Anda di halaman 1dari 57

MODUL 1

MENGENAL ALLAH, YESUS, ROH KUDUS DAN GEREJA

CAPAIAN MATA KEGIATAN


Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan mampu menganalisis alasan manusia harus
mengasihi orang lain/sesama, menganalisis kemahakuasaan Allah dalam hidup manusia,
menjelaskan tentang arti teladan/keteladanan, keteladanan Yesus, aspek-aspek dari kehidupan
Yesus yang perlu diteladani dalam hidup sehari-hari, menjelaskan tentang Allah sebagai
pembaharu kehidupan dan cara yang tepat dalam merespon karya pembaharuan Allah dalam
kehidupannya melalui Roh Kudus dan cara kerjanya melalui gereja dalam bentuk makalah ilmiah
sebanyak 10 lembar.

SUBCAPAIAN MATA KEGIATAN


1. Menganalisis alasan manusia harus mengasihi orang lain/sesama
2. Menganalisis kemahakuasaan Allah dalam hidup manusia
3. Menjelaskan arti keteladanan Yesus
4. Menjelaskan tentang Allah sebagai pembaharu kehidupan dan cara yang tepat dalam
merespon karya pembaharuan Allah dalam kehidupannya.
5. Menguraikan tentang gereja
6. Menguraikan tentang Roh Kudus
7. Menyatakan pendapat tentang makna Gereja dalam Alkitab
8. Menyatakan pendapat tentang makna Roh Kudus dalam Alkitab
9. Mendeskripsi peran gereja di tengah-tengah dunia melalui Roh Kudus

DAFTAR KEGIATAN BELAJAR


1. Kegiatan Belajar 1: Aku bisa Mengasihi orang lain
2. Kegiatan Belajar 2: Allah maha kuasa
3. Kegiatan Belajar 3: Yesus Teladanku
4. Kegiatan Belajar 4: Allah Pembaharu Kehidupan

1
5. Kegiatan belajar 5: Pemahaman tentan gereja
6. Kegiatan belajar 6: Pemahaman tentang roh kudus

PETA KONSEP
Peta Konsep Modul 1: Mengenal Allah dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

2
Menguraikan karya
Roh Kudus dalam
gereja

Menjelaskan tentang definisi, makna dan


hakikat dari Roh Kudus dan gereja
berdasarkan Alkitab

mendeskripsikan pengertian Menjelaskan makna keteladanan Menguraikan aspek-aspek


keteladanan secara umum dan Yesus bagi manusia keteladanan Yesus yang
keteladanan Kristen perlu dicontohi

Memahami tentang keteladanan Yesus

Mendeskripsikan arti Menjelaskan bahwa Allah Menjelaskan cara manusia


kemahakuasaan Allah berkuasa atas hidup manusia merespon kemahakuasaan Allah

Menganalisis makna kemahakuasaan


Allah dalam hidup manusia

Menganalisis makna perintah untuk mengidentifikasi bentuk-bentuk kasih kepada


mengasihi Tuhan sesama menurut Alkitab dan contohnya dalam
kehidupan setiap hari

Mendeskripsikan pengertian kasih secara


luas dan kasih menurut Pandangan Alkitab

Mengenal Allah, Yesus, 3Roh Kudus dan Gereja


KEGIATAN BELAJAR 1

Aku Bisa Mengasihi Orang Lain

CAPAIAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi ini, Guru PAK diharapkan dapat menginterpretasikan makna Kasih
dalam hubungan dengan Tuhan dan dalam hubungan dengan sesama

POKOK-POKOK MATERI

A. Kasih dalam pengertian Luas dan Pandangan Alkitab


B. Perintah untuk mengasihi Tuhan
C. Perintah untuk mengasihi sesama

URAIAN MATERI:

A. Kasih Dalam Pengertian Luas dan dalam pandangan Alkitab

Kasih adalah perasaan yang dimiliki oleh setiap manusia, perasaan ini akan timbul apabila
manusia tersebut mempunyai rasa memiliki dan menyayangi. Kasih juga bisa dikatakan
hubungan keterkaitan antara manusia tersebut dengan sesuatu. Dan kasih bisa bermakna
luas, bukan hanya antara manusia dengan manusia, tetapi bisa juga antara Tuhan dengan
manusia. Dan dengan adanya rasa kasih tersebut membuat manusia mempunyai tujuan
hidup yang akan diperjuangkan.

Selain arti-arti di atas, Alkitab juga menyebutkan tentang kasih. Deskripsi dari pengertian
kasih menurut Alkitab adalah; Kasih itu sabar. Kesabaran sangat diperlukan saat kita
menghadapi situasi dan orang yang tidak sesuai dengan harapan kita. Kasih itu murah hati.
Kemurahan hati merupakan salah satu sifat yang harus dimiliki oleh anak-anak Allah.
Kasih itu tidak cemburu. Sifat cemburu merupakan ketidaksenangan kepada seseorang
yang memiliki sesuatu. Tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Allah sangat benci
dengan kesombongan. Ia Tidak Melakukan yang Tidak Sopan. Tidak Mencari
Keuntungan Diri Sendiri. Ia Tidak Pemarah. Tidak Menyimpan Kesalahan Orang Lain. Ia
Tidak Bersukacita Karena Ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia Menutupi Segala
Sesuatu Percaya Segala Sesuatu. Mengharapkan Segala Sesuatu, Sabar Menanggung
Segala Sesuatu.

4
´.DVLK KDQ\D GDSDW GLNHWDKXL PHODOXL WLQGDNDQ \DQJ dihasilkannya. Kasih Allah nyata dari
tindakan-Nya memberikan Putra-Nya, I Yohanes 4:9, 10. Tetapi jelas itu bukan kasih
untuk kepuasan diri, atau kasih sayang, dalam arti bahwa kasih itu tidak digugah karena
sifat baik apa pun di pihak objeknya, Rm. 5:8. Kasih itu diperlihatkan karena Allah
menghendakinya sebagai pilihan atas dasar pertimbangan yang matang, dilakukan tanpa
penyebab yang dapat ditunjuk kecuali bahwa sifat itu adalah watak Allah Sendiri, bdk. Ul.
7:7, 8´²1981, Jil. 3, hlm. 21.

Perintah untuk saling mengasihi adalah ajaran Tuhan Yesus kepada murid-murid dan
semua orang yang menjadi pengikutnya termasuk kita sekarang ini. Dua perintah yang
utama yakni, mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama. Dua perintah ini sangat sering kita
dengar, namun meskipun demikian sangatlah susah untuk kita dapat melakukaknnya
dengan sempurna. Padahal, mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama itulah yang menuntun
manusia untuk dapat memperoleh kebahagiaan di dunia dan dapat mengantar manusia
masuk ke dalam Kerajaan Sorga.

Hukum kasih tertulis dalam injil Matisu 22:37-40. Hukum kasih yang pertama (1) ialah
³.DVLKLODK 7XKDQ $OODKPX GHQJDQ VHJHQDS KDWLPX GDQ GHQJDQ VHJHQDS MLZDPX GDQ
GHQJDQ VHJHQDS DNDO EXGLPX´+XNXP NDVLK \DQJ NHGXD () LDODK .DVLKLODK VHVDPDPX
PDQXVL VHSHUWL GLULPX VHQGLUL´ -LND GLWHOLWL GHQJDQ EDLN WHQWDng sepuluh (10) perintah
Allah
DWDX \DQJ VHULQJ NLWD GHQJDU GHQJDQ ³6HSXOXK +XNXP 7DXUDW´ PDND GDSDW GLNHORPSRNNDQ
adanya dua perintah/hukum kasih yakni:hukum 1-3 adalah perintah untuk mengasihi
Tuhan dan 4-10 adalah perintah untuk mengasihi sesama.

Ketika orang-orang Farisi mendengar, bahwa Yesus telah membuat orang-orang Saduki itu
bungkam, berkumpulah mereka. Dan seorang dari mereka, seorang ahli Taurat, bertanya
XQWXN PHQFREDL 'LD ´*XUX KXNXP PDQDNDK \DQJ WHUXWDPD GDODP KXNXP 7DXUDW"´ -DZDE
Yesus kepDGDQ\D ³.DVLKLODK 7XKDQ $OODKPX GHQJDQ VHJHQDS KDWLPX GDQ GHQJDQ
segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. 38. Itulah hokum yang terutama dan
yang pertama. Dan hokum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu
manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hokum inilah tergantung seluruh hukum Taurat
dan kitab para nabi.

5
B. Perintah untuk mengasihi Tuhan

HVXDL GHQJDQ
6 EXQ\L KXNXP NDVLK \DQJ SHUWDPD () LDODK ´.DVLKLODK 7XKDQ $OODKPX
dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu GDQ GHQJDQ VHJHQDS DNDO EXGLPX´

Kata hati merujuk pada pengertian organ yang penting, juga pusat kehidupan manusia, juga
merupakan pengatur emosi dan sumber kehidupan spiritual. Pengatur emosi dan perasaan
(kegembiraan, dan kesedihan, kebencian dan kemarahan, dll). Sedangkan kata jiwa, adalah
kombinasi dari tubuh. Saat jiwa meninggalkan tubuh maka tubuh kehilangan kehidupan.
Jiwa juga merupakan bagian dari perasaan, memberikan tempat buat kasih. Dan dengan
segenap akal budimu, dalam terjemahannya daya pikirmu. Kata daya pikir merupakan
kemampuan untuk melakukan sesuatu atau yang berkaitan dengan kekuatan fisik.1Karena
itu, hati, jiwa, kekuatan dan akal budi adalah sebuah ekspresi tentang manusia secara utuh.
'DQ NHXWXKDQ LWX GLSHUWHJDV GDODP NDWD ´VHJHQDS´ yakni semua dan tidak ada yang tersisa.
Dengan demikian, perintah untuk mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa dan akal budi
adalah sebuah bentuk atau tindakan mengasihi dengan sungguh-sungguh yang lahir dari
kesadaran dalam batin manusia, bukan dilakukan sebagai sebuah formalitas atau asal saja
ataupun paksaan.

Menurut Thomas Aquinas, untuk mengasihi Allah, ada 3 hal yang harus dilakukan yakni:

1. Tidak boleh mempunyai Allah lain dengan tidak membuat patung untuk disembah atau
menggunakan kuasa yang lain di luar kuasa Allah
2. Harus memberikan kepada Allah penghormatan dengan tidak menyebut namaNya dengan
sembarangan dan sia-sia
3. Harus beristirahat di dalam Tuhan dengan memberikan seluruh hidup untuk dipakai dalam
baitNya yakni memberikan waktu untuk beribadah kepadaNya

C. Perintah untuk mengasihi sesama

6
Dalam bahasa Yunani, kasih dibedakan sesuai dengan penggunaannya, itu sebabnya kasih
terbagi atas empat jenis yaitu:

1. Agape yakni, kasih yang sempurna


2. Phileo yakni; kasih terhadap sahabat
3. Storge yakni, kasih terhadap orang tua/keluarga
4. Eros yakni, kasih yang mengandung unsur seks

Agape merupakan Cinta / Kasih tak bersyarat, Cinta kasih secara Kristiani. Agape
menginginkan kebaikan bagi yang dikasihinya. Dalam konteks Kekristenan Agape merupakan
Kasih Allah terhadap kita. Kasih Allah yang total terhadap kita. Philia adalah kasih antara
Sahabat atau Saudara. Dalam konteks ini digambarkan seperti Kristus dengan para sahabat-
sahabatnya yang menjadi Rasul-Rasul pengikutnya. Eros adalah kasih antara lawan ± jenis.
Kasih ini sering menimbulkan salah persepsi. Eros adalah kasih yang menginginkan. Eros
adalah kasih yang sebenarnya tidak diinginkan dan tidak direncanakan tetapi Kasih ini
tertanam dalam diri manusia. Dalam bahasa yunani murni Eros berarti praktik prostitusi yang
dilakukan di dalam kuil-kuil. Namun secara kontekstual Iman Kristiani mengajarkan bahwa
Eros merupakan titik pertemuan kasih dan Tuhan. Eros bisa diartikan sebagai Cinta terhadap
Suami ± Istri. Eros disini juga bisa diartikan Tubuh dan Jiwa. Maka untuk mengasihi Tuhan
diperlukan keterlibatan Tubuh dan Jiwa juga. Storge merupakan Cinta Kasih Kodrati antara
Orang Tua dan Anak. Kasih ini merupakan buah dari kasih Eros.

Dari keempat kasih yang disebutkan di atas, kasih Agape merupakan sifat inti Allah, kasih yang
murni dari Allah, kasih yang sempurna, kasih tanpa syarat, tanpa pamrih, rela berkorban dan
konsisten. Karena Allah mengasihi manusia, maka Ia menginginkan manusia hidup saling
mengasihi sesame yang ada disekitarnya. Allah memberikan kemampuan kepada manusia untuk
dapat mengasihi sesamanya. Oleh sebab itu, dalam melakukan kasih atau mengasihi sesama harus
dengan tulus dan tanpa mengharapkan imbalan, jangan memilih-milih kepada siapa kita mengasihi
bahkan sampai kepada musuh atau orang yang membenci kita.

Praktik hidup mengasihi sesama adalah baik diajarkan atau dibiasakan sejak kecil dalam
keluarga dan berkelanjutan sampai pada lingkungan dan tempat dimana kita berada, serta didasari
pada tekad untuk melakukannya. Contohnya: menyapa dan memberi salam kepada sesama,

7
mendoakan teman yang sakit, tidak menyimpan kesalahan teman atau orang lain, tidak membalas
kejahatan dengan kejahatan.

HVXDL GHQJDQ
6 EXQ\L KXNXP NHGXD () LDODK´ .DVLKLODK VHVDPDPX PDQXVLD VHSHUWL GLULPX
VHQGLUL´
Untuk membuktikan kasih kita kepada Allah, maka kita harus mengasihi sesama seperti yang
dijabarkan dalam perintah hukum Taurat yang ke 4-10 yakni:

1. Kita harus mengasihi orang tua


2. Tidak boleh melukai sesama kita dengan perbuatan ± baik dengan melukai sesama yakni
membunuh, berzinah, dan mencuri
3. Tidak boleh melukai sesama kita dengan perkataan dan pikiran melukai dengan perkataan
yakni saksi dusta, mengingini istri sesama dan milik sesama

Kedua hukum atau perintah di atas adalah merupakan petunjuk atau pedoman yang harus
dilakukan dan ditaati oleh manusia sebagai ciptaan Allah. Dalam Yohanes 13:34-35 Allah
memberi perintah kepada manusia untuk saling mengasihi sama seperti Allah telah mengasihi
manusia.

Merealisasikan kasih dengan benar dalam kehidupan sehari-hari merupakan


tanggungjawab setiap orang kristen, agar menjadi pelaku firman dan mempermuliakan nama
Tuhan dalam seluruh kehidupannya. Kasih seharusnya merupakan bentuk atau wajah kita sebagai
orang percaya, sebab seorang kristen dikenal oleh perbuatan kasihnya. Orang yang mengasihi akan
dikenal sebagai murid Tuhan.Aku memberikan perintah baru kepada kamu , yaitu supaya
kamusaling mengasihi;sama seperti Aku telah mengasihi kamudemikian pula kamu harus saling
mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu , bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu
jikalau kamu saling mengasihi.

8
KEGIATAN BELAJAR 2

Allah Maha Kuasa

Capaian pembelajaran:

Setelah mempelajari materi ini, Guru PAK diharapkan dapat menganalisis arti kemahakuasaan
Allah atas hidup manusia

Pokok-Pokok Materi:

A. Arti Kemahakuasaan Allah


B. Arti Allah Berkuasa atas Hidup Manusia
C. Cara Manusia Merespon Kemahakuasaan Allah
A. Arti Kemahakuasaan Allah
Allah Maha Kuasa menunjukkan pada pemerintahan Allah atau Allah yang berkuasa atas
seluruh alam semesta termasuk manusia. Kata kuasa mengandung pengertian Allah tidak hanya
berkuasa menciptakan bumi dengan segla isinya tetapi Allah juga berkuasa atas sejarah hidup
manusia. Allah memiliki segala kuasa di atas segalanya, di setiap waktu dan dalam berbagai cara.
$\XE PHPEDKDV VRDO NXDVD $OODK GDODP NLWDE $\XE ³$NX WDKX EDKZD (QJNDX
VDQJJXS PHODNXNDQ VHJDOD VHVXDWX GDQ WLGDN DGD UHQFDQD0X \DQJ JDJDO´ Ayub menyadari
bahwa
kuasa Allah yang mewujudkan rencana-rencanaNya. Musa juga diingatkan Allah bahwa Ia
memiliki seluruh kuasa untuk menggenapi rencanaNya terhadap bangsa Israel. Tetapi Tuhan
PHQMDZDE 0XVD ³PDVDNDQ NXDVD 7XKDQ DNDQ NXUDQJ XQWXN PHODNXNDQ itu? Sekarang engaku akan
melihat apakah firmanKu terjadi kepdamu atau tidak. Tidak ada hal yang lebih jelas untuk
PHQ\DWDNDQ NXDVD $OODK VHODLQ NDU\D SHQFLSWDDQ1\D $OODK EHUNDWD MDGLODK«PDND LWX
ODQJVXQJ
jadi (Kej.1:3, 6, 9, dst) berbeda dengan manusia. Manusia membutuhkan peralatan atau benda
untuk menciptakan sesuatu, namun Allah hanya dengan berfirman. Dengan kuasa perkataanNya
segala sesuatu diciptakan dari yang sebelumnya tidak ada menjadi ada. Oleh firman Tuhan langit
telah dijadikan, oleh nafas dari mulutNya segala tentaranya (Maz.33:6).
Kuasa Allah juga tampak melalui pemeliharaan atas ciptaanNya. Segala kehidupan di atas
bumi akan binasa jika bukan karena pemeliharaan Allah yang terus menerus atas segala kebutuhan
manusia akan makanan, pakaian, juga tempat tinggal. Semua yang berasal dari sumber daya

9
terbarukan terus berkelanjutan berkat kuasa Allah sebagai pemelihara manusia dan binatang
(Maz.36:6). Lautan yang melingkupi bumi akan membinasakan manusia jika Allah tidak
menentukan batasnya (Ayub 38:8,11).
KekuasaanNya juga tidak terbatas terhadap iblis. Serangan iblis terhadap Ayub terbatas pada
perbuatan tertentu saja. Ia dibatasi oleh kuasa Allah yang tak terbatas (Ayub 1:12; 2:6). Dalam
Perjanjian Baru, Yesus juga mengingatkan Pilatus terhadap kuasa Allah, bahwa Pilatus tidak
memiliki kuasa terhadapNya, jika kuasa itu tidak diberikan oleh Allah sumber segala kuasa
(Yoh.19:11).
Sebagai yang Mahakuasa, Allah bisa melakukan segala hal. Namun, itu tidak berarti Allah
kehilangan ke-MahakuasaanNya ketika Ia tidak dapat melakukan hal tertentu. Sebagai contoh
GDODP ,EUDQL ³$OODK WLGDN GDSDW EHUERKRQJ´ ,QL WLGDN EHUDUWL $OODK NHNXUangan kuasa
untuk
berbohong, namun karena Allah memilih untuk tidak berbohong sesuai dengan kepribadianNya
yang sempurna. Allah penuh kuasa dan membenci kejahatan, namun Allah juga mengijinkan
kejahatan tertentu terjadi agar rencanaNya terjadi seperti pembunuhan Anak Domba Allah (Yesus
Kristus) yang sempurna, suci, tak berdosa untuk menebus umat manusia.
Sebagai Anak Allah, maka Yesus Kristus juga maha kuasa. kuasaNya terlihat ketika Yesus
melakukan mujizat; memberi makan lima ribu orang (Mark.6:30-44), meredakan badai
(Mark.4:37-41), membangkitkan Lazarus, juga anak perempuan Yairus dari kematian (Yoh.11:38-
44; Mar.5:35-43), suatu contoh kuasaNya atas kehidupan dan kematian. Kematian adalah alasan
utama Yesus datang untuk menghancurkannya (1 Kor.15:22; Ibr.2:14), termasuk juga untuk
membawa para pendosa memiliki hubungan yang benar dengan Allah. Tuhan Yesus menyatakan
dengan jelas bahwa Ia memiliki kuasa untuk merobohkan hidupNya dan membangkitkanNya lagi.
Sebuah kebenaran yang Ia sampaikan ketika berbicara mengenai Bait Allah (Yoh.2:19). Yesus
memiliki kuasa untuk memanggil lebih dari dua belas pasukan malaikat untuk menyelamatkanNya
ketika diserang, jika Ia menginginkanNya (Mat.26:53). Namun, Yesus memilih untuk tetap
merendahkan diriNya menjadi sama seperti manusia (Fil.2:1-11).

Allah Yang Maha Kuasa memiliki kekuatan, Yang Kuasa atas segala sesuatu sesuai dengan
keinginan-Nya, Allah Yang Maha Kuasa, memiliki kekuasaan penuh, menghidupkan, mematikan,
menjadikan sesuatu itu ada, lalu mengaturnya, Yang Maha Kuasa, Mengutus lalu memberikan
pahala dengan kekuasaan-Nya, membolak balikkan hati sesuai kehendak-Nya

10
Yang Maha Kuasa, Kekuasaan yang sempurna, tidak ada dari kesempurnaan ini sedikitpun
kekurangan dari sisi manapun, Allah Yang Maha Kuasa yang mengatur makhluk-Nya sesuai
kemauan-Nya, dan ini menunjukkan kekuasaan yang sempurnah dari Allah.

B. Allah Berkuasa Atas Hidup Manusia

Maksud dari Allah berkuasa atas hidup manusia adalah agar manusia dapat menyatakan
kehendakNya pada dunia bahwa Allah berkuasa atas dunia ini juga hidup manusia diataur dan
dikendalikan oleh Allah karena Dia lah pencipta manusia. Dalam kisah perjalanan pemberitaan
Injil oleh Yesus bersama murid-muridNya, murid-murid Yesus pernah bertanya kepada Yesus
ketika mereka berjumpa dengan VHRUDQJ \DQJ EXWD VHMDN ODKLU ³5DEL VLDSDNDK \DQJ EHUEXDW GRVD
orang ini sendiri atau orang tuanya sehingga ia dilahirkan buta? Murid-murid menanyakan hal ini
karena orang-orang Yahudi berpendapat bahwa penyakit dan penderitaan seseorang disebabkan
oleh dosa orang itu atau dosa orang tuanya. Terhadap pertanyaan para murid, Yesus tidak mau
memperdebatkan karena Yesus tahu bahwa itu tidak ada gunanya. Yesus tidak mempersoalkan
dosa siapa, sehingga Ia menjawab; bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena
pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia. Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia
yang mengutus Aku, selama masih siang akan datang malam dimana tidak ada seorangpun yang
dapat bekerja. Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia. Bagi Yesus ada hal yang lebih
penting dari pada sekedar hanya menanyakan dosa siapa. Karena memang pada kenyataannya
manusia sudah jatuh ke dalam dosa dan hidup di dalam dunia yang berdosa, sehingga
memungkinkan manusia mengalami penderitaan, karena itu tidak perlu lagi menanyakan dosa
siapa.
Beberapa hal penting dari kisah orang buta menurut Yesus :
1. Ada pekerjaan-pekerjaan Allah yang mau dinyatakan
Dalam kondisi sebagai seorang yang buta secara jasmani, ia memiliki iman yang luar
biasa terhadap Yesus. Oleh karena itu, Yesus peduli kepadanya dan Yesus
menyembuhkannya. Orang buta ini bukan hanya sembuh secara jasmani tetapi ia juga
mengalami kesembuhan rohani. Ia menjadi percaya dan menyembah Tuhan Yesus.
2. Selama masih ada kesempatan, Yesus harus mengerjakan apa yang ditugaskan BapaNya

11
Yesus tahu tugasnya Ia diutus ke dunia yaitu menjalankan rencana BapaNya yang di
Sorga. Oleh sebab itu, dengan waktu yang ada sebelum kematianNya Ia harus giat
bekerja menjalankan tugasNya salah satunya menjelikkan mata orang buta.
3. Menjadi terang dunia, selama Yesus ada di dalam dunia
Tuhan Yesus yang adalah sumber terang itu, segera menyembuhkan orang buta dan
memberikan terang itu sehingga ia dapat melihat terang yang bercahaya. Di samping itu,
terang Kristus juga menerangi hati orang buta itu sehingga membuat dia percaya pada
Yesus.

Tiga hal ini penting menurut Yesus, karena Yesus datang ke dunia untuk memberikan
pertolongan kepada manusia yang hidup dalam penderitaan dan dalam kegelapan dosa. Ia
berkuasa atas hidup manusia.

C. Cara Manusia Merespon Kemahakuasaan Allah

Kemahakuasaan Allah, kemampuan dan kesanggupanNya menjamin hidup kita ditekankan oleh
Petrus lebih dari satu kali Dalam 1 Petrus 5:6-11, yakni :

"Tangan Tuhan yang kuat" (ay. 6)


"IA yang memelihara kamu" (ay. 7)
"Allah, SUMBER segala kasih karunia" (ay. 10)
"Kemuliaan-Nya kekal" (ay. 10)
"(Dia yang sanggup) melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan (kita)"
(ay. 10)
"Ialah yang EMPUNYA KUASA SAMPAI SELAMA-LAMANYA" (ay. 11) Artinya
Tuhan lebih lebih dari sanggup membebaskan, menolong, membela, menjaga, melindungi
dan melakukan apapun yang perlu demi anak-anak-Nya. Kita tiada perlu kuatir dalam
hidup ini sebab Dia telah menetapkan diri-Nya memelihara kita yang percaya kepada-
Nya. Sebagai pemaknaan kita terhadap kemahakuasaan Allah ini, kita diperintahkan
untuk:
1) merendahkan diri (ay. 6)
2) tidak memegang erat kekuatiran kita sendiri melainkan menyerahkannya (ay. 7)
3) selalu sadar dan berjaga-jaga terhadap musuh (ay. 8)

12
4) melawan iblis dengan iman yang teguh (ay. 9)
5) menanggung penderitaan seketika/sementara waktu lamanya (ay. 9b,10b)
Itu berarti bahwa kemahakuasaan Tuhan dan kesanggupan-Nya menjamin hidup kita tidak
menghilangkan peran dan bagian kita di hadapan-Nya.

Jika hati dan pikiran kita selalu terarah pada apa yang Allah sanggup lakukan bagi kita maka
kita akan menjadi anak yang manja, suka merengek-rengek dan menjadi ngambek jika Dia
tidak menuruti keinginan dan harapan kita. Pada saat itu, seharusnya kita mulai
mempertanyakan apakah kita benar-benar mengetahui jalan-jalan Tuhan atau selama ini kita
mencari manfaat demi kepentingan sendiri dalam hubungan dengan Tuhan.
Putra putri raja yang dewasa dan memahami otoritas kerajaan tidak menggunakan otoritas
itu untuk melampiaskan keinginan dan ambisi pribadi. Mereka mengerti ada tanggung
jawab, kewajiban, tugas dan bagian yang harus mereka lakukan dalam hidup mereka sebagai
putra putri Allah. Keselamatan kita telah dijamin namun hidup bersama Tuhan bukan hidup
sesuka hati kita sendiri. Ada sikap merendahkan diri. Ada iman yang teguh. Ada penyerahan
ketakutan lalu menggantinya dengan keteguhan hati. Ada perlawanan dan konfrontasi
dengan kuasa kegelapan. Ada penderitaan yang harus kita alami dan tanggung selagi
berjalan bersama Tuhan. Hidup bersama Tuhan tidak selalu lancar dan mulus dimana
seluruh tantangan, kesulitan dan bahaya akan dibereskan Tuhan bagi kita.
Dia yang Mahakuasa menggunakan kekuasaan-Nya sesuai dengan hikmat dan kehendak-
Nya atas masing-masing kita, seturut rencana kebaikan-Nya dalam hidup kita.

13
KEGIATAN BELAJAR 3
Keteladanan Yesus

Capaian Pembelajaran:
Setelah mempelajari kegiatan belajar ini, Guru PAK diharapkan dapat menjelaskan tentang arti
teladan/keteladanan, keteladanan Yesus, aspek-aspek dari kehidupan Yesus yang perlu diteladani
dalam hidup sehari-hari.

Pokok-Pokok Materi:
A. Arti teladan dan keteladanan Kristen
B. Makna keteladanan Yesus
C. Aspek-aspek dari kehidupan Yesus yang patut diteladani dalam hidup sehari-hari

Uraian Materi:

A. ARTI TELADAN DAN KETELADANAN


Keteladanan berasal dari kata teladan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, keteladanan
berasal dari kata teladan yang berarti suatu perbuatan yang patut ditiru dan dicontoh(1982;
106).Jadi keteladanan adalah hal-hal yang patut ditiru dan dicontoh. Sedangkan bagi Suparlan
(2006; 34), teladan merupakan role model yang memberikan contoh dalam hal sikap, perilaku,
dan pembentukan kepribadian seseorang. Menurut Isnawati (2010;130) bahwa keteladanan
merupakan panutan yang baik dihadapan seseorang.
Dalam pendidikan dan pengajaran Kristen, keteladanan merupakan aspek yang penting
melalui ucapan, sikap maupun tindakan termasuk nilai-nilai yang diajarkan, dimana selanjutnya
bisa memberikan contoh nyata dan patut ditiru oleh orang lain. Dari hasil penelitian beberapa ahli,
ternyata keteladanan merupakan salah satu aspek penting yang dapat membentuk karakter atau
kepribadian anak didik (Danang Prasetio dan Marzuki; 2016). Apalagi di tengah-tengah tantangan
modernisasi dan globalisasi dewasa ini dimana terjadi kemerosotan nilai-nilai etika dan moral,
maka keteladanan seorang pemimpin sangat dibutuhkan dalam membimbing dan mengajar orang
lain. Johnson mengatakan terdapat korelasi positif antara keteladanan guru dan kepribadian siswa,
yang digambarkan sebagai berikut: QR PDWWHU KRZ EULOOLDQW \RXU SODQ, LW ZRUQ¶W \RX GRQ¶W VHW DQ

14
example (artinya bagaimanapun brilliannya perencanaan anda, itu tidak akan berhasil jika tidak
dibarengi dengan keteladanan).
Seorang pemimpin adalah panutan bagi orang lain. Sebagai panutan, orang lain akan
mengikuti atau meniru apa yang dilakukan pemimpin tersebut. Sehingga pemimpin memiliki
tanggungjawab moral yang besar karena seluruh tindak tanduknya, tingkah lakunya, cara
berpikirnya, kebiasaannya akan dituruti oleh orang lain. Seperti yang diungkapkan Ki Hadjar
Dewantara dengan µLQJ QJDUVR VXQ WXODGKR¶. Dilihat dari asal katanya, maka ing ngarso sung
tuladho berasal dari kata ng ngarso yang artinya di depan, sung (Ingsun) yang artinya saya, dan
kata tulodo yang artinya tauladan. Dengan demikian arti dari semboyan tersebut yakni ketika
seorang pemimpin atau guru harus dapat memberikan suri teladan untuk semua orang yang ada di
sekitarnya. Keteladanan yang dimaksudkan adalah seluruh aspek kehidupan yakni baik tutur kata,
sikap/tindakan termasuk sikap hidup dan kepribadian (karakternya) termasuk dengan nilai yang
dianutnya.

B. Makna Keteladanan Yesus


Dalam kekristenan, Yesus Kristus telah menunjukkan contoh atau teladan yang baik bagi
umat. Sejak dari kelahiran dan penderitaannya, Yesus disaksikan oleh Alkitab, telah memberikan
teladan dalam kata dan perbuatan. Walaupun Yesus menderita, Yesus tetap taat dan setia bahkan
sampai mati di kayu salib. Karena itu Yesus disebut sebagai $QDN $OODK ³*DPEDUDQ $OODK´
³&DKD\D .HPXOLDDQ $OODK´ VHEDJDLPDQD GLVHEXWNDQ EDLN GDODP NWDE ,QMLO PDXSXQ 6XUDW-
Surat PB
(Kitab Ibrani pasal 2). Segala pekerjaan Allah menjadi sempurna di dalam dan melalui diri Yesus.
Yesus adalah gambaran diri Allah yang patut dijadikan sebagai contoh/teladan. Segala
karya pelayanan dan pekerjaannya mencerminkan kasih Allah kepada manusia dan dunia. Kasih
dan kemurahan Allah dapat dikenal dalam diri Yesus Kristus. Dalam keteladannya, Yesus telah
menunjukkan pola atau gaya hidup yang tercermin dalam seluruh hidup dan pelayanan-Nya di
tengah-tengah dunia. Karena itu Yesus, adalah gambaran Allah. Sifat dan Kasih Allah tercermin
dalam sikap dan tindakan Yesus bagi dunia dan manusia. Yesus juga memberitakan Injil Kerajaan
Allah (Euaggelion). Kerajaan Allah merupakan isi pemberitaan Yesus (Markus 1:15;Lukas 6:20;
Matius 5:3;10:7;Lukas 10:9; 13:11, dst). Yesus selalu menganjurkan murid-murid-Nya untuk
berdoa bagi kedatangan Kerajaan Allah (Matius 6:9; Lukas 11:12). Yesus tidak menempatkan
dirinya sejajar dengan Allah dan mempercayai alah/ilah yang lain. Yesus menempatkan diriNya

15
sebagai perantara antara Allah dan manusia (Matius 10:32) bahkan Yesus mengakui dirinya
sebagai yang diutus oleh Allah (Markus 1:38; Lukas 4:43; Matius 15:24; 10:40; Lukas 10:16;
Markus 9:37). Yesus diutus ke tengah-tengah dunia dan mengemban misi pelayanan Allah.
Sebagai yang diutus Allah, Yesus tidak tinggal diam tetapi aktif dalam melakukan pekerjaan-
pekerjaan Allah. Hal tersebut dilakukan Yesus sebagai perwujudan iman dan ketaatan-Nya kepada
Allah yang mengutus Dia. Pola dan gambaran Hidup Yesus ini patut diteladani oleh umat.

C. Aspek-Aspek dari Kehidupan Yesus yang Perlu Diteladani


Yesus telah memberikan teladan yang baik bagi gereja dan kekristenan dalam melakukan
karya pelayanannya di tengah-tengah dunia. Beberapa aspek dari keladanan Yesus yang patut
dijadikan sebagai contoh bagi kita yakni: Yesus memiliki integritas yang kokoh, Yesus taat dan
setia kepada Firman Tuhan, Yesus mengasihi dan melayani semua orang, Yesus peduli (solider)
terhadap kaum yang lemah, Yesus mengajar dan mendidik orang lain, Yesus berani membela
kebenaran dan keadilan, Yesus rela menjadi Hamba/Pelayan Yesus, dan Yesus menunjukan
teladan dalam berdoa.
1. Yesus memiliki Integritas yang Kokoh
Yesus memiliki integritas atau karakter diri yang kuat. Integritas tersebut nampak
dalam sikap Yesus yang tetap beriman sekalipun Iaberhadapan dengan berbagai ujian
(cobaan). Cobaan atau tantangan apapun tidak lantas membuat Yesus gampang jatuh dan
tergoda, serta berpaling dari Allah. Integritas Yesus lahir berdasar atas keyakinannya
terhadap Firman Allah (Matius 4). Yesus tidak berjalan menurut kemauanNya sendiri
tetapi menurut kehendak dan maksud Allah. Firman Allah inilah yang menjadi dasar
sekaligus kekuatan bagi Yesus dalam menjalankan tugas panggilan dan pelayanannya
selama berada di dunia. Segala perkataan dan tindakan Yesus selalu mencerminkan Firman
Allah.

2. Yesus Taat dan Setia kepada Firman Allah


Yesus bukan saja memiliki integritas atau jati diri yang kuat tetapi juga taat/patuh
kepada Allah. Integritas diri Yesus berwujud dalam ketaatan dan kesetiaan dalam
melakukan kehendak Allah (Bapa). Yesus taat dan setia dalam melayani dan memberitakan
Firman Allah. Bahkan Yesus juga taat dan setia menderita sampai mati demi

16
melaksanakan pekerjaan dan karya Allah. Ketaatan dan kesetiaan Yesus adalah teladan
yang sempurna bagi semua orang percaya.

3. Yesus Mengasihi dan Melayani Semua Orang


Yesus mengasihi dan melayani semua orang tanpa membeda-bedakan menurut
agama, suku bangsa dan budaya. Semua orang dikasihi dan dilayani dengan penuh
ketulusan hati. Yesus tidak pilih kasih dan diskriminatif. Semua orang dirangkul dalam
cinta kasih-Nya. Laki-laki maupun perempuan, anak-anak dan para pemuda, orang kaya
dan orang miskin, orang-orang berpangkat dan tidak berpangkat, orang sakit dan para
pendosa, semuanya dikasih dan dilindungi oleh Allah (Yesus). Ia mengasihi dan mencintai
semua orang dengan kasih-Nya yang tak bersyarat (unconditional love).

4. Yesus Peduli (Solider) terhadap Orang –Orang Lemah dan Menderita


Yesus juga peduli (solider) terhadap kaum yang lemah dan menderita. Sikap peduli
tersebut tidak lepas dari cinta kasihnya kepada semua orang. Yesus mengasihi dan peduli
kepada semua orang. Orang-orang miskin, orang sakit, orang lapar, orang buta, orang tuli,
orang bisu, orang kerasukan, orang gila (tidak waras), orang asing, anak yatim-piatu, para
narapidana, yang tertindas, semuanya dirangkul, dikasihi dan dipedulikan oleh Yesus.
Yesus bukan saja peduli (solider) tetapi juga membebaskan mereka dari belenggu
penderitaan. Yesus dalam sepanjang hidupnya menunjukkan sikap solider (belarasa)
terhadap orang yang lemah dan menderita.

5. Yesus Mengajar/Mendidik orang Lain


Yesus bukan saja melayani tetapi juga mengajar dan mendidik umat. Pengajaran
Yesus bertumpu pada kehendak atau firman Tuhan. Tujuan pengajaran Yesus adalah
supaya umat percaya dan menerima Injil Kerajaan Allah (kabar sukacita). Orang yang
tersesat atau terhilang tidak dijauhi Yesus, tetapi dicari dan dirangkul kembali dalam cinta
kasih-Nya. Pengajaran Yesus bertumpu pada Cinta Kasih dan Kemurahan Allah supaya
manusia dan dunia mendapat keselamatan dari Allah (Yesus). Pengajaran yang dilakukan
Yesus bukan satu kali tapi terus menerus supaya orang berdosa menjadi bertobat.

17
6. Yesus Berani Memperjuangkan Kebenaran dan Keadilan
Dalam melakukan karyaNya di tengah-tengah dunia, Yesus berhadapan dengan
ancaman para penguasa. Namun Yesus tergiur dengan kekuasaan, Ia menghadapi
semuanya tanpa takut dan gentar. Yesus memiliki keberanian untuk mendobrak sistim atau
struktur sosial yang tidak adil. Terkadang dalam kondisi tertentu, sistim sosial yang
dibangun sedemikian kuat sehingga orang-orang kecil menjadi korban dan hidup
menderita. Karena itu kehidupan dan misi Yesus mengisahkan tentang perjuangan-Nya
bagi mereka yang miskin, menderita dan sengsara. Hal itu bertujuan untuk transfomasi
kehidupan dan pemulihan harkat dan martabat manusia. Yesus berjuang untuk membela
kebenaran dan keadilan. Karena itu, Perjuangan Yesus adalah perjuangan yang pro-hidup,
bukan pro-status quo. Yesus berani memperjuangkan kehidupan orang lain, sekalipun
untuk itu ia harus dibenci, dihina dan kehilangan hidupnya (dihukum mati) karena
kebenaran dan keadilan.

7. Yesus sebagai Seorang Pelayan (Hamba)


Kepemimpinan Yesus adalah kepemimpinan yang menghamba (servant
leadership). Dalam diri Yesus, ketaatan seorang hamba menjadi sempurna. Karena itu
Yesus disebut sebagai hamba Allah, hamba yang menderita (Yesaya 49:1-7; 52:13-53:1-
12). Firman Tuhan katakan: barangsiapa yang menjadi terdahulu, hendaklah ia menjadi
yang terkemudian; barangsiapa yang hendak menjadi pemimpin, hendaknya ia menjadi
hamba untuk semuanya. Dewasa ini, pola hidup hamba semakin langka. Sebab banyak
orang yang berorientasi pada kekuasaan (kuasa), nama dan popularitas diri serta mencari
keuntungan dalam setiap pekerjaannya. Yesus tidak berorientasi pada kekuasaan, tapi pada
pelayanan, Ia berkata: aku datang bukan mencari orang yang benar tetapi orang berdosa,
supaya orang berdosa bertobat dari jalannya yang sesat. Ia juga tidak berorientasi pada
nama dan popularitas diri, apalagi keuntungan pribadi-Nya. Inilah wujud keteladanan
Yesus sebagai seorang hamba. Sebagai seorang hamba, Yesus taat dan menderita bahkan
setia sampai mati di tiang kayu salib; Ia menjadi terang bagi bangsa-bangsa. Yesus juga
tidak memikirkan kesenangan diriNya tetapi bersedia berkorban demi keselamatan banyak
orang. Gaya dan pola hidup Yesus mana patut dijadikan sebagai contoh dan teladan bagi
kekristenan masa kini.

18
8. Teladan Yesus dalam Berdoa
Salah satu bentuk keteladanan Yesus nampak dalam kehidupan-Nya. Yesus selalu
mengunjungi Yerusalem dan mempraktekkan aturan-aturan keagamaan, salah satunya
yakni doa. Melalui doa Yesus selalu berkomunikasi dengan Bapanya. Yesus dididik dan
dibesarkan dalam tradisi Yahudi yang menekankan kehidupan doa dimana melaluinya
umat dapat membangun relasi yang intim dengan Allah. Sejak kecil Yesus diajarkan untuk
berdoa setiap hari ( Lukas 4:16) dan Bait Allah Yerusalem dianggap sebagai rumah doa
(Markus 11:17). Selain di Bait Allah, Yesus juga berdoa juga di gunung, bukit, taman,
rumah dan lainnya. Itu berarti, doa tidak dapat dibatasi pada ruang dan waktu tertentu.
Yesus hendak mengajarkan kepada umat, bahwa membangun relasi intimate dengan Allah
bisa melampaui ruang dan waktu (Matius 6:5-14; 7:7-11; Lukas 11:9-13). Yesus biasanya
mengawali dan mengakhiri pelayanannya dengan doa (Markus 1:35;6:48;14:32-39, 3:21;
5:16; 6:12; 11:1; 22:41-42). Yesus bukan saja berdoa, tetapi juga bekerja untuk
memberitakan Injil kerajaan Allah. Ia berjalan dari satu tempat/desa/kota ke yang lain,
tanpa bersungut-sungut dan karena terpaksa. Melalui Doa, Yesus membangun kehidupan
spiritualitas yang kokoh di tengah-tengah berbagai tantangan dan pencobaan.
Semua aspek-aspek sebagaimana yang disebutkan adalah bebeberapa contoh dari
keteladanan Yesus. Yesus bukan saja memberikan contoh atau teladan, tapi Ia juga telah
mengajarkan cara atau gaya hidup [pola hidup] yang baru dan berbeda dari apa yang
ditunjukan oleh orang lain.

19
KEGIATAN BELAJAR 4

Allah Pembaharu Kehidupan2

Capaian Pembelajaran

Setelah mempelajari kegaitan belajar ini, Guru PAK diharapkan dapat memahami dan menjelaskan
tentang Allah sebagai pembaharu kehidupan dan cara yang tepat dalam merespon karya
pembaharuan Allah dalam kehidupannya.

Pokok-Pokok Materi

A. Arti Pembaharuan Hidup Manusia


B. Makna Pemhabaruan bagi Manusia dan Alam Ciptaan Allah
C. Dampak Pembaharuan oleh Allah bagi Orang Percaya
D. Penjelasan Bahan Alkitab

Uraian Materi

A. Arti Pembaharuan Hidup Manusia

Topik ini membahas mengenai bagaimana Allah bertindak sebagai pembaharu kehidupan.
Pembahasan ini penting untuk meyakinkan kita semua bahwa Allah terus bekerja dalam hidup
manusia. Bahwa Allah adalah Pencipta, Pemelihara, Penyelamat dan Pembaharu ciptaan-Nya.
Pembaharuan hidup diwujudkan melalui Roh Kudus. Manusia membutuhkan pembaharuan hidup
supaya dapat menikmati persekutuan yang benar dengan Allah dan sesama. Pembahasan topik ini
memberikan motivasi bagi kita semua untuk tetap memiliki pengharapan dalam hidup. Bahwa
kasih Allah bagi manusia tak terbatas, menjadikan manusia memiliki pengharapan untuk hidup
baru dalam harmoni dengan Allah, sesama dan alam ciptaan-Nya.
Pembaharuan yang dimaksud adalah: Menurut Rasul Paulus menanggalkan manusia lama
dan mengenakan manusia baru. Manusia lama adalah manusia yang hidup menurut daging

2
Pendidikan Agama Kristen dan budi Pekerti-Buku Guru: Bertumbuh Menjadi Dewasa (Jakarta: Pusat kurikulum
dan Perbukuan, Batlitbang, Kemendikbud, Cetakan Ke-1 2014), 172-179.

20
sedangkan manusia baru adalah manusia yang hidup oleh Roh. Hidup yang dipimpin oleh Roh
adalah hidup kudus dihadapan Allah dan manusia. Mengubah cara berpikir, berkata dan berbuat
yang negatif menjadi positif. Mengubah orang yang tidak percaya menjadi percaya kepada kasih
dan kekuasaan Allah. Tindakan Allah sebagai pembaharu juga berarti Ia yang mengambil inisiatif
untuk mendatangi manusia dan membaharuinya. Allah mencari manusia, menemukannya,
menyelamatkan serta membaharui hidupnya.
Allah mencari manusia dan mengikat janji dengannya, Ia adalah Allah perjanjian yang
selalu memenuhi janji yang diucapkan-Nya. Hal itu terjadi sejak pembentukan umat Allah yang
dimulai dengan panggilan terhadap Abraham. Janji keselamatan dan pembaharuan Allah bagi
manusia selalu dibaharui menurut kasih karunia-Nya. Setelah peristiwa air bah, Allah
membaharui janji- Nya dengan Nuh. Pembaharuan janji itu diikuti dengan pembaharuan hidup,
bahwa manusia menerima kedaulatan Allah dalam hidupnya karena itu hidup menurut perintah-
Nya.
Pemenuhan janji Allah diwujudkan dalam Yesus Kristus,tidak hanya menyangkut
keselamatan namun juga pembaharuan hidup. Karya Yesus tidak berakhir dengan kematian,
kebangkitan serta kenaikan-Nya ke Surga karena Ia mengirimkan Roh Kudus untuk
membimbing orang percaya memiliki pengharapan dan hidup baru di dalam-Nya. Hal ini
memberikan perspektif masa depan bagi tiap orang percaya bahwa kepercayaan pada Allah di
dalam Yesus Kristus bukanlah kepercayaan yang sia-sia. Bahwa kehidupan orang percaya
menuju kepada pemenuhan janji Allah di masa kini dan masa depan, yaitu menjadi anak-anak
Allah di dalam Kerajaan-Nya. Penegasan akan keselamatan dan hidup baru amat penting bagi
orang percaya terutama dalam rangka menjalani kehidupan. Hidup yang mengarah kepada Allah
di dalamYesus Kristus dengan melakukan segala perintah-Nya.

B. Makna Pembaharuan bagi Manusia dan Alam Ciptaan Allah


Bagaimana Allah membaharui kehidupan? Allah membaharui kehidupan melalui Roh
Kudus. Kita bertumbuh menjadi orang beriman karena karya pembaharuan-Nya. Dalam Kisah
Para Rasul 2 dikatakan bahwa setelah Petrus berkhotbah banyak orang menjadi percaya dan
dibaptiskan. Dalam 2 Korintus5:17 dikatakan bahwa kita semua adalah ciptaan baru.
Pembaharuan itu merupakan pembaharuan total mencakup sifat dan karak termaupun kepercayaan
kita kepada Allah. Dalam kaitannya dengan pembaharuan hidup, Rasul Paulus mengatakan bahwa

21
kalau hidup oleh Roh,maka kita takakan menuruti keinginan daging (bdk. Gal. 5:16). Sebagai
ganti perbuatan daging maka kita akan menghasilkan buah Roh yakni³kasih, sukacita, damai
sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah lembutan, penguasaan diri´
(Gal.5:22-23).Sifat atau ciri-ciri ini adalah buah atau karya Roh Kudus dalam kehidupan orang
percaya. Walaupun demikian, kita harus mengatakan bahwa karya Roh Kudus ini merupakan
suatu proses yang tidak sekali jadi, karena manusia masih terus melawan kemanusiaan yang lama
yang dikuasai oleh keinginan daging. Orang percaya membutuhkan pembaharuan hidup secara
terus-menerus karena setiap saat manusia dapat jatuh ke dalam dosa dan karena itu membutuhkan
pembaharuan.
Roh Kudus menggerakkan hati manusia untuk percaya dan beriman pada keselamatan
didalam Yesus Kristus dan hidup baru. Ketika tiba hari Pentakosta dan Roh Kudus dicurahkan
bagi manusia, seketika itu hati mereka penuh dengan suka cita dan mereka bersaksi tentang Yesus
Kristus.
Pembaharuan Allah tidak hanya berlaku bagi manusia tetapi bagi seluruh ciptaan sehingga
alam dan lingkungan hidup menjadi bagian dari pembaharuan itu. Allah menciptakan alam dan
lingkungan hidup sebagai tempat bagi manusia untuk membangun kehidupan. Namun dosa telah
menyebabkan manusia mengabaikan keselarasan hidup dengan alam yang telah dianugerahkan
Allah baginya. Manusia telah keliru menerjemahkan perintah Allah dalam Kitab Kejadian
1:28-30. Perintah untuk berkuasaatas bumi termasuk alam dan lingkungan hidup telah
ditafsirkan sebagai kekuasaan tanpa batas tanpa tanggung jawab. Akibatnya manusia
mengeksploitasi potensi alam tanpa tanggung jawab.
Kini kondisi alam diberbagai tempat mengalami kerusakan dengan tingkat kerusakan yang
berbeda. Bahkan hasil dari keserakahan manusia, menurut para pakar lingkungan hidup,bumi yang
kita diami sedang sekarat. Akibat kelalaian manusia, terjadi apa yang disebut pemanasan global
dan perubahan iklim yang tidak menentu yang berakibat pada produksi pertanian yang semakin
menyusut padahal penduduk bumi semakin bertambah.
Di berbagai wilayah,air sungai tidak lagi jernih melainkan berubah menjadi keruh, kotor
bahkan mengandung racun yang berasal dari limbah industri. Di kota besar seperti Jakarta,
Bandung, dan lain-lainnya, sungai-sungai menjadi hitam pekat dan ditutupi oleh sampah. Hutan
ditebang dan hasilnya dijarah baik oleh pengusaha maupun kelompok masyarakat lainnya. Isi
perut bumi dikuras habis tanpa perencanaan untuk perbaikan lingkungan, bekas-bekas daerah

22
pertambangan merusak lingkungan. Masalah lainnya yang cukup serius adalah sampah yang
menggunung dimana-mana. Belum ada kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya
ataupun memilah-milah sampah sehingga memudahkan untuk daur ulang dan dijadikan pupuk
kompos.

C. Dampak Pembaharuan oleh Allah bagi Orang Percaya


Sebelum Yesus naik kesurga, Ia telah menjanjikan datangnya Roh Kudus yang akan
mendampingi para rasul dan orang percaya supaya mereka selalu dibimbing dalam kebenaran.
Janji itu dipenuhi pada hari Pentakosta ketika Roh Kudus turun kepada para murid Yesus dan
orang-orang percaya lainnya. Roh Kudus tidak hanya membaharui hidup orang percaya namun
memberikan pengharapan masa kini dan masa depan bagi manusia.
Dampak dari kepercayaan kepada Allah yang membaharui hidup manusia melalui Roh
Kudus, yaitu:
1. Orang percaya yakin bahwa Allah berkuasa atas hidupnya dan bahwa kekuasaanNya
tidak dibatasi oleh ruang dan waktu.
Kepercayaan ini melahirkan pengharapan bahwa orang percaya pasti memiliki kehidupan yang
lebih baik, mencakup kehidupan sekarang maupun di masa depan. Pengharapan itu juga membuat
manusia mampu untuk mengubah semua sifat buruk yang ada dalam dirinya, keraguan akan kuasa
Allah menjadi percaya kepada Allah yang berkarya dalam Yesus Kristus dan Roh Kudus. Guru
dapat mengarahkan peserta didik untuk mengaitkannya dengan realitas kehidupan remaja masa
kini. Berbagai bentuk tekanan, keraguan dan stress yang dialami peserta didik dapat menyebabkan
mereka hidup tanpa pengharapan. Perlu ditegaskan bahwa pembaharuan Allah memungkinkan
tiap orang diubah oleh Roh sehingga mereka tidak lagi tergoda untuk melampiaskan berbagai
tekanan dengan cara yang tidak benar.
2. Kuasa Allah melalui Roh Kudus juga dapat memperbaharui cara berpikir dan bertindak
merekayang percaya kepada-Nya.
Yang tadinya lebih banyak mengacu pada keinginan daging menjadi mengacu pada keinginan Roh
Kudus sebagaimana tercantum dalam buah Roh. Guru dapat meminta peserta didik menyebutkan
apa saja kehidupan yang menuruti keinginan daging, mereka dapat membuat daftar hidup yang
dipandu oleh keinginan daging dan bagaimana cara melawan kedagingan itu. Lihat
kegiatanpeserta didik pada butir B.

23
3. Menjadi percaya bahwa Allah sedang bekerja dalam sejarah umat manusia.
Pekerjaan itu tidak hanya membaharui, namun mentransformasi dan memulihkan semua
hubungan yang telah rusak oleh dosa. Hubunganantara manusia dengan Allah, manusia dengan
sesama,alam dan lingkungan hidup. Khusus untuk hubungan antara manusia dengan alam,
hubungan yang tadinya telah dirusak oleh manusia yang bersifat serakah mengeksploitasi dan
merusakalam, kini di perbaharui. Manusia dimungkinkan untuk memiliki perspektif baru dalam
memandang alam dan lingkungan hidup. Artinya, jika sebelumnya manusia cenderung merusak
alam, kini berkomitmen untuk memelihara alam lingkungan hidup. Bahwa manusia dan alam
saling membutuhkan, manusia membutuhkan alam dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan
alam membutuhkan manusia untuk menjaga serta memelihara kelestariannya. Dalam keyakinan
penuh terhadap pembaharuan Allah, tiap orang percaya terpanggil untuk merestorasi alam yang
telah dirusak dan dieksploitasi oleh manusia supaya generasi yang akan datang dapat hidup dengan
layak.
Keyakinan akan pembaharuan yang dilakukan Allah dalam hidup manusia ini melahirkan
pengharapan bahwa semua persoalan hidup manusia pasti ada jalan keluarnya. Keyakinan ini
penting bagi manusia masa kini yang kehidupannya digerogoti oleh berbagai persoalan moral,
sosial, ekonomi maupun politik. Masalah-masalah menyangkut keadilan, kemiskinan, korupsi,
kolusi, nepotisme dan terjadi pendangkalan terhadap kemanusiaan dapat menyebabkan manusia
bersikap skeptis dan hilang harapan. Pengharapan yang dimaksudkan ini bukanlah dalam
pengertian sebagaimana dikritik oleh Karl Marx bahwa agama menjadi candu bagi masyarakat,
seolah-olah agama membuat manusia memiliki pengharapan kosong sehingga tidak mampu
mencari jalan keluar bagi persoalan-persoalan yang ada. Sebaliknya di dalam pengharapan itu,
manusia diberikan kekuatan untuk mampu bertindak memperbaiki kehidupan. Guru dapat
memberikan penekanan kepada pembaharuan sesuai dengan tantangan hidup yang dihadapi oleh
remaja masa kini. Mereka menghadapi berbagai persoalan terutama dalam kaitannya dengan
pembentukan jati dirinya.Tekanan-tekanan yang dihadapi oleh remaja cukup berat, di sekolah
mereka menghadapi tuntutan pendidikan yang berat dengan model pembelajaran yang kurang
memberikan kemerdekaan berpikir, berkreasi dan menyenangkan. Di lingkungan pergaulan
mereka menghadapi tantangan yang tidak mudah, misalnya ada kelompok A, B, C dan seterusnya
yang masing-masing bersaing untuk disebut eksis. Pengelompokan itu disertai dengan berbagai

24
tuntutan, jika ingin disebut remaja³gaul´ KDUXVPHQcoba merokok,atau malah tawaran obat
terlarang dll.Mereka menghadapi ancaman tidak disukai dan dikucilkan jika tidak melakukan apa
yang dilakukan oleh teman-temannya. Karena itu, penting bagi guru PAK untuk memberikan
pencerahan dan penguatan pada peserta didik untuk tidak gentar melakukan hal-hal yang baik dan
benar dan memasuki dunia pergaulan dengan hati- hati dan bijak. Bahwa Allah terus bekerja
membaharui hidup manusia melalui Roh Kudus, asalkan manusia tidak menjauhkan diri dari-Nya.
Bertekun dalam doa dan membaca Alkitab akan menolong orang beriman untuk menjaga
kedekatan dengan Allah Pembaharu kehidupan. Menurut Van Niftrik dan Boland pembaharuan
hidup manusia tidak terlepas dari keselamatan yang telah dikerjakan Allah didalam Yesus Kristus.
Pembaharuan hidup tidak boleh terlepas dari aspek percaya. Hanya orang yang percaya kepada
Allah didalam Yesus Kristus sajalah yang akan mengalami pembaharuan hidup.

D. Penjelasan Bahan Alkitab


3
Bahan Alkitab yang pertama adalah 2 Korintus 5:17. Melalui perintah Allah sang
Pencipta, mereka yang menerima Yesus Kristus oleh iman dijadikan ciptaan baru yang dikuasai
oleh Roh. Dengan demikian orang percaya menjadi ciptaan baru yang diperbarui menurut citra
Allah, dan ikut merasakan kemuliaan-Nya dengan pengetahuan dan pengertian yang dibaharui dan
hidup dalam kekudusan.
Dahulu Allah telah menciptakan segala sesuatu tetapi karya penciptaanNya itu dirusak
oleh dosa maka Ia memulihkannya kembali melaluiYesus Kristus. Meskipun³ciptaanbaru´LWu,
menyangkut jagad raya seluruhnya, namun pusatnya ialah³manusia baru´\DQJ diciptakan dalam
Kristus, untukhidup baru dalam kebenaran dan kekudusan. Bandingkan juga kelahiran baru
melalui baptisan (lih. Rom. 6:4). Sebelumbertobat, Paulus mengenal Yesus sebagai seorang
manusiabiasa, tetapi ia telah diubah oleh Roh Kudus untuk berbalik dari jalannya, bertobat dan
menjadi murid Yesus Kristus. Dalam pertobatannyaitu, RohKudus menuntunnya untuk
memahami siapaYesus Kristus. Sesudah mengetahui makna dari kematianYesus Kristus, dia
tidak lagi mengenalNya menurut ukuran manusia. Roh Kudus telah mengubah Paulus menjadi
ciptaan baru. Bukan hanya Paulus tapi semua orang percaya menjadi ciptaan baru.Ungkapan
sudah berlalu adalah dalam bentuk waktu aorist dan karenanya berarti suatu perubahan

3
Untuk lebih mendalami bagian ini dan mengembangkannya dengan lebih baik lagi dalam membelajarkan siswa,
kunjungliah situs: https://biblehub . com/commentaries dan h t tps://alkitab . sabda.org/commentary . php

25
menentukan yang terjadi pada saat kelahiran baru. Kata kerja yang sama(parerchomai) dipakai
untuk melukiskan musnahnya langit dan bumi padasaatkiamat (Mat.5:18;Luk.21:32,33,2
Ptr.3:10).Bentuk waktu perfect dalam ungkapan yang baru sudah datang menggambarkan
perubahan yang dihasilkan pada saat lahir baru.
4
Bahan Alkitab yang kedua adalah Galatia 5:22-23. Bagian ayat ini memuat daftar yang
kontras dengan ayat sebelumnya. Jika pada ayat sebelumnya ditulis sejumlah daftar perbuatan
menurut daging, dalam Galatia 5:22-23 disajikan daftar buah Roh yang berisi kebajikan. Segala
perbuatanbaikyangdibutuhkansebagaigantiterhadapperbuatandagingyang
membawakepadamaut.Kata³buah´,dalam bentuk tunggal,sebagaimana pada umumnya di dalam
surat-surat Paulus,cenderung untuk menekankan kesatuan dan keterpaduan dari hidup didalam
Roh. Hidup dalam Roh jelas bertentangan dengan hidup di dalam daging, yaitu hidup di dalam
Roh membawa kepada keselamatan sedangkan hidup di dalam daging membawa kepada
kebinasaan. Sebagaimana tercantum dalam Roma 13:14, persoalan-persoalan moral yang dialami
oleh orang-orang yang telah ditebus dapat diakhiri ketika seseorang hidup dalam iman kepadaNya,
menuruti perintah Allah.
Kasih merupakan buah Roh yang pertama. Kasih adalah sikap manusia yang tulus
dan bebas dari benci, balas dendam, dengki dan iri hati. Sukacita dianugerahkan oleh Kristus
kepada para pengikut-Nya dan disampaikan dengan perantaraan RohKudus. Damai sejahtera
adalah pemberian Kristus dan mencakup ketenangan batin serta hubungan harmonis dengan orang
lain. Kesabaran berkaitan dengan sikap seseorang terhadap orang lain dan mencakup sikap yang
tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Harfiahnya adalah panjang sabar. Kemurahan
adalah tindakan yang penuh kebaikan, khususnya kebajikan sosial. Kebaikan adalah ketulusan jiwa
yang membenci kejahatan, kebaikan didorong oleh motif dan perilaku yang baik. Kesetiaan adalah
tindakan yang didasarkan pada penghargaan, kasih dan kepedulian, bandingkan dengan Titus2:10.
Kelemahlembutan didasarkan pada kerendahan hati dan menunjukkan sikap terhadap orang lain
sesuai dengan penyangkalan diri. Penguasaandiri atau pengendalian diri dengan dipimpin Roh,
mengandung arti tidak cepat marah, mampu mengontrol pikiran, perkataan dan perbuatan.

4
Untuk lebih mendalami bagian ini dan mengembangkannya dengan lebih baik lagi dalam membelajarkan siswa,
kunjungliah situs: https://biblehub . com/commentaries dan h t tps://alkitab . sabda.org/commentary . php

26
Kegiatan belajar 5
Gereja

Capaian Pembelajaran

Bapak/ibu diharapkan dapat menguraikan pemahaman tentang gereja, misi gereja dan
kemandirian gereja dalam panggilan dan pelayanan

Pokok Materi

A. Pemahaman tentang gereja


B. Misi gereja ditengah-tengah dunia
C. Kemandirian Gereja dalam Panggilan dan pelayanan

Uraian Materi

A. Pemahaman Tentang Gereja


WD ³JHUHMD´
.D \DQJ GDODP EDKDVD ,QJJULVQ\D ³FKXUFK´ GDUL EDKDVD 3RUWXJLV ³igreya´ \DQJ VDPD
GHQJDQ EDKDVD 6SDQ\RO ³iglesia´ EDKDVD 3HUDQFLV ³eglise´ GDQ EDKDVD /DWLQ ³ecclesia´ (%6
Mardiatmaja: 1986). Semua kata ini bersumber dari bahasa Yunani ekklesia, yang berarti dipanggil
keluar. Jadi secara harafiah kata ekklesia EHUDUWL ³\DQJ GLSDQJJLO NHOXDU´ 6HODLQ LVWLODK-istilah di
DWDV DGD LVWLODK ODLQ \DQJ GLJXQDNDQ GDODP EDKDVD (URSD 8WDUD XQWXN JHUHMD
VHSHUWL ³FKXUFK´
(,QJJULV) ³NLUFKH´ (-HUPDQ) GDQ ³NHUN´ (%HODQGD) .DWD-kata ini berasal dari bahasa Yunani kurion
atau kuriakon yang berati kepunyaan atau milik Tuhan. Sehingga gereja adalah persekutuan orang-
orang milik Tuhan atau kepunyaan Tuhan. Gereja adalah persekutuan orang percaya kepada Yesus
sebagai Tuhan dan Juruselamat, yang dibentuk oleh Allah melalui pekrjaan Roh Kudus (Kisah
Para Rasul 2).
Jadi Allah sendiri yang memanggil gereja dan menghimpun orang-orang dari berbagai
suku, bangsa, bahasa, seks, lapisan sosial, menjadi satu persekutuan tubuh Kristus, dimana Kristus
menjadi kepada dan Tuhan (I Korintus 12:13, 20; Efesus 4 :3-16; Kolose 2:9; Wahyu 7:9). Oleh
kuasa Roh Kudus gereja diutus untuk memberitakan perbuatan-perbuatan Allah yang besar di
segala tempat dan sepanjang masa. Gereja dibentuk berdasarkan kasih karunia Allah dan
pengampunan Allah kepada manusia (kisah Para Rasul 2:38). Gereja memiliki aspek persekutuan

27
(1 Korintus 12:20), institusi (I Timotius 3:1-14) dan personal ( 1 Korintus 12:27), (Ajaran GPM;
2016). Sebagaimana yang diungkapkan oleh Richard P. Mc Brien, ada tiga aspek yang dimiliki
gereja yakni: 1). sebuah komunitas atau jemaat; 2). sebuah institusi, karena gereja memerlukan
sarana organisatoris dan struktural untuk memenuhi pengutusannya; 3). sejauh bekerjasama
dengan pengutusan Yesus demi kerajaan Allah, gereja adalah pelaku perubahan, pelayan/kekuatan
\DQJ PHPEHEDVNDQ GDODP PDV\DUDNDW GDQ GDODP JHUHMD VHQGLUL´ (5LFKDUG 3 0F %ULHQ )
Sebagai yang dipanggil dan diutus Allah, Gereja pada hakekatnya satu. Hakekat gereja
sebagai satu (esa) artinya gereja merupakan satu persekutruan yang mengaku satu tubuh, satu roh,
satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan satu Bapa dari semua (Filipi 4:4-6), sehati,
sepikir, sejiwa dan satu tujuan. Sebagaimana Yesus juga berdoa supaya murid-muridNya menjadi
satu (Yohanes 17:20-21). Walaupun gereja hanya ada satu, tetapi gereja dapat dipahami dalam dua
pengertian yaitu: Gereja yang universal dan Gereja setempat atau lokal. Dalam arti universal gereja
terdiri atas semua orang, yang pada zaman ini, telah dilahirkan kembali oleh Roh Allah dan oleh
Roh Allah yang sama itu telah dibaptiskan menjadi anggota tubuh Kristus (I Korintus 12:13; I
Petrus, tr.1:3,22-25). Dengan kata lain, gereja terdiri dari semua orang yang tersebar di seluruh
bumi. Sedangkan gereja setempat atau lokal dipahami sebagai kelompok orang-orang percaya
yang terkumpul di satu tempat. Contoh dalam Alkitab seperti gereja di Yerusalem (Kisah Para
Rasul 20:17), Korintus (I Kor 1:29) dan lain-lain. Di Indonesia misalnya: GMIM, GMIT, GPM,
GKI, dan lain-lain.
Gereja perdana terbentuk sebagai koreksi atas umat Israel yang menjadikan Taurat sebagai
hukum yang membelenggu diri dan sebagai alat untuk menghakimi orang lain. Kehadiran gereja
di tengah-tengah dunia bertujuan untuk memberitakan kabar sukacita/Injil Allah supaya manusia
dan dunia menjadi selamat. Tugas dan panggilan gereja yakni: bersekutu, melayani, bersaksi dan
oikumenia Itu berarti gereja ada di dunia bukan hanya untuk sekedar eksis, tapi ada tujuan yang
hendak dicapai. Tujuan gereja di dunia adalah untuk memberlakukan kehendak dan maksud Allah,
kabar sukacita dari Allah (Injil), yakni Firman Tuhan. Gereja dipanggil untuk memberitakan
perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia (I Ptr. 2:9).
Gereja mesti menyadari diri bahwa Ia dipanggil dan diutus Allah, karena itu gereja mesti
hidup kudus. Ciri kekudusan ini mesti dimiliki oleh gereja, jika tidak gereja akan menjadi serupa
dengan dunia. Dalam PL, Allah telah memanggil dan menebus umatNya dan menguduskannya
menjadi umat milik Allah. Penebusan mana menjadi sempurna dalam diri Yesus Kristus

28
(Perjanjian Baru). Gereja adalah kudus artinya gereja terdiri dari orang-orang yang telah
disendirikan, dikhususkan dan dibenarkan oleh Allah menjadi umat milik kepunyaanNya. Istilah
en Iesou kristo (di dalam Yesus Kristus) sesungguhnya menunjukkan kemutlakan Kristus dalam
peristiwa tersebut. Pengudusan secara posisi tidak didapat melalui ritual tertentu. Pengudusan ini
bukan hasil pemberian atau pengakuan sebuah gereja lokal. Pengudusan ini terjadi melalui iman
kepada Yesus Kristus. Korban Kristus menguduskan kita, sekali untuk selamanya (Ibrani 10:2,
10). Sehingga pengudusan Allah memungkinkan kita disebut sebagai orang-orang yang kudus.
Sehingga dalam melakukan panggilannya gereja memerlukan pertobatan dan pembaharuan hidup
yang terus menerus menurut karya Roh Kudus. Gereja mesti terbuka kepada tuntunan Firman
Allah dan karya Roh Kudus (Yohanes 14:26).
HGDQJNDQ
6 NDWD ³DP´ EHUDUWL "XPXP" 'DODP .UHGR 5DVXOL YHUVL ,QJJUis, kata yang
GLSDNDL DGDODK ³NKDWROLN´ (FDWKROLF) ,VWLODK ³NDWKROLN´ GDODP NRQWHNV LQL
WLGDN PHUXMXN SDGD
UHMD 5RPD
*H .DWKROLN (VHEDJDL SHPEHGD GHQJDQ *HUHMD 3URWHVWDQ) ,VWLODK ³NDWKROLN´
VXGDK ODPD
digunakan, jauh sebelum terjadi reformasi gereja pada abad ke-16 yang membedakan Kristen
Katholik dan Kristen Protestan.
Dari perspektif Alkitab, ciri tersebut juga nampak dalam teks Paulus yang menekankan
keesaan gereja : Pertama 3DXOXV PHQJJXQDNDQ EHQWXN WXQJJDO ³MHPDDW´ (W HNNOVLD), I Korintus
1:2. Tidak seperti kebiasaan Paulus di beberapa suratnya yang menggunakan bentuk jamak (Roma
1:7; Filipi 1:1; Efesus 1:1; Kolode 1:2; bdk. 1 Tes 1:1; 2 Tes 1:1). Para teolog meyakini bahwa
jumlah gereja lokal di Korintus lebih dari satu (sebagaimana di beberapa kota besar yang lain),
tetapi Paulus sengaja memakai bentuk tunggal. Melalui poin gramatikal ini ia ingin menegaskan
bahwa walaupun lokasi dan pemimpin gereja-gereja tersebut berlainan, tetapi semua adalah satu.
Gereja-gereja lokal adalah bagian dari gereja universal yang am; Kedua, ia menambahkan ayat 2b
\DQJ FXNXS SDQMDQJ GDQ EHUQXDQVD LQNOXVLI 'DUL VLVL LVL VXUDW SHQDPEDKDQ ³GHQJDQ
VHPXD RUDQJ
GL VHJDOD WHPSDW´ WLGDN GLSHUOXNDQ NDUHQD 6XUDW .RULQWXV EXNDQ VXUDW HGDUDQ
XPXP \DQJ UHOHYDQ
untuk beragam gereja lokal (bdk. Kolode 4:16). Paulus hanya menyinggung situasi khusus dalam
gereja-JHUHMD ORNDO GL .RULQWXV 0HQDULNQ\D LD VHQJDMD PHQXOLVNDQ ³GHQJDQ VHPXD RUDQJ
GL VHJDOD
WHPSDW´
HVDDQ *HUHMD
.H GDODP D\DW E GLSHUWHJDV GHQJDQ SHQJJXQDDQ NDWD ³VHPXD´ GDQ ³VHJDOD
WHPSDW´ 7LGDN DGD EDWDVDQ WHPSDW 7LGDN DGD EDWDVDQ VRVLDO GDQ EXGD\D
3HPHUVDWXQ\D DGDODK
³\DQJ EHUVHUX NHSDGD QDPD 7XKDQ NLWD <HVXV .ULVWXV´ 6LDSD VDMD \DQJ EHUVHUX NHSDGD
7XKDQ
29
Yesus Kristus berarti memiliki kesatuan rohani. Dalam teologi Paulus, seruan ini dikaitkan dengan
pertobatan dan iman (Rm 10:12-14; lihat juga Kis 2:21). Jadi, siapa saja yang percaya kepada
Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat - tidak peduli siapa dan di mana pun mereka berada
semua adalah satu (am).
Konsep ini menjadi dasar bagi Paulus untuk menggunakan kebiasaan-kebiasaan di semua
gereja sebagai bagian dari teguran dan nasihatnya kepada jemaat Korintus (7:17; 11:16; 14:33,
36). Kesatuan memang bukan keseragaman, tetapi keanehan tetap perlu diwaspadai. Gereja yang
aneh hampir selalu identik dengan gereja yang sesat. Keesaan gereja juga menjadi pondasi bagi
ajakan Paulus kepada jemaat Korintus untuk berpartisipasi dalam bantuan mereka bagi orang-
orang kudus di Yerusalem (16:1-4). Kesusahan semua orang Kristen adalah kesusahan bersama.
Allah seringkali memelihara sebuah gereja melalui gereja-gereja yang lain. Jadi, gereja yang am
menuntut kita untuk saling berbagi dan memberi kontribusi.
Dengan demikian gereja adalah am artinya terbuka, bersifat universal, tidak terbatas pada
satu tempat, tersebar di seluruh dunia, memiliki peranan yang luas dan meliputi segala sesuatu.
Gereja disebut am artinya gereja menerobos segala perbatasan (wilayah, suku, ras, bangsa, bahasa,
dan golongan) memiliki perspektif yang universal dan inklusif (Ajaran GPM; 2016). Jadi Allah
sendiri yang memanggil gereja dan menghimpun orang-orang dari berbagai suku, bangsa, bahasa,
seks, lapisan sosial, menjadi satu persekutuan tubuh Kristus, dimana Kristus menjadi kepada dan
Tuhan (I KOrintus 12:13, 20; Efesus 4 :3-16).
Secara khusus kata ini digunakan untuk menggambarkan kelompok orang yang dipanggil
keluar untuk tujuan yang khusus dan pasti. Dalam Perjanjian Baru, kita menemukan bahwa gereja
itu adalah orang yang dipanggil keluar dari dunia (Kolose 1:13; 2 Korintus 6:17,18). Tujuan
NKXVXV GDUL JHUHMD LWX DGDODK XQWXN PHPXOLDNDQ %DSD \DQJ GL VXUJD 'DODP $ONLWDE
NDWD ³JHUHMD´
digunakan dalam tiga cara: 1) secara universal, Matius 16:18, ketika menjanjikan ini Yesus tidak
secara lokal/khusus baik dalam tempat ataupun waktu. Dia berjanji untuk membangun gereja yang
universal yang akan menjangkau semua bangsa, etnik, ras, kultur yang beraneka ragam, dan pada
semua situasi, 2) secara lokal, yaitu suatu perkumpulan/kelompok orang yang bertemu dalam
sebuah tempat/lokasi secara khusus. Dalam beberapa tulisan Paulus dalam Perjanjian Baru adalah
merupakan surat kiriman kepada beberapa jemaat lokal. Contohnya antara lain: jemaat yang ada
di Roma, Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, Tesalonika. Berea, Tiatira, dll, 3) sebuah

30
peUKLPSXQDQSHUNXPSXODQ
%LVDGLVLPSXONDQ
EDKZD LVWLODK
³*HUHMD´GLSDNDL
XQWXN
menggambarkan gereja yang universal, lokal, perhimpunan peribadatan.
Beberapa pandangan yang salah tentang gereja, 1) gereja itu bangunan Diterima atau tidak,
pandangan ini sudah mengakar di hati banyak orang baik itu non Kristen, denominasi bahkan
kalangan gereja Tuhan sendiri. Bila melihat definisi dari kata Ekklesia, jelas sekali kalau gereja
itu tidak ditujukan kepada bangunan fisik. Gereja itu adalah bait Allah yaitu yang tidak dibuat
dengan tangan manusia (1 Korintus 3:16, 17; Kisah Rasul 7:48). Gereja itu adalah rumah tetapi
bukanlah bangunan. Gereja adalah rumah tempat Allah bertahta. Gereja itu adalah sebuah keluarga
Allah yang dibangun atas landasan batu yang hidup yaitu Yesus Kristus. Jadi ketika berbicara
tentang gereja, yang kita maksudkan adalah manusianya baik secara universal, lokal maupun
individual. Pandangan yang menyebut bahwa gereja itu adalah bangunan sebuah pandangan yang
salah dan keliru. Bangunan itu adalah tempat gereja berbakti atau bertemu.
2UDQJ VHULQJ EHUWDQ\D ³'LPDQD JHUHMDPX"´ 7LGDN DNDQ DGD MDZDEDQQ\D \DQJ EHQDU XQWXN
pertanyaan ini, karena pertanyaan ini sendiri salah. Gereja itu adalah saya, Anda, mereka. Kita
tidak pernah memiliki gereja, karena pemilik gereja itu adalah Kristus, 2) gereja adalah
denominasi, mereka yang dipanggil keluar oleh Injil (2 Tesalonika 2:14). Sebab itu gereja itu
bukanlah denominasi. Denominasi itu sendiri berarti pembagian sekte secara keseluruhan.
Denominasi adalah hasil dari kejatuhan dari iman. Sebenarnya kalau ditilik dari sudut pandang
Alkitab hal ini sama saja dengan perpecahan. Paulus sebagai rasul Yesus pernah menyalahkan
perpecahan atau divisi itu. Kristus itu adalah satu dan tidak pernah dibagi-bagi (1 Korintus 1:10).
Tidak ada ayat dalam Perjanjian Baru yang membuktikan bahwa denominasi itu adalah Alkitabiah.
Denominasi tercipta atas dasar pemikiran manusia dan dengan memakai nama manusia. Yesus
tidak pernah merencanakan gerejaNya untuk terbagi menjadi denominasi, dan 3) gereja adalah
sebuah badan sosial yang bertujuan menghibur orang, banyak kegiatan yang saat ini dilakukan
beberapa jemaat lokal semata-mata untuk menghibur orang. Mereka akan menyediakan sarana-
sarana sosial yang bisa dipakai untuk menghibur sekaligus mencari jiwa. Misalnya dengan
menyediakan sarana olah-raga, rekreasi, musik dan lain-lain. Gambaran makna rohani untuk
gereja, 1) gereja disebut kerajaan Pemerintahan gereja itu bersifat monarkhi absolut maksudnya
hanya ada satu raja yaitu Kristus (Matius 28:28). Suatu kerajaan adalah resmi bila ada raja, rakyat,
hukum, terirory, hukuman bagi yang melanggar dan berkat bagi yang taat. Kekuasaan Yesus
sebagai raja adalah absolut. Kristus memiliki kekuasaan di dunia dan surga.

31
Orang Kristen adalah warga kerajaan Kristus, sebab hanya orang selamatlah yang berhak
menjadi warga kerajaan tersebut. Kekuasaan Kristus dalam kerajaanNya adalah kekal. Tidak ada
yang menggantikanNya, sampai datang untuk menyerahkan kerajaan itu kapada Bapa (1 Korintus
15:21-26), 2) gereja adalah keluarga Allah, kita dilahirkan dengan kelahiran alamiah, maka untuk
menjadi keluarga rohani, kita dilahirkan dengan air dan Roh yaitu dengan baptisan yang seturut
dengan Firman Allah (Yohanes 3:3). Kita dilahirkan dengan pemberitaan injil yang
memperanakkan kita (2 Tesalonika 2:4). Gereja itu disebut keluarga Allah, menunjukkan
hubungan yang tidak terpisahkan satu sama lain. Kita tidak merasa asing antara satu dengan yang
lain. Dalam keluarga, kita merasa terbebas dari tekanan, 3) gereja disebut tubuh, Hal ini
menekankan hubungan di antara anggota tubuh kita (Roma 12:4, 5; 1 Korintus 12:12). Tubuh itu
memiliki satu kepada dan Ia adalah Kristus. Rasul Paulus tujuh kali menuliskan kata satu tubuh
dalam surat kirimannya. Satu fakta mendasar dari gereja sebagai tubuh adalah dimana tubuh itu
hanya bisa digerakkan dan diarahkan oleh kepala. Kristus sebagai Kepala gereja adalah satu-
satunya yang berhak untuk mengarahkan gereja tersebut. Dalam tubuh itu juga dibutuhkan kerja-
sama sesama anggota agar semuanya bisa menjalankan fungsi masing-masing. Dan tentu tidak
akan ada satupun diantara anggota bisa berfungsi tanpa kepala, 4) g e r e j a d i s e b u t r u m a h
A l l a h (1 Korintus 3:16). Hal ini mengindikasikan kesucian dari gereja. Allah yang Maha Suci
bertahta dalam tempat yang suci. Gereja sebagai rumah Allah haruslah suci (Mazmur 119:11).
Firman Allah akan menjaga dan memelihara kesucian rumah Allah. Dalam Perjanjian Lama, Allah
telah menentukan imam-imam Lewi untuk melayani di rumahNya dan saat ini tentunya semua
orang Kristen adalah imam yang berhak melayani Allah dalam rumah Allah.

B. Misi Gereja ditengah-tengah dunia


,VWLODK PLVL EHUDVDO GDUL EDKDVD ODWLQ ³PLVVLR³ SHQJXWXVDQ (diangkat dari kata dasar
³PLWWHUH´) \DQJ EHUNDLWDQ GHQJDQ NDWD ³ missum ³ \DQJ DUWLQ\D mengirim/mengutus ( ³WR VHQG³ ).
Dalam bahasa Inggris bentuk tunggal mission berarti karya Allah atau tugas yang diberikan oleh
Tuhan kepada kita. Sedangkan bentuk jamak missions menandakan kenyataan praktis atau
pelaksanaan pekerjaan itu. missions adalah tugas±tugas pengutusan yang dilaksanakan oleh umat
Allah untuk menggenapkan keseluruhan rancangan Allah yang kekal guna membawa syalom bagi
ciptaan-Nya.

32
Misi dalam dunia global merupakan tantangan kontekstual bagi kekristenan saat ini.
Globalisasi dalam bidang ekonomi, politik dan lain-lain telah menantang gereja untuk
mengembangkan konsep yang tepat untuk misi dan gereja. Kekristenan harus mendemonstrasikan
Injil ke dalam dunia global yang penuh konflik, problem dan tantangan. Misi berhadapan dengan
problem kemanusiaan, ketidakadilan sosial dan politik. Sehingga Gereja harus juga
mengekspresikan pemahaman misiologis yang berfokus kepada seluruh Injil untuk semua orang ,
dalam konteks sosial, politik, ekonomi, budaya dan religius mereka. Gereja mau tidak mau harus
menekankan keprihatinan sosial sebagai bagian dari misi kristen.

DGDQDQ GDUL NDWD


3 LQL GDODP EDKDVD <XQDQL LDODK ³$SRVWHOOR´ .DWD DSRVWHOOR LQL
WLGDN
berarti mengirim/kirim secara umum. Istilah ini lebih berarti mengirim dengan otoritas. Di sini,
yang dikirim diutus dengan otoritas dari yang mengirim untuk tujuan khusus yang akan dicapai.
7HNDQDQ SHQWLQJ GDUL ³PLVL DWDX SHQJXWXVDQ $OODK³ EHUELFDUD WHQWDQJ $OODK \DQJ
PHQJXWXV
dimana Ia adalah sumber, inisiator, dinamisator, pelaksana dan penggenap misi-Nya. Sebagai
sumber misi, landasan bagi rencana Allah yang kekal ini beranjak dari hatiNya, dan Ia sendiri
berinisiatif untuk melaksanakan misiNya, ditunjang oleh dinamikaNya (kekuatan/kuasa) guna
melaksanakan dan mencapai misiNya tersebut. Misi gereja (pengutusan gereja) adalah pekerjaan
missioner dari jemaat Kristen sepanjang sejarah dunia. Misi gereja yaitu partisipasi gereja dalam
misi Kristus.
Pelayan (layan) istilah Ibrani Mesyaret yang menunjuk kepada pelayanan di Bait Suci, atau
di tempat lain kepada pelayanan malaikat±malaikat (Mazmur 104:4). Dalam Perjanjian Baru kata
yang khas di pakai ialah diakonos, pertama dalam arti non teknis dan kemudian dalam Filipi 1:1
(Diakon) dan surat±surat penggembalaan sebagai gelar dari petugas bawahan di jemaat.Yesus
tampil di tengah±WHQJDK PXULG 1\D VHEDJDL ³KR GLDNRQRQ \DQJ PHOD\DQL (/XNDV ) GDQ 'LD
dapat dilihat sebagai Diakonos dari orang±orang bersunat (Roma 15:8). Para rasul dan pembantu±
pembantu mereka disebut pelayan±pelayan Allah (2 Korintus 6:4 ; 1 Tesalonika 3:4). Dengan
demikian dapatlah dikatakan bahwa arti pelayanan gereja adalah menunjuk kepada aktivitas
seseorang dalam melayani pekerjaan±pekerjaan gereja (lembaga).
Gereja adalah persekutuan orang percaya yang hidup dalam aturan/kehendak Allah. Alkitab
menggambarkan kehidupan gereja mula-mula sejak awal terbentuk, adalah persekutuan yang
hidup menurut Firman Tuhan. Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam

33
persekutuan; dan mereka selalu berkumpul dalam memecah-mecahkan roti dan berdoa. Karena itu
Allah menambahkan jumlah mereka menjadi 3000 orang (Kisah Para Rasul 2:41-42). Itu berarti
yang dikehendaki oleh Allah dari gereja bukanlah pada persoalan kuantitasnya, tetapi kualitas
hidup umatNya. Gereja sebagai umat Allah yang baru dan karena itu mesti menunjukkan ciri-ciri
sebagai persekutuan umat yang dituntun dan dibaharui oleh Roh Allah.
Gagasan dasar untuk ibadah orang percaya adalah sebuah persekutuan kasih. Ibadah yang
dilaksanakan bukan hanya sebuah ajang tampil dan sebuah rutinitas biasa, tetapi sebuah
perwujudan Kasih Allah kepada manusia yang tercermin lewat persekutuan itu sendiri. Karena
itulah dalam unsur-unsur liturgi atau ibadah kita, selain menggambarkan kemuliaan dan kebesaran
Allah, tetapi juga menggambarkan kasih sayang Allah kepada manusia lewat persekutuan yang
beribadah. Pemahaman ini yang akan dimaknai pada pembacaan Mazmur 133 ayat 1 hingga 3.
Pengasuh diharapkan dapat mendorong anak untuk mengerti bahwa ibadah merupakan bentuk
persekutuan orang percaya, dengan datang beribadah, kita bertemu, berkumpul, bernyanyi
bersama, bergembira, bersalaman, membaca Alkitab dan berdoa bersama, berarti kita sudah saling
berbagi. Anak ± anak usia ini walaupun masih berpikir egoisentris tetapi mereka juga peka, karena
itu pengasuh berusaha untuk mendorong perasaan senang dan gembira dengan bernyanyi dan
bersukacita (sesuai langkah yang akan diberikan) agar mereka dapat merasakan perasaan sukacita
bersama teman dan pengasuh dalam beribadah.
Sebagai umat Allah yang baru, gereja mesti hidup menurut hukum yang baru yakni hukum
kasih. Sebagaimana dikatakan dalam I Petrus 2:9- ³7HWDSL NDPXODK EDQJVD \DQJ WHUSLOLK
imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu
memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari
kegelapan kepada terangNya yang ajaib; kamu yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang
sekarang telah menjadi umatNya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh
belas kasihan. Dengan demikian kasih Allah kepada umatNya mesti tercermin dari kasih gereja
terhadap sesama.
Gereja sebagai umat Allah yang baru bukan saja menunjuk kepada hakekat dirinya sebagai
umat yang telkah ditebus oleh Allah menjadi ciptaan dan umat yang baru tetapi juga menunjuk
kepada panggilan gereja memberitakan tentang Injil (kabar sukacita) bagi dunia. Gereja dalam
kehadirannya menjalankan pengutusan dari Allah. Tugas pengutusan mana muncul dalam

34
JDPEDUDQ JHUHMD .HKDGLUDQ JHUHMD GLJDPEDUNDQ VHEDJDL ³JDUDP GDQ WHUDQJ´ ³WXEXK
NULVWXV´
³UDQWLQJ DQJJXU´ GDQ ³PHPSHODL .ULVWXV´
Pertama: Gereja sebagai garam dan terang dunia (Matius 5:13-16). Gambaran ini menjelaskan
tentang peranan orang yang percaya kepada Yesus Kristus dalam dunia. Sama seperti garam
mempunyai fungsi menghindarkan daging dan ikan dari pembusukkan, menyedapkan makanan,
demikian juga fungsi orang percaya kepada Yesus Kristus yakni menghindarkan orang di
sekitarnya dari pembusukkan karena dosa. Tentunya melalui kasih yang mereka perlihatkan
terhadap sesama manusia (ay.7), melalui kesucian hatinya (ay.8) dan melalui pengharapan mereka
kepada Tuhan (ay.3). Seperti terang menyinari kegelapan, maka orang Kristen harus menyinari
kegelapan di dunia ini (J.J. de Heer: 2004). Itu berarti gereja harus menyaksikan kehendak Kristus
dalam kehidupannya melalui tutur kata dan tingkah lakunya sehari-hari.
Kedua : Gereja sebagai tubuh Kristus (Roma 12:4; I Korintus 12:12-17; Efesus 1:22-23).
PEDUDQ LQL
*D KHQGDN PHQHNDQNDQ DVSHN ³NHVDWXDQ´ GDUL RUDQJ .ULVWHQ .HDGDDQ MHPDDW
VDPD
seperti tubuh, yang sekalipun mempunyai banyak anggota, namun tidak semua anggota
mempunyai tugas yang sama. Masing-masing anggota menerima karunia yang berbeda-beda. Jadi
fungsi mereka adalah saling menolong dan melengkapi. Gambaran Paulus ini menentang segala
sifat manusia yang individualistis. Di dalam gereja tidak ada perbedaan antara anggota yang satu
dengan anggota yang lain. Oleh karena itu jikalau seorang menderita, semua anggota menderita.
Ketiga : Gereja sebagai ranting-ranting anggur (Yohanes 15:1-8). Kiasan ini terdapat dalam
perumpamaan tentang pokok anggur yang benar. Dalam kiasan ini penulis Injil Yohanes
menggambarkan Kristus sebagai pokok anggur dan murid-murid (gereja) sebagai ranting-
rantingnya (Yohanes 15:5a). Di dalam kiasan ini dijelaskan bahwa ranting itu tidak dapat hidup
dan berbuah jika tidak memiliki hubungan yang kuat dengan pohon anggur itu. Aspek yang sangat
menentukan dari kiasan ini adalah hubungan antara ranting dan pokok anggur itu. Hubungan itu
sangat menentukan mati hidupnya ranting itu. Bila antara ranting dan pohon terjalin hubungan
yang kuat maND UDQWLQJ LWX DNDQ EHUEXDK OHEDW .DUHQD LWX <HVXV EHUNDWD ³%DUDQJVLDSD
WLQJJDO GL
dalam Aku dan Aku di dalam dia , ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat
apa-apa. Itu berarti bahwa gereja sebagai ranting-ranting tidak bisa hidup tanpa Kristus yang
dikiaskan sebagai pokok anggur. Oleh sebab itu gereja yang hidup tanpa Kristus adalah gereja
yang mati. Karena itu persekutuan antara gereja dan Kristus merupakan syarat mutlak (S. B. Hakh;
1999,).

35
Keempat: Gereja sebagai mempelai Kristus. Gambaran ini didasarkan pada Perjanjian Lama
yang menyebut Israel sebagai mempelai perempuan Allah (Yesaya 54:5-8; 62:5; Yeremis 2:2).
Yesus memakai kiasan yang sama, dengan menyebut diri-Nya mempelai laki-laki (Markus 2:18-
20). Kiasan ini menggaris bawahi hal bahwa, hubungan Allah dengan umat-Nya adalah berupa
kasih total. Gambaran ini menghadapkan gereja pada tanggung jawab beribadah dengan tulus
ikhlas. Dengan kata lain gereja harus setia kepada Dia, mengasihi Allah dengan tulus dan ikhlas.
Hubungan mempelai pria dan mempelai wanita menunjukkan adanya suatu relasi yang amat dalam
dan khusus. Relasi itu didasarkan pada cinta kasih yang tulus. Cinta kasih Kristus tidak dapat
diragukan lagi. Kasihnya yang tulus telah ditunjukkan lewat kesedian-Nya untuk mengorbankan
diri demi keselamatan mempelai wanita-Nya. Gereja perlu menyadari bahwa ia adalah milik
Kristus dan harus menjaga kesetiaanya.

C. Kemandirian Gereja dalam Panggilan Pemberitaan dan Pelayanan


Kemandirian terkandung makna suatu keadaan berdiri sendiri dan kemudian tanpa
bergantung kepada orang lain. Maka menuju kepada kemandirian merupakan usaha atau tindakan
dalam mencapai keadaan berdiri sendiri dan tanpa bergantung kepada orang lain. Kemudian
pengertian gereja sangat penting untuk dipaparkan di sini mengingat beberapa pemahaman yang
berkembang, dalam rangka memberikan jalan masuk kepada pengertian dalam makalah ini. Maka
arti gereja adalah orang-orang yang dipilih untuk percaya, yang am, di mana Kristus sebagai
Kepala, dan kemudian sebagai persekutuan orang-orang percaya. Dengan demikian kemandirian
gereja adalah keadaan sebagai orang yang dipilih untuk percaya kepada Allah atau persekutuan
orang-orang percaya dapat berdiri sendiri, tanpa bergantung kepada orang lain. Pengertian ini
adalah suatu keadaan di dalam Kristus atau bersama Kristus. Dalam pengertian oleh PGI
kemandirian berarti memiliki kepribadian yang dapat berdiri sendiri dalam hubungan secara
langsung dengan Kristus sebagai sumber segalanya.
Salah satu dokumen yang menjelaskan tentang kemandirian, telah mengaitkan dengan kata
kedewasaan dalam Alkitab, contohnya kedewasaan dalam Efesus 4:13. Maka sangat beralasan
sekali atas keterkaitan ini sebagai tinjauan alkitabiahnya. Yang dimaksud dengan kemandirian..
Gereja bukanlah hanya diartikan sebuah gedung atau tempat, entah ruangan atau bangunan dimana
orang-orang Kristen berkumpul untuk melakukan kegiatankegiatan rohani, namun gereja adalah
seluruh orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Setiap pengikut Kristus: laki-laki maupun

36
perempuan, anak-anak maupun orang dewasa, tanpa terkecuali haruslah ikut ambil bagian
melayani di gereja. Melalui proses kebersamaan itu gereja menuju kedewasaan penuh dan tingkat
pertumbuhan sesuai dengan kepenuhan Kristus ( Efesus 4:13 ).
Kemandirian berarti memiliki kepribadian yang dapat berdiri sendiri dalam hubungan
secara langsung dengan Kristus sebagai sumber segalanya. Ketergantungan kepada Kristus ini
yang kemudian membawa tiap orang percaya pada Kesatuan Iman ( Efesus 4:13 ) untuk saling
membantu dalam menciptakan kemandirian, baik antara seorang dengan yang lain, satu gereja
dengan gereja yang lain, baik di dalam maupun di luar negeri. Kemandirian Gereja mencangkup
tiga unsure utama, yaitu : Teologi, Daya, dan Dana. Yang dimana ketiga unsur ini bagaikan sebuah
mata rantai yang saling berkaitan dengan sangat erat. Dimana apabila yang satu tidak diperhatikan
maka dapat menghambat unsure-unsur yang lainnya.
Namun apabila ketiga unsur ini saling berkaitan maka akan sangat mendorong. Namun
sayangnya di dalam pelaksanaannya, kemandirian daya atau menjadi kualitas manusia seutuhnya
merupakan unsur yang sangat strategis dalam rangka mengembangkan kemandirian secara
keseluruhan untuk membarui, membangun dan mempersatukan gereja demi pelaksanaan pangillan
bersama dengan melihat seluruh Indonesia sebagai satu wilayah pelayannan. Secara umum
kemandirian dipahami sebagai sikap yang merupakan salah satu ciri. Kedewasaan. Sikap tersebut
antara lain, bersumber dari pengenalan dan kesadaran akan hakikat dan tujuan hidup Kristiani;
didasari pada rasa percaya diri yang kuat, menyatakan diri dalam perilaku yang ditandai dengan
tekad dan kemauan untuk menjawab persoalan-persoalan dan tantangan-tantangan hidup tanpa
menggantungkan diri pada orang lain dengan jalan mengelola sebaik-baiknya potensi-potensi dan
kesempatan-kesempatan yang tersedia, Dengan demikian kemandirian memasyarakatkan yaitu:
Pemilikan dan pembaruan visi tentang hakikat dan tujuan hidup. Pemilikan nilai-nilai tertentu
seperti rasa percaya diri, jeli dalam mengamati perkembangan, berpandangan kedepan, gigih
dalam berusaha,menghargai waktu,tertib,hemat dan mampu membina kerjasama. Pemilikan dan
pendayagunaan ilmu pengetahuan, teknologi, serta berbagai keterampilan.
Kemandirian Sebagai Panggilan Gereja. Di dalam diri Yesus Kristus yang dating di tengah-
tengah kancah kehidupan bumi, Allah yang berkenan mengawali misi-Nya untuk menyelamatkan-
sejahterakan dunia dengan membebaskan manusia dari dosa, maut dan segala bentuk penindasan
dan penderitaan di dalam rahmat pengampunan-Nya.

37
Gereja bukanlah hanya diartikan sebuah gedung atau tempat, entah ruangan atau bangunan
dimana orang-orang Kristen berkumpul untuk melakukan kegiatan-kegiatan rohani, namun gereja
adalah seluruh orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Dalam Kisah Para Rasul pasal 2
digambarkan bahwa pada hari Pentakosta yang pertama, tiga ribu orang mengaku percaya dan
dibaptiskan. Semua ini dimulai ketika Petrus memberitakan tentang Yesus yang bangkit kepada
orang banyak yang ada di Yerusalem.
Gereja adalah persekutuan orang-orang percaya yaitu laki-laki dan perempuan, orang tua,
pemuda dan anak-anak termasuk kita semua. Kita percaya kepada Tuhan Yesus , karena Tuhan
Yesus telah menyelamatkan kita melalui kematianNya di kayu salib dan kebangkitannya dari
antara orang mati.. Sebagai orang-orang yang sudah diselamatkan, semua orang percaya termasuk
anak-anak sekolah minggu /tunas pekabaran injil memiliki tugas panggilan. Tugas panggilan
adalah memberitakan injil kepada dunia yaitu kepada orang lain, baik orang yang sudah percaya
kepada Tuhan Yesus supaya mereka tetap setia, tetapi juga kepada orang yang belum percaya
kepada Tuhan Yesus supaya mereka mengenal Tuhan Yesus. Melalui tugas panggilan ini
diharapkan orang banyak menajdi percaya juga kepada Tuhan Yesus dan supaya mereka semua
selamat.
Tugas panggilan untuk memberitakan injil ini dapat dilakukan melalui berbagai bentuk.
Ada 3 bentuk panggilan gereja. Koinonia, Martyria dan Diakonia.
Koinonia adalah bahasa Yunani, berasal dari kata ³NRLQ´ yang berarti mengambil bagian.
Dalam perspektif biblis, koinonia diartikan sebagai paguyuban atau persekutuan (bdk. Kis. 2:41-
42). Koinonia dapat diidentikan dengan sebuah paguyuban dalam melaksanakan sabda Tuhan.
Suasana hidup dalam persekutuan tersebut ialah persekutuan hidup yang guyub dalam arti hidup
rukun dan damai. Dan suasana hidup seperti itulah yang digambarkan oleh Tuhan Yesus dengan
EHUVDEGD
³6DXGDUD-saudaraKu
ialah mereka yang mendengarkan Firman Allah dan
PHODNVDQDNDQQ\D´ (/XN ) Oleh karena itu dokumen Konsili Vatikan II pertama-tama
menggambarkan Gereja bukan sebagai suatu institusi duniawi melainkan sebagai suatu
persekutuan ataupun paguyuban umat beriman yang menerima dan meneruskan cahaya Kristus
yang diwujudkan dalam warna dasar perbuatan atau amal yang baik dan berguna bagi sesama.
Gereja sebagai sakramen yakni tanda dan sarana persatuan mesra dengan Allah dan dalam
kesatuan dengan seluruh umat manusia dihantar kepada segala kebenaran, dipersatukan dalam
persekutuan serta pelayanan, dilengkapi dan dibimbing dengan aneka karunia hierarkis dan

38
karismatis serta disemarakkan dengan buah-buahNya. Demikianlah seluruh Gereja tampak sebagai
³8PDW \DQJ GLVDWXNDQ EHUGDVDUNDQ NHVDWXDQ %DSD GDQ 3XWHUD GDQ 5RK .XGXV (/* DUW

Selanjutnya Gereja mendapat arti dalam diri umat beriman Kristiani itu sendiri, di mana berkat
sakramen Baptis telah menjadi anggota Tubuh Kristus terhimpun dalam persekutuan atau
paguyuban menjadi satu umat Allah. Dengan cara mereka sendiri, mereka ikut mengemban tri
tugas Kristus di dunia ini sebagai imam, nabi dan rajawi Kristus (LG art 31). Dari gambaran ini
dapatlah dimengerti bahwa semua umat Kristiani adalah umat Allah atau Gereja itu sendiri. Oleh
karena itu setiap anggota dituntut untuk berpartisipasi dalam persekutuan atau paguyuban sebagai
bagian dari hidupnya sendiri. Sebab, dengan demikian Gereja akan tetap hidup, terpikat dan
berkembang dalam dunia hingga keabadian.
Koinonia memiliki konotasi sebagai milik bersama atau bersolidaritas. Dalam terang Sabda
Tuhan syarat untuk membangun paguyuban Kristiani adalah orang-orang yang suka
mendengarkan Sabda Allah dan berusaha melaksanakannya. Pelaksanaan Sabda Allah dapat
berupa aktivitas pewartaan, liturgi, pelayanan, kesaksian dan berjuang untuk hidup dalam
semangat rukun-guyub dan aktif dalam melakukan solidaritas. Hal ini dapat digambarkan secara
gamblang dalam hidup seorang katekis atau seorang guru agama Katolik yang bertugas untuk
melaksanakan katekese atau mengajar agama di stasi atau sekolah. Setiap hari Minggu
berpartisipasi aktif dalam perayaan Ekaristi, bersedia membantu pelayanan kepada orang sakit dan
sebagai warga setempat iapun wajib membangun hidup bersama yang rukun dan guyub. (Suwita,
2003: 3-11).
0DUW\ULD EHUDVDO GDUL NDWD EDKDVD <XQDQL \DNQL ³marturion´ \DQJ DUWLQ\D NHVDNVLDQ
6DNVL
sering diartikan sebagai orang yang melihat atau mengetahui suatu kejadian. Makna saksi merujuk
kepada pribadi seseorang yang mengetahui atau mengalami suatu peristiwa dan mampu
PHPEHULNDQ NHWHUDQJDQ \DQJ EHQDU <HVXV DGDODK VDNVL \DQJ PHPEHULNDQ ³EHULWD´
WHQWDQJ
rencana Allah Bapa untuk menyelamatkan manusia. Dia-lah saksi yang setia dan benar (Why
3:14). Maka di depan Pilatus, Yesus mengakui bahwa Dia-lah Raja, namun kerajaan-Nya bukan
dari dunia ini. Dia lahir dan datang ke dalam dunia, untuk memberikan kesaksian tentang apa yang
dilihat dan didengarNya di hadirat BapaNya (Yoh 3:32). Para Rasul dipanggil Yesus untuk
menjadi saksiNya mulai dari Yerusalem, Yudea dan Samaria bahkan sampai ke ujung bumi (Kis
1:8). Tetapi menjadi saksi Kristus bukan tanpa resiko. Bahkan Yesus sendiri telah menjadi martir

39
atau saksi hidup karena melaksanakan kehendak Allah Bapa untuk membebaskan dan menebus
umat manusia.
Dalam perkembangan sejarah Gereja Katolik kita menemukan banyak orang telah
merelakan hidupnya untuk mati sebagai martir demi mempertahankan imannya akan ajaran dan
kesaksian hidup Yesus Kristus karena teladan hidup Yesus itu sendiri. Para martir bersaksi dengan
caranya masing-masing untuk menyuburkan kehidupan Gereja hingga sekarang. Konsili Vatikan
II menegaskan bahwa Gereja dipanggil untuk memberikan kesaksian kepada seluruh dunia,
mewartakan Injil kepada semua orang. Dan situasi zaman sekarang lebih mendesak Gereja untuk
memberikan kesaksian secara profesional melalui kehadiran dalam fungsi sebagai garam dan
terang dunia agar memanggil dan membaharui semua orang masuk ke dalam satu keluarga umat
Allah. Gereja hadir bagi semua orang dan bangsa lengkap dengan tantangan realitanya maka
melalui teladan hidup (kesaksian hidup), maupun pewartaannya, dan dengan sakramen-sakramen
serta daya-daya rahmat surgawi, Tuhan menghantarkan semua orang dan bangsa kepada iman,
kebebasan dan damai Kristus. Oleh karena itu kesaksian Gereja atau umat Allah hendaknya
berbuah dan berhasil ketika mereka menggabungkan diri sebagai anggota masyarakat di
lingkungannya dengan sikap penghargaan dan cinta kasih, ikut serta dalam kehidupan budaya dan
sosial melalui pelbagai kegiatan. Point kesaksian yang hendak dibidik adalah agar anggota
masyarakat dihantar kepada kerinduan akan kebenaran dan cinta kasih yang diwahyukan oleh
Allah. Hendaknya seperti Kristus yang berkeliling sambil berbuat baik (bdk. Matius 9:35)
demikian juga Gereja membangun relasi dengan semua orang, khususnya dengan mereka yang
miskin dan tertimpa kemalangan dan dengan sukarela mengorbankan diri untuk mereka (bdk. 2
Korintus 12:15). Hendaknya Gereja ± umat beriman, juga memberikan kesaksian dengan
membaktikan diri secara tepat dalam bidang-bidang kemasyarakatan dan secara istimewa bagi
pendidikan anak-anak dan kaum muda untuk memerangi kebodohan dan menciptakan kondisi
hidup yang lebih baik. Dalam semua itu, haruslah dicamkan bahwa Gereja tidak bermaksud
mencampuri urusan pemerintahan tetapi memberikan kesaksian yang benar tentang Kristus dan
berkarya demi keselamatan sesama manusia
Diakonia berarti pelayanan. Terminologi diakonia ini berasal dari kata bahasa Yunani
\DNQL GDUL NDWD NHUMD ³diakon´ \DQJ EHUDUWL PHOD\DQL 7XKDQ <HVXV VHQGLUL DPDW SDQGDL
PHPLOLK
kata yang tepat untuk menggambarkan eksistensi terdalam dari kehadiranNya di dunia ini bukan
untuk dilayani melainkan untuk melayani (bdk. Mat 20:28). Dari sebab itu, Santo Paulus

40
PHQJDQJJDS SHNHUMDDQQ\D VHEDJDL VXDWX ³diakonia´ DUWLQ\D SHOD\DQDQ GDQ GLULQ\D
VHEDJDL
³diakonos´ DUWLQ\D SHOD\DQ EDJL .ULVWXV (EGN .RUintus 11:23) serta bagi umat Kristus (bdk.
Kolose 1:25). [6]
Dari pemahaman di atas dapatlah kita mengerti mengapa Tuhan Yesus menegaskan bahwa
hakekat dari pekerjaan melayani harus melekat dalam diri mereka yang dikhususkan sebagai
pemimpin. Para rasul termasuk orang-orang yang dipilih dan dikhususkan Yesus untuk menjadi
pemimpin umat. Spiritualitas dasar pemimpin umat menurut Yesus harus dicirikan dengan
melayani bukan berkuasa dan memerintah. Para rasul adalah pemimpin umat yang sekaligus
³GLDNRQRV´ atau pelayan (bdk. Lukas 22:25-27). Dengan kata lain para rasul adalah pemimpin
yang melayani umat Allah. Tugas pelayanan para rasul dilanjutkan dalam pelayanan Gereja
sebagai salah satu pilar eksistensinya.
Tugas pelayanan yang dilakukan oleh Gereja ini dilaksanakan dengan suka rela tanpa
menuntut. Tujuannya ialah agar Gereja tumbuh dan berkembang ke arah yang semakin
membebaskan dan menyelamatkan umat manusia. Santo Paulus dengan tepat mengungkapkan
landasan pelayanan Gereja pada pola kehidupan dan pelayanan Yesus sendiri. Yesus dalam rupa
Allah telah mengosongkan diriNya dan mengambil rupa seorang diakonos atau doulos (hamba)
(bdk. Filipi 2:5-7). Oleh karena itu Gereja menggalakkan aktivitas pelayanan karena didorong oleh
panggilan untuk mencintai Tuhan dan sesama. Dasarnya adalah karena Yesus sendiri sudah lebih
dahulu melayani kita. Seluruh hidup Yesus selama 33 tahun ditandai oleh jiwa melayani. Tujuan
hidup Yesus bukan untuk mendapatkan pelayanan tetapi memberikan pelayanan. Isi hidupNya
bukan dilayani melainkan melayani. Seluruh Kitab Perjanjian Baru tidak pernah menggambarkan
Yesus sebagai manusia yang mengandalkan kehormatan dan kuasa tetapi Tuhan yang melayani
dan menghamba. Dia adalah sang diakonos (pelayan) dan bahkan doulos (hamba). Dengan
demikian Gereja terpanggil untuk melayani dan bukan untuk berkuasa. Panggilan Gereja untuk
mewujudnyatakan diakonia sebagai suatu panggilan relasional agar saling menolong dalam
kesetikawanan. Suatu panggilan untuk memperjuangkan prinsip hidup memberi dan bukan
mengambil demi kepentingan, kepuasan dan kekenyangan pribadi. (Philipus Tule, 1994: 129-1430
Dalam perkembangan dan eksistensi Gereja dewasa ini, maka panggilan untuk
melaksanakan diakonia bukan hanya menjadi tugas para pemimpin saja, melainkan juga
dikembangkan di antara anggota Gereja Perdana. Semangat diakonia itu terungkap dan terlaksana
dalam persaudaraan sejati yang dibangun di antara anggota umat. Hal itu amat jelas terwujud

41
dalam tindaNDQ EHUNXPSXO PHQ\DWXNDQ GLUL GDODP SULQVLS KLGXS EHUVDPD \DNQL ³VHJDOD
kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama. Dan selalu dari antara mereka yang menjual harta
miliknya, lalu dibagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-PDVLQJ´
(bdk. Kisah Para Rasul 2:44-45; 4:32-37)
Koinonia itu adalah persekutuan. Setiap orang percaya yang sudah diselamatkan dipanggil
Tuhan untuk bersekutu( kumpul bersama-sama) untuk berdoa, bernyanyi, mendengarkan Firman
dll, Contoh persekutuan itu seperti; sekolah minggu, Tunas pekabaran ini, ibadah unit dan sektor,
ibadah pemuda dan lain-lain adalah bentuk dari Koinonia itu. Koinonia itu juga dapat kita lakukan
dengan kelompok yang lain. Sekolah minggu dari jemaat yang satu dapat beribadah bersama-sama
dengan sekolah minggu dari jemaat yang lain. Di dalam persekutuan ini kita beribadah bersama,
menyanyi bersama, berdoa bersama dan sebagaunya.
Selain Koinonia ada juga Marturia. Marturia adalah kesaksian/bersaksi. Setiap orang
percaya dipanggil untuk bersaksi tentang Tuhan Yesus penyelamat dunia. Contohnya ketika kita
di sekolah Minggu: pengasuh bercerita tentang Tuhan Yesus, supaya kitya semakin percaya
kepada Tuhan Yesus. Bersaksi tentang Tuhan Yesus itu juga bukan hanya melalui cerita tetapi
melalui hidup yang benar dan baik. berkata jujur, berbuat baik dsbnya.
Tidak cukup kalau orang-orang percaya hanya berkumpul dan beribadah saja, tetapi orang-
orang percaya juga dipanggil untuk melayani Tuhan. Kepada siapa kita melayani: kita harus
melayani orang miskin, lemah, sakit dsbnya. Mengapa kita harus melayani orang lain. Karena
Tuhan Yesus juga melakukanNya dan karena itu Tuhan Yesus mengajar kita untuk meneruskannya
bagi orang lain supaya banyak orang mengalami sukacita.
Menurut Alkitab, setiap orang Kristen telah diberi setidaknya satu karunia rohani yang
dapat digunakan untuk melayani jemaat tubuh Kristus. "Layanilah seorang akan yang lain, sesuai
dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia
Allah. Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan
firman Allah; jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang
dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Ialah
yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin" (1 Petrus 4:10-11;
bandingkan dengan Efesus 4:11-16). Jadi, langkah penting dalam menetapkan cara seseorang
melayani dalam gereja adalah mencari tahu karunia rohani yang dimilikinya. Namun tidak perlu

42
menunda terlibat dalam gereja hanya karena belum mengetahui jenis karunia rohani. Sebaliknya,
kita sering menemukan karunia rohani kita ketika kita sedang melayani.
Langkah penting dalam menetapkan cara seseorang melayani dalam gereja adalah mencari
tahu karunia rohani yang dimilikinya. Namun kita tidak perlu menunda terlibat dalam gereja hanya
karena belum mengetahui jenis karunia rohani yang kita miliki. Sebaliknya, kita sering
menemukan karunia rohani kita ketika kita sedang melayani. Berbagai jenis karunia rohani telah
didaftarkan dalam Roma 12:6-8 dan 1 Korintus 12:4-11,28.
Ada perbedaan di antara Tubuh Kristus secara global (1 Korintus 12:12-13) dan gereja lokal yang
dihadiri umat Kristen guna beribadah bersama (Ibrani 10:25). Akan tetapi, tidak ada perbedaan
dalam cara orang Kristen menggunakan karunia rohani mereka, karena melayani Allah adalah
kewajiban dua puluh empat jam, bukan hanya kegiatan di hari Minggu. Semua orang Kristen
dimanapun juga sudah sepatutnya melayani Allah dalam gereja lokal mereka dan mencari
kesempatan untuk melayani di luar bangunan gereja (2 Korintus 9:12-13). Mungkin saja kita
kesulitan menemukan karunia rohani khusus yang Allah berikan pada kita, namun adalah jauh
lebih baik untuk melayani daripada tidak melayani (Roma 12:11). Seringkali, penemuan karunia
rohani semakin jelas ketika kita sedang bertindak - ketika kita sedang menjalankan berbagai tugas,
kita menyadari keahlian kita dan ketertarikan pada bidang tertentu (1 Tawarikh 28:9).
Melayani itu bukan sekedar aktif dalam kegiatan gereja, atau mau berkorban untuk
melakukan tindakan-tindakan sosial. Melayani juga menyangkut hati. Melayani bukan sekedar
soal aksi, tetapi juga motivasi. Pelayanan yang tulus karena muncul dari hati hamba ± ³ODNXNDQODK
segala sesuatu seperti untuk 7XKDQ´. Kolose 3:23 dan itulah pelayanan sejati kepada Tuhan. Gereja
yang hidup adalah gereja yang melayani. John Stott menyebutkan bahwa paling sedikit ada empat
ciri mengenai gereja yang hidup, yaitu gereja yang belajar, gereja yang mengasihi, gereja yang
beribadah, dan gereja yang memberitakan Injil.
Pelayanan Gereja seharusnya bukan hanya bersifat interen, tetapi juga eskteren. Gereja ada
bukan hanya untuk melayani anggota-anggotanya, tetapi juga melayani masyarakat di sekitarnya
dan dunia ini. Hal ini dinyatakan oleh firman Tuhan dalam Matius 22:39; 25:34-40 dan Kisah
1:8. Gereja harus mengasihi dan peduli kepada orang-orang lain yang berada di sekitarnya tanpa
membeda-bedakan suku, agama, ras dan antar golongannya. Kasih dan kepeduliaan itu harus nyata
dalam tindakan pelayanan, khususnya kepada yang lemah, miskin dan terpinggirkan.

43
.

Kegiatan belajar 6

44
Roh Kudus

Capaian Pembelajaran

Bapak/ibu diharapkan dapat menguraikan pemahaman tentang Roh Kudus dan Roh Kudus
Bekerja

Pokok Materi

A. Pemahaman tentang Roh Kudus


B. Roh Kudus bekerja

Uraian Materi

A. Pemahaman Tentang Roh Kudus


Benarkah jika membahas Roh Kudus berarti membahas pribadi Tuhan dalam keyakinan
iman Kristen. Namun demikian, tidaklah mudah memahaminya. Roh Kudus merupakan salah satu
doktrin yang ada di dalam ajaran iman Kristen dan diakui oleh umat percaya bahkan Roh Kudus
diperkenalkan sebagai suatu ajaran penting dalam kekristenan. Peranan yang penting tersebut
berkaitan dengan maksud penebusan Allah. Tanpa Roh Kudus tidak ada iman, kelahiran baru,
kesucian, dan bahkan juga orang Kristen di dunia ini. Tanpa Roh Kudus tidak ada penciptaan,
alam semesta, dan umat manusia (Kejadian 1:2; Ayub 33:4). Tanpa Roh Kudus tidak ada Alkitab
(2 Petrus 1:21), tidak ada Perjanjian Baru (Yoh 14:26; 15:26-27; 1Korintus 2:10-14), tidak ada
kuasa untuk memberitakan Injil (Kisah Para Rasul 1:8).
Alkitab tampaknya memberikan pesan yang bertentangan mengenai sifat Roh Kudus. Di
satu sisi, Alkitab mengajarkan kita untuk menyembah Allah dalam roh dan kebenaran, karena Dia
adalah Roh (Yohanes. 4:24). Di sisi lain, Alkitab berkata bahwa manusia biasa tidak dapat
menerima apa yang berasal dari Roh Allah (1 Korintus. 2:14). Berusaha memahami perkara-
perkara dunia roh sama seperti melihat ke dalam cermin di ruangan temaram±beberapa hal sudah
pasti akan terlewatkan oleh kita. Tetapi Tuhan telah memberikan pengertian kepada orang-orang
yang mengasihi Dia, dan yang telah menerima Roh Kudus (Roma. 8:5; 1 Korintus. 2:12). Dan kita
dapat merasa yakin karena mengetahui bahwa pada suatu hari, kita akan melihat gambaran yang
lengkap dan sempurna ketika kita bertemu dengan Allah sendiri (1 Korintus. 13:12).

45
Dalam Alkitab asli berbahasa YuQDQL NDWD ³5RK´ pneuma1, mempunyai arti yang sama
GHQJDQ ³QDIDV´ DWDX ³DQJLQ´ -DGL VHFDUD KXUXILDK NLWD GDSDW PHQHUMHPDKNDQ
³5RK .XGXV´
VHEDJDL ³1DIDV .XGXV´ DWDX ³$QJLQ .XGXV´ WHWDSL LWX WLGDN DNDQ VHVXDL GHQJDQ
VHOXUXK
kepribadian Roh Kudus. Tuhan Yesus pernah berkata bahwa menghujat Roh Kudus adalah dosa
yang jauh lebih serius daripada menghujat Anak Allah (Matius. 12:31-32). Kerasnya peringatan
ini membuat kita sulit menerima bahwa Roh Kudus hanya sekadar kekuatan dari luar diri manusia
yang dikendalikan Allah sebagai alat ilahi. Mengenai hal ini, dalam kitab.
Dalam Yohanes 14- <HVXV PHQJJXQDNDQ NDWD JDQWL RUDQJ ³'LD´ (³ +H´ GDODP $ONLWDE
Bahasa Inggris New King James Version - ed) sebanyak lima kali untuk menyebutkan Roh Kudus
(Yohanes. 14:26; 15:26; 16:8; 13,14). Dengan demikian Yesus menjelaskan kepribadian Roh
.XGXV 3DXOXV MXJD PHQMHODVNDQ NHSULEDGLDQ 5RK .XGXV GHQJDQ EHUNDWD ³7HWDSL
VHPXDQ\D LQL
dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang
secara khusus, sama seperti yang dikehendaki-1\D´ ( .RULQWXV ) 'DUL $ONLWDE NLWD PHOLKDW
bahwa Roh Kudus secara pribadi mewujudkan diri-Nya sendiri melalui tiga hal: hikmat, perasaan
dan kehendak. Melalui hikmat-Nya, Roh Kudus: menciptakan seluruh alam semesta dan semua
mahluk hidup (Kej. 1:1-2; Mzm. 104:30); membedakan yang baik dan jahat (Efesus. 4:30);
memberi kesaksian tentang kebenaran dan Yesus Kristus (Yohanes. 14:6; 15:26); menyelidiki hal-
hal terdalam dari Allah (1Kor. 2:10); mengajar dan melatih umat Allah (Nehemia. 9:20; Yohanes.
14:26); memimpin orang percaya kepada seluruh kebenaran (Yohanes. 16:13); dan menyatakan
rahasia-rahasia Kristus (Efesus. 3:5). Dalam hal perasaan, Roh Kudus mengasihi (Roma. 15:30),
memberikan anugerah (Ibrani. 10:29), berduka (Yesaya. 63:10; Efoeasus. 4:30), menghibur (Kis.
9:31) dan menjadi perantara bagi orang-orang percaya (Roma. 8:27). Dalam hal kehendak-Nya,
5 RK .XGXV PHPSXQ\DL ³PDNVXG´ (5P ) PHPEXDW NHSXWXVDQ (.LV ) PHPEHUL SHULQWDK
(Kisah Para Rasul 8:29), menugaskan pekerja kudus (Kisah Para Rasul. 13:1-4), mengarahkan
pekerjaan gereja (Kisah Para Rasul. 16:6), mengurapi pekerja kudus (Kisah Para Rasul. 20:28),
membagi-bagikan karunia kepada jemaat (1 Korintus. 12:11).
Roh Kudus dalam Alkitab dijelaskan sebagai janji Tuhan Yesus kepada murid-murid- Di
dalam Kisah Para Rasul diceritakan bahwa para rasul menerima kuasa dari Roh Kudus sehingga
mereka dapat melakukan mujizat. Sebagai orang percaya, Roh Kudus mempunyai peran penting
dalam menumbuhkan kerohanian. Dalam setiap aspek kehidupan, Roh Kudus menjadi sangat

46
sentral. Tanpa Roh Kudus, hidup orang percaya tidak mempunyai arti sama sekali. Karena Roh
Kuduslah orang percaya dapat mengenal Allah Bapa dan Yesus.
Roh Kudus memiliki ciri yang hanya dimiliki oleh Allah sendiri karena Roh Kudus
mempunyai keadaan yang kekal (Ibrani 9:14). Roh Kudus hadir (Mazmur 139:7-10), karena Roh
Kudus dapat berada disemua tempat pada waktu yang sama. Roh Kudus Maha Tahu (I Korintus
2:10,11) karena Roh Kudus tahu segala sesuatu. Roh Kudus Maha Kuasa (Lukas 1:35) karena Roh
Kudus mempunyai kuasa untuk melakukan segala sesuatu. Roh Kudus mempunyai kedudukan
Yang Setara Dengan Bapa Dan Anak. Seperti dalam amanat agung yang disampaikan oleh Yesus
bahwa Bapa, Anak(Yesus), dan Roh Kudus adalah sama hakekatnya.
Roh Kudus merupakan Pribadi Ketiga dari Allah Tritunggal, Dia adalah Allah seperti Allah
Bapa dan Allah Anak. Ketiga Pribadi ini adalah satu Allah. Pengertian ini dapat kita lihat dalam
formula baptisan yang diajarkan Tuhan Yesus. Kita membaptis dalam tiga nama, dalam nama
Bapa, Anak, dan Roh Kudus (Mat. 28:19), selain itu bisa dilihat juga dalam apostolic blessing atau
doa berkat setiap akhir ibadah yang diberikan dalam tiga nama, Bapa, Anak, dan Roh Kudus juga
(2 Korintus. 13:14). Banyak penulis kitab Perjanjian Baru yang mengutip ayat-ayat dari Perjanjian
/DPD \DQJ PHQJDQGXQJ NDWD DWDX QDPD ³7XKDQ´ GDQ PHQJJDQWLQ\D GHQJDQ NDWD DWDX QDPD
³<HVXV´ %HJLWX SXOD GHQJDQ 5RK .XGXV GDODP <HUHPLa 31:33-34 Tuhan yang berbicara namun
dalam Ibrani 10:15-17 ayat tersebut dikutip dan yang berbicara adalah Roh Kudus (contoh lain
lagi seperti di Imamat 16 dan Ibrani 9:8).
'DODP .LVDK 3DUD 5DVXO 5RK .XGXV MXJD GLVHEXW VHEDJDL ³7XKDQ´ GDQ LQL EHUDUti Roh
Kudus juga memiliki atribut kekekalan (Ibrani. 9:14), kemahatahuan (Yesaya. 40:13; 1 Korintus.
2:10-11), kebijaksanaan (Yesaya. 11:2), kemahahadiran (Mazmur. 139:7-10; Kisah Para Rasul.
1:8), dan dapat dimengerti (Yeayas. 40:13). Selain itu juga, Roh Kudus bisa melakukan segala apa
yang bisa dilakukan oleh Allah seperti halnya Yesus, baik dalam penciptaan (Kejadian. 1:2;
Mazmur. 104:30), penghakiman (Yohanes. 16:8-11), memberikan hidup, baik jasmani maupun
rohani (Ayub. 33:4; Mazmur. 104:30; Yohanes. 3:5-8, 6:63; Rm. 8:11). Roh Kudus juga turut
ambil bagian di dalam keselamatan kita, melalui Roh Kudus kita dibersihkan, disucikan, dan
dibenarkan (1 Korintus. 6:11), serta menjadi Guru dalam Gereja (Bilangan. 11:25; Matius. 10:20;
2 Timotius. 3:16; 1 Yohanes. 2:27).
Walaupun manusia melihat Yesus sebagai Anak, namun secara rohani Yesus dan Bapa
adalah satu. Ini disebabkan karena Yesus adalah Allah yang menyatakan diri-Nya dalam rupa

47
manusia (Yoh. 1:14; Matius, 1:18-21; I Timotius, 3:16). Oleh karena itu, <HVXV EHUNDWD ³$NX GDQ
%DSD DGDODK VDWX´ (<RKDQHV ) 'LD MXJD PHQDPEDKNDQ ³0HOLKDW $NX VDPD GHQJDQ PHOLKDW
%DSD´ NDUHQD WLGDN DGD %DSD ODLQ GL DODP VHPHVWD LQL (<RKDQHV -11). Walaupun
Yesus Kristus lahir sebagai Anak, Yesus tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai
milik yang harus dipertahankan, tetapi Dia mengosongkan diri-Nya, mengambil rupa sebagai
hamba. Yesus merendahkan diri dan taat kepada Bapa, bahkan sampai mati di kayu salib. Setelah
kebangkitan dan kenaikan-Nya ke surga, Allah meninggikan Yesus dan memberikan Dia nama di
atas segala nama, sehingga dalam nama Yesus, setiap lutut akan bertelut, baik di bumi maupun di
surga, atau di bawah bumi (Filipi 2:6-10). Roh Kudus adalah Roh Allah. Roh Kudus sama dengan
Bapa dan Anak, bukan pribadi ketiga dari Tritunggal Allah.
$ONLWDE VHULQJNDOL PHPDNDL LVWLODK ³5RK .XGXV´ GDQ ³5RK $OODK´ VHFDUD EHUJDQWLDQ
XQWXN
menjelaskan bahwa Roh Kudus adalah Roh Allah. Dari petunjuk ini, kita mengetahui bahwa Roh
Kudus tidak terpisahkan dari Allah; karena Roh Kudus adalah Allah sendiri. Dekrit Nicea
PHQ\DWDNDQ EDKZD .ULVWXV DGDODK ³$OODK DWDV $OODK´ PDNVXGQ\D DGDODK EDKZD .ULVWXV
DGDODK
Allah sendiri. Tetapi ketika membahas mengenai Roh Kudus, penulis-penulis Dekrit Nicene
sepertinya raguragu mengenai hubungan Roh Kudus dengan Allah, dan tidak sampai pada
NHSXWXVDQ EDKZD 5RK .XGXV DGDODK ³$OODK GDUL $OODK´ 'DODP $ONLWDE NLWD GDSDW
PHOLKDW EDKZD
Roh Kudus mempunyai berbagai macam sebutan, Roh TUHAN (Hakim-hakim.3:10; Lukas 4: 18),
Roh Allah (Matius 3: 16); Roh Bapa (Matius 20: 10); Roh Kristus (Roma 8: 9), dan Roh AnakNya
(Anak Allah) (Galatia 4: 6). (Gereja Kristus, 2012: 12-14).
Di Perjanjian Lama, Allah berjanji untuk mencurahkan Roh Kudus kepada umat-Nya.
Dengan demikian Allah menyatakan lagi bahwa Roh Kudus adalah Roh-Nya (Yeheskiel. 36:27;
37:14; Yoel 2:28-29). Ketika kita merenungkan pesan-pesan dalam nubuat Perjanjian Lama, kita
hanya dapat merasa takjub karena Allah sampai berpikir untuk tinggal di dalam diri manusia.
Tetapi dengan membaca Alkitab kita tahu itu benar: Roh Kudus turun pada hari Pentakosta, yang
menyebabkan Rasul Petrus mengumumkan bahwa janji Allah telah digenapi (Kis. 2:16-18).
Sekarang kita tahu bahwa janji Allah ini masih terus digenapi, karena 1 Yohanes 3:24
PHPEHULWDKXNDQ NLWD ³'DQ GHPLNLDQODK NLWD NHWDKXL EDKZD $OODK DGD GL GDODP
NLWD \DLWX 5RK
\DQJ WHODK ,D NDUXQLDNDQ NHSDGD NLWD´ 'L <RKDQHV MXJD WHUWXOLV ³GHPLNLDQODK NLWD
NHWDKXL
bahwa kita tetap berada di dalam Allah dan Dia di dalam kita: Ia telah mengaruniakan kita
mendapat bagian dalam Roh-Nya. Seluruh ayat Alkitab di atas menunjukkan satu hal mendasar:

48
Roh Kudus adalah Roh Bapa Surgawi sendiri. Di samping itu kita harus menambahkan bahwa Roh
Kudus bukan pribadi ketiga, yang berbeda dan terpisah dari Allah Tritunggal. (Gereja Kristus,
2012: 32,36)).
Roh Kudus adalah pribadi ketiga dari Allah Tritunggal yang datang untuk menggantikan
Allah Anak dengan sepenuhnya, melanjutkan pekerjaan Kristus serta menggenapi pelayanan-
Nya di bumi (Mandey, dkk, 1999, hal. 37). Roh Kudus adalah Roh Allah itu sendiri, Roh yang
keluar dari diri Allah, Roh yang dimiliki oleh Allah, memiliki atribut-atribut ilahi dan Dia turut
mencipta dunia ini bersama dua pribadi Allah yang lain, yaitu Allah Bapa dan Allah Anak
(Owen, 2004, hal. 63). Roh Kudus mempunyai sifat-sifat ilahi yang sama dengan Allah sebelum
dan sesudah penciptaan, dari kekal sampai kekal dan tidak dibatasi waktu dan tempat (Tong,
1995, hal. 24). Roh Kudus adalah pribadi yang menyatakan dan menginsyafkan kita terhadap
dosa serta memimpin kita dengan kuasa-Nya, sehingga kita mengalami perjumpaan dengan
Allah secara pribadi (Palmer, 2005, hal. 12-13). Tanpa adanya pertolongan dari Roh Kudus,
maka tidak seorangpun dapat mengenal Allah dengan benar. Sebagai pribadi, Roh Kudus
menyaksikan dan mengajarkan kebenarankebenaran Allah sesuai dengan apa yang telah tertulis
dalam Alkitab (II Timotius 3:16, Yohanes 14:26). Roh Kudus sebagai pribadi juga
memberikann instruksi atau perintah untuk memberitakan injil, seperti yang dilakukan-Nya
kepada Barnabas dan Saulus (Kisah Para Rasul 13:4). Sebagai bukti bahwa Roh Kudus adalah
benar-benar seorang pribadi seperti yang tertulis dalam Alkitab, yaitu Dia dapat didukakan atau
dilukai (Efesus 4:30), dihujat (Matius 12:31-32), didustai pada saat peristiwa Ananias dan Safira
(Kisah Para Rasul 5:3), dihina (Ibrani 10:29), dilawan (Kisah Para Rasul 7:54-60), dihalangi
(Kisah Para Rasul 7:51), dicobai (Kisah Para Rasul 5:9), dan dipadamkan (1 Tesalonika 5:19).
Gereja-gereja Kristen umumnya mengakui Tritunggal, yaitu Allah Bapa, Allah Anak,
dan Allah Roh Kudus. Rumusan ini antara lain terdapat dalam Matius 28:19. Apakah artinya
ini? Ini tidak berarti bahwa orang Kristen mengakui tiga Allah. Orang-orang Kristen perdana
adalah orang-orang Yahudi yang sangat teguh berpegang pada doktrin tentang keesaan Allah
(tauhid), seperti yang dicetuskan dalam Ulangan 6:4, ³'HQJDUODK hai orang Israel: Tuhan itu
Allah kita, Tuhan itu HVD!´ +DO ini pun diajarkan oleh Yesus sendiri, Dalam Markus 12:29
dikatakan, ³Jawab YHVXV µ+XNXP yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan
Allah kita, Tuhan itu esa.¶´

49
Untuk memudahkan kita memahami Trinitas dan bagaimana masing- masing Pribadi-Nya
saling berhubungan dan terkait, berikut ini adalah gambar yang biasa disebut sebagai ³Perisai
Trinitas´. Dalam gambaran ini terlihat jelas bagaimana hubungan masing-masing Pribadi dalam
Trinitas itu. Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus masing-masing adalah Allah yang esa.
Namun ketiganya harus dibedakan. Allah Bapa bukanlah Allah Anak, bukan pula Allah Roh
Kudus. Begitu pula pribadi-pribadi yang lainnya harus dibedakan satu sama lain. Namun ketiga-
tiganya berada dalam satu hubungan dan persekutuan yang harmonis. Pengakuan tentang
keberadaan Roh Kudus dan pekerjaan-Nya itu dapat kita lihat dalam rumusan-rumusan Pengakuan
Iman Nicea Konstantinopel dan Pengakuan Iman Rasuli, dua Pengakuan Iman yang sangat umum
dipegang oleh gereja-gereja di seluruh dunia.
Pengakuan Iman Konstantinopel:
Pengakuan Iman Nicea-Konstantinopel
Aku percaya kepada satu Allah,Bapa Yang Maha Kuasa, Pencipta langit dan bumi, segala
yang kelihatan dan tidak kelihatan;Dankepada satu Tuhan, Yesus Kristus,Anak Allah yang
tunggal, yang lahir dari Sang Bapa sebelum ada segala zaman, terang dari terang, Allah
yang sejati dari Allah sejati, diperanakkan, bukan dibuat, sehakikat dengan Sang Bapa.
Yang dengan perantaraan-Nya segala sesuatu dibuat;yang telah turun dari surga untuk kita
manusia, dan untuk keselamatan kita,dan menjadi daging oleh Roh Kudus dari anak dara
Maria, dan menjadi manusia;yang disalibkan bagi kita di bawah pemerintahan Pontius
Pilatus, menderita dan dikuburkan;yang bangkit pada hari ketiga, sesuai dengan isi Kitab-
kitab, dan naik ke surga;yang duduk di sebelah kanan Sang Bapa,dan akan datang kembali
dengan kemuliaan untuk menghakimi orang-orang
yang hidup dan yang mati;yang kerajaan-Nya takkan berakhir. Aku percaya kepada Roh
Kudus,yang jadi Tuhan dan yang menghidupkan, yang keluar dari Sang Bapa dan Sang
Anak. Yang bersama-sama dengan Sang Bapa dan Sang Anak disembah dan dimuliakan,
yang telah berfirman dengan perantaraan para nabi Aku percaya satu gereja yang kudus
dan am dan rasuli. Aku mengaku satu baptisan untuk pengampunan dosa.Aku
menantikan kebangkitan orang mati dan kehidupan di zaman yang akan datang. Amin.

³Pengakuan Iman Nicea-Konstantinopel´ (VHULQJ disebut ³Pengakuan Iman Nicea´


saja), dirumuskan dalam Konsili atau Persidangan Sinode gereja- gereja sedunia yang diadakan
di Nicea I pada tahun 325 dan kemudian disempurnakan pada Konsili Konstantinopel I pada
tahun 381. Dalam Konsili Nicea I (325) hal utama yang dibahas adalah ajaran Arius, seorang
imam di Baukalis di Alexandria, Mesir. Arius mengajarkan bahwa Yesus bukanlah Allah,
melainkan makhluk ciptaan-Nya. Menurut Arius, ada saatnya ketika Logos (Firman Allah,
maksudnya Yesus) tidak ada. Konsili Nicea I menolak ajaran Arius dan menganggapnya

50
menyeleweng dari ajaran Gereja yang benar. Para Bapa Gereja yang hadir dalam konsili tersebut
menegaskan ajaran Gereja bahwa Yesus (Anak Allah atau Firman Allah) sehakikat dengan
Allah Bapa.
Dalam Konsili Konstantinopel I (381) hal utama yang dibahas adalah ajaran Makedonius
I, Patriarkh Konstantinopel. Makedonius mengajarkan bahwa Roh Kudus bukanlah Allah,
melainkan ³makhluk ciptaan´ dan adalah pelayan Allah Bapa dan Allah Anak. Konsili
Konstantinopel I menolak ajaran Makedonius dan mene¬gaskan bahwa Roh Kudus adalah Tuhan
dan Allah yang setara dengan Sang Bapa dan Sang Anak. Dalam Konsili Konstantinopel I tersebut,
Pengakuan Iman Nicea kembali diteguhkan dan diperluas pada bagian yang menerangkan Roh
Kudus dan karya-Nya.
Pengakuan Iman Rasuli
Aku percaya kepada Allah Bapa yang Mahakuasa, khalik langit dan bumi. Dan kepada
Yesus Kristus Anak-Nya Yang Tunggal, Tuhan Kita. Yang dikandung daripada Roh Kudus,
lahir dari anak dara Maria. Yang menderita sengsara di bawah pemerintahan Pontius
Pilatus, disalibkan mati dan dikuburkan turun ke dalam kerajaan maut. Pada hari yang
ketiga bangkit pula dari antara orang mati. Naik ke surga, duduk di sebelah kanan Allah
Bapa yang Mahakuasa.
Dan dari sana Ia akan datang untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati. Aku
percaya kepada Roh Kudus.
Gereja yang kudus dan am, persekutuan orang kudus, pengampunan dosa, kebangkitan
daging, dan hidup yang kekal.
Amin.
Pengakuan iman ini paling banyak digunakan dalam ibadah orang-orang Kristen di Barat.
Ketika kebanyakan umat Kristen masih buta huruf, pengulangan secara lisan Pengakuan Iman
Rasul ini bersama dengan ³'RD Bapa Kami´ GDQ ³'DVD Titah´ PHPEDQWX melestarikan dan
menyebarkan iman Kristiani dari gereja-gereja Barat.

B. Roh Kudus Bekerja


Alkitab mencatat beberapa pekerjaan Roh Kudus berkenaan dengan manusia dan
khususnya- orang-orang percaya. Kehadiran Roh Allah dalam penciptaan bumi (Kej. 1:2 dan
penciptaan manusia (Kejadian. 2:7) menegaskan keterikatan yang tidak terpisahkan antara alam
VHPHVWD GDQ PDQXVLD GHQJDQ 3HQFLSWDQ\D $\XE PHQ\DGDUL NHEHQDUDQ LWX NDWDQ\D´ 5RK
$OODK

51
WHODK PHPEXDW DNX GDQ QDIDV <DQJ 0DKDNXDVD PHPEXDW DNX KLGXS´ ($\ ) 3HQJNKRWEDK
EHUNDWD´ GDQ GHEX NHPEDOL PHQMDGL WDQDK Veperti semula dan roh kembali kepada Allah yang
mengaruniakannya." (Pekhotbah. 12:7). Segala keberadaan alam semesta maupun manusia terletak
di bawah kedaulatan dan kuasa absolut Allah Sang Pencipta. Sinclair B. Ferguson dalam bukunya
The Holy Spirit dengan tepat mengatakan, The Spirit of God is the executive of the powerful
presence of God in the governing of created order. Selain sebagai pelaksana dari penciptaan, Roh
.XGXV MXJD DGDODK µ6DQJ 3HQFLSWD NHPEDOL¶ (6SLULWXV UHFUHDWRU) 3HOD\DQDQ 5RK .XGXV
WLGak
terbatas hanya berkaitan pemberianpemberian karunia yang berkenaan dengan pendirian dan
pembangunan umat Allah.
Pekerjaan-pekerjaan-Nya juga berkenaan dengan karakter ilahi-1\D \DLWXµNHNXGXVDQ
Kekudusan umat Allah menjadi salahsatu perhatian utama pelayanan Roh Kudus. Ia
menginsafkan dunia akan dosa, penghakiman dan kebenaran (Yohanes 16:8), melahirbarukan
manusia (Yohanes. 3:1-8), memimpin manusia ke dalam seluruh kebenaran (Yohanes 16:13),
memberikan orang-orang percaya buah Roh yaitu karakter dan nilai-nilai moral spiritual yang ilahi
(Galatia 5:22-23). Jauh sebelum para penulis Perjanjian Baru menegaskan tentang pengudusan
dan kelahiran baru orang-orang percaya oleh Roh Kudus, Umat Allah di masa Perjanjian Lama
telah memahami hal tersebut. Daud menyadari bahwa relasinya dengan Roh Allah yang kudus
terancam karena kejatuhannya ke dalam dosa. Oleh karena itu berseru memohon agar jiwanya
diperbaharui dan ditahirkan oleh Roh Allah dan memperoleh pengampunan dari Allah (Mazmur
51).
Pekerjaan Roh Kudus yang aktif dalam penciptaan, penciptaan kembali dengan
melahirbarukan, serta menguduskan umat Allah, agar mereka mendapat bagian dalam Kerajaan
Allah (Yoh. 3:1-8) dan menjadi pemberita-pemberian Injil Kerajaan Allah. Hal ini menjadi jelas
pada saat peristiwa Pentakosta -Roh Kudus turun ke atas para rasul (Kis. 2). Setelah peristiwa
tersebut, Roh Kudus memimpin dan memberi karunia dan kuasa yang besar kepada para rasul
untuk memberitakan Injil Kerajaan Allah. Hal ini dapat dibandingkan dengan pekerjaan Roh
Kudus dalam hidup dan pelayanan Yesus seperti yang dicatat oleh Lukas di dalam Injilnya.
Sebagaimana Roh Kudus bekerja dalam hidup dan pelayanan Yesus yang diutus oleh Bapa-Nya
untuk memberitakan Injil Kerajaan Allah (Lukas. 4:43), demikian juga Roh Kudus bekerja dalam
hidup orang-orang percaya agar mereka dapat diutus oleh Kristus ke dalam dunia untuk
memberitakan Injil Kerajaan Allah (Yohanes. 17:18). Dalam hal tersebut, pekerjaan Roh Kudus

52
\DQJ DNWLI GDODP ³SHQFLSWDDQ-penciptaan kembalimenguduskan-PHPEHULNDQ VHJDOD NDUXQLD 5RK´
agar orang-orang percaya. Segala perkataan Allah yang ditulis di dalam Kitab Suci adalah oleh
karena dorongan Roh Kudus , maka para penulis Kitab Suci itu berbicara atas nama Allah (2
Petrus. 1:21). Roh Kudus memuliakan Kristus, sebab Ia memberitakan kepada orang-orang
percaya apa yang diterima-Nya dari Kristus (Yohanes. 16:14).
Firman Allah, yaitu Injil Kerajaan Allah yang diberitakan oleh para Rasul dan orang-orang
percaya sebagaimana yang diberitakan juga oleh Kristus adalah perkataan Kristus yang
dinyatakan oleh Roh Kudus kepada orang-orang percaya untuk diberitakan kepada dunia ini
(Lukas. 4:43; Kisah Para Rasul. 1:2-3, 28:31). Maksud tujuan pekerjaan Roh Kudus adalah
memuliakan Kristus yang mengutus Dia, dengan menyatakan apa yang dinyatakan oleh Kristus
kepada-Nya (Yohanes. 16:13-14). Kristus memuliakan Bapa dengan menyatakan apa yang
dinyatakan oleh Bapa-Nya kepada-Nya. Makanan-Nya adalah melakukan kehendak Bapa-Nya
yang mengutus Dia (Yohanes. 4:34). Ia mengatakan apa diperintakan Bapa-Nya apa yang harus Ia
katakan dan harus Ia sampaikan (Yohanes. 12:49) dan Bapa memuliakan Kristus (Yohanes.
12:28, 16:14).
Dalam Perjanjian Lama, Allah memilih para perajin untuk membuat tabut perjanjian dan
memenuhi mereka dengan Roh-Nya untuk memberikan mereka hikmat, kecakapan dan pengetahuan
(Keluaran. 31:1-5; 35:30-35). Dalam Perjanjian Baru, pekerja-pekerja gereja dipanggil untuk
membangun bait rohani (1 Petrus. 2:4-5). Begitu juga, mereka perlu dipenuhi dengan Roh Kudus, untuk
dikenal baik dan mempunyai hikmat dan iman (Kisah. 6:2-5). Tuhan Yesus menyuruh murid-murid-
Nya menunggu di Yerusalem untuk dikenakan dengan kuasa dari tempat tinggi, sebelum pergi untuk
bersaksi bagi Dia (Lukas. 24:49; Kisah Para Rasul. 1:4-5, 8). Gereja mula-mula dipimpin sepenuhnya
oleh Roh Kudus. Setiap peran, termasuk pekerja-pekerja yang bertanggungjawab untuk mengawasi
administrasi.
Roh Kudus menyatakan kepada manusia hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah, dan
berkata-kata tentang karunia Allah dengan perkataan yang bukan diajarkan oleh hikmat manusia,
yang merupakan kebodohan bagi manusia duniawi. Roh Kudus menjelaskan penyataan-Nya, yaitu
memberikan kuasa untuk mengerti, mengetahui dan menerima pengajaran yang diajarkan-
Nya. Roh Kudus ialah pemberi ilham untuk Firman Allah yang dituliskan, dan Rph Kudus juga
yang menulis dan menegaskan Firman. Ketika seseorang dibukakan mata rohaninya maka dapat

53
mengerti akan kebenaran-keberan yang tersembunyi yang selama ini ia tidak tahu. Roh Kudus
yang membuka akan mata hatinya untuk dapat mengerti tentang kebenaran Firman Allah.
Ketika manusia berada dalam pimpinan Roh Kudus maka ia akan dibuka pikirannya
sehingga ia dapat mengerti akan apa yang dia tidak mengerti dahulu sebelum Roh Kudus yang
memimpin. Tanpa Roh Kudus tidak ada orang yang dapat mencapai kebenaran yang
sempurna tersebut. Seseorang tidak akan dapat mengetahui kebenaran dengan sesungguhnya
sebelum kebenaran itu diajarkan kepada orang itu oleh Roh Kudus.Seperti yang dijelaskan oleh
Yesus tentang penolong itu akan datang untuk mengajar dan mengingatkan akan apa yang telah
diajarkan oleh Yesus. Dalam Yohanes 14:16-17 dikatakan, Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia
akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-
lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Roh Kudus sendiri dikatakan sebagai Roh Kebenaran, maka Ia
akan membawa orang yang telah percaya kepada Kebenaran yang benar. Bukan hanya dapat
menyatakan kebenaran tersebut untuk manusia tetapi Roh Kudus juga turut membenarkan dan
membangunn orang-orang yang sudah percaya kepada Kristus.
Roh kudus membangun jemaat yang ada bukan hanya dengan karunia Roh yang ada tetapi
oleh kuasa-Nya yang bekerja lewat pribadi masing-masing.Roh Kudus masih membangun Tubuh
Kristus dengan cara memanggil suatu kaum bagi nama Kristus. Maksud Allah bagi jemaat
bukannya untuk mengkristenkan segenap dunnia, melainkan untuk mengabarkan Injil kepada
segenap dunia serta memilih satu kaum bagi Kristus yang menjadi milik-Nya, yang terdiri dari
segala bangsa di dunia ini. Sesudah kebangkitan-Nya, Tuhan Yesus menerangkan kepada murid-
murid-Nya bahwa Allah tidak bermaksud supaya mereka mengetahui segala masa dan ketika yang
ditetapkan olehNya, melainkan supaya mereka mengerjakan tugas yang diserahkan kepada
mereka, yaitu bersaksi. Dan kalau mereka hendak melakukan tugas itu dengan sebaik-baiknya
hasruslah mereka menantikan Roh Kudus yang telah dijanjikan. Roh Kudus memberikan kekuatan
untuk jemaat dapat membangun diri mereka agar lebih bertumbuh. Roh Kudus juga berfungsi
sebagai penolong mereka untuk dapat melakukan semua perkara yang Tuhan telah perintahkan
kepada mereka.
Kepenuhan Roh Kudus menolong kita, secara individual, untuk mengalahkan dosa. Dosa
adalah kuasa yang sangat kuat dan mengikat, sehingga hanya kuasa Allah yang dapat menolong
kita mengalahkannya. Paulus mengajarkan, bahwa begitu kita ada dalam Kristus Yesus, kita tidak
boleh lagi berjalan menurut daging, tetapi menurut Roh Kudus. Ini berarti dipenuhi Roh Kudus

54
dan mengizinkan-1\D PHQJDUDKNDQ KLGXS NLWD 3DXOXV EHUNDWD ³-DGL VLDSD \DQJ DGD GL GDODP
Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya \DQJ EDUX VXGDK GDWDQJ´
(2 Korintus. 5:17). Apabila hidup kita dipenuhi Roh Kudus, kita kehilangan sifat kita yang lama,
dan mulai menunjukkan sifat yang baru, yang ditunjukkan dalam kebenaran dan kekudusan sejati
(Efesus. 4:24).

C. Peran Roh Kudus

Roh Kudus adalah satu pribadi yang memimpin semua orang yang telah percaya kepada
Yesus. Peran Roh Kudus sangat sentral dalam diri orang percaya maupun gereja. Telah dibahas
di bab-bab sebelumnya peran Roh Kudus di dalam orang percaya dan gereja. Dalam masa
sekarang pertumbuhan gereja bisa dikatakan berkembang pesat. Berkembangnya gereja
kharismatik membuat pertumbuhan gereja semakin subur. Dengan berkembangnya doktrin
karunia-karunia Roh dan hidup dipimpin Roh membuat jemaat di gereja ini semangat untuk
melayani dann memberitakan Injil. Tidak dipungkiri bahwa peran Roh Kudus dalam hidup
mereka sebagai alasan mereka untuk bertumbuh.
Gereja-gereja Kharismatik yang mengedepankan karunia Roh terutama karunia bahasa Roh
sangat bersemangat dalam mengembangkan pertumbuhan gereja. Namun tidak bisa dikatakan
bahwa karunia Roh hanya ada pada gereja kharismatik. Dalam gereja-gereja tradisional lebih
mengepankan tentang pengajaran. Perbedaan ini seharusnya tidak membuat terpecahnya dan
membuat pembedaan dalam pengajaran dan yang lebih rohani siapa. Seharusnya mereka-mereka
yang menyebut dirinya Kristen baik dari orang Kharismatik maupun yang tradisional dapat
menjaga kesatuan dalam gereja.
Wadah yang dapat digunakan dalam hal ini adalah oikumene, yaitu persekutuan antar gereja.
Dalam wadah ini kesatuan dan saling menerima dapat terjadi. Yang tersisa hanya nama saja dan
cara ibadah yang berbeda. Karena dari hal ini tidak ada pengaruh dari Kharismatik maupun yang
gereja tradisional yang terpenting adalah kesatua untuk kemajuan tubuh Kristus di berbagai
tempat.m
Roh Kudus adalah pelaksana pelayanan, menguasakan orang percaya untuk bersaksi dan
melayani. Karya ini berkaitan dengan baptisan atau kepenuhan Roh. Ketika kita dibaptis dalam
Roh Kudus, kita menerima kuasa untuk bersaksi bagi Kristus dan bekerja dengan efektif dalam
gereja dan di hadapan dunia (Kis 1:8). Kita menerima pengurapan ilahi yang sama yang turun atas
Yesus (Yoh 1:32-33) dan para rasul (Kis 2:4; lih. Kis 1:5), yang menyanggupkan kita untuk

55
memberitakan Firman Allah (Kis 1:8; 4:31) dan mengadakan mukjizat (Kis 2:43; 3:2-8; Kis 5:15;
6:8; 10:38). Allah bermaksud agar semua orang percaya mengalami baptisan di dalam Roh Kudus
sepanjang zaman ini (Kis 2:39). Dalam bidang pelayanan, Roh Kudus memberikan karunia-
karunia rohani kepada setiap anggota jemaat untuk membangun dan menguatkan gereja (1Kor
12:1- 14:40). Karunia-karunia ini merupakan perwujudan dari Roh melalui individu yang
dengannya kehadiran, kasih, dan kebenaran Kristus dinyatakan kepada persekutuan orang percaya
untuk kepentingan bersama (1Kor 12:7-11).
Roh Kudus menjadi pelaksana yang memasukkan orang percaya ke dalam tubuh Kristus
(1Kor 12:13), hidup di dalam gereja (1Kor 3:16), membangun gereja (Ef 2:22), mengilhami
penyembahannya (Fili 3:3), mengarahkan misinya (Kis 13:2,4), menetapkan pekerja- pekerjanya
(Kis 20:28), memberikan karunia kepada gereja (1Kor 12:1-11), mengurapi para pengkhotbahnya
(Kis 2:4; 1Kor 2:4), menjaga Injil (2Tim 1:14) dan memajukan kebenarannya (Yoh 16:8; 1Kor
3:16; 1Kor 6:18-20).
HUDQ 5RK .XGXV
3 \DQJ GLWXQMXNNDQ VHODPD SHQFLSWDDQ PDQXVLD .LWD PHPEDFD ³.HWLND
itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan mengembuskan napas hidup ke
GDODP KLGXQJQ\D GHPLNLDQODK PDQXVLD LWX PHQMDGL PDNKOXN \DQJ KLGXS´ (.HMDGLDn 2:7). Roh
Kuduslah yang sebenarnya membentuk Adam dan mengembuskan napas hidup ke dalam
KLGXQJQ\D %DJDLPDQD VD\D WDKX EDKZD LQLODK \DQJ VHEHQDUQ\D" $\XE PHQJDWDNDQ ³5RK
$OODK WHODK PHPEXDW DNX GDQ QDSDV <DQJ 0DKDNXDVD PHPEXDW DNX KLGXS´ 5RK .XGXs tidak
hanya membentuk dan meniupkan napas hidup ke dalam hidung Adam, Dia juga membentuk dan
PHQLXSNDQ QDSDV KLGXS NHSDGD $QGD GDQ VD\D 0D]PXU PHQJDWDNDQ ³6HEDE (QJNDXODK
yang membentuk buah pinggangku; menenun aku dalam kandungan ibuku. Bahkan, Roh Allah
PHPEHQWXN VHJDOD VHVXDWX \DQJ NLWD OLKDW VHEDE $PVDO EHUNDWD ³$OODK \DQJ EHVDU
PHPEHQWXN VHJDOD VHVXDWX«´ &LSWDDQ \DQJ NLWD OLKDW WHUZXMXG NDUHQD 5RK .XGXV
PHQMDGLNDQ
keinginan kreatif
Berbagai kegiatan Roh Kudus itu bersifat saling mendukung dan bukan bertentangan. Pada
saat yang bersamaan, segi-segi dari karya Roh Kudus itu saling berkaitan dan tidak dapat
dipisahkan. Kita tidak mungkin mengalami: a. Kepenuhan hidup baru di dalam Kristus. b.
Kebenaran sebagai cara hidup. c. Kuasa untuk bersaksi bagi Tuhan kita. d. Persekutuan di dalam
tubuh-Nya tanpa terlibat dalam kesemuanya ini. Misalnya, baptisan di dalam Roh Kudus tidak
dapat dipertahankan terlepas dari pekerjaan Roh yang menghasilkan kebenaran di dalam kita serta
menuntun kita kepada pengenalan akan dan komitmen kepada kebenaran Alkitab.

56
Peran Roh Kudus tidak hanya diperkenalkan sebagai jari Allah, namun juga tangan Allah,
dan lengan Allah. Alkitab mengatakan bahwa Allah melepaskan umat-1\D ³GHQJDQ WDQJDQ \DQJ
kuat dan lengan yang WHUDFXQJ (0D]PXU ) 0D]PXU PHQ\DWDNDQ ³-LND DNX PHOLKDW
langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-ELQWDQJ \DQJ .DXWHPSDWNDQ«´ .HEDQ\DNDQ RUDQJ
percaya tidak menyadari bahwa Roh Kuduslah yang sebenarnya menaruh bintang-bintang dan
planet-planet di angkasa; Dialah yang menyatakan seluruh ciptaan. Ingatlah, dalam Kejadian 1:2
NLWD EDFD ³«5RK $OODK PHOD\DQJ -OD\DQJ GL DWDV SHUPXNDDQ DLU´ 'LD VHGDQJ PHQXQJJX
SUDNDUVD
$OODK /DOX 6DQJ $QDN KDUXV PHPHULQWDK GHQJDQ EHUNDWD ³-DGLODK WHUDQJ´ NDUHQD <esus
adalah
LUPDQ )$OODK .HWLND ³MDGLODK WHUDQJ´ GLXFDSNDQ 6DQJ $QDN PHODNVDQDNDQ NHKHQGDN
$OODK GDQ
Roh Kudus menciptakan apa yang diucapkan.

57

Anda mungkin juga menyukai