PERKENI, 2019
Klasifikasi
PERKENI, 2019
Patogenesis
• Resistensi insulin pada sel otot dan hati, serta kegagalan sel beta pankreas
patofisiologi kerusakan sentral dari DM tipe 2
• Hasil penelitian terbaru kegagalan sel beta terjadi lebih dini dan lebih berat dari
yang diperkirakan sebelumnya.
• DM tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara cukup
penumpukan gula dalam darah hiperglikemia.
• Glukosa secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah.
• Glukosa dalam tubuh dibentuk di dalam hati dari makanan yang dikonsumsi ke
dalam tubuh.
• Insulin hormon yang diproduksi oleh pankreas memfasilitasi/mengendalikan
kadar glukosa dalam darah dengan mengatur produksi dan penyimpanannya.
• Defisiensi insulin penggunaan glukosa dalam tubuh menurun kadar glukosa
darah dalam plasma tinggi (hiperglikemi) glukosuria dikarenakan glukosa gagal
diserap oleh ginjal ke dalam sirkulasi polyuria, polydipsia, dan polyphagia
(Kerner and Brückel, 2014 ,Ozougwu, 2013).
PERKENI, 2019
Patogenesis
• Organ lain yang juga terlibat jaringan lemak (meningkatnya lipolisis),
gastrointestinal (defisiensi inkretin), sel alfa pankreas
(hiperglukagonemia), ginjal (peningkatan absorpsi glukosa), dan otak
(resistensi insulin) gangguan toleransi glukosa.
• 11 organ penting dalam gangguan toleransi glukosa ini (egregious eleven)
perlu dipahami karena dasar patofisiologi ini memberikan konsep :
1) Pengobatan harus ditujukan untuk memperbaiki gangguan patogenesis,
bukan hanya untuk menurunkan HbA1c saja
2) Pengobatan kombinasi yang diperlukan harus didasarkan pada kinerja
obat sesuai dengan patofisiologi DM tipe 2.
3) Pengobatan harus dimulai sedini mungkin untuk mencegah atau
memperlambat progresivitas kegagalan sel beta yang sudah terjadi pada
penyandang gangguan toleransi glukosa.
PERKENI, 2019
Patogenesis
• Tidak hanya otot, hepar, dan sel beta pankreas saja yang berperan sentral
dalam patogenesis penyandang DM tipe 2, tetapi terdapat 8 organ lain
yang berperan the egregious eleven (Schwartz, 2016).
Schwartz SS, et al. The time is right for a new classification system for diabetes rationale and implications
of the β-cell-centric classification schema. Diabetes Care. 2016; 39: 179-86
Patogenesis
• Patogenesis hiperglikemia disebabkan oleh 11 hal (egregious eleven), yaitu :
PERKENI, 2019
Patogenesis
6) Otak
4) Otot Insulin penekan nafsu makan yang
DM tipe 2 gangguan fosforilasi tirosin kuat. Pada obese DM dan non-DM
gangguan kinerja insulin yang multipel di hiperinsulinemia yang merupakan
intramioselular gangguan transport mekanisme kompensasi dari resistensi
glukosa dalam sel otot, penurunan sintesis insulin jika resistensi insulin juga
glikogen, dan penurunan oksidasi glukosa. terjadi di otak asupan makanan
Obat metformin dan tiazolidinedion. meningkat. Obat agonis GLP-1, amilin,
dan bromokriptin.
7) Kolon/Mikrobiota
5) Hepar Perubahan komposisi mikrobiota pada kolon
DM tipe 2 resistensi insulin yang berat hiperglikemia. Mikrobiota usus terbukti
glukoneogenesis produksi glukosa dalam berhubungan dengan DM tipe 1, DM tipe 2,
keadaan basal oleh hepar (hepatic glucose dan obesitas hanya sebagian individu
production) meningkat. Obat metformin berat badan berlebih berkembang menjadi
menekan proses glukoneogenesis. DM. Probiotik dan prebiotik mediator
untuk menangani keadaan hiperglikemia.
PERKENI, 2019
Patogenesis
8) Usus halus
Glukosa oral memicu respons insulin jauh lebih besar dibanding intravena.
Efek inkretin diperankan oleh 2 hormon glucagon-like polypeptide-1 (GLP-1) dan glucose-dependent
insulinotrophic polypeptide atau gastric inhibitory polypeptide (GIP).
DM tipe 2 defisiensi GLP-1 dan resisten terhadap hormon GIP. Enzim DPP-4 hormon inkretin
segera dipecah hanya bekerja dalam beberapa menit.
Obat yang bekerja menghambat kinerja DPP-4 DPP-4 inhibitor.
Saluran pencernaan juga mempunyai peran dalam penyerapan karbohidrat melalui kinerja enzim alfa
glukosidase memecah polisakarida menjadi monosakarida diserap oleh usus meningkatkan
glukosa darah setelah makan. Obat yang bekerja menghambat kinerja enzim alfa glukosidase
acarbosa.
9) Ginjal
Ginjal memfiltrasi glukosa sekitar 163 g/hr. 90% glukosa terfiltrasi diserap kembali melalui peran
enzim sodium glucose co-transporter (SGLT-2) pada bagian convulated tubulus proksimal, 10%
sisanya diabsorbsi melalui peran SGLT-1 pada tubulus desenden dan asenden tidak ada
glukosa dalam urin.
DM peningkatan ekspresi gen SGLT-2 peningkatan reabsorbsi glukosa di dalam tubulus ginjal
peningkatan kadar glukosa darah.
Obat yang menghambat kinerja SGLT-2 penghambat SGLT-2 (dapaglifozin, empaglifozin, dan
canaglifozin) menghambat reabsorbsi kembali glukosa di tubulus ginjal glukosa dikeluarkan
lewat urin.
PERKENI, 2019
Patogenesis
10) Lambung
DM kerusakan sel beta pankreas penurunan produksi amilin percepatan pengosongan
lambung & peningkatan absorpsi glukosa di usus halus berhubungan dengan peningkatan kadar
glukosa postprandial.
PERKENI, 2019