Anda di halaman 1dari 2

Panitia Pelaksana

ORIENTASI CINTA ALMAMATER XVII & ANALISA SOSIAL


PENGURUS BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA (BEM)
STAI DARUTTAQWA
SUCI-MANYAR-GRESIK 2016
Sekertariat :Jalan KH. Syfi’I No. 09 SuciManyar Gresik, Email :bemstaida13@gmail.comTlp: 085732187318,085730504522

Sering kita dengar, yang tak asing lagi dengan telinga kita. Banyak masyarakat yang
menyebutnya Mahasiswa. Dimana sebuah gelar yang mempunyai arti sangat luas dan tentunya
presepsi orang berbeda-beda mengenai makna Mahasiswa. Dalam makna umum mahasiswa
diartikan sebagai orang yang belajar di perguruan tinggi. Akan tetapi, beban dan tanggung jawab
tak lepas dengan nama Mahasiswa. Jadi, tanggung jawab mereka bukan hanya untuk dirinya
sendiri akan tetapi terhadap keluarga, masyarakat dan bangsa.

Seperti yang kita ketahui selama ini khazanah politik senantiasa menempatkan antara
agama dan Negara selalu berbeda-beda secara yuridis, padahal dalam kenyataannya agama selalu
hadir dalam ruang publik politik, sehingga memerlukan sebuah konstruksi baru tentang agama
dan Negara secara memadai. Dimana permasalahan tersebut butuh kajian yang matang untuk
menemukan solusi.

Pemisahan secara tegas antara agama dengan Negara hampir tidak dikenal dimanapun di
tingkat dunia, karena agama selalu hadir dalam Negara dan Negara berkepentingan dengan
agama. Dalam suatu masyarakat politik diamanapun tidak ada pembatasan yang jelas antara
agama dan Negara, wacana publik bukannya menuntut adanya dominasi politik terhadap agama
atau sebaliknya, melainkan menekankan peranan pemerintahan untuk mewujudkan hubungan
dan tanggungjawab yang mengikuti tuntunan nilai-nilai yang berlandaskan kehidupan spiritual.

Dapat dikatakan bahwa politik berbuah dari hasil pemikiran agama agar tercipta
kehidupan yang harmonis dan tentram dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini
disebabkan pertama oleh sikap dan keyakinan bahwa seluruh aktivitas manusia, tidak terkecuali
politik , harus dijiwai oleh ajaran-ajaran agama. Kedua, disebabkan oleh fakta bahwa kegiatan
manusia yang paling banyak membutuhkan legitimasi adalah bidang politik, dan hanya agamalah
yang dipercayai mampu memberikan legitimasi yang paling meyakinkan karena sifat dan
sumbernya yang transcendent.
Panitia Pelaksana
ORIENTASI CINTA ALMAMATER XVII & ANALISA SOSIAL
PENGURUS BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA (BEM)
STAI DARUTTAQWA
SUCI-MANYAR-GRESIK 2016
Sekertariat :Jalan KH. Syfi’I No. 09 SuciManyar Gresik, Email :bemstaida13@gmail.comTlp: 085732187318,085730504522

Agama secara hakiki berhubungan dengan politik. Kepercayaan agama dapat


mempengaruhi hukum, perbuatan yang oleh rakyat diaaggap dosa , seperti sodomi sering tidak
legal. Seringkali agamalah yang memeberi legitimasi kepada pemerintah. Agama sangat melekat
dalam kehidupan masyarakat, sehingga kehadirannya tidak mungkin tidak terasa di bidang
politik. Sedikit atau banyak sejumlah pemerintahan di seluruh dunia menggunakan agama untuk
member legitimasi pada kekuasaan politik.

Dalam kehidupan bernegara , bidang politik sangat diperlukan. Namun semua ilmu yang
berhubungan dengan politik tidak dapat dipisahkan dengan ilmu dan konsep agama yang telah
ada.pada agama ada suatu kalimat yang membuat dan merupakan konsep awal politik yaitu
“Allah memerintahkan kapada manusia untuk tidak mendekati perbuatan-perbuatan keji, baik
yang Nampak maupun yang tersembunyi(Q.6;151)”, Jadi Allah melarang perbuatan jelek ,
perbuatan jahat dan ketidakadilan.

Ini dapat diartikan bahwa semua ilmu politik merupakan bentuk nyata dara penggunaan
agama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sebagai contoh, dalam ilmu politik terdapat pemilihan pemimpinan berdasarkan


demokrasi, konsep itu didapat dari ilmu agama yang tidak menginginkan adanaya perpecahan
para pejabat yang akan menyengsarakan rakyat. Dan masih banyak lagi yang merupakan konsep
dalam agama yang diadaptasi serta dijadikan politik dalam berbangsa dan bernegara.

Anda mungkin juga menyukai