tiroid yang
terlalu aktif) berarti tiroid Anda membuat terlalu banyak hormon tiroid.

Kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria. Kondisi yang sebaliknya pun bisa terjadi,
Hipotiroid, dimana tiroid membuat terlalu sedikit hormon tiroid, biasanya hal ini disebabkan operasi
pengangkatan kelenjar Tiroid.

Penyebab Hipertiroid

Dalam hal ini, Hipertiroid dapat disebabkan oleh :

Penyakit Graves.

Tumor.
Ketidak seimbangan hormon (Pemasukkan yang berlebihan dari hormon-hormon tiroid
-Pengeluaran yang abnormal dari TSH/Thyroid Stimulating Hormon).

Tiroiditis (peradangan kelenjar tiroid).

Pemasukkan yodium yang berlebihan.

Memiliki hormon tiroid terlalu banyak dapat membuat banyak hal dalam kecepatan tubuh Anda. Anda
bisa menurunkan berat badan dengan cepat, memiliki detak jantung yang cepat, berkeringat banyak,
atau merasa gugup dan moody. Atau bisa saja anda Anda tidak memiliki gejala sama sekali, yang
terdeteksi pada saat melakukan Pemeriksaan kesehatan.

Tanda dan Gejala Hipertiroid

Anda mungkin tidak memiliki gejala sama sekali. atau :

Merasa gugup, murung, lemah, atau lelah.

Tangan tremor/bergetar, jantung berdetak cepat, atau Anda mungkin memiliki masalah pernapasan.

Panas dan berkeringat atau memiliki kulit gatal, merah dan hangat.

Buang air besar lebih banyak dari biasanya.

Rambut rontok.

Turun berat badan meskipun Anda makan sama atau lebih banyak dari biasanya.

Mengatasi Hipertiroid

Jika Anda memiliki gejala-gejala tersebut, hubungi dokter Anda. Ada beberapa pilihan terapi yang
biasanya diberikan untuk penderita hipertiroid yaitu, obat antitiroid, yodium radioaktif dan
pembedahan. Yodium radioaktif dan obat antitiroid adalah yang paling sering digunakan.

Pengobatan terbaik untuk Anda akan tergantung pada sejumlah hal, termasuk usia Anda. Beberapa
orang membutuhkan lebih dari satu jenis perawatan. Tanpa pengobatan, hipertiroid bisa menyebabkan
masalah-masalah yang serius seperti masalah jantung, masalah tulang, dan kondisi berbahaya yang
disebut thyroid storm (badai tiroid).

Bahkan jika gejalanya tidak mengganggu, anda masih perlu perawatan atau terapi dari dokter. Demikian
artikel mengenai penyakit Hipertiroid. Semoga bermanfaat.

3. Amerika Serikat perangi kegemukan

Ibu Negara Amerika Serikat, Michelle Obama, memeluk karakter PBS Sesame Street Elmo dan Rosita usai
memberikan pernyataan mengenai penjualan makanan sehat kepada anak-anak di Gedung Putih,
Washington, Rabu (30/10). Michelle Obama yang bertubuh ramping itu mengajak warga negaranya
mewaspadai makanan pemicu kegemukan.

Washington- Kegemukan alias obesitas bagi Amerika Serikat merupakan hal yang perlu diperangi, salah
satu caranya dengan mencantumkan kandungan jumlah kalori termasuk tambahan gula dalam makanan
kemasan.
Maklum, budaya konsumsi makanan siap saji yang sangat sarat muata bisnis juga berasal dari sana,
meliputi jaringan waralaba yang kemudian menggurita ke seluruh dunia.

Langkah itu juga pertama kali dilakukan sejak 20 tahun lalu Badan Pengawasan Makanan dan Obat
Federal Amerika Serikat mencari cara tepat dalam memerangi kegemukan dan melawan penyakit-
penyakit terkait, di antaranya diabetes.

Penyakit degeneratif ini sangat strategis dan jadi pemicu penyakit mematikan lain, semisal jantung.

FDA, Kamis, mengatakan, beberapa hal yang akan dicantumkan dalam label makanan kemasan di
antaranya jumlah kalori yang dibutuhkan secara rata-rata tiap konsumen dalam sekali penyajian
(kemasan).

Ibu Negara Amerika Serikat, Michelle Obama, yang meluncurkan ajakan "Ayo Bergerak" untuk melawan
kegemukan pada anak-anak, mengumumkan usul itu bersama FDA. Anak-anak bertubuh gemuk-bulat
mungkin menggemaskan, namun harus diwaspadai kemungkinan dia mengidap penyakit.

"Dasar perubahan ini sangat sederhana, Anda perlu pergi sendiri ke toko terdekat, pilih makanan dari rak
dan tahu betul bahwa pilihan itu bermanfaat bagi keluarga Anda," kata Michelle.

FDA telah meminta perusahaan makanan kemasan untuk mencantumkan kandungan gula alami yang
terdapat pada buah dan gula tambahan seperti sirup jagung dan sari buah termasuk gula merah dan gula
pasir.

Sebagai tambahan, pencantuman vitamin juga diminta memasukkan kandungan potasium dan vitamin D,
karena selama ini perusahaan hanya diminta mencantumkan kandungan vitamin A dan C. FDA melihat
ada kekuarangan akan vitamin D dan potasium.

Dr Dabid Kessler, yang memimpin FDA pada saat cap pertama diciptakan, mengatakan, pembaruan pada
cap produksi itu sangat penting untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.

"Label makanan bukan sekedar memberi informasi tetapi juga mendorong industri untuk menciptakan
produk-produk yang lebih sehat," ujarnya dalam wawancara.

"Tidak ada perusahaan yang ingin terlihat jelek dalam capnya."

FDA memperkirakan pembaruan cap ini akan membuat pihak industri mengeluarkan dana dua miliar
dolar sedangkan keuntungan bagi konsumen diperkirakan antara 20-30 miliar dolar.

Pembaruan itu diberlakukan efektif hingga tiga tahun ke depan, diawali dengan 90 hari untuk
menampung pendapat masyarakat, kemudian FDA akan mengambil keputusan akhir. Ketika sudah
ditetapkan, perusahaan mendapat waktu dua tahun untuk menyesuaikan dengan aturan baru tersebut.

"Sangat penting dilakukan bahwa perubahan itu didasari atas data ilmiah," kata Pamela Bailey, Ketua dan
Kepala Eksekutif Asosiasi Manufaktur Produk Makanan.

"Sama pentingnya untuk memastikan bahwa semua perubahan itu memberi informasi yang tepat, bukan
malah membingungkan konsumen," kata dia.

B. ISSUE

1. Prof Patrizio Tatti: Cakrawala Baru Penanganan Diabetes


Nutrisi merupakan bagian yang sangat penting dalam terapi diabetes,cetus lelaki Latin kelahiran Roma
tahun 1949 itu.

Pembicara bertaraf internasional, Prof Patrizio Tatti, MD dari Department of Endocrinology and Diabetes,
University of Rome, Italia hadir di Ruang Kuliah Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM pada tanggal 13 Januari
2009. Prof Tatti menyampaikan konsep baru mengenai penanganan pasien diabetes menggunakan terapi
nutrisi klinik

Prof Tatti menyampaikan topiknya berjudul New Horizons in Diabetes Management. Prof Tatti
melaporkan bahwa ada beberapa nutrisi yang ia sebut sebagai diabetes-specific nutrition. Makanan itu
merupakan formula yang mengandung karbohidrat cernalambat atau slowly-digested carbohydrate.

Prof Tatti menyampaikan hasil penelitian klinik di Cina.Wang dan kawan-kawan melakukan studi
perbandingan antara Glucerna dan Fresubin Diabetes.Untuk studi ini, sebanyak 203 subjek dibagi untuk
mengkonsumsi antara Glucerna atau Fresubin Diabetes. Area di bawah kurva kenaikan kadar glukosa
darah lebih rendah secara signifikan pada kelompok Glucerna dibandingkan dengan kelompok Fresubin.

Selain itu, kadar puncak glukosa darah juga lebih rendah pada kelompok Glucerna. Sementara puncak
konsentrasi insulin pada kelompok Glucerna tercapai dalam waktu lebih panjang dibandingkan kelompok
Fresubin.Hasil menunjukkan bahwa area di bawah kurva untuk konsentrasi insulin dan kadar glukosa
darah lebih tinggi pada formula standar daripada kedua kelompok Glucerna. Glucerna yang mengandung
karbohidrat cernalambat secara signifikan menurunkan kadar glukosa darah, meningkatkan respon
insulin, serta meningkatkan sekresi GLP-1 (hormon incretin). Dua penelitian ini menyimpulkan bahwa
konsep kualitas dan kuantitas karbohidrat yang baik memegang peranan penting dalam terapi diabetes
melitus. Hal tersebut akan meningkatkan fungsi sel beta jangka panjang.

Prof. Tatti berbagi pengalaman nutrisi kliniknya menangani pasien paru-paru kritis, operasi kanker, dan
diabetes.

2. Informasi Untuk Dokter Aspek Keamanan Obat Yang Mengandung Pioglitazone dan Risiko Kanker
Kandung Kemih (BLADDER CANCER)

Pioglitazone merupakan obat yang diindikasikan sebagai tambahan pada diet dan olahraga untuk
meningkatkan kontrol gula darah pada pasien diabetes tipe 2. Pioglitazone bekerja dengan menurunkan
resitensi insulin melalui aktivasi peroxisome proliferators activated receptor gamma (PPAR-) yang
menyebabkan kenaikan sensitivitas insulin hati, lemak, dan otot. Produk obat mengandung piolitazone
yang telah disetujui beredar di Indonesia adalah pioglitazone tunggal dan kombinasi piolitazone dengan
metformin.

Terdapat informasi keamanan terkini mengenai peningkatan risiko kanker kandung kemih (bladder
cancer) pada pasien diabetes yang diterapi dengan piolitazone. Informasi mengenai aspek keamanan
penggunaan piolitazone tersebut diperoleh dari hasil studi interim Kaiser Permanente Northern
California (KPNC) di Amerika dan studi CNAMTS di Perancis.Studi interim KPNC dan studi CNAMTS di
Perancis merupakan studi epidemiologi yang meneliti tentang kaitan antara terapi pioglitazone pada
pasien diabetes dan risiko kanker kandung kemih. Hasil studi interim KPNC menunjukkan peningkatam
risiko kanker kandung kemih pada pasien diabetes yang menggunakan pioglitazone selama lebih dari 2
tahun sedangkan studi di Perancis menunjukan peningkatan risiko kanker kandung kemih pada
penggunaan pioglitazone ;lleboh dari 1 tahun.
3. Zat BPA Membuat Anak Laki-Laki Berpayudara

Bahan kimia yang terdapat dalam beragam produk sehari-hari di rumah kita ternyata bisa berefek negatif
pada hormon tubuh kita, demikian hasil studi terbaru dari WHO, the World Health Organization. Studi ini
bertema tentang bahan-bahan kimia yang mengganggu kinerja hormon endokrin. Ternyata, pestisida,
beberapa bahan pembuat plastik dan beberapa produk lain ternyata mengandung endocrine-disrupting
chemicals (EDC). Bahan-bahan tersebut bekerja seperti hormon sintetis yang mengganggu sistem
hormonal alami. Hormon pada dasarnya adalah zat perantara yang diproduksi oleh kelenjar di dalam
sistem endokrin dan disebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah, sehingga berpengaruh pada
keseluruhan sistem di tubuh mulai dari mood hingga metabolisme.

Salah satu bahan kimia yang diteliti adalah BPA atau bisphenol A, yang menyerupai estrogen jika masuk
ke dalam tubuh kita. Zat kimia ini bisa masuk ke dalam tubuh melalui botol plastik yang mengalami
proses pemanasan (misalnya dipanaskan di oven microwave atau mesin pencuci piring) atau terkena
bahan bersifat asam (misalnya: saus tomat). BPA juga ditemukan dalam kotak plastik wadah bekal
makanan anak, sup kalengan, minuman soda kalengan, kertas bon maupun tanda terima ATM.

Frederick vom Saal, pakar biologi dari University of Missouri-Columbia dan salah satu peneliti tentang
dampak negatif BPA, menyatakan, BPA dapat mengubah berbagai hal di dalam tubuh antara lain
melemahkan perbedaan gender, menurunkan jumlah sperma, memicu kanker prostat dan menyebabkan
gejala ADHD.

BPA Juga Bikin Gemuk

Fakta lain terungkap, yaitu berdasarkan sebuah studi pada 3.000 anak dan remaja pada September 2012
di Journal of the American Medical Association menemukan bahwa ada hubungan signifikan antara
kadar air seni (urin) anak-anak dengan obesitas. Studi ini menyatakan bahwa anak yang air seninya
memiliki kadar tinggi BPA cenderung mengalami kegemukan 2,5 kali lipat dibanding mereka yang hanya
memiliki kadar BPA rendah.

BPA juga dianggap bertanggungjawab pada gangguan lainnya. Saya mengamati anak laki-laki berusia
10 11 tahun mengalami pertumbuhan pada payudaranya, ujar Michelle Perro, M.D, yang menemukan
keanehan tersebut ketika sedang berlibur di pantai. Saya ingat beberapa anak laki-laki itu pernah
muncul di kantor saya, ketika saya sedang meneliti BPA di dalam plastik yang ternyata bisa mengganggu
kerja endokrin, tambah Dr. Michelle yang juga seorang dokter anak dengan pengalaman praktek selama
30 tahun.

Anak-Anak Berisiko Tinggi

Anak-anak umumnya sangat suka dengan makanan kaleng. Dalam laporan terbaru dari Breast Cancer
Fund, ditemukan bahwa beberapa makanan kaleng yang dipasarkan untuk produk makanan anak
mengandung beragam kadar zat berbahaya. Produk makanan tersebut antara lain berupa sup kalengan.

BPA Telah Tersebar

Sebenarnya, kita dengan mudah terekspos BPA setiap hari. Menurut survey yang diadakan National
Health and Nutrition Examination 2003 2004, hampir 93 persen warga Amerika mulai dari usia 6 tahun
telah mengandung BPA dalam air seninya. Bahkan The Environmental Working Group (EWG) juga
menemukan BPA di dalam tali pusar bayi, dan ini menunjukkan bahwa janin dalam kandungan pun telah
terkena polusi BPA. Lalu, bayi juga akan terekspos BPA dari kaleng susu formula, botol susu bayi,
perangkat makanan dan minum bayi, bahkan juga dari ASI (jika si ibu memakan makanan kalengan).

Bagai Membeli Kucing Dalam Karung

Tahun lalu, Badan Pengawas Obat dan Makanan di Amerika Serikat telah melarang penggunaan BPA di
dalam botol susu bayi dan perangkat makanan dan minuman bayi. Dengan cepat BPA digantikan oleh
BPS, yang ternyata dampaknya belum banyak diteliti. Ketika BPA digantikan dengan bahan kimia yang
kita sendiri belum tahu dampaknya, ini bagaikan membeli kucing dalam karung, ujar Michael Green,
salah satu pimpinan di Center for Enviromental Health, Oakland, California, AS. Mereka belum
mengetahui dampak negatifnya pada kesehatan, karena jika sampai mereka mengetahuinya maka
mereka harus bertanggungjawab. Maka, Bu, kita di sini harus segera waspada dengan bahan BPA di
dalam benda-benda sehari-hari yang dipakai di rumah, khususnya bila produk tersebut juga digunakan
untuk anak-anak.

Cara Mengurangi Dampak Eskposur BPA

Kurangi konsumsi makanan kalengan. Jika pun menyantap produk makanan kalengan, cek yang tidak
menggunakan BPA.

Sebisa mungkin, tempatkan makanan di dalam wadah kaca atau mangkuk kaca.

Lebih baik pilih makanan segar atau dingin / beku daripada yang harus dipanaskan.

Jika memakai susu formula untuk anak, pilih susu bubuk yang dikemas bukan dalam kaleng.

Berilah ASI untuk si kecil.

Ganti botol susu bayi yang terbuat dari plastik dengan botol kaca.

Jangan memanaskan makanan dengan memakai wadah plastik, lebih baik pakai piring atau mangkuk
kaca.

Jika mungkin, tak usah menerima pemberian bon belanja dari kasir di supermarket

Anda mungkin juga menyukai