Anda di halaman 1dari 36

Nilai Agama

Dalam Kehidupan
Profesi Keperawatan
Dan Sosial Masyarakat

Pendidikan Agama Katolik


KERJA DAN PROFESI
 Aktivitas manusia mengolah alam dinamakan kerja.
Aktivitas bukan hanya untuk keperluan diri pribadi
namun juga untuk kepentingan orang lain. Dengan
demikian kerja mencerminkan dimensi sosial.
 Hasil dari kerja pada hakikatnya adalah wujud dari
kemampuan manusia mengubah lingkungannya.
Manusia dapat mengubah lingkungan melalui proses
menyerap pengetahuan dan belajar, sehingga yang
semula tidak tahu menjadi tahu, yang semula tidak
bisa menjadi bisa. Inilah proses bekerja!
 Contoh sederhana : seorang petani dengan cangkulnya
mengubah tanah menjadi lahan yang dapat ditanami
dan menghasilkan bibit padi. Di dalamnya ada proses
pengembangan pengetahuan dan belajar.
 Kerja adalah hakikat dari keberadaan manusia.
Manusia dilahirkan untuk bekerja. Sejak kecil, seorang
anak dididik, dilatih, disekolahkan dan lain sebagainya
supaya anak memiliki ketrampilan dalam mengolah dan
mengubah alam (baik fisik, intelektual maupun
psikologis).
KERJA DAN PROFESI
 Franzs Magnis Suseno mengatakan bahwa alam
sesungguhnya terbagi menjadi dua bagian;
alam obyektif dan alam subyektif.
 Alam obyektif adalah segala sesuatu yang ada di luar
diri manusia, seperti pepohonan, tanah, udara, air
dan lain sebagainya. Sedangkan alam subyektif
adalah beruba berbagai kemampuan manusia.
 Dalam perkembangannya, orang mempersempit
pengertian pekerjaan yaitu sebagai aktivitas
yang bertujuan untuk memperoleh penghasilan.
 Melalui pekerjaan manusia membuktikan dirinya
sebagai makhluk sosial. Tidak mungkin manusia
menghasilkan sendiri segala sesuatu yang
dibutuhkannya. Kita saling tergtantung dengan hasil
pekerjaan orang lain.
 Pekerjaan menjadi jembatan manusia untuk saling
memberi dan menghormati. Dunia yang kita warisi
menunjukkan jejak sejarah pekerjaan generasi
sebelumnya. Misalnya : teras sawah, puing-puing candi
dan lainnya.
KERJA DAN PROFESI
 Mesti harus diakui secara jujur bahwa dimensi
hubungan sosial pekerjaan di masa lalu tidak
sepenuhnya baik menurut pandangan masa kini.
Misalnya: penjajahan dan diskriminasi.
 Namun demikian pekerjaan sebagai dimensi sosial
juga menunjukkan pertimbangan moral dan etika
hingga berkembang ke sebuah relasi hubungan sosial
yang lebih baik.
 Bagaimana ketika manusia bekerja hanya untuk
berorientasi dari penghasilan? Sebenarnya terjadi
kemerosotan dengan nilai pekerjaan itu sendiri.
Profesi sebenarnya bertujuan memberi identitas dan
kode etis sebuah pekerjaan. Bukan menilainya dari
penghasilan yhang diperoleh.
 Profesionalitas menjadi salah bila kemampuan khusus
yang dimiliki menjadikan dirinya berhak dan berwenang
untuk menuntut lebih dari pelayanannya.
APA ITU PROFESI?
 Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Profesi : bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan
keahlian (keterampilan, kejujuran dan sebagainya)
tertentu.
Profesional : (a) bersangkutan dengan profesi;
(b) memerlukan kepandaian khusus untuk
menjalankannya; (c) mengharuskan adanya
pembayaran untuk melakukannya (lawan amatir).
Profesionalisme : merupakan ciri profesi atau
orang
yang profesional.
 Menurut Kanter (2001)
Profesi : pekerjaan dari kelompok terbatas orang
yang memiliki keahlian khusus yang diperolehnya
sehingga penyandang profesi dapat membimbing
atau memberi nasehat atau saran atau melayani
orang lain dalam bidangnya sendiri.
Apa itu Profesi?
 Sonny Keraf (1998)
Profesi : pekerjaan yang dilakukan sebagai nafkah
ihidup dengan mengandalkan keahlian dan ketrampilan
yang tinggi dan dengan melibatkan komitmen pribadi
(moral) yang mendalam.
Dengan demikian, oran gyang profesional adalah
orang yang menekuni pekerjaannya dengan purna
waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan
mengandalkan keahlian dan keterampilan yang tinggi
serta punya komitmen pribadi yang mendalam atas
pekerjaannya.

 Widjojo Nitisastro (2006)


Profesi : seorang profesional akan selalu
mempersoalkan (concern) apakah karya atau
pekerjaannya sesuai dengan kaindah yang berlaku.
Artinya :
a. Pekerjaan adalah hasil karya seorang
profesional.
b. Kaidah berarti pedoman, aturan dan norma.
Sehingga dalam profesi membutuhkan tiga unsur :
kaidah pengetahuan (keilmuan), kaidah
APA ITU PROFESI?
 Definisi KBBI dan Kanter :
“Profesi merupakan pekerjaan ditandai oleh pendidikan
dan keterampilan khusus”

 Definisi Sonny Keraf dan Widjojo Nitisastro :


“Profesi menyangkut tiga unsur penting yaitu (1)
pekerjaan, (2) pendidikan atau ketrampilan khusus,
(3) adanya komitmen moral atau kode etik.

 Etimologi : ‘Profess’ berarti mengaku. Jadi suatu


pekerjaan yang diikat dalam komitmen. Itulah mengapa
dahulu sejarah pekerjaan yang disebut profesi hanya
dokter, pengacara dan rohaniawan. Dengan tiga nilai
dasar : (1) kompetensi, (2) Independensi, (3) Komitmen
CIRI-CIRI PROFESI
 Dari berbagai definisi tersebut maka kita dapat
melihat bahwa ciri-ciri profesi adalah sebagai
berikut :
a. Profesi adalah suatu pekerjaan mulia.
b. Diperlukan pengetahuan, keahlian dan keterampilan
yang tinggi atau khusus.
c. Pengetahuan diperoleh melalui pendidikan fornal,
pelatihan dan praktik atau pengalaman
langsung.
d. Memerlukan komitmen moral (kode etik) yang
ketat.
e. Berdampak luas bagi kepentingan masyarakat
umum.
f. Memberikan penghasilan yang layak atau nafkah
bagi penyandang profesi untuk hidup yang layak.
g. Ada organisasi sebagai wadah bertukar pikiran,
mengembangkan program pelatihan dan
pendidikan serta menyempurnakan, menegakkan
dan mengawasi pelaksanaan kode etik di antara
anggota profesi tersebut.
h. Ada izin dari pemerintah untuk menekuni profesi
PERGUMULAN PROFESIONALISME
 Profesionalisme membuat pekerjaan yang bersifat
tertutup dibandingkan dengan pekerjaan lain,
dan bersifat eksklusif bagi kalangan tertentu
sehingga memiliki kekuasaan yang besar dan
memonopoli keuntungan ekonomis yang lebih.
 Profesionalisme membuat diri mereka atas nama kode
etik berbuat di luar kebiasaan pada umumnya. Memiliki
hak istimewa dibanding kaum diluar profesi.
Misalnya : dokter berhak untuk berbohong demi
kebaikan pasien dan lain sebagainya.
 Tidak ada batasanya yang jelas tentang sebuah
pekerjaan sebagai profesionalisme. Setiap
pekerjaan mengklaim atau menyatakan dirinya
sebagai profesional namun sesungguhnya tidak
ada batasan jenis pekerjaan yang jelas sebagai
profesionalisme. Justru yang dituju hanya
penghasilan yang layak.
KRITERIA PROFESI
 Profesi sebagai bentuk keahlian maka dipahami
sebagai pengkhususan (spesifikasi) dari pekerjaan
yang cakupannya lebih luas. Artinya profesi menjadi
‘identitas khusus’ dari sebuah pekerjaan umum.
 Pekerjaan khusus disebut profesi. Pekerja
disebut profesional. Dan kode etik atau
normanya disebut sebagai profesionalisme.
 Sebagai pekerjaan khusus bidang tertentu
berdasarkan keahlian khusus yang dilakukan dengan
bertanggung jawab dengan tujuan memperoleh
penghasilan maka profesi memiliki kriteria sebagai
berikut :
1) Bidang Tertentu atau Terspesialisasi
Pekerjaannya adalah bidang keahlian yang dipelajari
dan ditekuni secara spesifik. Biasanya tidak ada
keterkaitan dengan pekerjaan lain di luar keahliannya
itu.
Contoh : hukum, farmasi, kedokteran, akutansi dan
teknik. Tidak ada rangkapan, dokter merangkap
menjadi pengacara, teknisi merangkap menjadi
akuntan dan lain sebagainya. Jika ada, hal itu justru
menunjukkan dirinya bukanlah sebagai seorang
pribadi yang profesional.
KRITERIA PROFESI
2) Keahlian dan Keterampilan Khusus
Pekerjaan bidang tertentu berdasarkan keahlian dan
keterampilan khusus yang diperoleh melalui
pendidikan dan latihan. Pendidikan dan pelatihan itu
ditempuh secara resmi pada lembaga pendidikan
dan diakui pemerintah berdasar peraturan undang-
udang yang berlaku. Biasanya dapat dibuktikan oleh
sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga profesi.
Contoh : dokter (fakultas kedokteran), akuntan
(fakultas ekonomi), notaris (fakultas hukum)
dan arsitektur (fakultas teknik).

3) Bersifat Tetap atau Terus Menerus


Pekerjaan bidang tertentu itu bersifat tetap atau
terus menerus.
Tetap berarti tidak berubah-ubah pekerjaan. Misalnya,
sekali berkiprah pada profesi pengacara, seterusnya
sebagai notaris.
Terus menerus berati berlangsung untuk jangka waktu
lama sampai pensiun, atau berakhir masa kerja
profesi yang bersangkutan.
KRITERIA PROFESI
4) Mengutamakan Pelayanan
Pekerjaan bidang tertentu itu lebih mendahulukan
pelayanan daripada imbalan atau pendapatan. Artinya,
mendahulukan apa yang harus dikerjakan, bukan
berapa bayaran yang diterima. Kepuasan orang yang
dilayani lebih diutamakan.
Pelayanan itu diperlukan karena keahlian profesional,
bukan amatiran. Seorang profesional selalu bekerja
dengan benar dan tidak melanggar hak pihak lain.
Sementara itu, imbalan dengan sendirinya akan
dipenuhi secara wajar apabila orang telah
memperoleh pelayanan yang diharapkannya.

5) Tanggung Jawab
Dalam memberikan pelayanannya, profesional
bertanggung jawab kepada diri sendiri dan
masyarakat. Bertanggung jawab kepada diri sendiri
berarti dia bekerja karena integritas moral dan
intelektual sebagai bagian dalam kehidupannya. Dalam
memberikan pelayanannya, seorang profesional
selalu mempertahankan cifa-cita luhur profesi sesuai
dengan tuntutan kewajiban hati nuraninya.
KRITERIA PROFESI
Bertanggung jawab kepada masyarakat berarti sedia
memberikan pelayanan terbaik tanpa membedakan
tingkat penghasilan, memberikan pelayanan bermutu
yang berdampak positif bagi masyarakat. Bukan motif
mencari keuntungan melainkan pengabdian kepada
sesama manusia. Serta siap menanggung segala
resiko yang merugikan/membahayakan diri sendiri,
orang lain dan kepada Tuhan.

6) Organisasi Profesi
Para profesional terkelompok dalam suatu
organisasi menurut bidang keahlian ilmu tertentu.
Kelompok profesi merupakan masyarakat moral
yang memiliki kekuasaan sendiri dan tanggung
jawab khusus.
Sebagai profesi, kelompok ini memiliki acuan yang
disebut kode etik profesi. Misalnya : Ikatan Dokter
Indonesia (IDI), Ikatan Notari Indonesia (INI),
Ikatan Hakim Indonesia (Ikahi).
Pengakuan terhadap organisasi profesi
didasarkan pada nilai moral yang tercermin pada
keahlian dan ketrampilan anggota profesi yang
bersangkutan, bukan karena ketentuan hukum
positif.
KRITERIA PROFESI
7) Nilai Moral Profesi
Nilai moral merupakan kekuatan yang mengarahkan
dan mendasari perbuatan luhur. Ada tiga nilai
moral yang dituntut dari pengembangan profesi :
a. Berani berbuat untuk memenuhi tuntutan
profesi.
b. Menyadari kewajiban yang harus dipenuhi
selama
menjalankan profesi.
c. Idealisme sebagai perwujudan makna misi
organisasi profesi.
Dengan nilai moral, setiap profesional bertindak
sesuai cita-cita dan tuntutan profesi. Ia bertindak
dengan obyektif yaitu bebas dari rasa malu, sentimen,
benci, sikap malas dan enggan untuk bertindak.
KRITERIA PROFESI
 Kriteria-kriteria tersebut harus ada dalam suatu
pekerjaan yang dinamakan dengan profesi. Karena
kriteria tersebut yang membedakan antara
pekerjaan dengan profesi.
 Yang harus ditekankan dari sebuah profesi adalah
tanggung jawab, moralitas serta segi pelayananya,
bukan penghasilan dan keuntungan dari sebuah profesi.
 Dalam hal ini, profesi sebenarnya ingin mengembalikan
pekerjaan pada hakikatnya semula yaitu tidak
mengutamakan imbalan melainkan pelayanan kepada
sesama manusia yang dilandasi nilai moral dan sosial.
 Seorang profesional akan memberikan layanan terbaik.
Terlebih kualitas hubungan atau relasi dengan klien
adalah hubungan kepercayaan sebab terdapat
perbedaan tingkat keahlian antara klien dan
profesional.
 Menjaga kepercayaan yang ada merupakan hal yang
utama bagi seorang profesional terhadap klien
sebagai sebuah amanah yang harus dijagakan.
Bahkan bila diperluka seorang profesional bersedia
untuk mengorbankan dirinya jika kesejahteraan klien
atau publik dipertaruhkan.
KARAKTER SOSIAL PROFESI
 Oleh karena itu, karakter sosial profesi yang
harus dimiliki antara lain :
1. Kompetensi di bidang keahlian.
2. Obyektivitas dalam penawaran pelayanan.
3. Integritas dalam urusan dengan klien.
4. Kerahasiaan hal-hal yang terkait dengan klien.
5. Disiplin hal-hal yang terkait dengan klien.
6. Disiplin atas anggota yang tidak melaksanakan
tugas sesuai dengan standar yang diharapakan.
KODE ETIK PROFESI
LOGO
KODE ETIK PROFESI

Kepentingan Umum Tanggung Jawab

Kompetensi

Pengetahuan Keterampilan Sikap Perilaku


(Knowledge) (Skill) (Attitude)

Pendidikan Agama Katolik


LOGO
DASAR NILAI ETIS
 Suatu profesi diadakan terutama untuk melayani masyarakat yang
membutuhkan tingkat keahlian yang cukup tinggi. Sebuah profesi
mendapat lisensi untuk praktek di masyarakat dan tingkat
otonomi yang disetujui dari peraturan pemerintah dan perizinan
program oleh organisasi yang mewakili profesi.

 Otonomi dibutuhkan untuk anggota profesi dapat dinilai secara


obyektif dan memungkinkan pemberian sanksi tanpa menarik
perhatian publik secara berlebihan. Hal ini memungkingkan suatu
profesi mengelola urusannya secara efisien dan khusus
sehingga publik menerima dan mempercayai profesi ini
bertanggung jawab dan mampu melaksanakan tugasnya kepada
masyarakat dengan benar.

 Namun, jika masyarakat merasa bahwa proses ini tidak obyektif


dan adil atau kepentingan umum tidak dilindungi, pemerintah
akan turun tangan untuk memastikan adanya perlindungan
kepentingan tersebut.

Pendidikan Agama Katolik


LOGO
DASAR NILAI ETIS
 Dalam rangka mendukung tugas dan haknya, penting bagi suatu
profesi untuk menyusun suatu perangkat nilai atau prinsip-
prinsip dasar yang dapat membimbing anggota.

 Biasanya, nilai pribadi yang dikehendaki adalah kejujuran


integritas, obyektivitas, kebijaksanaan, keberanian untuk
mempertahakan pendiriannya dan karakter yang kuat untuk
menolak peluang-peluang yang sifatnya mengutamakan
diri sendiri atau orang lain daripada klien.

Pendidikan Agama Katolik


LOGO
NILAI ETIS PROFESI
 Dalam rangka menjalankan pekerjaannya, seorang profesional
tidak saja mengandalkan keahliannya, tetapi wajib dilandasi nilai
etis.

 Misalnya : seorang akuntan harus siap bertindak dengan


integritas setiap saat. Dia tidak boleh terlibat dalam hal keliru
atau ilegal akibat dari sikap loyal yang salah terhadap kliennya.

 Loyalitas akuntan terhadap publik tidak boleh lebih rendah


dair loyalitas akuntan terhadap pemegang saham atau pihak
manajemen organisasi.

 Loyalitas yang utama adalah milik kepentingan masyarakat dan


ketaatan terhadap prinsip-prinsip dalam kode etik dan standar
profesi.

Pendidikan Agama Katolik


LOGO
KODE ETIK PROFESI PERAWAT

 Konsep Etik dalam Keperawatan :

Tanggung jawab utama perawat ada 4 (empat) lingkup : (1)


meningkatkan kesehatan, (2) mencegah penyakit, (3)
memulihkan kesehatan, dan (4) mencegah kekambuhan.

Kebutuhan keperawatan bersifat universal. Keperawatan tetap


menghargai hidup dan hak manusia serta tidak membedakan
status kewarganegaraan, suku, keyakinan, warna kulit, usia, jenis
kelamin, politik , maupun sosial.

Pelayanan keperawatan ditunjukkan kepada individu, keluarga dan


masyarakat serta mengkoordinasikan asuhan perawatan dengan
berbagai pihak terkait.

Pendidikan Agama Katolik


LOGO
KODE ETIK PROFESI PERAWAT
 Keperawatan dan Klien :
1. Tanggung jawab utama perawat adalah pada klien yang
membutuhkan asuhan keperawatan.
2. Dalam memberikan keperawatan, perawat menghargai
kepercayaan, nilai-nilai dan kebiasaan individu.
3. Perawat memegang rahasia informasi individu dan
menggunakan pertimbangan atau keputusan dalam
mendiskusikan informasi tersebut.
 Keperawatan dan Praktik :
1. Perawat memegang tanggung jawab pribadi terhadap praktik
keperawatan dan terhadap mempertahankan kompetensi dengan
pendidikan berkelanjutan.
2. Perawat tetap mempertahankan standar asuhan keperawatan
yang tinggi sesuai dengan situasi tertentu yang ada.
3. Perawat menggunakan keputusan atau pertimbangan
kompetensi dalam menerima atau mendelegasikan suatu
tanggung jawab.
4. Perawat dalam bertindak secara profesional tetap
mempertahankan standar tingkah laku pribadi yang
mencerminkan ciri khas keprofesiannya.

Pendidikan Agama Katolik


LOGO
KODE ETIK PROFESI PERAWAT
 Keperawatan dan Masyarakat :
Perawat mengadakan sambung rasa dengan anggota masyarakat
tentang tanggung jawabnya terhadap pemenuhan kebutuhan kesehatan
dan sosial masyarakat.

 Keperawatan dan Teman Sejawat :


Perawat mempertahankan kerjasama yang baik dengan teman sejawat
keperawatan dan profesi kesehatan yang lain.
Perawat melakukan tindakan yang tepat untuk melindungi individu
sewaktu perawatan individu tersebut teracanam bahaya oleh teman
sejawat atau pihak yang lain.

 Keperawatan Profesi :
Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan dan
melaksanakan standar praktik dan pendidikan keperawatan sesuai
situasi yang dihadapi. Perawat berperan aktif dalam mengembangkan
inti pengetahuan profesional. Perawat, melalui organisasi profesi,
berpartisipasi dalam menentukan dan mempertahankan kondisi sosial
dan ekonomi keperawatan yang pantas.

Pendidikan Agama Katolik


LOGO
KODE ETIK PROFESI PERAWAT
 Sumpah Keperawatan :
Untuk menjamin agar kode etik keperawatan dijalankan dalam tugas dan
kewajibannya, maka sebelum pengangkatan, seorang perawat wajib
mengucapkan sumpah. Sumpah ini sebagai alat kontrol supaya tidak
terjadi pelanggaran kode etik dalam pelayanannya.
 Demi Allah saya bersumpah atau berjanji bahwa :
a. Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan
perikemanusiaan, terutama dalam bidang keperawatan.
b. Saya akan menjalankan tugas saya dengan sebaik-baiknya sesuai
martabat dan tradisi luhur jabatan keperawatan.
c. Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena
pekerjaan saya sebagai perawat.
d. Sekalipun diancam, saya tidak akan mempergunakan pengetahuan
keperawatan saya untuk sesuatu yang bertentangan dengan hukum
dan perikemanusiaan.
e. Dalam menunaikan kewajiban saya, saya akan berikhtiar dengan
sungguh-sungguh supaya supaya saya tidak terpengaruh oleh
pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan, politik, kepartaian
atau kedudukan sosial.
f. Saya ikrarkan sumpah atau janji ini dengan sesungguh-sungguhnya dan
dengan penuh keinsafan.
Pendidikan Agama Katolik
Pendidikan Agama Katolik

Pastoral Care :
Keperawatan Katolik
LOGO
APAKAH PASTORAL ITU?
 Pastoral adalah kata sifat dari pastor. Artinya sifat segala hal
berkaitan dengan pastor. Kemudian juga dapat berarti "tindakan-
tindakan pastor". Nah, lalu yang disebut pastor itu siapa?
 Pastor berarti gembala. Istilah ini diambil dari Mazmur 23
yang menyebutkan "Tuhan adalah Gembalaku". Pemazmur
memperlihatkan pada kita pengalaman iman bangsa Israel.
 Iman adalah respon (reaksi/tanggapan) dari tindakan (aksi)
Allah. Dari pengalaman akan karyaNya itu (konkret), Israel dapat
menggambarkan siapa Allah dalam hidup bangsa Israel.
 Dan gambaran yang paling kena dalam hidup Israel adalah
gambaran sebagai Gembala. Sejarah pengalaman hidup Israel
bersama Allah menghasilkan pengakuan iman Israel akan Allah
sebagai Gembala.
 Baik pengalaman pribadi Daud maupun pengalaman umat
Israel. Peristiwa Keluaran dari Mesir dan Pembuangan Babel,
menggambarkan akan Allah yang sangat peduli (prihatin) akan :
hidup umatNya seperti Gembala.

Pendidikan Agama Katolik


LOGO
APAKAH PASTORAL ITU?
 Dalam Iman Katolik hal tersebut menjadi jelas dalam diri Yesus
Kristus (Perjanjian Baru), yang mengatakan "Akulah Gembala
yang baik" (Yohanes 10 : 11).
 Istilah Gembala (Pastor) pertama-tama dan hanya dikenakan
pada kegembalaan ilahi dalam Yesus Kristus. Sepenuhnya
menjadi karya Dia. Tak seorangpun dapat disamakan dengan
Dia.
 Jika ada istilah gembala atau pastor dikenakan pada pejabat
gerejani, maka istilah ini hanya bersifat analogi saja
(gambaran, jawa : pasemon). Apa maksudnya?
 Fungsi gambaran atau ‘pasemon’ itu adalah untuk mendekatkan
maksud Allah pada manusia. Maksud Allah agar manusia
merasakan kehadiranNya sebagai gembala sehingga manusia
dapat merasakan penggembalaan Allah secara konkrit dalam
hidupnya.
 KehadiranNya sebagai Gembala secara konkrit ini tak dapat
dijelaskan secara jelas, sebab bersifat misteri, tetapi dapat
dialami dan dapat disaksikan dengan kata dan perbuatan
manusia.
Pendidikan Agama Katolik
LOGO
PASTORAL CARE
 DEFINISI PASTORAL CARE
 pastoral Care pada hakikatnya adalah pendampingan
untuk merasakan dan menghayati penggembalaan Allah di
dalam hidupnya. Dengan demikian penggembalaan
sebenarnya kebutuhan sepanjang hidup manusia.
 Howard Clinebell : “Pastoral Care adalah pendampingan
sebagai bentuk dari seluruh penggembalaan untuk
membebaskan, memperkuat dan memelihara keutuhan
hidup yang berpusat pada Allah (Roh)”.

Pendidikan Agama Katolik


LOGO
PASTORAL CARE
 HAKIKAT PASTORAL CARE
1. Penggembalaan dan konseling harus bersifat holistik
(menyeluruh) artinya berusaha untuk penyembuhan dan
pertumbuhan keutuhan manusia dalam dimensinya. Model itu
berorientasi pada sistem, hubungan, institusi yang saling
terkait dan bergantung satu sama lain. Misalnya; pribadi,
keluarga, lingkungan juga membutuhkan penggembalaan.
2. Penggembalaan harus membebaskan diri dari orientasi
yang tertutup (eksklusif) dan diskriminatif. Misalnya SARA
dan perbedaan gender. Melainkan penggembalaan yang
justru terbuka bagi orang miskin, lemah, minoritas dan lain
sebagainya.
3. Sebagai pihak yang memelihara pertumbuhan maka pihak
pribadi menyadari kebutuhan untuk bertumbuh. Seabgai
orang yang memberi semangat hidup pada orang lain, maka
kita harus tetap hidup. Untuk memungkinkan penyembuhan,
maka kita harus mengakui kebutuhan kita akan
penyembuhan secara terus menerus.

Pendidikan Agama Katolik


LOGO
PASTORAL CARE
 HAKIKAT MANUSIA MENURUT IMAN Katolik
1. Semua orang diciptakan oleh Allah menurut gambarNya untuk
hidup dalam hubungan cinta kasih dengan Allah, dirinya dan
sesama serta sebagai pelayan yang bertanggung jawab
terhadap lingkungan (sosial).
2. Setiap orang terpisah dari Allah oleh dosa, tetapi hubungan
tersebut dipulihkan kerena kemurahan melalui iman di
dalam Yesus Kristus. Di dalam Dia, kita ditebus dan
disucikan oleh Roh Kudus (rekonsiliatif).
3. Pribadi adalah sebuah integrasi fisik, psikososial dan
spiritual yang hidup dengan keyakinan dan nilai iman
tertentu (holistik).
4. Setiap pribadi bertanggung jawab untuk tinggal hidup
dengan suatu gaya hidup sehat, serta meningkatkan
kesehatan tetapi juga menemukan makna dalam penderitaan
dan kematiannya (panggilan).

Pendidikan Agama Katolik


LOGO
PASTORAL CARE

 ENAM DIMENSI HOLISTIK

1. Menyegarkan pikiran.
2. Membuat tubuh lebih bergairah.
3. Memperbarui dan memperkaya hubungan-hubungan dekat.
4. Memperdalam hubungan orang dengan alam dan lingkungan
hidup.
5. Menumbuhkan hubungan dengan lembaga-lembaga yang
penting dalam hidup.
6. Memperdalam dan menggairahkan hubungan dengan
Allah

 Bnd. Piramida Kebutuhan Maslow

Pendidikan Agama Katolik


LOGO
PASTORAL CARE

 Bnd. Piramida Kebutuhan Maslow


Pendidikan Agama Katolik
LOGO
PASTORAL CARE
 MENYEGARKAN PIKIRAN.
 Mengembangkan sumber personalitas seperti berpikir, merasa,
mengalami, memimpikan dan mencipta.
 MEMBUAT TUBUH LEBIH BERGAIRAH.
 Mengalami dan menikmati tubuh lebih sempurna dan
memanfaatkannya lebih efektif dan mengasihinya. Memampukan orang
mengatasi keterasingan dari tubuh mereka dan menikmati keutuhan
tubuh-jiwa-roh. Dimensi ini melibatkan perhatian atas makanan bergizi,
senam, pengurangan stress dan yang lainnya.
 MEMPERBARUI DAN MEMPERKAYA HUBUNGAN DEKAT.
 Personalitas manusia dibentuk, dirusak dan diubah dalam hubungan-
hubungannya. Karena itu perlu perhatian pada kualitas dan arah
hubungan yang menuju pertumbuhan keutuhan hidup.
 MEMPERDALAM HUBUNGAN DENGAN ALAM DAN LINGKUNGAN
HIDUP.
 Orang menjadi lebih utuh secara fisik, mental, spiritual bila mereka
ditolong mengembangkan dan menghargai alam.

Pendidikan Agama Katolik


LOGO
PASTORAL CARE
 MENUMBUHKAN HUBUNGAN DENGAN LEMBAGA YANG PENTING
DALAM HIDUP.
 Pendampingan pastoral mencakup membangkitkan kesadaran orang
melihat akar-akar sosial dari rasa sakit dan kehancuran yang
merintangi pertumbuhan mereka. Sehingga orang dapat berkembang
melalui kerjasa sama dengan orang lain dan membuat lembaga-
lembaga menjadi tempat di mana keutuhan pribadi terpelihara dengan
baik.Tidak mungkin ditemukan keutuhan hidup dalam sistem dunia
yang mengandung ketidakadilan, kemiskinan, kekerasan dan
penindasan.

 MEMPERDALAM DAN MENGGAIRAHKAN HUBUNGAN DENGAN ALLAH.


 Pertumbuhan rohani merupakan kunci dan ikatan yang
mempersatukan keseluruhan dimensi. Kunci bagi perkembangan
keutuhan manusia adlah hubungan yang terbuka, jujur dan penuh
cinta kasih didasari oleh pengalaman bersama dengan Allah.

Pendidikan Agama Katolik


Pendidikan Agama Katolik

Anda mungkin juga menyukai