Anda di halaman 1dari 6

UTS PANCASILA

1. Pancasila adalah Ideologi Negara artinya Pancasila mengandung Nilai yang menjadi cita-
cita atau tujuan untuk diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat, jelaskan dalam bentuk
essay atau uraian!
Jawaban:
Sesuai dengan sila pertama pada Pancasila, nilai-nilai Pancasila yang dapat kita
amalkan dalam kehidupan bermasyarakat adalah dengan melaksanakan kegiatan
keagamaan dengan tanpa mengganggu kegiatan keagamaan lain. Dari sikap ini tentunya
diperlukan rasa toleransi yang tinggi dan juga saling menghormati antara sesama manusia.
Tak hanya itu, dalam sila kedua kita dapat mempraktikan dalam kehidupan
bermasyarakat dengan selalu perhatian dengan yang terjadi di sekitar kita. Menumbuhkan
sifat tenggang rasa dengan saling tolong menolong antar sesama manusia atau sesama
tetangga dalam ruang lingkup yang lebih kecil.
Selanjutnya sila yang berbunyi “Persatuan Indonesia.” Untuk mewujudkan persatuan
Indonesia, banyak hal yang harus Kita lakukan sebagai warga negara Indonesia yang baik.
Kita dapat memulainya dengan menjunjung tinggi kepentingan umum di atas kepentingan
pribadi. Hal ini dilakukan demi menjaga kedamaian dan keutuhan Indonesia.
Untuk kemudian sila keempat, dalam kehidupan bermasyarakat kita juga perlu
mengamalkan nilai Pancasila sila keempat ini. Dalam sila ini, kita ditekankan untuk
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari dengan melakukan saling menghargai
keputusan dan pendapat orang lain. Selain itu, melakukan musyawarah untuk mencapai
mufakat juga hal yang perlu dilakukan dalam menyelesaikan masalah yang melibatkan
kepentingan bersama.
Dapat berlaku adil juga tak kalah penting dalam kehidupan sehari-hari yang kita
jalani. Sikap ini sesuai dengan Sila kelima dalam Pancasila, yaitu “Keadilan Sosial bagi
Sekuruh Rakyat Indonesia.” berlaku adil banyak macammya, misalnya saja kita dapat
memahami apa saja hak dan kewajiban kita sebagai seorang individu dalam yang
memegang suatu peran dalam suatu komunitas. Misalnya saja dalam lingkungan rumah
peran yang dilakoni adalah sebagai Ketua RT, maka kita harus menjalankan kewajiban
sebagai ketua RT dengan tidak mengabaikan haknya.

3. Model pemerintahan atau sistem sosial yang bertumpu pada kepentingan rakyat ; dari, oleh
dan untuk rakyat adalah prinsip-prinsip Demokrasi, bagaimana saudara menjelaskan
tentang hal tersebut?
Jawaban:
Prinsip Demokrasi:
1) Negara Berdasarkan Konstitusi
Konstitusi atau Undang-Undang adalah suatu norma sistem Politik dan Hukum yang
dibuat oleh pemerintah secara tertulis. Konstitusi dijadikan landasan dalam
menjalankan negara dan berfungsi sebagai batasan kewenangan pemerintah serta dapat
memenuhi hak khalayak.
2) Peradilan Tidak Memihak dan Bebas
Pemerintah tidak boleh melakukan intervensi dalam proses peradilan karena sistem
pemerintahan demokrasi menganut peradilan bebas. Proses peradilan harus netral agar
dapat melihat permasalahan secara jenih sehingga menghasilkan keputusan yang adil
terhadap perkara yang ditangani.
3) Kebebasan Berpendapat dan Berserikat
Pemerintahan dengan sistem demokrasi, setiap warga negaranya dapat membentuk
organisasi/ berserikat dan memiliki hak menyampaikan pendapat. Namun pada
pelaksanaannya, penyampaian pendapat atau aspirasi harus dilakukan dengan bijak.
4) Adanya Pergantian Pemerintahan
Sesuai dengan pengertian demokrasi, pergantian pemerintahan dilakukan secara berkala
sehingga meminimalisir penyalahgunaan kekuasaan, korupsi, kolusi, dan juga
nepotisme. Proses pemilihan umum dilakukan secara jujur dan adil untuk memilih
pemimpin yang dapat diandalkan dalam menjalankan pemerintahan.
5) Kedudukan Rakyat Sama di Mata Hukum\
Dalam sistem pemerintahan demokrasi, penegakan hukum dilakukan dengan
memperhatikan keadilan dan kebenaran tanpa pandang bulu. Artinya, setiap warga
negara mempunyai kedudukan yang sama di dalam hukum dan pelaku pelanggar
hukum mendapat hukuman tegas sesuai pelanggarannya.
6) Adanya Jaminan Hak Asasi Manusia
Sesuai dengan makna demokrasi, perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM) menjadi hal
yang utama di dalam sistem demokrasi. Pemerintah dan segala insititusinya harus
menghormati dan menghargai HAM, dan melakukan tindakan tegas terhadap pelanggar
HAM.
7) Adanya Kebebasan Pers
Salah satu cara masyarakat menyampaikan aspirasinya ke pemerintah adalah melalui
pers. Pers memiliki kebebasan dalam menyampaikan kritik dan saran kepada
pemerintah dalam proses pembuatan kebijakan dalam sistem pemerintahan demokrasi.
Selain itu, pers juga dapat berfungsi sebagai media sosialisasi program-program
pemerintah kepada masyarakat. Dengan begitu maka komunikasi antara pemerintah dan
rakyat dapat terjalin dengan baik.

4. Secara konseptual, Indonesia tidak mengenal prinsip pemisahan antara Agama dan Negara
(sekularistik) tetapi tetap ada pemisahan antara urusan Agama dan urusan Negara, hal ini
dirumuskan dengan tujuan agar agama tidak dijadikan komoditi Politik oleh kepentingan
kekuasaan dan Negara, uraikan lebih jauh tentang hal tersebut!
Jawaban:
Dalam praktik kehidupan kenegaraan masa kini, hubungan antara agama dan negara
dapat diklasifikasikan ke dalam tiga bentuk, yakni integrated (penyatuan antara agama dan
negara), intersectional (persinggungan antara agama dan negara), dan sekularistik
(pemisahan antara agama dan negara.Bentuk hubungan antara agama dan negara di
negara-negara Barat dianggap sudah selesai dengan sekularismenya atau pemisahan antara
agama dan negara. Paham ini menurut The Encyclopedia of Religion adalah sebuah
ideologi, dimana para pendukungnya dengan sadar mengecam segala bentuk
supernaturalisme dan lembaga yang dikhususkan untuk itu, dengan mendukung prinsip-
prinsip non-agama atau anti-agama sebagai dasar bagi moralitas pribadi dan organisasi
sosial.
Pemisahan agama dan negara tersebut memerlukan proses yang disebut sekularisasi,
yang pengertiannya cukup bervariasi, termasuk pengertian yang sudah ditinjau kembali.
Menurut Peter L. Berger berarti “sebuah proses dimana sektor-sektor kehidupan dalam
masyarakat dan budaya dilepaskan dari dominasi lembaga-lembaga dan simbol-simbol
keagamaan”. Proses sekularisasi yang berimplikasi pada marjinalisasi agama ini bisa
berbeda antara satu negara dengan negara lainnya, yang terutama dipengaruhi oleh latar
belakang budaya dan sejarah masing-masing masyarakatnya. Negara-negara yang
mendasarkan diri pada sekularisme memang telah melakukan pemisahan ini, meski bentuk
pemisahan itu bervariasi. Penerapan sekularisme secara ketat terdapat di Perancis dan
Amerika Serikat, sementara di negara-negara Eropaselain Perancis penerapannya tidak
terlalu ketat, sehingga keterlibatan negara dalam urusan agama dalamhal-hal tertentu
masih sangat jelas, seperti hari libur agama yang dijadikan sebagai libur nasional,
pendidikan agama di sekolah, pendanaan negara untuk agama, keberadaan partai agama,
pajak gereja dan sebagainya.Bahkan sebagaimana dikatakan Alfred Stepan kini masih ada
sejumlah negara Eropa yang tetap mengakui secara resmi lembaga gereja (established
church) dalam kehidupan bernegara, seperti Inggris, Yunani dan negara-negara
Skandinavia (Norwegia, Denmark, Finlandia, dan Swedia).
Sekularisasi politik juga terjadi dalam konteks modernisasi politik di negara-negara
berkembang, termasuk di negera-negara Muslim. Dalam kaitan dengan halini Donald
Eugen Smith beberapa dekade lalu mengatakan, bahwa sebenarnya sekularisasi politik dan
pelibatan agama dalam politik ini berjalan secara simultan. Namun menurut dia,
sekularisasi ini betul-betul merupakan proses yang lebih mendasar, dan hal ini lambat laut
akan melenyapkan fenomena partai politik dan ideologi keagamaan. Sekularisasi politik
dalam hal-hal tertentu dan tingkat tertentu memang terjadi di negara-negara Muslim,
seperti pembentukan lembaga-lembaga negara modern sebagai perwujudan sistem
demokrasi yang menggantikan lembaga-lembaga negara berdasarkan keagamaan,
pembentukan partai-partai politik, penyelenggaraan pemilihan umum, dan sebagainya.
Bahkan proses sekularisasi secara terbatas juga terjadi di negara-negara agama (religious
states), yang mengintegrasikan agama dan negara seperti Arab Saudi dan Iran, dengan
melegislasi aturan-aturan operasional tertentu yang awalnya berasal dari negara-negara
Barat sekuler, seperti peraturan hukum tentang perdagangan internasional, imigrasi, dan
sebagainya.

5. Fungsi Konstitusi adalah sebagai dokumen Nasional dan alat untuk membentuk sistem
politik dan sistem hukum Negara, jelaskan dan kaitkan dengan sistem ketatanegaraan
Indonesia!
Jawaban:
Secara umum, fungsi konstitusi adalah memberikan batasan bagi penguasa negara
dalam menjalankan dan menyelenggarakan pemerintahan. Hal ini dilakukan untuk
menjamin hak-hak masyarakat dalam kehidupan bernegara. Berikut beberapa fungsi
konstitusi yang perlu dipahami:
o Membatasi kekuasan pemerintah agar tidak terjadi tindakan kesewenangan, sehingga
hak-hak warga negara dapat dilindungi dan dilaksanakan dengan baik.
o Konstitusi berfungsi sebagai piagam kelahiran suatu negara.
o Konstitusi berfungsi sebagai sumber hukum tertinggi.
o Konstitusi berfungsi sebagai alat yang membatasi kekuasaan.
o Konstitusi berfungsi sebagai identitas dan lambang nasional.
o Konstitusi berfungsi sebagai pelindung hak asasi manusia dan kebebasan warga suatu
negara.
Dari beberapa fungsi konstitusi tersebut, dapat dipahami bahwa konstitusi mempunyai
peranan penting dalam penyelenggaraan pemerintah di suatu negara. Bahwa konstitusi
menjadi suatu pedoman yang dapat membatasi hak penguasa agar tidak bertindak
sewenang-wenang dan fokus mengedepankan kepentingan rakyat demi kebaikan.
Dengan begitu, konstitusi menjadi alat yang dapat menyeimbangkan agar penyelenggaraan
pemerintahan suatu negara dalam berjalan dengan baik dan adil.

6. Hanya ada satu paket pemahaman mengenai HAM, bahwa nilai-nilai HAM berlaku sama
di mana pun dan kapan pun serta dapat diterapkan pada masyarakat yang mempunyai latar
belakang budaya dan sejarah yang berbeda, apa yang dapat saudara jelaskan tentang
Universalitas dalam kaitannya dengan HAM!
Jawaban:
HAM dengan paradigmanya yang begitu luas dan mendalam tidak hanya disajikan
sebagai diskursus yang bersifat deskriptif. Ia harus berani tanggap secara praktis, sebagai
anima rationa’ sesungguhnya yang memiliki tingkatan kesadaran yang tinggi akan krisis
yang terjadi.
Jika kita berbicara HAM, tentu masing-masing pribadi memiliki konsepsi tersendiri
akan hal tersebut. Mulai dari definisi umum, prasyarat, hingga permisalan. Semuanya
tidak terlepas dari imajinasi yang terbangun dari ciptaan pengalaman manusia. Secara
umum, ‘hak’ berasal dari kata Al Haqq, yang berarti ketetapan, dan ‘asasi’ yang artinya
dasar. Maka, secara terminologis HAM disimpulkan dengan hak yang melekat pada diri
setiap manusia sejak ia lahir. Hak ini bersifat kodrati. Ia akan terus bersemayam hingga ia
meninggal, tak tergantikan oleh apapun. Sederhananya, HAM itu ada karena kita adalah
manusia.
Miriam Budiharjo (1923-2007) menyatakan bahwa HAM bersifat universal. Artinya,
berlaku untuk seluruh manusia, tidak terlepas dari suku, ras, agama, gender, wilayah
tempat tinggal, dan sebagainya. HAM adalah asas kehidupan bersama dalam berfikir dan
berperilaku. Sangat tidak dibenarkan apabila subyek menganggap dirinya lebih unggul
dalam hal apapun, bahkan sampai pada titik mereduksi pengertian subyek menjadi obyek
layaknya benda mati. Relasi yang terbentuk akhirnya hanya sebatas subyek-obyek.
Analoginya, seperti manusia yang menggunakan mesin pembuat kopi. Mesin adalah obyek
yang digunakan untuk mencapai tujuan. Tidak ada kesadaran yang membuat benda itu bisa
melawan, ia akan mengikuti setiap perintah sampai ia rusak.
Relasi manusia yang humanis, hanya akan berarti apabila setiap konsepsi berbeda
ditujukan untuk tujuan kemanusiaan itu sendiri. Subyek yang saling memahami, kemudian
seorang tokoh eksistensialis bernama Jean Paul Sartre dalam bukunya Existensialism is
Humanism menyebut peristiwa ini sebagai ‘Relasi Intersubyektivitas’.
John Locke, seorang filosof awal renaisans, cukup terkenal dengan pandangan
liberalismenya yang menyentuh persoalan HAM.[1] Ia meletakkan dasar prinsipnya pada
konstitusi dan demokrasi. Menurutnya, manusia memiliki hak untuk hidup. Manusia
memiliki tubuhnya sendiri, sehingga tidak seorangpun dilahirkan untuk menjadi milik
orang lain. Hak ini tidak akan meredup, menghilang, atau direnggut oleh siapapun. Lebih
jauh lagi, ia menyatakan bahwa manusia memiliki hak atas hasil kerja kerasnya sendiri.
Setiap manusia berhak untuk menikmati hasil dari kekayaan alam yang dikerjakannya
sendiri. Kalau pun ia harus memilih memerkerjakan orang lain, hak alami tidak boleh nihil
untuk dijadikan sebuah landasan prinsipil.

Anda mungkin juga menyukai