Anda di halaman 1dari 42

Orang Muda Katolik

dan Politik
B. A. Rukiyanto, S.J.
Pokok Bahasan
Pengantar
Catatan historis
Gereja dan Politik
Orang Muda Katolik dan Politik
Etika dan Spiritualitas Politik
Apa yang dapat kita lakukan?
Simpulan
Pengantar
Pengantar
Politik itu kotor, najis dan memuakkan...
Politik itu kejam, bengis dan terkadang tanpa etika
/moral.
Politik itu sama dengan uang dan kekuasaan.
Itulah citra politik bangsa kita
Tugas kita: mengubah citra politik yang kotor menjadi
sesuatu yang indah, menarik, menggembirakan dan
menyelamatkan.
Etika atau Moral Katolik dapat membantu kita untuk
menggapai maksud tersebut.
Catatan Historis
Semasa perang kemerdekaan: ikut berjuang,
misalnya: Mgr. Alb. Soegijapranata, S.J.
Setelah kemerdekaan: membela negara sampai mati,
misalnya: A. Adisucipto, Ignatius Slamet Riyadi,
Yosafat Sudarso.
Semasa Bung Karno: aktif dalam dinamika politik,
misalnya: Partai Katolik, I.J. Kasimo, Frans Seda
Semasa Soeharto: tidak jelas, hanya beberapa
kelompok yang dekat atau kritis terhadap pemerintah
Semasa Reformasi: awalnya terlibat, sekarang tak
jelas
Pertanyaan kritis
Apakah politik masih perlu kita jalankan?
Politik seperti apa yang dapat kita
jalankan?
Di mana dan sejauh mana kita umat
Katolik (OMK) berpolitik dan memainkan
peran di dalamnya?
Apakah opsiku sebagai orang muda Katolik
dalam berpolitik?
Apa itu Politik?
Apa itu Politik?
Akar kata dari bahasa Yunani:s yang artinya
negara kota.
Plato  (+347 SM) dengan bukunya Politea (negara
ideal) membahas tentang tugas negara.
Aristoteles menyebut manusia sebagai zoon politikon
(makhluk dengan kodrat sosial)
Politik: segala sesuatu yang berkaitan dengan
kepentingan umum (respublica).
Apa itu Politik?
Politik: segala macam aktivitas yang berkaitan dengan
orang banyak, terutama yang bertujuan untuk mencapai
bonum communae (social welfare – kesejahteraan dan
keamanan masyarakat).
Politik lahir ketika manusia mengenal hidup
bermasyarakat, bersosialisasi, berinteraksi satu sama
lain, serta ketika sekelompok manusia mampu
mempengaruhi kelompok lainnya.
Politik dengan demikian merupakan kodrat manusia,
sesuatu yang dimiliki oleh manusia sebagai akibat dari
eksistensinya sebagai makhluk sosial.
Dalam perkembangan dan kenyataannya, konsep
politik berubah sesuai dengan sistem dan ideologi
politik yang dianut.
Bahkan politik dipandang sebagai cara, metode, alat,
seni bagaimana memperoleh kekuasaan, bagaimana
menjalankan kekuasaan, serta bagaimana
mempertahankan kekuasaan.
Di sinilah politik berpotensi negatif, menjadi sesuatu
yang kotor, yang tidak lagi bertujuan untuk bonum
communae, tetapi untuk kepentingan dan
keuntungan pribadi atau kelompok.
Gereja dan Politik
Gereja dan Politik
Gereja dan politik memiliki dasar dan tujuan yang
sama yakni memperhatikan keselamatan manusia,
menata kehidupan menjadi lebih baik.
Karena itulah, bagi Gereja, politik itu mulia dan luhur,
layak untuk diperjuangkan dan terlibat di dalamnya.
Dalam kenyataannya, praktek politik menyimpang dari
arah dan tujuan yang sebenarnya. Politik lebih terarah
dan tertuju kepada kepentingan pribadi,
kelompok dan partai. Kepentingan dan kesejahteraan
umum kurang dan bahkan tidak diperhatikan.
Dalam kondisi seperti itu, Gereja tidak tinggal diam.
Gereja selalu berjuang untuk mengembalikan politik
pada jalur yang sebenarnya, yakni pengabdian dan
pelayanan demi kepentingan dan kesejahteraan orang
banyak.
Alat dan sarana yang bisa dipakai untuk tujuan itu
adalah HATI NURANI. Lewat seruan dan
perjuangannya, Gereja selalu berusaha untuk
menjalani politik yang bertumpu pada hati nurani,
yang beretika/bermoral.
Sejak Konsili Vatikan II (1962-1965), Gereja telah
menyatakan sikapnya untuk beretika dalam politik:
pelaksanaan wewenang politik, baik dalam
masyarakat, maupun di dalam lembaga-lembaga yang
mewakili negara, harus selalu diwujudkan dalam
batas-batas tata susila, demi mengusahakan
kepentingan umum menurut tata hukum yang sah.
Maka para warga diwajibkan dalam hati nuraninya
untuk taat. Tampak tanggung jawab, martabat dan
wibawa penguasa.
Namun di mana para warga dipaksa oleh kekuasaan
negara, yang melanggar wewenangnya, hendaknya
mereka tidak menolak apa yang secara objektif
dituntut oleh kepentingan umum; akan tetapi mereka
boleh membela haknya dan hak sesama warganya
terhadap penyalahgunaan wewenang ini, sambil
memperhatikan batas-batas yang digariskan hukum
kodrati dan hukum Injil (GS 74)
Ajaran Gereja
Sejak Konsili Vatikan II (1962-1965), Gereja
memandang dunia secara positif. Dunia merupakan
tempat untuk mewujudkan Kerajaan Allah (Gaudium
et Spes).
KV II: Gaudium et Spes ("Konstitusi Pastoral tentang
Gereja dalam Dunia Modern"), Lumen Gentium
("Konstitusi Dogmatis tentang Gereja“), Apostolicam
Actuositatem ("Dekrit tentang Kerasulan Awam“)
Gereja harus terlibat dalam politik “untuk membangun
kehidupan politik yang sungguh manusiawi ...
menumbuhkan semangat batin keadilan dan kebaikan
hati serta pengabdian demi kesejahteraan umum”
(Gaudium et Spes , 73).
Mereka yang cakap atau berbakat hendaknya
menyiapkan diri untuk mencapai keahlian politik yang
sukar sekaligus amat luhur, dan berusaha
mengamalkanya, tanpa memperhitungkan
kepentingan pribadi atau keuntungan materil” (GS 75)
Tugas khusus umat Katolik adalah “menyinari dan
mengatur semua hal-hal fana, yang erat-erat
melibatkan mereka, sedemikian rupa, sehingga itu
semua selalu terlaksana dan berkembang menurut
kehendak Kristus, demi kemuliaan Sang Pencipta dan
Penebus” (Lumen Gentium 31).
“Hendaknya orang-orang Katolik yang mahir di
bidang politik, dan sebagaimana wajarnya berdiri
teguh dalam iman serta ajaran kristiani, jangan
menolak untuk menjalankan urusan-urusan umum”
(Apostolicam Actuositatem 14).
Politisi Awam
1. Politisi awam Katolik harus tulus seperti merpati
dan cerdik seperti ular, memiliki pemahaman yang
memadai tentang  ajaran Gereja (a.l. ASG, KV II)
2. Politisi awam Katolik dan hirarki (klerus) perlu
menjalin komunikasi yang efektif dan berkelanjutan.
3. Hirarki (klerus) adalah teman berjalan seiring bagi
politisi awam Katolik dalam  peziarahan dan
perjuangannya mewujudkan demokrasi,
kesejahteraan umum dan  keadilan.
Orang Muda Katolik
Berpolitik?
Realitas OMK?
Konon orang muda katolik enggan untuk bicara dan
terlibat urusan politik.
Betulkah kita enggan? Mengapa enggan?
Mungkin karena tidak tahu atau bahkan tidak mau
tahu, mungkin hanya tidak punya teman bicara, tidak
memiliki kesempatan untuk mencurahkan gasasan
tentang politik dan mungkin lingkungan kita yang
belum siap.
Kemungkinan lain: kita terlanjur alergi pada politik,
melihat sikap dan perilaku politisi yang dipenuhi
kecurangan, manipulasi, saling menjatuhkan.
Kalau politik dijalankan semestinya, tidak ada alasan
lagi untuk alergi.
Yang jelas kita harus alergi dengan praktik manipulasi
dan kecurangan yang merusak esensi politik.
Sebagai orang muda Katolik, kita harus terlibat dan
berpartisipasi secara aktif, dimulai dari aktivitas dan
lingkungan kita masing-masing.
Untuk terlibat dalam politik, kita membutuhkan
kapasitas berupa pengetahuan dan pemahaman
politik, ketatanegaraan, ajaran gereja, dan
pengorganisasian komunitas sehingga kita tidak
canggung untuk berbicara dan memperjuangkan
kebaikan bersama.
Semboyan Mgr. Soegijopranoto “100% Katolik dan
100% Indonesia” mengingatkan kita untuk menyadari
hakekat kita sebagai warga Gereja dan warga negara
Indonesia, hakekat yang  entah disadari atau tidak,
lambat laun tergerus arus jaman dan kita semakin
jauh dan menjauhkan diri dari kehidupan bersama
sebagai warga negara.
Kita harus bangkit dari tidur panjang dan bergerak
untuk terlibat dalam kehidupan bersama sebagai
wujud  iman kita.
Tiga tugas OMK
1) Tugas ke-mudaan: bertanggungjawab atas
panggilan untuk berpihak pada yang miskin, lemah
dan tertindas, memperjuangkan tata sosial yang adil,
serta menjunjung martabat manusia.
2) Tugas ke-Katolikan: bertanggungjawab atas tugas
perutusan Allah melalui Gereja: memahami dan
menghayati ajaran iman dan sakramen agar fungsi
sebagai garam masyarakat makin terwujud.
3) Tugas ke-Indonesiaan: bertanggungjawab atas
kedaulatan bangsa Indonesia untuk mewujudkan cita-
cita Negara Kesatuan Republik Indonesia.
OMK sebagai bagian dari kehidupan berbangsa dan
bernegara dipanggil untuk mewujudkan keselamatan
melalui keterlibatan dalam setiap aspek kehidupan
bangsa, salah satunya adalah  kehidupan berpolitik.
Berpolitik merupakan profesi dan sekaligus
panggilan. Artinya bahwa setiap warga negara,
termasuk OMK dipanggil untuk berperan maksimal,
strategis, dan bertanggungjawab.
Gereja juga dipanggil untuk berpartisipasi dalam
politik, maka para kaum muda juga dipanggil untuk
berpartisipasi dalam politik.
Penting untuk diperhatikan: visi dan misi dalam
berpolitik, sikap, motif dan citra politik seperti apa 
yang perlu dijalani.
Gereja mengharapkan keterlibatan politik OMK yang
beretika/bermoral, yang bertumpu pada bisikan hati
nurani yang jernih dan yang bertujuan demi kebaikan
dan kesejahteraan bersama.
Untuk itu, OMK harus bercermin pada Yesus Kristus,
politikus handal yang bermoral.
Etika Politik
Etika Politik OMK
Bercermin pada Yesus Kristus Sang Politikus
Bermoral
Secara etimologis, etika berasal dari bahasa Yunani
ethos (jamak: ta ethica) yang berarti kebiasaan, adat
istiadat, cara yang lazim dalam bertindak, dan watak.
Etika dipahami sebagai ilmu atau filsafat tentang
tindakan manusia yang dinilai baik atau buruknya.
Dari definisi ini jelas terlihat bahwa penekanan
terletak pada tindakan manusia (objek etika).
Hukumnya adalah bila Hati Nurani melihat sesuatu
itu baik, lakukanlah, namun bila buruk, hindarilah.
Akan tetapi bila masih ragu-ragu jangan
mengambil keputusan dan bila terpaksa harus
mengambil keputusan, harus memakai prinsip minus
malum: melakukan yang kurang buruk dari
keburukan yang ada.
Dalam paham moral Kristiani, orang bisa memberikan
penilaian moral terhadap suatu tindakan dengan
bertumpu pada 3 hal yang saling terkait, yakni: objek
tindakan, motif tindakan dan situasi-kondisinya
(sikon). Bila objek tindakan itu baik, motifnya baik
dan sikon mendukung, maka tindakan itu otomatis
bernilai baik, begitu sebaliknya. Akan tetapi bila objek
tindakannya buruk, motifnya baik dan sikon
mendukung, maka tindakan itu belum tentu bernilai
buruk (tidak etis).
Spiritualitas Politik
Spiritualitas Politik
Berpolitik memiliki dasar spiritual dalam seluruh
sejarah keselamatan manusia.
Sejak dalam Perjanjian Lama Allah menghendaki
keselamatan semua orang, yang berpuncak pada
pemberian Diri Allah dalam Yesus Kristus.
Keselamatan itu meliputi segala aspek dan dimensi
kehidupan, termasuk kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Itulah sebabnya semua negara dan pemerintahan
bertujuan sama, yaitu mewujudkan kesejahteraan
umum (bonum communae).
Ajaran etika atau moral Kristiani terletak pada ajaran
moral Yesus Kristus. Injil merupakan penjelmaan
ajaran moral Yesus Kristus bagi para pengikut-Nya.
Mahatma Gandhi bahkan pernah mengakui Sabda
Bahagia Yesus dalam Kotbah di Bukit (Mat 5:7) sebagai
ajaran moral tertinggi.
Hukum moral Yesus yang pertama dan utama adalah
KASIH, kasih terhadap Allah dan kasih terhadap
sesama (Mat 22:37-39). Kasih ini harus betul lahir dari
HATI.
Komitmen Yesus pada etika/moral yang diajarkan-Nya
terjelma juga dalam sikap politisnya.
Sebagai politikus sejati, Yesus Kristus dengan berani
berjuang melawan praktik politik kotor, yang
mementingkan diri dan kelompok, tetapi
mengakibatkan orang lain menderita. Yesus tanpa
takut berjuang: melawan ideologisme sempit kaum
Zelot, sikap puritanisme dari kaum Esseni,
spiritualitas pembenaran diri dari kaum Farisi dan
spiritualitas klas bersenang-senang yang aristokratis
dari kaum Saduki, para imam agung dan pemuka
Yahudi.
Sebaliknya, Yesus mengagungkan dan menganut
praktek politik Yohanes Pembaptis, yang non-
violence, tapi liberatif dan berpihak pada kaum kecil
yang terpinggirkan dalam kehidupan bangsa dan
masyarakat Yahudi.
Semua itu dilaksanakan tanpa kekerasan, dengan
penuh pengabdian kepada Allah dan sesama sampai
mengorbankan diri-Nya dengan wafat di salib.
Kematian Yesus di kayu salib merupakan akibat
kekejaman para lawan politiknya yang merasa
kemapanan (status quonya) terganggu dan takut
kehilangan simpati rakyat karena kehadiran Yesus.
Para kaum muda katolik dipanggil dan diutus untuk
terlibat dan bergulat dengan politik. Namun politik
yang dipraktekkan hendaknya bercermin pada gaya
politik Yesus Kristus.
Gaya Yesus Berpolitik
1. Kritis dalam berpolitik (memilih praktek politik yang
membebaskan, bukan yang membelenggu)
2. Berpolitik dengan Hati Nurani: hati yang penuh kasih
(beretika/bermoral)
3. Berpolitik dengan pengabdian dan pengorbanan yang
total kepada Allah dan sesama.
4. Non-violence: lewat dialog yang kritis – bukan
mengerahkan massa untuk demo.
5. Menempatkan bonum communae dan kepentingan orang
banyak di atas kepentingan pribadi/kelompok.
Follow up
Apa yang dapat kita lakukan?
Kita, OMK, tidak boleh tinggal diam, netral. Kita
perlu terlibat di dalam kehidupan berpolitik.
Aktif dalam mengembangkan karakter dan
kepribadian melalui sarana-sarana yang sudah
ditawarkan kampus supaya semakin menjadi manusia
yang bertanggung jawab – dasar keterlibatan dan
kepedulian sosial
Mengikuti perkembangan politik di Indonesia dengan
membaca koran, majalah, internet, dll.
Aktif dalam kegiatan senat mahasiswa
Senat mahasiswa memfasilitasi kelompok diskusi
Perlu disediakan wadah untuk berdiskusi tentang
politik, bisa dengan sarana: mailing-list, film, media
Menulis di buletin sekolah, koran, majalah, dsb.
Peduli sosial, kerja bakti
Terlibat dalam dialog dan kerja sama antar kampus/
universitas
Ikut bersuara dengan membuat pernyataan/berdemo
Khusus IPPAK: mencari bentuk katekese yang
mempunyai tanggung jawab sosial, memperjuangkan
keadilan, dst.
Dll.
Simpulan
Simpulan
Berpolitik merupakan panggilan dan perutusan kita
para murid Kristus, termasuk di dalamnya kaum muda.
Karena itu, Gereja amat mengharapkan keterlibatan
dan partisipasi aktif kaum muda dalam berpolitik.
Praktek politik yang diharapkan adalah POLITIK
GAYA YESUS: kritis, liberatif, dialogis-non violance,
penuh kasih (dengan Hati Nurani/beretika/
bermoral) , dan menguusung bonum communae
(social welfare): kebaikan, kesejahteraan dan
keamanan bersama – menjadi garam dan terang dunia

Anda mungkin juga menyukai