Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 3

AGAMA KATOLIK

DIKERJAKAN OLEH :
NAMA : HERLINA
NIM : 050687769

UNIVERSITAS TERBUKA
JL. KARYA BHAKTI
TAHUN AJARAN 2023/2024
Keterlibatan Umat Katolik dalam kehidupan berpolitik :

Umat Katolik, sebagai bagian integral dari masyarakat, memiliki peran penting dalam
kehidupan berpolitik. Ajaran Katolik menekankan pentingnya partisipasi aktif umat dalam
kehidupan sosial dan politik, mendorong mereka untuk terlibat dalam proses pengambilan
keputusan. yang mempengaruhi kehidupan bersama.

Keterlibatan umat Katolik dalam kehidupan berpolitik bukanlah sekadar upaya untuk
meraih kekuasaan atau kepentingan pribadi, melainkan sebagai bentuk tanggung jawab moral
dan panggilan iman. Ajaran Katolik menegaskan bahwa umat memiliki kewajiban untuk
memperjuangkan keadilan, kesejahteraan umum, dan nilai-nilai kemanusiaan, dan politik
merupakan salah satu sarana untuk mewujudkannya. Bagaimana umat Katolik dapat terlibat
dalam kehidupan berpolitik? Ada banyak cara, diantaranya:

1. Memilih pemimpin yang berintegritas dan berkomitmen pada nilai-nilai keadilan,


solidaritas, dan kesejahteraan bersama.

2. Menjadi pengawas dan penyeimbang kekuatan politik, memastikan bahwa kebijakan dan
tindakan pemerintah sesuai dengan prinsip-prinsip moral dan etika.

3. Menyuarakan aspirasi masyarakat, khususnya kaum yang terpinggirkan dan miskin, dan
mendorong pemerintah untuk mengambil langkah-langkah nyata untuk mengatasi masalah-
masalah sosial.

4. Membangun dialog dan kerjasama dengan berbagai kelompok masyarakat sipil untuk
memperkuat demokrasi dan mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera.

5. Menggunakan hak suara dengan bijak dan bertanggung jawab, berdasarkan pada
pemahaman yang mendalam tentang kandidat dan program-program mereka.

Keterlibatan umat Katolik dalam kehidupan berpolitik tidaklah tanpa tantangan.


Seringkali, umat Katolik dihadapkan pada pilihan-pilihan yang sulit dan dilema moral.
Namun, dengan berpegang pada ajaran Katolik dan prinsip-prinsip keadilan, umat Katolik
dapat menjadi suara yang bersinar dan agen perubahan di tengah masyarakat.
Umat Katolik memiliki potensi besar untuk membawa nilai-nilai kristiani, seperti cinta kasih,
solidaritas, dan keadilan, ke dalam ranah politik. Dengan terlibat secara aktif dan
bertanggung jawab, umat Katolik dapat berkontribusi pada terciptanya masyarakat yang lebih
adil, damai, dan sejahtera.

Selama beberapa waktu terakhir ini, ada banyak berita tentang tingkah laku para
pemimpin politik, para penguasa ekonomi dan bahkan kaum agamawan serta
warga masyarakat yang beragama sering tidak menampilkan ciri-ciri manusia yang beriman
kepadaAllah. Padahal hampir seluruh warga Negara Republik Indonesia mengaku beriman
kepada Tuhan Allah. Sangat menyakitkan bahwa kegiatan ibadah dan telaah atas isi dan
makna Kitab suci berlangsung semarak, namun di sisi lain serentak pula praktek korupsi,
kekerasan dan eksploitasi alam di seluruh nusantara. Sungguh mengagetkan di seluruh
lembaga bahkan lembaga pendidikan dan keagamaan yang mengajarkan nilai-nilai
luhur, praktek ketidakjujuran bertumbuh subur. Berhadapan dengan persoalan ini para
uskup Waligereja Katolik yang bergabung dengan SAGKI (Sidang Agung Gereja
Katolik Indonesia) dalam refleksi bersamanya menemukan pokok-pokok keprihatinan
yang saat ini sedang melanda Bangsa Indonesia. Keprihatinan itu menuntut suatu
keterlibatan nyata dari warga negara Indonesia sendiri, secara khusus umat katolik.
Menanggapi tuntutan itu para uskup dalam Nota Pastoral Konferensi Wali Gereja
Indonesia (NP KWI) tahun 2004 menekankan habitus (watak) baru bangsa untuk
memperbaiki rusaknya keadaban publik.1 Dalam rangka itu umat katolik diajak untuk
mengenali panggilan dan tanggung jawabnya di dunia yakni mengusahakan
kesejahteraan umum. Konstitusi Pastoral Gaudium Et Spes, Art.

1. menyatakan, “Kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan orang-orang zaman


sekarang, terutama orang miskin dan siapa saja yang menderita, merupakan kegembiraan dan
harapan, duka dan kecemasan murid Kristus juga”.

2. Dokumen Konsili ini mengingatkan Gereja akan pentingnya keterlibatan umat katolik
dalam kehidupan sosial politik untuk menciptakan, mempertahankan dan memperbaiki
tata aturan dalam suatu masyarakat demi kebaikan dan kemajuan bersama. Karena
itu umat Katolik mesti melihat politik sebagai bagian dari dimensi terdalam
hidupnya demi perwujudan kasih Allah. Di mana ia secara aktif dan bebas berpartisipasi
dalam mewujudkan secara konkret usahanya untuk memajukan kesejahteraan umum.
Sejak dibaptis seorang katolik menjadi warga dua komunitas yakni komunitas insani
dan serentak komunitas gerejawi. Sebab seseorang lahir dalam dan sebagai warga masyarakat
tertentu dulu sebelum dibaptis menjadi warga Gereja. Hal ini berarti, setiap warga
Gereja adalah juga bahkan lebih dahulu menjadi warga masyarakat. Rahmat Sang
Penebus bagi perkembangan Gereja setempat di mana mereka berada. Nabi Yeremia
menulis, “Usahakanlah Kesejahteraan kota ke mana kamu dibuang, dan berdoalah untuk kota
itu kepada Tuhan, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu” (Yer. 29: 7).

Tugas ini mengambil bentuknya yang paling konkret dalam keterlibatan orang katolik
dalam kehidupan sosial politik. Keterlibatan orang katolik dalam kehidupan sosial
politik adalah kontribusi sekaligus tugas utama yang dapat dilaksanakan umat katolik dalam
hidup bermasyarakat dan berbangsa di tengah kecemasan dan harapan dunia. Dengan
semangat dasar ini tidak ada alasan bagi umat katolik untuk menyebut politik itu sebagai
sesuatu yang kotor, penuh dengan tantangan dan akal yang busuk tetapi sebagai usaha untuk
mewujudkan kesejahteraan umum (bonum commune). Di arena inilah tugas dan
panggilan Gereja, khususnya awam untuk menjadi garam dan terang dunia.

Anda mungkin juga menyukai