Hiperglikimia
Kelompok II
Judul study Kasus : Asuhan Keperawatan pada klien Diebetes Melitus
Skala Intensitas
Pengkajian
Pengkajian pada pasien dengan diabetes mellitus menurut Marilyn E.Doenges ( 1999 : 729
738 ), meliputi ;
a. Aktivitas dan gejala
Gejala : lemah, letih dan sulit bergerak dalam berjalan, kram otot, tonus
menurun, gangguan tidur dan istirahat.
Tanda : takhikardi dan takhipnea pada keadaan istirahat atau dengan aktivitas,
latergi, koma dan penurunan kekuatan otot.
b. Sirkulasi
c. Integritas Ego
d. Eliminasi
Gejala : hilang nafsu makan, mual, muntah, tidak mengikuti diet, peningkatan
masukan glukosa, penurunan berat badan dari priode beberapa hari /
minggu, haus, penggunaan deuritik ( tiazid ).
Tanda : kulit kering, turgor kulit jelek, kekakuan / distensi abdomen, pembesaran
kelenjar tyroid, bau halisotis / manis bau buah.
f. Neurosensori
g. Nyeri / kenyamanan
h. Pernafasan
i. Keamanan
Tanda : demam, diaforesis, kulit rusak, lesi, menurunnya kekuatan umum atau
rentang gerak.
j. Seksualitas
Tanda : demam, diaforesis, kulit rusak, lesi, menurunnya kekuatan umum atau
rentang gerak.
a. Pengertian
Diabetes Melitus adalah keadaan dimana hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan
metabollik gangguan hormonal yang menimbulkan komplikasi kronik pada mata, ginjal, syaraf
dan pembuluh darah. ( Mansjoer , 1999 )
Diabetes melitus adalah penyakit metabolic yang biasanya herediter, dengan tanda tanda
hiperglikemia dan glikosuria, disertai dengan atau tidak adanya gejala klinik akut maupun
kronik, sebagai akibat dari kurangnya insulin efektif didalam tubuh, gangguan primer terletak
pada metabolisme karbohidrat, yang disertai juga dengan gangguan metabolisme lemak dam
protein. ( Anonim , 1998 )
Diabetes Melitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetic dan klinis termasuk
heterogen dengan manifestasi berupa kehilangan toleransi karbohidrat. Jika berkembang
penuh decara klinis, maka diabetes mellitus ditandai oleh hiperglikemia puasa, aterosklerotik
dan mikroangiopati dan neuropati ( Sylvia Anderson, 1995 )
Diabetes Melitus adalah suatu sindrom yang ditandai oleh hiperglikemia kronis dengan
gangguan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak yang disebabkan oleh defisiensi
absolute atau relative dari sekresi insulin dan atau kerja insulin. ( Surilena , 2004 )
Dari kesimpulan diatas dapat diambil sebuah kesimpulan dimana diabetes mellitus merupakan
gangguan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak baik secara klinis maupun genetic yang bersifat
herediter dan menimbulkan suatu komplikasi kronik pada mata, ginjal, syaraf dan pembuluh darah.
Diabetes mellitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai oleh ketiadaan absolute insulin
atau insensitivitas sel terhadap insulin. Berdasarkan definisi, glukosa darah puasa harus lebih besar
dari pada 140 mg/ 100ml pada dua kali pemeriksaan terpisah agar diagnosis diabetes mellitus dapat di
tegakkan.
Diabetes mellitus di bagi dua menjadi primer dan skunder. Diabetes mellitus primer mencakup IDDM
( insulin dependent diabetes mellitus ) tipe I dan NIDDM ( non-insulin dependent diabetes mellitus ) tipe
II. Sedangkan diabetes mellitus skunder dapat disebabkan oleh penyakit pancreas, kelainan hormonal,
karena obat, kelainan reseptor insulin, sindrom genetic, dan lain-lain.
Diabetes mellitus tipeI adalah penyakit hiperglikemia akibat ketiadaan absolute insulin. Penyakit ini
disebut diabetes mellitus dependen insulin ( IDDM ). Pengidap insulin ini harus mendapat insulin
pengganti.
Diabetes tipe I biasa dijumpai pada orang yang tidak gemuk berusia kurang dari 30 tahun,
dengan perbandingan laki-laki sedikit lebih banyak dari pada wanita. Karena insidens diabetes
tipe I memuncak pada usia remaja dini, maka dahulu bentuk ini disebut sebagai diabetes
juvenilis. Namaun diabetes tipe I dapat timbul pada segala usia.
Diabetes mellitus tipe II adalah penyakit hiperglikemia akibat insensivitas sel terhadap
insulin. Kadar insulin mungkin menurun atau berada dalam rentang normal. Karena insulin
tetap dihasilkan oleh sel-sel pancreas, maka diabetes tipe II di anggap sebagai NonI nsulin
Dependent Diabetes Melitus ( NIDDM ). Diabetes tpe II biasanya timbul pada orang yang
berusia lebih dari 30 tahun dan dahulu disebut sebagai diabetes awitan dewasa. Pada pasien
wanita lebih banyak dari pada pria.
IDDM NIDDM
OLEH
KELOMPOK II
H.SUMARNA
TULUSNO
MARTONO
RIADI
TARASIA.S.NGADAL
M.ZARKASI
ELLY YUNITA
YUDHA BAYU.P
MURNIATI
MAHDANIAH
AHYARUDDIN
NENENG EKA SARI
MAIMUNAH
MONALISA
1. Kompos Mentis
2. Apatis
Keadaan kesadaran yang untuk berhunbungan dengan kehidupan sekitarnya, sikaf acuh tak
ah
3. Samnolen
Keadaan kesadaran yang mau tidur saja. Dapat dibangunkan dengan rangsangan nyeri,
akan tetapi jatuh dari tidur.
4. Delirium
Keadaan kacau motorik yang sangat, memberontak, berteriak teriak dan tidak sadar
terhadap orang lain , tempat dan waktu.
5. Sopor / Semikoma
Keadaan kesadaran yang menyerupai koma, reaksi hanya dapat ditimbulkan dengan
rangsangan nyeri.
6. Koma
Keadaan kesadaran yang hilalng sama sekali dan tidak dapat dibangunkan dengan
rangsangan apapun.
ASUHAN KEPERAWATAN UTUK DIAGNOSIS
DIABETES MELITUS
PENGKAJIAN
A. IDENTITAS
Nama : Tn.P
Jenis kelamin : laki laki
Umur : 63 tahun
Alamat : Pajukungan
Pendidikan : Tidak sekolah
Pekerjaan : Pedagang
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Banjar / Indonesia
Tanggal masuk RS : 2 Maret 2007
Diagnose Medis : Diabetes Melitus
No.RM : 0784/07
Nama : Ny.N
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 36 tahun
Pekerjaan : IRT
Alamat : Pajukungan
Hubungan dengan klien : Anak kandung
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama
Luka pada jari kaki kanan, nyeri pada luka dan tidak bisa tidur.
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
Pada tanggal 4 Maret 2007 jam 16.30 WITA kesadaran Compos Mentis klien dapat
menjawab pertanyaan yang di ajukan perawat dengan baik.
Tanda tanda vital yang didapat tanggal 4 maret 2007 ; TD : 140/70 mmHg, Nadi : 88
x/mnt, RR : 28 x/mnt, Suhu : 36,5c, BB : 50 Kg, GCS : 456.
Terdapat gangrene pada kaki kanan digiti III, nyeri dengan karakteristik nyeri 2 ( skala 0-
5 ) yaitu nyeri sedang dan nyeri seperti ditusuk-tusuk dimana terdapat satu mata luka
kecil dan mengeluarkan pus / nanah.
2. Kulit
Kulit berwarna kuning langsat, turgor kulit baik ( dicubit pada lengan kembali dalam wakt
2 detik ), kulit teraba dingin, pada kaki kanan tampak ada luka gangrene pada digiti III
membengkak dan mengeluarkan pus, pada punggung tepid an telapak kaki kanan
terdapat bekas luka gangrene yang sembuh, kebersihan kulit cukup bersih dan tidak ada
kotoran yang menempel pada kulit klien.
9. Abdomen
Struktur simetris, tidak ada asites, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hati dan
limfe, bising usus 15 x/mnt.
1. Aktivitas dan Istirahat ( dirumah / sebelum sakit dan dirumah sakit / saat sakit.
Klien sebagai pedagang, kalau pagi biasanya klien sibuk menyiapkan barang dagangan.
Pada siang hari klien biasanya duduk-duduk, tidur siang kadang-kadang klien lakukan,
untuk tidur malam biasanya klien mulai jam 22.00 WITA dan tengah malam kadang klien
terbangun untuk kencing, sedangkan dirumah sakit klien terbaring dan duduk di atas
ranjang, untuk tidur siang kadang-kadang dilakukan. Untuk tidur malam klien jarang
tidur, karena lingkungan yang asing dan ramai serta suhu ruang yang panas dan gerah.
2. Personal Hygiene
Klien pada waktu dirumah mandi 2 kali / hari, menggosok gigi 2 kali / hari pada pagi dan
malam hari, memotong kuku bila panjang, keramas tiap minggunya. Dirumah sakit klien
hanya diseka oleh istri dan terkadang dilakukan sindiri dan menggosok gigi sendiri.
3. Nutrisi
Dirumah klien makan 3 kali / hari, kurang 2 tahun ini klien memakan nasi dan pisang
rebus. Untuk sayur klien menyukai sayr bayam dan di campur ikan, klien tidak menyukai
daging ayam. Klien biasanya menghabiskan setengah porsi makanan. Dirumah sakit
klien memakan 3 kali sehari dengan diet nasi lembek, rendah gula 1.900 kalori, minum
5-6 gelas / hari dengan air putih.
5. Seksualitas
Klien sudah menikah dan mempunyai 7 anak dan 15 cucu, hubungan dengan istri dan
anak-anak sangat baik dan klien sudah merasa sangat tua, sehingga untuk hubungan
seksual sudah jarang dilakukan. Hubungan klien dengan anak-anak sangat dekat
terlebih pada anak ke 6 dikarenakan rumah di anak berdekatan dengan rumah klien.
6. Psikososial
Dirumah menurut keluarga klien sangat mudah bergaul, sabar tapi agak cerewet.
Hubungan dengan perawat dan klien sangat baik dimana klien selalu memberikan
informasi dan klien sering bertanya tentang hal-hal tidak diketahuinya mengenai
penyakitnya.
7. Spiritual
Klien beragama Islam, dirumah klien menjalankan Shalat 5 waktu, kadang
ditambah shalat sunat dan tahajut. Dirumah sakit merasa dirinya tidak
bersih karena adanya luka pada kaki, klien berdoa dan terlihat berzikir,
meminta kesembuhan atas penyakit yang dideritanya.
E. DATA FOKUS
Inspeksi : - Terlihat luka gangrene pada kaki kanan digiti III, kulit
terkelupas pada punggung kaki kanan.
- Luka mengeluarkan pus dan bau kurang sedap
- Pergerakan kurang, hanya berbaring pada tempat tidur.
F. DATA PENUNJANG
Pelaksanaan Medis
Kerangka utama penatalaksanaan diabetes mellitus yaitu pelaksanaan mekan, latihan jasmani, obat
hipoglikemi dam penyuluhan.
1. Sulfonilurea
2. Bin guanid
3. Inhibitor Glukosidose
4. Insulin Sensitizing Agent
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit yang ditandai oleh adanya kenaikan kadar gula
darah ( hiperglikemia ). Keadaan suatu hiperglikemia yang kronik pada diabetes mellitus dapat
mengakibatkan terjadinya komplikasi kronik beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal, syaraf,
jantung dan pembuluh darah. Keadaan hiperglikemia kronik ini dapat mengenai banyak organ pada
semua lapisan masyarakat di seluruh dunia.
Hal ini mengakibatkan kereahan bagi Negara-negara maju dan berkembang khususnya
Negara Indonesia, karena sebelumnya diabetes mellitus tidak pernah mansapatkan perhatian para ahli
Diabetes di Negara Negara barat.
Ada beberapa factor yang menyebabkan peningkatan diabetes mellitus yaitu pola makan di
kota-kota yang telah bergeser daro pola makan tradisional yang mengansung banyak karbohidrat dan
serat dari sayuran kepola makan kebatat baratan dengan komposisi makanan yang terlalu banyak
mengandung protein, lemak, gula,garam dan mengandung sedikit serat serta kurangnya waktu untuk
berolahraga.
Melihat kenyataan ini, dinegara maju dan berkembang sekarang berusaha melakukan suatu
upaya dengan melakukan suatu kampanye besar-besaran bagi yang menderita penyakit ini untuk
dapat mengelola hidup yang sehat , jadi mereka lebih mengalokasikan dana kesehatan yang lebih
menekan pada segi preventif dari pada kuratif sedangkan untuk penderita diabetes mellitus lebih
ditekankan pada dua segi yaitu preventif dan kuratif dimana apabila tidak dikelola dengan baik akan
mendapatkan terjadinya berbagai penyakit menahun. Dengan demikian diharapkan agar dapat selalu
mengendalikan kadar gula darah sehingga semua penyakit menahun dapat dicegah atau dihambat.
B. Tujuan Umum
Untuk melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan diabetes mellitus secara
komferhensif yang menggunakan proses keperawatan diruang Yakud RSUD H.Damanhuri Barabai.
C. Tujuan Khusus
1. Untuk menggali data dan menganalisa biopsikososial dan spiritual klien diabetes mellitus.
2. Untuk merumuskan diagnosis keperawatan pada klien diabetes mellitus.
3. Untuk membuat rencana tindakan keperawatan pada klien diabetes mellitus.
4. Untuk melakukan implementasi pada klien diabetes mellitus
5. Melakukan evaluasi dari hasil keperawatan pada klien diabetes mellitus.
6. Melakukan pendukomentasian pada klien diabetes mellitus.
E. Manfaat
1. Untuk Instansi / Pelayanan Keperawatan
Baik perawat atau tenaga kesehatan dan mahasiswa yang berpraktek di pelayanan
kesehatan dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dalam melakukan perawatan komferhensif
dan dapat melaksanakan teori teori dalam praktek di lapangan dan juga mengetahui cara-
cara atau tindakan yang sesuai dengan keadaan klien, lebih memperhatikan kebutuhan dasar
dan respon yang berbeda-beda. Seorang perawat lebih mengobsevasi keadaan klien dari segi
perkembangan atau kemunduran klien, memonitor hasil pemeriksaan laboraturium dan dalam
setiap tindakan perawat lebih melibatkan peran serta aktif klien dan keluarga agar dapat
dilanjutkan setelah pulang dari rumah sakit.
3. Untuk Pendidikan
Dapat melakukan pembinaan dan arahan dalam pemberian asuhan keperawatan
khususnya pada penyakit diabetes mellitus sehingga asuhan keperawatan yang diberikan oleh
mehasiswa yang berpraktek dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas keperawatan dan juga
adanya keseragaman standar dalam pemberian teori dengan pelaksanaannya.
Diabetes Melitus ( DM )
Diabetes mellitus adalahkeadaan dimana tubuh tidak menghasilkan atau memakai
insulin sebagaimana mestinya. Insulin adalah hormone yang membawa glukosa darah ke
dalam sel-sel dan menyimpan sebagai glikogen. Bila tidak diobati DM dapat menimbulkan
masalah. Kadar glukosa darah yang tinggi mengganggu sirkulasi dan dapat merusak syaraf.
Hal ini berakibat nyeri pada tungkai, kebutaan, gagal ginjal, dan kematian. Luka kecil berakibat
kematian jaringan dan dapat berakhir dengan amputasi. Diabetes mellitus meningkatkan risiko
timbulnya aterosklerosis atau penyempitan pembuluh darah.
Diabetes mellitus dibagi dua bagian Prime dan skunder. Diabetes mellitus primer
mencakup IDDM ( insulin dependent diabetes mellitus ) tipe 1 dan NIDDM ( Non-Insulin
dependent diabetes mellitus ) tipe 2. sedangkan diabetes mellitus skunder dapat disebabkan
oleh penyakit penkreas, kelainan hormonal, obat, kelainan reseptor insulin, sindrom genetic,
dan lain-lain.
Tahap Peristiwa
1 Kepekaan genetic
2. Peristiwa lingkungan ( virus ? ) mengawali proses pada individu yang peka.
Pentingnya factor lingkungan : kembar monozigot yang DM hanya 50%.
3 Reapon radang pancreas yang disebut insulitis. Sel yang menyebuk pulau-
pulau limfosit T aktif.
4 Aktivasi otoimunitas. Prubahan pada permukaan sel beta, sehingga oleh
system imun dikenali sebagai non-self ( asing ).
5 Timbul respon imun. Antibody sitotoksik menyerang si beta ( lebih 90% )
DM
6 Diabetes Melitus.
Pada waktu terjadi IDDM, sebagian besar sel beta dalam penkreas telah rusak. Penyebab
hampir selalu otoimun. Bila diringkas patogenesis IDDM meliputi : Predisposisi genetic
environmental insult insulitis konversi sel beta dari self ke non self aktivasi system
imun destruksi sel-sel beta DM.
Gejala dan menifestasi klinis yang timbul bervariasi, biasanya gejala hiperglikemia dengan
gejala yang dirasakan berupa poliuria, polidipsia dan polifagia. Kadang-kadang komplikasi
degeneratif beruupa neuropati.
Penatalaksanaan Medis
Pada penderita diabetes mellitus dapat dilakukan melalui : diet berdasarkan berat badan ideal,
ditentukan kebutuhan kalori / hari ; insulin untuk pasien IDDM dan NIDDM ; obat oral,
sulfonylurea untuk NIDDM.
Bila kadar glukosa plasma dapat turun sampai normal, baik. Bila tidak, dianjurkan pakai
insulin, untuk memperlambat timbulnya komplikasi. Kerja sulfonilurea adalah merangsang
penglepasan insulin oleh sel . Beberapa jenis obat sulfonilurea adalah : asetoheksamida,
klorpropamida, tolbutamida, tolazamida, gliburida, glipizada dan glibormirida.
Komplikasi akut diabetes mellitus mulai dari hipoglikemia koma ( beri glukosa kadar tinggi
misal 40% ). Ketoasidosis ( asidosis disebabkan produksi keton-bodies meningkat koma .
Koma hiperosmolar non ketotik terjadi pada NIDDM dan dehidrasi berat diuresis lebih
banyak dari pada air yang diminum, misalnya pada lansia, hemodialisis, peritoneal dialysis.
Terapi untuk keadaan ini dengan cairan IV banyak ( 2-3 L dalam jam pertama ).
Komplikasi lanjut dapat dirasakan pada 15-20 tahun setelah ada hiperglikemia. Kelainan
sirkulasi dapat berupa aterosklerosis, retinopati, nefropati, neuropati, dan gangguan sirkulasi
perifer.