PELAYANAN KEFARMASIAN
MAKALAH KASUS 1
(CA COLON, CHF, IHD, DM TIPE-2 DAN HIPERTENSI)
Dosen: Sumaryana, S.Si., M.Si., Apt.
Disusun oleh:
FAKULTAS FARMASI
SEMARANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
yang telah memasuki usia 60 tahun ke atas. Lansia merupakan kelompok umur
pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya.
Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut
Secara umum kondisi fisik seseorang yang sudah memasuki masa lansia
mengalami penuruan secara berlipat ganda. Hal ini dapat menimbulkan gangguan
atau kelainan fungsi fisik, psikologik maupun sosial, yang selanjutnya dapat
lansia agar dapat tetap menjaga kondisi fisik yang sehat, maka perlu
sosial, sehingga mau tidak mau harus ada usaha untuk mengurangi kegiatan yang
bersifat memforsir fisiknya. Seorang lansia harus mampu mengatur cara hidup
yang baik, seperti pola makan, tidur, istirahat, dan bekerja secara seimbang.
Chronic Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah satu
juta jiwa (31%) dari 58 juta angka kematian di dunia disebabkan oleh penyakit
1
jantung (WHO, 2016). Dari seluruh angka tersebut, benua Asia menduduki tempat
tertinggi akibat kematian penyakit jantung dengan jumlah 712,1 ribu jiwa.
suplai darah dan oksigen ke miokard yang tidak adekuat sehingga terjadi
ketidakseimbangan kebutuhan dan suplai darah. Penyebab utama pada kasus ini
adalah sumbatan plak atrium pada arteri koroner. IHD merupakan permasalahan
yang dihadapi oleh seluruh dunia namun prevalensi penyakit ini lebih tinggi
terjadi pada negara berkembang. Tahun 1990 sampai 2020 pada negara
berkembang angka kematian akibat IHD akan meningkat 137% pada laki-laki dan
120% pada perempuan sedangkan pada Negara maju peningkatannya lebih rendah
karbohidrat, lemak dan protein yang berhubungan dengan defisiensi relatif atau
pada jantung yang ditandai dengan meningkatnya tekanan darah diastolik maupun
dengan hipertensi primer dan hanya sebagian kecil hipertensi yang dapat
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4inhibitor.
2. Liver
3
keadaan basal oleh liver (HGP=hepatic glucose production)
3. Otot
tiazolidindion.
4. Sel Lemak
5. Usus
4
insulinotrophic polypeptide atau disebut juga gastric inhibitory
7. Ginjal
5
co-Transporter) pada bagian convulated tubulus proksimal.
8. Otak
6
2.4.2 Tata Laksana DM tipe-2
1) Sulfonilurea (SU)
2) Glinid
7
Glinid merupakan obat yang cara kerjanya sama dengan
1) Metformin
2) Tiazolidindion (TZD)
8
pengangkut glukosa, sehingga meningkatkan ambilan
d. Penghambat DPP IV
e. Penghambat SGLT-2
9
Insulin diperlukan dalam keadaan HbA1c > 9% dengan kondisi
yaitu:
2.6 Pneumonia
yang berkembang pada pasien tanpa kontak fasilitas medik. Faktor risiko
CAP diantaranya penderita DM, CHF, gangguan hati, dan perokok serta
10
setelah > 48 jam masuk rumah sakit dan VAP adalah pneumonia yang
2017):
1. Definisi Pneumonia
2. Klasifikasi Pneumonia
11
1) Berdasarkan klinis dan epideologis :
pneumonia)
c) Pneumonia aspirasi
Chlamydia.
c) Pneumonia virus
(immunocompromised)
bayi dan orang tua. Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau
12
b) Bronkopneumonia. Ditandai dengan bercak-bercak infiltrat pada
obstruksi bronkus
c) Pneumonia komuniti
13
1) Etiologi pneumonia komuniti
disebabkan bakteri Gram positif dan dapat pula bakteri atipik. Pada
Indonesia, 2003)
3. Etiologi Pneumonia
klinis baik dan tidak ada indikasi rawat dapat diobati di rumah. Perlu
14
meningkatkan risiko infeksi dengan mikroorganisme patogen yang
terakhir.
d. Pecandu alkohol
Pseudomonas aeruginosa
1) Bronkiektasis
4) Gizi kurang
15
c) Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi
d) Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum obat penurun panas
jam
jam
16
tidak ada perbaikan / memburuk maka pengobatan disesuaikan dengan
adalah golongan :
b. Fluorokuinolon respiness
c. Doksisiklin
perubahan obat suntik ke oral dilanjutkan dengan berobat jalan, hal ini
Perubahan ini dapat diberikan secara sequential (obat sama, potensi sama),
switch over (obat berbeda, potensi sama) dan step down (obat sama atau
oral.
17
Obat suntik dapat diberikan 2-3 hari, paling aman 3 hari, kemudian
pada hari ke 4 diganti obat oral dan penderita dapat berobat jalan.
5. Evaluasi pengobatan
2003)
18
BAB III
STUDI KASUS
3.1 Kasus 1
Diagnosis = Pneumonia
Keluhan utama = sesak nafas, batuk tidak berdahak, nyeri lengan kanan
Riwayat penyakit sekarang = sesak nafas pagi hari, lemas, BAB hitam
Terapi obat
1. NaCl 0.9%
2. Inj Omeprazole
3. Inj Ampisilin-Sulbactam
4. Inj Metronidazole
5. Inj Metilprednisolon
6. Inj Novorapid
7. VIP Albumin
25
8. Inj Ranitidine
9. Sucralfate syr
10. Ketoroloac
11. Santagesic
13. Lantus
1. Subjective (S)
c. Usia : 54 tahun
d. Berat Badan : 60 kg
lengan kanan
2. Objective (O)
a. Diagnosis: Pneumonia
26
1. NaCl 0.9%
2. Inj Omeprazole
3. Inj Ampisilin-Sulbactam
4. Inj Metronidazole
5. Inj Metilprednisolon
6. Inj Novorapid
7. VIP Albumin
8. Inj Ranitidine
9. Sucralfate syr
10. Ketoroloac
11. Santagesic
13. Lantus
1. BJ 1.011
2. pH 5.5
3. Leukosit Negatif
4. Nitrit Negatif
5. Protein Negatif
6. Glukosa Normal
7. Keton Negatif
8. Urobilonogen Normal
27
9. Bilirubin Negatif
10. Eritrosit +2
Epitel
1. Eritrosit 1055.5
2. Leukosit 7.8
3. Squamous 2 sd 3
4. Transisional 0 sd 1
5. Bulat -
28
3. Assesment (A)
29
Efek Samping:
IV injection site pain, diare,
thromboflebitis
DRP:
Ada indikasi tidak ada obat
Offlabel - - Mehtylprednisolon METO : Medscape, 2019
Pneumonia Indikasi : offlabel CAP Kadar bakteri normal atau tidak Starn et al., 2017
Mekanisme : menekan migrasi PMN ada biakan bakteri pada kultur
dan fibroblast, mengembalikan bakteri
permeabilitas kapiler dan stabilisasi
lisosom MESO :
Farmakokinetika: Monitoring kadar glukosa dan
Onset 4-8 hari, durasi 1-4 minggu, Vd edema
0.7-1.5 L/kg, waktu paruh 3-3,5 jam
Dosis Literatur : PLAN:
30 mg IV tiap 12 jam selama 5 hari, Terapi methylprednisolon
30 mg IV/hari selama 5 hari, 15 dilanjutkan dengan penurunan
mg/hari selama 11 hari dosis menjadi 30 mg/hari untuk 5
Dosis Pasien: hari untuk mengurangi terjadinya
62.5 gram/12 jam hiperglikemia
Efek Samping:
Hiperglikemia, edema, amenorrhea
DRP:
Dosis methylprednisolon berlebih
DM - - Insulin Novorapid (Aspart) METO : Medscape, 2019
Indikasi : DM Kadar GDS, GDP, G2PP stabil MIMS, 2019
Mekanisme : menurunkan glukosa Perkeni, 2015
MESO :
30
darah dengan menstimulasi ambilan Monitoring hipoglikemia
glukosa dan menghambat produksi
glukosa hati PLAN:
Farmakokinetika: Terapi insulin novorapid dapat
Onset 0.2-0.3 jam, durasi 3-5 jam, Vd dilanjutkan dengan penurunan
0.26-0.36 L/kg, metabolisme di hati dosis penggunaan dengan
>50%, ginjal 30%, adipose 20%, t½: maksimal dosis 12 unit/hari
81 menit, eksreksi melalui urine
Dosis Literatur :
10 unit/hari SC atau 0.1-0.2
unit/kg/hari
Dosis Pasien:
5-5-5 unit SC
Efek Samping:
Hipoglikemia, UTI
DRP:
Dosis Novorapid berlebih
DM - - Insulin Lantus (Glargine) METO : Medscape, 2019
Indikasi :DM Kadar GDS, GDP, G2PP stabil MIMS, 2019
Mekanisme : menurunkan glukosa Perkeni, 2015
darah dengan menstimulasi ambilan MESO :
glukosa dan menghambat produksi Monitoring hipoglikemia
glukosa hatireseptor insulin
Farmakokinetika: PLAN:
Onset 3-4 jam, durasi 24 jam, Terapi insulin lantus dapat
metabolisme di jaringan adipose, dilanjutkan.
eksreksi urin
DosisLiteratur :
31
0.2 unit/kg
Dosis Pasien:
0-0-10 unit SC
Efek Samping:
Hipoglikemia
DRP:
Terapi tepat indikasi
Infeksi BAB hitam - Metronidazole METO : Medscape, 2019
Pencernaan Indikasi : infeksi bakteri anaerob BAB sudah kembali normal, tidak MIMS, 2019
Mekanisme : menghambat sintesis berwarna hitam
asam nukleat dengan mengganggu
DNA MESO :
Farmakokinetika: Monitoring mual, muntah dan
Bioavailibillity 80%, absorpsi pada perburukan diare
gastrointestinal, waktu paruh 8 jam,
metabolisme di hati, ekskresi di urin PLAN:
(77%) dan feses (14%) Terapi metronidazole 500 mg
Dosis Literatur : dapat dilanjutkan selama 5 hari
Maintenance dose 7.5 mg/KgBB tiap
6 jam selama 7-10 hari
Dosis Pasien:
500 mg/8 jam
Efek Samping:
Mual, muntah, diare
DRP:
Terapi tepat indikasi
Stress ulcer - - Omeprazole METO : DIH ed 22, 2013
32
Indikasi : menekan sekresi asam Perbaikan nafsu makan, tidak ada Medscape, 2019
lambung keluhan pada gastrointestinal MIMS, 2019
Mekanisme : menghambat kerja
sistem sel didalam lapisan parietal MESO :
lambung yang disebut sebagai proton Monitoring keluhan nyeri kepala,
pump. Menghambat kerja proton nyeri perut dan diare
pump membuat sekresi asam lambung
berkurang, PLAN:
Farmakokinetika: Menyarankan untuk menurunkan
Bioavailabillity 30-40%, onset 1 jam, dosis omeprazole menjadi 40 mg/
durasi 73 jam, Vd 0.39 L/kg, waktu hari apabila dibutuhkan
paruh 0.5-1 jam, ekskresi melalui urin
omeprazole kembali
(77%) dan feses (16-19%)
Dosis Literatur :
40 mg / hari
Dosis Pasien:
40 mg / 12 jam
Efek Samping:
Nyeri perut, nyeri kepala, diare
DRP:
Dosis omeprazole berlebih
Stress ulcer - - Ranitidine METO : Medscape, 2019
Indikasi : gastric ulcer Perbaikan nafsu makan, tidak ada MIMS, 2019
Mekanisme : blok H2 reseptor pada keluhan pada gastrointestinal
sel parietal lambung dengan
menghambat sekresi cairan lambung MESO :
Farmakokinetika: Monitoring keluhan sakit kepala
Bioavailability 90-100%, onset 1 jam, dan nyeri perut
33
durasi 4-5 jam, Vd 1.4 L/Kg, PLAN:
metabolisme di hati, waktu paruh 2.5- Menyarankan untuk meningkatkan
3 jam dosis ranitidine menjadi 150
DosisLiteratur : mg/hari pada malam hari
Maintenance dose 150 mg PO
menjelang tidur
bedtime
Dosis Pasien:
50 mg/12 jam
Efek Samping:
Sakit kepala, nyeri perut
DRP:
Dosis ranitidine kurang
Nyeri Nyeri lengan - Santagesic (Metamizole) METO : DIH ed 22, 2013
tangan Indikasi : antipiretik, analgesik, Perbaikan rasa nyeri lengan kanan
menurunkan suhu dan mengurangi
gejala nyeri MESO :
Mekanisme : menghambat enzim Monitoring tekanan darah
COX-3 (siklooksigenase-3) yang (kemungkinan ES kecil karena
menghasilkan senyawa prostaglandin. hanya diberikan 1 hari saja)
Senyawa prostaglandin merupakan
senyawa yang dapat menyebabkan PLAN:
reaksi peradangan berupa nyeri, Terapi santagesic sudah
demam. dihentikan, monitoring nyeri
Dosis Literatur :
1-2.5 gram maksimal 4 kali sehari
(maksimum 5 gram/hari)
Dosis Pasien:
34
100 mg
Efek Samping:
Agranulositosis, depresi SSP,
hipersensitivitas, hipotensi, perubahan
warna urin
DRP:
Terapi tepat indikasi
Nyeri Nyeri lengan - Parasetamol METO : Medscape, 2019
kanan Indikasi : analgesic, antipiretik Perbaikan rasa nyeri lengan kanan
Mekanisme : memproduksi piresis di
hipotalamus, blok impuls nyeri dan MESO :
menghambat sintesis prostaglandin di Monitoring terjadinya angioedema
SSP (kemungkinan ES kecil karena
Dosis Literatur : hanya diberikan 1 hari saja)
325-650 mg/ 6 jam maksimal 4 gram/
hari PLAN:
Dosis Pasien: Terapi parasetamol udah
Tidak diketahui dihentikan, monitoring nyeri
Efek Samping:
Angioedema
DRP:
Terapi tepat indikasi
Nyeri Nyeri lengan - Ketorolac METO :
kanan Indikasi : nyeri akut sedang-kuat Perbaikan rasa nyeri lengan kanan
Mekanisme : menghambat sintesis
prostaglandin melalui penghambatan MESO :
COX1 dan COX2 Monitoring keluhan sakit kepala
dan gangguan GI (kemungkinan
35
Dosis Literatur : ES kecil karena hanya diberikan 1
30 mg single dose atau 30 mg / 6 jam hari saja)
tidak lebih dari 120 mg/hari
Dosis Pasien: PLAN:
100 mg Terapi ketorolac udah dihentikan,
Efek Samping: monitoring nyeri
Sakit kepala, dispepsia
DRP:
Terapi tepat indikasi
36
4. Planning (P)
b.
37
38