NIM : G016211033
Matkul : Pendidikan Agama Kristen
Prodi : Teknologi Produksi Tanaman Pangan
Negara tidak boleh mencampuri urusan gereja, sebaliknya gereja patut memberikan
sumbangsih sebagai perwujudan dari “menjadi garam dan terang dunia”. Untuk itu, gereja
sebagai institusi rohani tidak perlu terlibat dalam aksi politik praktis. Gereja juga tidak
perlu mendukung partai politik, sekalipun itu partai politik Kristen yang didirikan oleh para
pendeta atau rohaniwan manapun juga, baik secara langsung maupun tidak langsung. Para
rohaniwan, yaitu pendeta dan pejabat gereja lainnya, merupakan representasi umat dan
gereja Tuhan. Bila para rohaniwan dan pejabat gereja lainnya sudah menjadi bagian dari
kegiatan politik praktis, siapakah lagi yang menggembalakan umatnya, termasuk para
politisi Kristen, yang mana mereka bukan rohaniwan dan bukan pula pejabat gereja?
Gereja, melalui pejabat gereja, seharusnya meng-gembalakan umatnya yang terjun dalam
dunia politik, sehingga mereka menjadi politisi yang berani membela kebenaran dan
keadilan, serta berani membela kaum lemah dan miskin sebagaimana Yesus sendiri
berpihak kepada mereka.
Gereja tidak perlu berpolitik praktis, tetapi gereja mendukung umatnya dan
menggembalakan mereka secara benar, yakni orang-orang yang kompeten di dalamnya,
sehingga tidak menyimpang dari esensinya, yakni menjadi garam dan terang Kristus dalam
dunia ini. Dengan demikian, gereja mendatangkan sesuatu yang berarti bagi bangsa dan
negara Indonesia tercinta ini.
DAFTAR PUSTAKA
https://binus.ac.id/character-building/2021/02/bolehkah-gereja-berpolitik/