Anda di halaman 1dari 14

Pengembangan Pastoral Katekese Paroki

PENGEMBANGAN PASTORAL KATEKESE PAROKI

Benny Suwito
Fakultas Filsafat Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
bennysuwitopr@gmail.com

Abstract

Catechesis is the soul of the Church. Every priest has a responsibility to secure his
faithful to get to know well about his faith. A priest not only celebrates the sacraments
but also teaches the truth of christian faith. Therefore, priests as “the catechesist of
catechesists” must develop the pastoral of catechesis in their parishes. But, it is not easy
to develop it without a good planning. Priests need to know which subjects and also how
this duty can be indicated well. In order to estabilish that, priests have to look at all
oppurtunities in their parishes until they find the posibility to indicate a good pastoral of
catechesis.

Keywords: priest, parish, catechesis.

I. PENGANTAR dari para katekis” memiliki panggilan untuk


menumbuhkan iman kristiani dengan baik
Kehidupan menggereja secara teritorial serta memikirkan pewartaan di wilayah paroki
bagi umat beriman pada umumnya ada di yang diserahkan kepadanya dalam reksa
sebuah paroki. Paroki menjadi tempat umat pastoralnya oleh Uskup.
berkumpul, berjumpa dan belajar akan Pemahaman yang benar tentang paroki
imannya. Inilah sebabnya Hukum Gereja dan penggembalaanya mendorong para imam,
menegaskan bahwa paroki merupakan terlebih pastor paroki, untuk membangun
“komunitas kaum beriman kristiani tertentu pastoral katekese sebagai sarana dalam
yang dibentuk secara tetap dalam Gereja pengembangan iman umat. Oleh sebab itu,
partikular, yang reksa pastoralnya, di bawah tulisan ini akan mengulas bagaimana
otoritas Uskup diosesan, dipercayakan kepada pengembangan pastoral katekese di paroki-
Pastor Paroki sebagai gembalanya sendiri” 1 . paroki, baik yang di kota maupun di desa.
Sebagai suatu tempat penggembalaan dengan Selain itu, tulisan ini hendak memberikan pula
Pastor Paroki tersendiri, paroki sesungguhnya contoh strategi pastoral paroki kontemporer
memiliki tugas untuk memberikan pendidikan dengan dunia digital.
iman yang benar dan menjadi sarana dalam
pewartaan bagi sesama yang bukan orang II. KATEKESE PAROKI
kristiani. Maka, imam paroki sebagai “kakekis

1
Kan. 515.2

Lux et Sal Vol.1 No.2, 2020


131
Benny Suwito

Sebuah paroki tidak bisa dipisahkan dari Pembinaan berjenjang yang dirancang
panca tugas Gereja. Katekese menjadi salah dalam pastoral katekese ini selalu pertama-
satu tugas Gereja mewartakan. Pewartaan ini tama adalah tugas pastor paroki. Dia perlu
menyatu dengan tugas-tugas lain, sehingga membuat rencana yang baik, termasuk
perlu dikaji dan dipersiapkan dengan baik di melibatkan semua orang, terutama imam lain
sebuah paroki. Tugas ini merupakan tugas untuk tugas pelayanan ini. Hukum Gereja
serius dan utama bagi imam di paroki seperti mengamanatkan:
Hukum Kanonik telah nyatakan: “Menjadi
tugas khusus dan berat, terutama bagi para Pastor paroki, berdasarkan jabatannya,
gembala jiwa-jiwa, untuk mengusahakan harus mengusahakan pembinaan
katekese umat kristiani agar iman kaum kateketik orang-orang dewasa, orang
beriman melalui pengajaran agama dan muda dan anak-anak; untuk tujuan itu
melalui pengalaman kehidupan kristiani, hendaknya ia mempergunakan
menjadi hidup, berkembang, serta penuh bantuan para klerikus yang
daya”2. diperbantukan kepada paroki, para
Sebagai tanggung jawab yang berat bagi anggota tarekat hidup bakti dan serikat
imam paroki ini, pastoral katekese perlu hidup kerasulan, dengan
memperhatikan subyek katekese. Pastor tidak memperhitungkan ciri khas masing-
bisa merancang suatu katekese hanya masing tarekat, serta orang-orang
berdasarkan project, tetapi harus berdasarkan beriman kristiani awam, terutama para
kebutuhan yang diperlukan oleh umat beriman katekis; mereka itu semua hendaknya
di suatu paroki. Untuk itu, pastoral katekese bersedia dengan senang hati
perlu dilangsungkan dengan perencanaan yang memberikan bantuannya, kecuali
baik dan sistematis untuk menjamin bahwa secara legitim terhalang.3
katekese itu tidak seolah-olah tambal sulam.
Sebaliknya, pastoral katekese yang memiliki Dalam katekese berjenjang ini, salah satu
prinsip pedagogi iman selalu menekankan unsur mendasarnya adalah keluarga. Pastor
pentingnya pembentukan iman umat melalui Paroki sebagai gembala jiwa di suatu tempat
katekese. Oleh karena itu, pastoral katekese tertentu mendorong terlaksananya katekese
memerlukan perencanaan yang matang agar keluarga. Hal ini perlu karena keluarga adalah
subyek yang dituju mendapatkan pendidikan ecclesia domestica. Selain itu, keluarga
yang baik tentang iman Gereja. merupakan basis terkecil di masyarakat yang
Berkaitan dengan subyeknya, perlulah secara langsung berhubungan dengan relasi
diperhitungkan pastoral katekese berjenjang, dengan sesama. Inilah mengapa, dalam
dari anak-anak hingga orang dewasa, bahkan Familiaris Consortio (FC) Paus Yohanes
bila perlu lansia. Inilah sebabnya pastoral Paulus II menyerukan:
katekese paroki merupakan pembinaan atau
formatio yang dapat membantu seluruh umat Keluarga haruslah mendidik anak-
beriman dari anak-anak hingga orang tua agar anak untuk hidup sedemikian rupa,
semakin hari mampu mengenali iman Gereja sehingga mereka masing-masing
dengan baik dan bertumbuh menjadi saksi- menjalankan peranannya sepenuhnya
saksi Kristus di tengah masyarakat. menurut panggilan yang mereka
terima dari Allah. Memang, keluarga

2 3
Kan. 773. Kan. 776.
132
Pengembangan Pastoral Katekese Paroki

yang terbuka bagi nilai-nilai yang dan hidup dalam kesatuan dengan Dia. Tujuan
mengatasi segalanya, yang melayani pertama akan berkaitan erat dengan kabar
saudara-saudarinya dengan gembira, sukacita Kristus yang tertuang dalam Injil.
yang menunaikan tugas-tugasnya Sementara itu, tujuan untuk hidup yang
dengan kesetiaan penuh kemurahan mendalam dengan Kristus bersumber pada
hati, dan yang menyadari Ekaristi. Dengan kata lain, Injil dan Ekaristi
keikutsertaanya setiap hari menjadi tiang utama katekese.
menghayati misteri Salilb Kristus Sebagai dua tiang utama, Injil dan Ekaristi
yang penuh kemuliaan, menjadi perlu mendapatkan perhatian utama dalam
tempat persemaian yang utama dan pengembangan pastoral katekese. Terkait
paling unggul bagi panggilan- dengan pewartaan Injil, Konsili Vatikan II
panggilan untuk hidup bakti kepada dalam Dei Verbum (DV) menegaskan bahwa
kerajaan Allah.4 para pewarta, terutama imam, diakon dan
katekis, dapat membaca Kitab Suci itu dengan
Akhirnya, pastoral katekese di paroki asyik dan mempelajarinya dengan seksama
selalu memegang prinsip utama katekese yaitu agar Sabda Allah disampaikan penghayatan.6
mewartakan Kristus sendiri. Pewartaan ini Sementara itu, berkaitan dengan Ekaristi,
bukan hanya pewartaan yang teoritis, yang perlulah ditekankan bahwa Ekaristi merupakan
doktrinal belaka, melainkan juga soal sumber dan puncak hidup orang kristiani, dan
kehidupan. Maka, pastoral katekese di paroki bukan sekadar perayaan tanpa roh yang
tepatnya bisa disebut sebagai pastoral Kristus menghidupinya. Oleh sebab itu, dokumen
yang hidup. Inilah yang disampaikan oleh Paus konsili tentang liturgi suci Sacrosanctum
Fransiskus dalam Anjuran Apostolik Pasca Concilium (SC) mengatakan, “Bunda Gereja
Sinode untuk Kaum Muda, Christus Vivit sangat menginginkan, supaya semua orang
(CV), yang diambil dari Evangelii Gaudium: beriman dibimbing ke arah keikut-sertaan
“Kerygma ditinggalkan demi suatu formasio yang sepenuhnya, sadar dan aktif dalam
yang dianggap lebih ‘solid’. Tidak ada yang perayaan-perayaan Liturgi (terutama
lebih solid, lebih mendasar, lebih pasti, lebih 7
Ekaristi)”. Dalam hal ini, para imam paroki
konsisten dan lebih bijaksana daripada hendaknya “mengusahakan katekese yang
pewartaan semacam itu. Semua formasio secara lebih langsung bersifat liturgis, terlebih-
Kristiani pertama-tama adalah pendalaman lebih Ekaristi.”8
kerygma yang menjadikannya semakin
mendarah daging dan selalu lebih baik.” 5 IV. ANALISIS UMAT PAROKI: PINTU
UTAMA KATEKESE
III. INJIL DAN EKARISTI: TIANG
UTAMA KATEKESE Sebagai ilmu, katekese berbeda dengan
teologi dan bertujuan untuk mengupayakan
Tujuan utama pastoral katekese di paroki penerimaan Sabda Allah. Oleh sebab itu,
adalah mengenal Kristus secara mendalam pengembangan pastoral katekese di paroki

4 7
FC, art. 53. SC, art. 14.
5 8
CV, art. 214. SC, art. 35.
6
DV, art. 25.

Lux et Sal Vol.1 No.2, 2020 133


Benny Suwito

perlu melibatkan peran ilmu-ilmu sosial, b. Kebiasaan/Budaya Paroki


terutama analisis sosial untuk memampukan
tindakan pastoral katekese yang lebih berdaya Analisis umat perlu mencakup kebiasaan
guna. Hal ini ditegaskan oleh Pedoman Umum atau budaya di paroki. Hal ini diperlukan
Katekesis: “Gereja Partikular haruslah karena karena pastoral katekese ingin
memiliki suatu titik berangkat analisis situasi memasuki kehidupan umat secara nyata. Itulah
untuk mengorganisasi aktivitas pastoral.” 9 yang dulu dikerjakan oleh Yesus ketika
Dengan kata lain, analisis umat dalam upaya memberikan penjelasan tentang Kerajaan
membuat strategi pastoral katekese di paroki Allah. Perumpamaan-Nya sangat dekat dengan
sangat diperlukan agar pelaku pastoral (imam kebiasaan dan budaya umat Yahudi. Oleh
dan katekesis, baik yang profesional dan sebab itu, kebiasaan atau budaya di suatu
volunteer) dapat membuat sebuah metode paroki perlu mendapatkan perhatian agar
maupun perencanaan pastoral katekese yang aktivitas pastoral katekese dapat mengenali
efektif. budaya setempat. Dengan begitu, dapat
Secara sederhana analisis sosial dapat ditemukan cara yang pas untuk menyampaikan
menggunakan metode SWOT (Strenght – Sabda Allah melalui budaya dan kebiasaan
Weakness – Opportunity - Threats) atau mereka.
SWOR (Stength – Weakness – Opportunity -
Result). Namun, ada beberapa hal lain yang
perlu diperhatikan agar analisis terhadap umat
paroki memperoleh data yang lebih jelas. c. Relasi dengan Agama-agama Lain

a. Subyek di Paroki
Konsili Vatikan II memberikan pernyataan
Hal pertama yang dilakukan dalam yang jelas tentang sikap Gereja Katolik
analisis terhadap umat paroki adalah subyek di terhadap agama-agama lain. Dalam Nostra
paroki. Analisis ini sangat penting untuk Aetate (NA) dikatakan: “Gereja Katolik tidak
mengetahui siapa yang akan disasar oleh menolak apa pun, yang dalam agama-agama
pastoral katekese dan bagaimana hal itu itu serba benar dan suci”.10 Pernyataan ini juga
diberikan. Kegiatan ini tidak bisa menjadi bahan pertimbangan dalam pastoral
mengandaikan begitu saja subyek sasarannya. katekese. Prinsipnya, Gereja tetap mewartakan
Tanpa analisis yang baik, upaya itu sulit Kristus. Hanya saja, dalam pewartaannya, dia
mendapatkan hasil yang maksimal. perlu memperhatikan adanya agama-agama
Tujuan dari analisis subyek sasaran ini lain.
adalah untuk memberikan gambaran tentang
siapa saja para penerimanya. Beberapa hal bisa Langkah berikutnya adalah memikirkan
dicermati: berapa banyak orang dewasa dan cara agar pastoral katekese terhadap umat
anak-anak; apakah mereka adalah orang- katolik dapat dilangsungkan. Pelaku pastoral
orang dari desa atau kota; apakah mereka katekese di paroki mulai membaca situasi
adalah orang-orang yang berpendidikan atau setempat, melihat agama apa saja yang ada.
bukan; apakah mereka orang-orang yang Selanjutnya, dia mengusahakan metode yang
melek huruf dan teknologi, bagaimana dan benar untuk pewartaan Sabda Allah, tanpa
apa saja profesi mereka di paroki, dll.

9 10
Congregation for the Clergy, General Directory for NA, art. 2.
Catechesis, art. 279.
134
Pengembangan Pastoral Katekese Paroki

berseberangan dengan hak asasi manusia kata lain, pastor paroki perlu menegaskan
(HAM) untuk memilih sendiri agamanya. bahwa kehidupan menggereja kurang lengkap
tanpa sosok katekis, “misionaris Sabda Allah”.
V. PENYEDIAAN KATEKIS Penyediaan katekis profesional di paroki
PROFESIONAL bukanlah proses serampangan. Maksudnya,
romo paroki perlu memperhatikan kualitas
Pastoral katekese di paroki pertama-tama orang yang memberikan diri sebagai katekis.12
adalah tanggung jawab imam paroki. Biarpun Untuk itu, kesempatan seluas-luasnya,
demikian, dia tidak mungkin mengerjakan sekaligus selektif, perlu diberikan kepada
semuanya seorang diri. Katekese berjenjang, mereka yang memiliki kemauan dan
misalnya, dengan jelas menuntut keterampilan berkepribadian baik. Perlu ditambahkan
yang berbeda-beda untuk setiap golongan usia. bahwa proses yang sama juga berlaku untuk
Kenyataan ini mengharuskan pastor paroki mereka yang hendak menjadi katekis
untuk mengupayakan katekis-katekis volunteer.
profesional. Ini bukan suatu pilihan lagi, Ketika katekis profesional sudah dimiliki
melainkan keharusan karena katekis oleh paroki, yang perlu diperhatikan
profesional merupakan “pelaku penting dalam selanjutnya adalah perihal pembinaan
pewartaan Sabda Allah di dunia.”11 spiritualitas. Panggilan sebagai katekis itu
Penyediaan katekis profesional bukan hanya soal keterampilan, melainkan
dilangsungkan dengan kerjasama dengan juga soal hati. Karena itu, perlu disusun
keuskupan. Paroki bisa memberikan beasiswa, program-program khusus, seperti retret dan
misalnya, kepada anak-anak muda paroki yang rekoleksi. Sementara itu, untuk mengasah
bersedia menjadi katekis. Konsekuensi keterampilan, upgrading atau on going
lanjutnya adalah memperhatikan jaminan formation sangat penting. Semua ini
kesejahteraan bagi para katekis profesional itu. dilaksanakan agar mereka memiliki
Andaikan keuangan paroki tidak pengetahun dan semangat baru di tengah
memungkinkan untuk itu, pastor paroki bisa hiruk-pikuk pewartaan sabda Allah di paroki.
mengupayakan kerjasama dengan keuskupan.
Dasar keterlibatan katekis profesional VI. KATEKESE BERJENJANG
adalah peran serta umat beriman untuk
mewartakan Sabda Allah. Pastor paroki perlu Perencanaan yang baik akan membantu
secara terus-menerus menyerukan panggilan keberhasilan pastoral katekese. Perencanaan
ini, di samping berseru pula tentang yang dimaksud adalah katekese yang
pentingnya panggilan menjadi imam. Seruan berjenjang. Sebagaimana proses pedagogi di
panggilan para katekis ini tidak hanya untuk sekolah, pedagogi iman ini pun mengandaikan
memenuhi kebutuhan katekis di paroki, tetapi perhatian pada para subyek bina. Dalam hal
lebih-lebih memberikan kesadaran betapa ini, pastor paroki, bersama dengan para
pentingnya pastoral katekese atau pewartaan katekis, menyusun suatu tahapan pembinaan
Sabda Allah kepada umat di paroki. Dengan secara terperinci. Mengingat ini adalah

11 12
Bdk. Congregation for the Evangelization of Ibid.
Peoples, Guide for Catechist, art. 18.

Lux et Sal Vol.1 No.2, 2020 135


Benny Suwito

tanggung jawab pastor paroki, tugas ini tidak di tempat formal, seperti sekolah, dicermati.
bisa diserahkan begitu saja kepada para katekis Hal ini penting karena tempat anak-anak
volunteer, khususnya jika mereka belum mengenyam pendidikan memberi pengaruh
memiliki kemampuan dan pemahaman teologi pada pengembangan iman mereka.
yang cukup. Perhatian terhadap tahap-tahap pembinaan
Dalam penyusunan tahapan pembinaan akan membantu bagaimana katekese dapat
itu, arah dasar yang selalu diikuti adalah disampaikan dengan baik. Ada tiga tahapan:
“semakin memiliki kesatuan hidup dengan pembinaan anak usia bawah tujuh tahun,
Kristus.” Mengapa? Sebab “tujuan definitif pembinaan anak pra komuni pertama, dan
dari katekese tidak hanya membuat orang pembinaan anak pasca komuni pertama.
tersentuh tetapi juga bersekutu dan dekat Dengan tahapan ini, orangtua memiliki
dengan Yesus Kristus.13 Hal-hal berikut perlu gambaran bagaimana membina iman anak-
diperhatikan dalam pastoral berjenjang. anak mereka. Tahap yang cukup rawan adalah
tahap anak usia bawah tujuh tahun. Dalam hal
A. Katekese Anak ini, romo paroki perlu memperhatikan tahap
ini dan mencoba mengkomunikasikannya
Anak itu bagaikan bibit yang perlu dengan orangtua, termasuk melakukan
mendapatkan paham-paham dasar iman pembinaan terhadap mereka.
katolik. Perhatian khusus diberikan kepada
mereka, terutama yang telah dibaptis sejak B. Katekese Remaja
bayi. Tentu saja, tugas utama pembinaan iman
ada dalam keluarga. Oangtua memiliki Anak remaja mulai mencari dirinya atau
tanggung jawab yang tak terelakan untuk hal jatidirinya. Pastoral katekese untuk usia ini
itu karena “keluarga dipanggil untuk melayani bukan hal yang mudah. Mereka selalu
Kerajaan Allah dalam berpartisipasi dalam mempertanyakan atau bahkan tidak
hidup dan misi Gereja.” 14 Biarpun demikian, mempercayai pemahaman yang diberikan
pastor paroki tetap perlu mengupayakan dalam katekese. Dalam situasi yang seperti ini,
pendampingan pembinaan katekese ini. romo paroki tidak hanya menyampaikan
Pedoman Umum Katekese kekhasan ajaran-ajaran iman, tetapi juga memperhatikan
katekese anak. Katekese ini perlu apa yang mereka butuhkan. Dengan cara itu,
“berhubungan dengan situasi dan kondisi pemahaman katekese tidak hanya berangkat
hidup mereka.” 15 Pertama, masa anak-anak dari “atas,” tetapi lebih bisa menjawab
merupakan awal bagi mereka dalam kegelisahan-kegelisahan iman para remaja.
bersosialisasi, baik sebagai pribadi manusiawi Katekese remaja dibedakan dari Orang
maupun kristiani dalam keluarga, sekolah dan Muda Katolik (OMK). Remaja dan OMK
Gereja. Kedua, dalam masa pengenalan memiliki karakter berbeda walapun mereka
inisiasi ini, sangat penting bagi mereka untuk telah sama-sama melampaui masa kanak-
mendapatkan pengenalan tentang iman dan kanak. Sangat baik jika romo paroki
kehidupan Gereja. Ketiga, katekese untuk bekerjasama dengan psikolog dan pendidik
anak-anak ini perlu memberi tempat pada untuk merancang katekese remaja. Mengingat
pengenalan doa dan Kitab Suci. Keempat, kekhasan remaja yang sedang mencari jati
tempat mereka dididik, baik di rumah maupun dirinya, perlulah dibangun suatu “Gereja yang

13 15
Bdk. Congregation for the Clergy, General Bdk. Congregation for the Clergy, General
Directory for Catechesis, art. 80. Directory for Catechesis, art. 178.
14
Bdk. FC, art. 49.
136
Pengembangan Pastoral Katekese Paroki

mengetahui bagaimana berbicara pada hati muda yang dirasuki oleh ideologi dan
anak-anak remaja secara lembut, menghibur, dieksploitasi. 18 Oleh sebab itu, Uskup Roma
menginspirasi sukacita Injil”16. meminta agar anak muda didengarkan dan
Bagaimana dan apa yang perlu ditemani seperti Tuhan Yesus menemani para
diperhatikan pada katekese remaja ini? Secara pemuda.19
konkret, katekese pada masa remaja ini Sikap “menemani” perlu ada dalam karya
menyesuaikan karakter anak remaja yang ingin kerasulan katekese untuk orang-orang muda.
mencari tahu. Oleh sebab itu, pastoral katekese Mengapa demikian? Karena orang-orang ini
anak remaja bisa dilakukan dengan berpikir dengan kritis. Selain itu, mereka juga
memberikan kepada remaja akar iman bisa berperan lebih. Oleh karena itu, Directory
mereka, mencoba membahasakan ajaran iman for Catechesis mengatakan bahwa “kaum
kristiani dalam budaya dan aktivitas mereka. muda tidak bisa dianggap hanya sebagai objek
Mengingat anak-anak remaja masih mencari bagi katekese, tetapi sebagai subyek aktif
jati diri, perlu ditunjukkan jawaban-jawaban evangelisasi dan tokoh bagi pembaharuan
mendasar yang sesuai kebutuhan mereka. sosial.”20
Lantas, bagaimana menjalankan pastoral
C. Katekese OMK katekese untuk anak muda ini? Pastoral
katekese untuk kelompok ini memiliki
Tahapan selanjutnya adalah pastoral kekhasannya tersendiri. Sebagaimana
katekese OMK. Masa OMK penuh dengan dikatakan dalam Pedoman Umum Katekese,
tantangan. Anak-anak muda mulai memasuki perlu diperhatikan perbedaan situasi religius,
dunia nyata dan menyerap semua yang ada di kebutuhan pergulatan iman, dan kehidupan
masyarakat. Tentu, tahapan ini akan lebih rohani mereka. Pastoral kaum muda
mudah bilamana sejak jenjang pertama, yaitu memperhatikan aspek-aspek utama kehidupan
masa kanak-kanak, katekese telah menjadi mereka baik teologis, etis, historis, dan
bahan utama dalam kehidupan mereka. sosial.21 Selain itu, diperhatikan pula formasi
Sebaliknya, hal ini menjadi sangat sulit jika kebenaran yang sesuai dengan Injil untuk
mereka masih baru atau bahkan belum membentuk hati nurani dan membentuk
mengenal sama sekali pokok-pokok iman. pemahaman kasih yang benar.
Paus Fransiskus dalam Anjuran Apostolik
Christus Vivit menjelaskan siapa itu orang D. Katekese Orang Dewasa
muda dan bagaimana seharusnya Gereja
mendengarkannya. Paus menegaskan: “Kaum Katekese untuk orang dewasa bertujuan
muda bukanlah sesuatu yang dianalisis secara membawa orang-orang katolik hidup
abstrak. Tentu, ‘kaum muda’ tidak ada, yang bermasyarakat. Pedoman Umum Katekese
ada adalah hanya anak muda, yang masing- menegaskan bahwa “iman orang dewasa
masing dengan realitas hidupnya.”17 Bapa Suci haruslah terus-menerus diterangi,
juga mengingatkan apa yang terjadi pada anak dikembangkan dan dijaga supaya iman itu

16 19
Bdk. Sambutan Paus Yohanes Paulus II dlm. XXII Bdk. ibid. art. 237.
20
World Day of Prayer for Vocations. Bdk. Congregation for the Clergy, General Directory
17
CV, art. 71. for Cathecesis, art. 173.
18 21
Bdk. ibid. art. 73. Ibid, art. 185.

Lux et Sal Vol.1 No.2, 2020 137


Benny Suwito

dapat memperoleh kebijakan kristiani yang rohani dan budaya mereka dengan penuh
memberikan kepekaan, kesatuan dan harapan penghargaan terhadap perbedaan yang
kepada banyak pengalaman personal dan mereka miliki.
sosial, serta hidup rohani.”22 • Kedua, memberikan perhatian kepada
Untuk kelompok umur ini, katekese kondisi awam dewasa bahwa mereka
memperhatikan kedewasaan iman. dibaptis untuk dipanggil dalam “mencari
Maksudnya, ini bukan hanya soal matang Kerajaan Allah dengan berhadapan pada
dalam pemahaman iman, melainkan juga persoalan-persoalan sementara di dunia
dalam hidup rohani. Kedewasaan ini tidak dan mengarahkan mereka berdasarkan
datang secara otomatis, tetapi membutuhkan kehendak Allah, dan juga mengingatkan
pembinaan terus-menerus. Berkaitan dengan mereka dipanggil pada kekudusan.
hal ini, katekese dewasa perlu dibedakan
• Ketiga, memberi perhatian pula kepada
antara orang dewasa yang sedang aktif dalam
keterlibatan dalam komunitas sehingga itu
berkarya dan mereka yang pensiun atau masa
memungkinkan menjadi lingkungan yang
tua. Berikut ini adalah upaya strategi yang bisa
terbuka dan mendukung.
dikembangkan.
• Keempat, memberikan perhatian pada
a) Orang Dewasa Aktif pastoral care untuk orang dewasa yang
sistematis melalui formasi liturgi dan
Yang masuk dalam kategori ini adalah pelayanan cinta kasih yang telah
orang-orang yang bekerja di seluruh bidang terintegrasi.
kehidupan di masyarakat. Untuk mereka, Pedoman di atas mengarahkan katekese
pastoral katekese bukan hanya tentang untuk usia dewasa di paroki untuk
pengetahuan iman katolik, melainkan juga mengembangkan kehidupan pribadi mereka
tentang bagaimana pengetahuan iman ini dapat sebagai manusia rohani kristiani, dan
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. membawa mereka untuk mampu menghidupi
Katekese ini bukan hanya soal “apa”, iman dalam kehidupan sehari-hari. Pastor
melainkan juga perihal “bagaimana.” Dengan paroki mengupayakan pembinaan mereka
demikian, reksa pastoral diarahkan agar “orang sesuai dengan iman katolik yang berdasarkan
dewasa yang telah menerima Sakramen Katekismus Gereja Katolik dan menuntun
Inisiasi memahami dan menghayati nilai-nilai mereka dengan petunjuk-petunjuk Ajaran
iman dan menghidupi perayaan sakramental Sosial Gereja untuk mampu hidup sebagai
serta memberi kesaksian iman di tengah orang katolik di tengah masyarakat.
masyarakat.”23
Lantas, bagaimana pelaksanaannya? b) Orang Dewasa Pensiun dan Usia Lanjut
Pedoman Umum Katekese memberikan arahan
untuk katekese orang dewasa.24 Keaktifan orang dewasa sebagai pekerja
• Pertama, memberikan perhatian kepada akan mulai surut ketika mereka memasuki
kondisi mereka, baik pria maupun wanita, masa pensiun. Namun, keaktifan dalam
terlebih pada persoalan-persoalan dan pekerjaan tidak jarang membuat orang dewasa
pengalaman-pengalaman mereka, sumber aktif berkarya di gereja, kecuali memang

22 24
Ibid, art. 173. Congregation for the Clergy, General Directory for
23
Dewan Karya Pastoral Keuskupan Agung Semarang, Cathecesis, art. 174.
Formatio Iman Berjenjang (Yogyakarta: Kanisius,
2014), 25.
138
Pengembangan Pastoral Katekese Paroki

mereka yang telah lanjut usia. Untuk itu, dalam doa yang mendalam, pengampunan dan
pastoral katekese bagi mereka perlu kedamaian hati.”27 Maka, pastoral katekese di
diperhatikan dengan baik agar mereka masa senja membantu mereka untuk memiliki
mendapatkan pemahaman yang benar tentang terus pengharapan bersama Allah.
Gereja dan iman Gereja dengan memusatkan
perhatian pada apa yang akan mereka perbuat VII. KOORDINASI PENDAMPING
di masa pensiun dan masa tua mereka.
Pedoman Umum Katekese menunjukkan Bagian sebelumnya telah melihat jenjang-
apa yang perlu dilakukan untuk mereka. Hal jenjang pastoral katekese, mulai dari tahap
mendasar yang ditekankan adalah Gereja anak-anak sampai lanjut usia. Biarpun
memahami mereka sebagai “karunia Allah demikian, karya katekese paroki bukanlah
bagi Gereja dan masyarakat.” 25 Gereja sesuatu yang bersifat individual, melainkan
mencermati situasi mereka, baik kehidupan sebuah pastoral integral. Pemahaman ini perlu
personal, keluarga, maupun kehidupan sosial. dimiliki agar pengembangan pastoral katekese
Selain itu, karena mereka memang secara di paroki bukan tindakan reaktif melainkan
umum adalah orang-orang yang telah pensiun, sebuah tindakan visioner. Oleh sebab itu,
pendampingan yang baik akan mendorong pengembangan pastoral katekese yang baik
mereka untuk berperan dalam pastoral akan terwujud bilamana pastor paroki
katekese kepada umat beriman lain, terlebih berkoordinasi dengan para pendamping.
pada anak-anak muda. Ini merupakan sebuah Pelibatan pendamping dilakukan atas
panggilan bagi mereka yang pensiun tetapi dasar “semua orang beriman juga dipanggil
masih termotivasi untuk membantu karya terlibat dalam karya pewartaan.” Hal ini juga
Gereja. ditegaskan dalam Anjuran Apostolik
Dewan Karya Pastoral Keuskuapan Christifideles Laici (CL) bahwa mereka punya
Agung Semarang menyadari pentingnya tugas untuk evangelisasi dan berkatekese. 28
pendampingan pada orang lanjut usia itu. Lebih-lebih juga ini adalah panggilan Tuhan
Mereka didorong untuk mengambil bagian Yesus sendiri: “Pergilah ke seluruh dunia,
dalam kehidupan Gereja. Mereka diharapkan wartakanlah Injil kepada semua makhluk”
agar “mampu mensyukuri hidup dan imannya (Mrk 16:15). Tentu saja, karya pastoral
atas segala rahmat yang telah mereka terima katekese di paroki membutuhkan orang-orang
melalui sakramen-sakramen yang mereka terpilih yang dapat mengemban tugas ini.
rayakan atau melalui doa dan devosi yang Pemilihan ini bertujuan membawa karya
mereka hidupi.”26 pastoral dapat berjalan efektif dan
Yang tidak kalah penting adalah katekese terkoordinasi. Dalam konteks ini, pastor paroki
yang berkaitan dengan bagaimana menghadapi memastikan mereka mendapatkan pembinaan
masa tua. Secara tegas disampaikan bahwa yang baik.
“katekese dapat membantu kondisi masa tua Bagaimana mewujudkan koordinasi
yang terluka secara jasmani maupun rohani pastoral katekese? Pertama, hal dikerjakan atas
sehingga memampukan mereka untuk hidup dasar visi pastoral paroki. Berdasarkan visi itu,

25 27
Ibid, art. 186. Congregation for the Clergy, General Directory for
26
Dewan Karya Pastoral Keuskupan Agung Semarang, Cathecesis, art. 187.
28
Formatio Iman Berjenjang, 20. Bdk. CL, art. 34.

Lux et Sal Vol.1 No.2, 2020 139


Benny Suwito

pastor paroki mengundang para katekis, baik Untuk mempersiapkan pastoral katekese
katekis profesional maupun katekis relawan dengan baik, ada banyak model yang bisa
(volunteer) untuk berkoordinasi mewujudkan dipilih. Avery Dulles menyebutkan 5 (lima)
visi itu. Pastor paroki menjadi “penggerak bentuk. Sebagai catatan, model-model ini tidak
yang bertanggung jawab atas tugas ini dalam bersifat mutlak dan hanya mendukung pastoral
mewujudkannya secara koordinasi dengan katekese. Penggunaannya perlu disesuaikan
pihak-pihak yang bergerak sama dalam dengan keadaan paroki dan kebutuhan peserta.
pastoral katekese.” 29 Dia menjadi pembawa Pelibatan umat beriman dalam karya ini
kompas penunjuk arah. Termasuk dalam membantu melihat kebutuhan yang ada.
koordinasi dengan para katekis ini adalah Berikut ini adalah model-model katekese
penyiapan mereka untuk dapat berkarya menurut Dulles.30
dengan baik: kehidupan rohani, pemahaman
ajaran Gereja, pemahaman akan antropologi,
dan pengenalan pelbagai metode berkatekese. A. Model Doktrinal
Dengan koordinasi, arah katekese menjadi
lebih jelas, yaitu membuat Yesus Kristus makin Model doktrinal sangat kentara pada masa
dikenal dan umat makin mengerti makna antara Konsili Trente (1545) dan Konsili
menjadi murid Kristus di Gereja Katolik. Hal Vatikan II (1962). Contoh paling populer
ini mengandaikan katekese berjenjang yang adalah Baltimore Catechism dari Amerika
berjalan dengan baik. Untuk menjaga Serikat. Model doktrinal ini berfokus pada
koordinasi berlangsung terus, pertemuan rutin “ajaran para paus dan konsili mengenai iman
dan terjadwal antara pastor paroki dan pelaku dan moral.” Model ini memang dibentuk untuk
pastoral katekese menjadi penting. Dengan memberi pegangan kepada para siswa
demikian, perkembangan kegiatan katekese itu melawan kesalahan ajaran Protestan. Dia
dapat dimonitor. sangat bergantung pada otoritas Kitab Suci dan
Akhirnya, gerak pastoral katekese ini Magisterium Gereja, tetapi biasanya
ditentukan oleh faktor yang sangat mendasar, mencakup unsur apologetik yang berusaha
yaitu militansi, baik dari imam paroki sebagai menunjukkan ajaran Gereja itu layak
“katekis dari para katekis” maupun para dipercaya.
katekis dari awam yang terlibat. Setiap karya Dalam hal pendidikan agama, model
pastoral katekese selalu digerakkan oleh api doktrinal mengupayakan agar orang-orang
Paskah yang menyala dalam hati. Inilah yang kristiani yakin dan ortodoks terhadap iman
semestinya ada dalam diri setiap pelayan sabda mereka serta mampu memberikan jawaban
Allah untuk mewartakan Kristus dan terhadap keberatan-keberatan orang-orang
membawa setiap orang, terutama orang Protestan. Harapannya, orang-orang Katolik
kristen, untuk mengengal Kristus secara mampu memahami ajaran imannya sehingga
mendalam. dapat hidup berkeutamaan.
Tentu saja ada kelemahannya. Orang
hanya menghafalkan ajaran Gereja. Mereka
VIII. BEBERAPA MODEL KATEKESE tidak memperoleh sentuhan. Selain itu, model

29 30
Bdk. Dario Cardinal Castrillon Hoyos, The Role of Avery Cardinal Dulles, S.J., “Models of Catechesis”
Priest in Catechesis dlm. (paper yang dipresentasikan di Diocesan Catechetical
https://www.vatican.va/roman_curia/congregations/ccl Day, Lansing-Ann Arbor, 20-21 Oktober, 2007).
ergy/documents/rc_con_cclergy_doc_15111998_rolep
_en.html (diakses 1 April 2020)
140
Pengembangan Pastoral Katekese Paroki

ini mengandaikan orang yang diajar telah Paskah, ke tempat ini dan masa sekarang.”
mengenal Injil sebelumnya. Pada saat pembaharuan Katekumen tahun
1972 bentuk katekese semacam ini dihidupkan
B. Model Gerakan Kerygma kembali. Hal ini dilakukan karena mereka
menjadi katolik saat usia sudah dewasa, belum
Model Gerakan Kerygma muncul pada mengenal banyak hal.
masa perang dunia pertama dan kedua. Berasal Model ini baik bagi orang yang mendalami
dari Austria dan dipelopori oleh Josef A. iman katolik. Dia tidak hanya mengenalkan
Jungmaan dengan bukunya yang berjudul The ajaran/doktrin Gereja yang abstrak, tetapi juga
Good News and Our Proclamation of the membawa orang untuk memiliki relasi dengan
Faith. Gerakan ini mendapatkan pujian. Allah. Namun, model ini juga memiliki
Kardinal Valerian Gracias menyatakan bahwa kelemahan. Dia tidak memberikan jawaban
tulisan Jungmaan memberi pengaruh besar menyeluruh tentang masalah pendidikan
katekese yang menekankan pada kerygma. agama. Penekanannya pada sejarah, tempat-
Model ini menarik karena katekese yang tempat suci dan perayaan-perayaan, bisa
disampaikan itu tidak abstrak dan doktrinal, membuat orang memisahkan diri dari
tetapi lebih berbentuk naratif. Dia amat cocok kehidupan sekular.
untuk menyampaikan ajaran iman secara
personal. Secara garis besar, fokusnya adalah C. Model Experiential Catechetics
misteri Paskah dan menekankan iman sebagai
jawaban pada pewahyuan Allah. Gaya Pada tahun 1964, Marcel van Caster
naratifnya membuat anak-anak menjadi lebih menulis The Structure of Catechesis. Di situ
senang mendengarkannya. Kisah tentang dia menyatakan bahwa pewahyuan itu dapat
perbuatan Allah yang besar dalam sejarah itu direnungkan dengan dua cara: dari hal yang
lebih kaya dan hidup daripada ajaran-ajaran suci dan yang profan. Allah berbicara melalui
yang menjemukan. Model ini membawa orang tanda-tanda zaman. Sementara itu, orang pada
untuk berjumpa dengan Allah dan mengubah zaman kini lebih responsif terhadap yang
hidup manusia dengan membawa kepada profan karena mereka berangkat dari
keselamatan. pengalaman. Konsekuensinya, katekese perlu
memperhatikan peristiwa-peristiwa sekular.
C. Model Liturgis atau Mistagogis Sudut pandang ini menjadi cikal-bakal konsep
experiential catechetics (katekese berdasarkan
Katekese liturgis atau mistagogis ini bisa pengalaman).
melengkapi model kerygma. Ini penting Model katekese ini membantu orang
karena liturgi atau perayaan selalu berkaitan mengembangkan pengetahuan mereka atas
dengan simbol-simbol yang perlu dijelaskan. pengalaman dalam terang iman kristani.
Penjelasan pada lambang-lambang yang Petunjuk-petunjuk yang didapatkan dari KS
dipakai dalam liturgi memiliki acuan Kitab dan liturgi disertai tafsirannya dalam situasi
Suci dan berasal dari refleksi ajaran Gereja. sekarang ini. Dengan kata lain, peristiwa-
Dikatakan oleh Dulles, “Perayaan Sakramen- peristiwa yang sedang berlangsung
sakramen membawa peristiwa-peristiwa masa dihubungkan dengan pengalaman akan
lampau sejarah keselamatan, termasuk misteri Kristus. Bentuk katekese ini menuntut

Lux et Sal Vol.1 No.2, 2020 141


Benny Suwito

pendengar mengenali kabar sukacita Allah atau penyesuaian-penyesuaian juga bisa


dalam Kristus yang biasanya diajarkan secara diupayakan untuk menanggapi kebutuhan
tradisional. umat beriman.
Salah satu contoh penerapannya diusulkan Hal lain yang perlu adalah pendampingan
oleh James Michael Lee. Dia menekankan agar yang baik. Ini berlaku untuk semua, baik
pembelajaran iman itu dalam kelas dibuat katekis profesional maupun volunteer. Di atas
seperti “laboratorium dan workshop bagi hidup semua itu, pastoral katekese selalu dijiwai oleh
kristiani” supaya orang yang menggeluti iman rohnya, yakni “mengaung-gaungkan” Kristus
dapat mempelajari pada saat itu. dan membawa orang kepada-Nya.

D. Model Shared Christian Praxis


DAFTAR PUSTAKA
Yang terakhir ini dipopulerkan oleh
Thomas H. Groome. Model ini menekankan Congregation for the Evangelization of
dialog iman dengan membagikan pengalaman. Peoples. Guide for Catechist. Dikutip dari
Penerang pengalaman ini adalah kisah https://www.vatican.va/roman_curia/con
kristiani dan visi kristiani. Dulles menjelaskan gregations/cevang/documents/rc_con_cev
bahwa “kisah merupakan narasi alkitabiah dan ang_doc_19971203_cath_en.html
sejarah Gereja, yang terdiri dari semua Dario Cardinal Castrillon Hoyos. The Role of
kehidupan dan peristiwa yang telah terjadi, Priest in Catechesis. Dikutip dari
ketika orang yang percaya telah berusaha https://www.vatican.va/roman_curia/con
untuk hidup dalam ketaatan pada ajaran dan gregations/cclergy/documents/rc_con_ccl
teladan Yesus Kristus.” Selain itu, cerita ini ergy_doc_15111998_rolep_en.html (1
bukan suatu fiksi tetapi suatu peristiwa sejarah. April 2020)
Sementara itu, “visi kristiani” adalah Dewan Karya Pastoral Keuskupan Agung
Kerajaan Allah yang dijanjikan Allah sebagai Semarang. Formatio Iman Berjenjang.
panggilan dan harapan bagi seluruh orang Yogyakarta: Kanisius, 2014.
kristiani. Model ini tidak menolak ajaran Dokumen Konsili Vatikan II. Diterjemahkan
Gereja karena katekese membutuhkan juga oleh R. Hardawiryana. Jakarta: Obor,
ajaran Gereja yang benar bukan hanya sekedar 1993.
berasal dari pengalaman. Dulles, Avery. “Models of Catechesis.” Paper
yang dipresentasikan di Diocesan
IX. PENUTUP Catechetical Day, Langsing - Ann Arbor,
20-21 Oktober 2007
Pastoral katekese merupakan wujud Fransiskus. Christus Vivit. Diterjemahkan oleh
Gereja yang sedang mewartakan Sang Sabda. Agatha Lydia Natania. Jakarta: Dokpen
Pewartaannya bukan tanpa strategi, melainkan KWI, 2019.
dipersiapkan dengan baik dan disusun dengan Julianne Stanz. Developing Disciples of
betul. Pastor paroki memiliki peran yang Christ. Chicago: Loyola Press, 2017.
sangat besar dalam kegiatan ini. Seiring Kitab Hukum Kanonik. Jakarta: Dokpen KWI,
perkembangan zaman, perlu selalu dilakukan 2016.
pembenahan dan pengembangan. Yohanes Paulus II. Christifideles Laici.
Model-model katekese yang selama ini Dikutip dari
telah dijalankan di tempat-tempat lain bisa https://www.vatican.va/content/john-
menjadi alternatif yang bisa dipilih. Modifikasi paul-
142
Pengembangan Pastoral Katekese Paroki

ii/en/apost_exhortations/documents/hf_jp _____________. XXII World Day of Prayer


-ii_exh_30121988_christifideles- for Vocations. Dikutip dari
laici.html (5 Maret 2020) https://www.vatican.va/content/john-
_____________. Familiaris Consortio. paul-
Diterjemahkan oleh R. Hardawiryana. ii/es/messages/vocations/documents/hf_j
Jakarta: Dokpen KWI, 2019. p-ii_mes_04041985_world-day-for-
vocations.html (5 Mei 2019).

Lux et Sal Vol.1 No.2, 2020 143


Benny Suwito

144

Anda mungkin juga menyukai