Anda di halaman 1dari 8

Demokrasi Pancasila

Demokrasi Pancasila – Pengertian, Prinsip, Asas, Tujuan & Contoh – Sekarang ini jarang sekali
kita menemukan warga negara Indonesia menerapkan nilai-nilai Pancasila di dalam melakukan
aktifitas sehari-harinya. 70 tahun sudah Indonesia merdeka, apa itu yang disebut merdeka?.
Kita lihat saja kejadian-kejadian yang masih mengental dalam keseharian dilingkungan kita.
Misalnya masih saja terjadi konflik bernuansa agama, kekerasan, korupsi, kemiskinan, tawuran
anak sekolah bahkan tawuran antar suku. Dari masalah-masalah ini ada kesan yang dirasakan,
tetapi tidak terucap oleh rakyat banyak bahwa mereka tidak merasakan adanya Pancasila.

demokrasi-pancasila
Pancasila yang dalam keseluruhan konteks pembukaan UUD 1945, harus menjadi rujukan bagi
seluruh kalangan masyarakat. Karena Pancasila dirumuskan dari kesepakatan tokoh-tokoh yang
merumuskan Pancasila ini. Pancasila juga harus menjadi landasan yang kokoh dalam
pembentukan karakter bangsa. Di tengah kehidupan masyarakat yang pruralistik, baik dari segi
agama, kebudayaan, adat istiadat, dan etnis, peranan Pancasila mempunyai nilai-nilai
kebudayaan yang mampu mempersatukan kemajemukan tersebut.Jadi, Pancasila adalah harga
mati yang harus dilaksanakan oleh seluruh rakyat Indonesia. Dengan bentuk sosialisasi yang
benar, maka dasar pancasila akan terimplementasi dengan sempurna, sehingga dimasa depan
nanti mampu menciptakan bangsa yang berkarakter, berintegritas, bermanfaat dan mandiri
yang terbentuk dari peradaban sehat.

Pengertian Demokrasi Pancasila


Isitlah “demokrasi” berasal dari bahasa Yunani kuno yang diutarakan di Athena kuno pada abad
ke-5 SM.
Kata demokrasi berasal dari dua kata, yaitu “demos” yang artinya rakyat, dan “kratos” yang
artinya pemerintahan.
Sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat atau yang lebih dikenal sebagai
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
Menurut konsep demokrasi, kekuasaan menyiratkan arti politik dan pemerintahan, sedangkan
rakyat beserta warga masyarakat didefinisikan sebagai warga negara. Kenyataannya, baik dari
segi konsep maupun praktik, demos menyiratkan makna diskriminatif. Demos bukan untuk
rakyat keseluruhan, tetapi populus tertentu, yaitu mereka yang berdasarkan tradisi atau
kesepakatan formal memiliki hak preogratif dalam proses pengambilan/pembuatan keputusan
publik, wakil terpilih juga tidak mampu mewakili aspirasi yang memilihnya.

Demokrasi yang dianut di Indonesia adalah demokrasi berdasarkan Pancasila. Dalam demokrasi
Pancasila, sistem pengorganisasian negara dilakukan oleh rakyat sendiri atau dengan
persetujuan rakyat. Kebebasan individu tidak bersifat mutlak, tetapi harus diselaraskan dengan
tanggung jawab sosial. Keuniversalan cita-cita demokrasi dipadukan dengan cita-cita hidup
bangsa Indonesia yang dijiwai oleh semangat kekeluargaan, sehingga tidak ada dominasi
mayoritas atau minoritas.
Pengertian Demokrasi Pancasila Secara Umum
Demokrasi Pancasila adalah suatu sistem demokrasi yang berdasarkan pada asas kekeluargaan
dan gotong royong yang bertujuan untuk kesejahteraan rakyat, memiliki kandungan berupa
unsur-unsur kesadaran dalam bereligius, menjunjung tinggi kebenaran, budi pekerti luhur dan
kecintaan, berkesinambungan dan berkepribadian Indonesia.
Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi yang konstitusional berdasarkan mekanisme
kedaulatan rakyat disetiap penyelenggaraan negara dan penyelenggaraan pemerintahan
menurut konstitusi yaitu UUD 1945.

Pengertian Demokrasi Pancasila Menurut Para Ahli


Selain pengertian secara umum demokrasi pancasila terdapat pula pengertian menurut para
ahli yang mengemukakan pendapatnya untuk mendefinisikan pengertian demokrasi pancasila.
Macam-macam pengertian demokrasi pancasila ialah sebagai berikut:

Menurut Prof Dardji Darmo Diharjo


Menurutnya bahwa pengertian demokrasi pancasila ialah paham demokrasi yang bersumber
dari kepribadian dan falsafah hidup bangsa Indonesia, yang perwujudannya seperti dalam
ketentuan-ketentuan pembukaan UUD 1945.

Menurut GBHN Tahun 1978 Dan Tahun 1983


Menurut Garis Besar Haluan Negara Tahun 1978 dan Tahun 1983 yang menetapkan bahwa
pembangunan politik diarahkan untuk lebih memantapkan perwujudan demokrasi pancasila.
Dalam rangka memantapkan stabilitas politik dinamis serta pelaksanaan mekanisme pancasila,
maka diperlukan pemantapan kehidupan konsntitusional kehidupan demokrasi dan tegaknya
hukum.

Menurut Kansil
Pengertian demokrasi pancasila menurut hasil kansil ialah kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan, yang merupakan sila keempat
dari dasar Negara Pancasila seperti yang tercantum dalam alinea ke-4 pembukaan UUD 1945.

Menurut Prof Notonegoro


Menurutnya pengertian demokrasi pancasila ialah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan yang ber-ketuhanan YME yang
berkemanusiaan yang adil dan beradab yang mempersatukan Indonesia dan yang berkeadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Menurut Ensiklopedia Indonesia


Pengertian demokrasi pancasila bahwa pancasila meliputi bidang-bidang politik, sosial dan
ekonomi serta yang dalam penyelesaian masalah-masalah nasional yang berusaha sejauh
mungkin menempuh jalan permusyawaratan untuk mencapai mufakat.
Sejarah Perkembangan Demokrasi Pancasila di Indonesia
Perkembangan Demokrasi Pancasila Pada Masa Orde Baru.
Pada masa Orde Baru menerapkan demokrasi Pancasila untuk menegaskan bahwasanya model
demokrasi inilah yang sesungguhnya sesuai dengan ideologi negara Pancasila. Awal Orde Baru
memberi harapan baru pada rakyat, pembangunan disegala bidang melalui Pelita I,II,III,IV,V dan
berhasil menyelenggarakan PEMILU tahun 1971, 1977, 1982, 1982, 1987, 1992 dan 1997.
Namun demikian perjalanan demokrasi pada masa itu dianggap gagal, sebab :
Rotasi kekuasaan politik yang tertutup.
Rekrutmen politik yang tertutup.
Pemilu yang jauh dari semangat demokratis.
Pengakuan HAM yang terbatas.
Tumbuhnya KKN.
Sebab jatuhnya Orde Baru.
Hancurnya ekonomi nasional.
Terjadinya krisis politik.
TNI juga tidak bersedia menjadi alat kekuasaan Orde Baru.
Gelombang Demonstrasi yang menghebat menuntut Presiden Soeharto untuk turun jadi
Presiden.

Perkembangan Demokrasi Pancasila Pada Masa Reformasi.


Sejak runtuhnya Orde Baru yang bersamaan dengan lengsernya Presiden Soeharto, maka
Indonesia memasuki suasana kenegaraan yang baru, sebagai hasil dari kebijakan reformasi yang
dijalankan hampir semua aspek kehidupan masyarakat dan negara yang berlaku sebelumnya.
Kebijakan Reformasi ini berpuncak dengan diamandemennya UUD 1945 (bagian Batang
tubuhnya) karena dianggap sebagai sumber kegagalan tatanan kehidupan kenegaraan di era
Orde Baru.

Demokrasi yang diterapkan Negara kita pada era Reformasi ini adalah Demokrasi Pancasila,
namun berbeda dengan orde baru dan sedikit mirip dengan demokrasi Parlementer. Perbedaan
demokrasi Reformasi dengan demokrasi sebelumnya adalah :
Pemilu yang dilaksanakan jauh lebih demokratis dari yang sebelumnya.
Rotasi kekuasaan dilaksanakan dari mulai pemerintahan pusat sampai pada tingkat desa.
Pola rekruitmen politik untuk pengisian jabatan politik dilakukan secara terbuka.
Sebagian besar hak dasar bisa terjamin seperti adanya kebebasan menyatakan pendapat.
Asas-Asas Demokrasi Pancasila.
Demokrasi Pancasila memiliki 2 asas yang terbentuk yaitu :
Asas kerakyatan yaitu asas yang berdasar pada kesadaran terhadap kecintaan kepada rakyat,
nasib dan cita-cita rakyat, serta mempunyai sebuah jiwa kerakyatan atau dalam arti untuk
menghayati kesadaran bahwa semuanya senasib dan memiliki cita-cita yang sama dengan yang
lain.

Asas musyawarah untuk meraih mufakat, yaitu asas yang berdasar pada memperhatikan dan
sikap menghargai aspirasi dari seluruh rakyat yang berjumlah banyak dan melewati forum
permusyawaratan dalam rangka untuk pembahasan dalam menyatukan segala macam
pendapat yang keluar dan untuk mencapai mufakat yang dijalankan dengan adanya rasa kasih
sayang dan pengorbanan agar mendapatkan kebahagiaan bersama-sama.
Asas Demokrasi Pancasila

Nilai-Nilai Demokrasi Pancasila


Nilai-nilai moral yang terkandung dalam demokrasi pancasila antara lain yaitu:
Adanya rasa tanggung jawab terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Menjunjung tinggi kepada nilai-nilai kemanusiaan yang sesuai dengan harkat dan martabat
manusia.
Menjamin dan dapat mempersatukan bangsa.
Berguna untuk mewujudkan keadilan sosial.

Isi Pokok Demokrasi Pancasila.


Isi pokok demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut :
Pelaksanaan UUD 1945 dan penjabarannya dituangkan Batang Tubuh dan Penjelasan UUD
1945.

Menghargai dan melindungi HAM (Hak Asasi Manusia).


Pelaksanaan kehidupan ketatanegaraan berdasarkan dari kelembagaan.
Sebagai sendi dari hukum yang dijelaskan dalam UUD 1945, yaitu negara hukum yang
demokratif.

Ciri-Ciri Demokrasi Pancasila.


Ciri-ciri Demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut :
Pemerintah berjalan sesuai konstitusi.
Terdapat Pemilu secara berkesinambungan.

Adanya penghargaan atas Hak Asasi Manusia dan perlindungan untuk hak minoritas.
Merupakan kompetisi dari berbagai ide dan cara dalam menyelesaikan masalah.
Ide yang terbaik akan diterima ketimbang dari suara terbanyak.
Prinsip-Prinsip Demokrasi Pancasila.
Demokrasi Pancasila merupakan budaya demokrasi yang dengan karakteristik khas Indonesia
yang mengandung prinsip-prinsip. Prinsip-prinsip pokok demokrasi Pancasila adalah sebagai
berikut :

Perlindungan Hak Asasi Manusia.


Pengambilan keputusan berdasar musyawarah.
Badan peradilan merdeka yang berarti tidak terpengaruh akan kekuasaan pemerintah dan
kekuasaan lain. Misalnya Presiden, BPK, DPR atau yang lainnya.
Terdapat partai politik dan organisasi sosial yang berfungsi menyalurkan aspirasi rakyat.
Sebagai pelaksana dalam pemilihan umum.
Kedaulatan ada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD (Pasal 1 ayat 2 UUD 1945).
Keseimbangan antara hak dan kewajiban.
Pelaksanaa kebebasan yang bertanggung jawab secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, diri
sendiri, masyarakat, dan negara ataupun orang lain.
Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita Nasional.

Pemerintah menurut hukum, dijelaskan dalam UUD 1945 yang berbunyi :


Indonesia adalah negara berdasarkan hukum.
Pemerintah berdasarkan sistem konstitusi tidak bersifat absolutisme (kekuasaan tidak terbatas)
Kekuasaan tertinggi ada ditangan rakyat.

Pemerintah menurut hukum, dijalaskan dalam UUD 1945 yang berbunyi:


1. indonesia ialah negara berdasarkan hukum “rechtstaat dan tidak berdasarkan kekuasaan
belaka (machtstaat)”.
2. Pemerintah berdasar dari sistem konstitusi “hukum dasar” tidak bersifat absolutisme
“kekuasaan tidak terbatas”.
3. Kekuasaan yang tertinggi ada ditangan rakyat.

Fungsi Demokrasi Pancasila.


Demokrasi Pancasila memiliki banyak fungsi dalam pelaksanaannya terhadap negara Indonesia.
Macam-macam fungsi demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut
Menjamin keikutsertaan rakyat dalam kehidupan bernegara seperti ikut menyukseskan pemilu,
pembangunan, duduk dalam badan perwakilan/permusyawaratan.
Menjamin berdirinya negara Republik Indonesia.
Menjamin tetap tegaknya NKRI berdasar sistem konstitusional.
Menjamin adanya hubungan yang sama serasi dan seimbang mengenai lembaga negara.
Menjamin tetap tegaknya hukum yang berasal dari Pancasila.
Menjamin pemerintahan yang bertanggung jawab.
.
Sistem Pemerintahan Demokrasi Pancasila
Landasan formil dari Republik Indonesia ialah Pancasila, UUD 1945 serta Ketetapan-ketetapan
MPR. Sedangkan sistem pemerintahan demokrasi Pancasila menurut prinsip-prinsip yang
terkandung didalam Batang Tubuh UUD 1945 berdasarkan tujuh sendi pokok, yaitu sebagai
berikut :
Indonesia adalah Negara yang Berdasarkan Hukum.
Negara Indonesia berdasarkan hukum tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka. Hal ini
mengandung arti bahwa baik pemerintah maupun lembaga-lembaga negara lainnya dalam
melaksanakan tindakan apapun harus dilandasi oleh hukum dan tindakannya bagi rakyat harus
ada landasan hukumnya. Persamaan kedudukan dalam hukum bagi semua warga negara harus
tercermin di dalamnya.

Indonesia Menganut Sistem Konstitusional.


Pemerintah berdasarkan sistem konstitusional dan tidak bersifat absolutisme (kekuasaan yang
mutlah tidak terbatas). Sistem konstitusional ini lebih menegaskan bahwa pemerintah dalam
melaksanakan tugasnya dikendalikan atau dibatasi oleh ketentuan-ketentuan hukum lainnya
yang merupakan pokok konstitusional, seperti TAP MPR dan Undang-Undang.

Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).


MPR sebagai pemegang kekuasaan negara yang tertinggi seperti telah disebutkan dalam pasal 1
ayat 2 UUD 1945 pada halaman terdahulu, bahwa (kekuasaan negara tertinggi) ada ditangan
rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR. Dengan demikian, MPR adalah lembaga negara
tertinggi sebagai penjelmaan seluruh rakyat Indonesia.

Presiden.
Presiden adalah penyelenggaraan pemerintah yang tertinggi dibawah Majelis Permusyawaratan
Rakyat (MPR). Dibawah MPR Presiden adalah penyelenggara pemerintah negara tertinggi.
Presiden selain diangkat oleh MPR juga harus tunduk dan bertanggung jawab kepada MPR.
Presiden adalah Mandataris MPR yang wajib menjalankan putusan-putusan MPR.

Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).


Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi DPR mengawasi pelaksanaan mandat
yang dipegang oleh Presiden dan DPR harus saling bekerja sama dalam pembentukan undang-
undang termasuk APBN. Untuk mengesahkan undang-undang Presiden harus mendapat
persetujuan dari DPR.

Menteri Negara.
Menteri Negara adalah pembantu Presiden, Menteri Negara tidak bertanggung jawab kepada
DPR. Presiden memiliki wewenang untuk mengangkat dan memberhentikan menteri negara.
Menteri ini tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi kepada Presiden. Berdasarkan hal
tersebut, berarti sistem kabinet kita adalah kabinet kepresidenan/presidensil. Kedudukan
menteri negara bertanggung jawab kepada presiden, tetapi mereka bukan pegawai tinggi biasa.
Menteri ini menjalankan kekuasaan pemerintah dalam prakteknya berada dibawah koordinasi
presiden.

Kekuasaan Kepala Negara Tidak Tak Terbatas.


Kepala negara tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi ia bukan diklator, artinya kekuasaan
tidak tak terbatas. Ia harus memperhatikan sungguh-sungguh suara DPR. Kedudukan DPR kuat
karena tidak dapat dibubarkan oleh Presiden dan semua anggota DPR merangkap menjadi
anggota MPR. DPR sejajar dengan Presiden.

Implementasi Demokrasi Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa.


Pancasila sebagai dasar negara dan landasan idiil bangsa Indonesia, dewasa ini dalam zaman
reformasi telah menyelamatkan bangsa Indonesia dari ancaman disintegrasi selama lebih dari
50 tahun. Namun sebaliknya sakralisasi dan penggunaan berlebihan dari ideologi negara dalam
format politik orde baru banyak menuai kritik dan protes terhadap Pancasila.

Pada zaman reformasi saat ini pengimplementasikan Pancasila sangat dibutuhkan oleh
masyarakat. Karena didalam Pancasila terkandung nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang sesuai
dengan kepribadian bangsa. Selain itu, kini zaman globalisasi begitu cepat menjangkit negara-
negara diseluruh dunia termasuk Indonesia. Gelombang demokrasi, Hak Asasi Manusia, neo-
liberalisme, serta neo-konservatisme dan globalisme bahkan telah memasuki cara pandang
masyarakat Indonesia.

Hal demikian bisa meminggirkan sistem nilai dan idealisme baru yang bertentangan dengan
kepribadian bangsa. Adapun pengimplementasian tersebut dirinci dalam berbagai macam
bidang, yaitu :

Implementasi Pancasila dalam bidang Politik.


Pembangunan dan pengembangan bidang politik harus mendasar pada dasar ontologis
manusia. Hal ini didasarkan pada kenyataan objektif bahwa manusia adalah sebagi subjek
Negara, oleh karena itu kehidupan politik harus benar-benar merealisasikan tujuan demi harkat
dan martabat manusia.

Pengembangan politik negara terutama dalam proses reformasi dewasa ini harus mendasar
pada moralitas sebagimana tertuang dalam sila-sila Pancasila dan esensinya, sehingga praktek-
praktek politik yang menghalalkan segala cara harus segera diakhiri.

Implementasi Pancasila dalam bidang Ekonomi.


Di dalam ilmu ekonomi terdapat istilah yang kuat yang menang, sehingga lazimnya
pengembangan ekonomi mengarah pada persaingan bebas dan jarang mementingkan moralitas
kemanusiaan. Hal ini tidak sesuai dengan Pancasila tertuju kepada ekonomi kerakyatan yang
mendasar pada tujuan demi kesejahteraan rakyat secara luas (Mubyarto, 1999).
Pengembangan ekonomi bukan hanya mengejar pertumbuhan saja melainkan demi
kemanusiaan, demi kesejahteraan seluruh masyarakat. Maka sistem ekonomi Indonesia
mendasar atas kekeluargaan seluruh bangsa.
Implementasi Pancasila dalam bidang Sosial Budaya.
Dalam pembangunan dan pengembangan aspek sosial budaya hendaknya didasarkan atas
sistem nilai yang sesuai dengan nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh masyarakat tersebut.
Terutama dalam rangka bangsa Indonesia melakukan reformasi di segala bidang dewasa ini.
Sebagai anti-klimaks proses reformasi dewasa ini sering kita saksikan adanya stagnasi nilai sosial
budaya dalam masyarakat sehingga tidak mengherankan jika diberbagai wilayah Indonesia saat
ini terjadi berbagai gejolak yang sangat memprihatinkan antara lain amuk massa yang
cenderung anarkis, bentrok antara kelompok masyarakat saty dengan yang lainnya yang
muaranya adalah masalah politik.

Oleh karena itu dalam pengembangan sosial budaya pada masa reformasi ini kita harus
menjunjung nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia sebagai dasar nilai yaitu nilai Pancasila.
Dalam prinsip etika Pancasila pada hakikatnya bersifat kemanusiaan., artinya nilai-nilai
Pancasila mendasar pada nilai yang bersumber pada harkat dan martabat manusia sebagi
makhluk yang berbudaya.

Implementasi Pancasila dalam bidang Pertahanan dan Keamanan.


Negara pada hakikatnya adalah merupakan suatu masyarakat hukum. Demi tegaknya hak-hak
warga negara maka diperlukan peraturan perundang-undangan negara, baik dalam rangka
mengatur ketertiban warga maupun dalam rangka melindungi hak-hak warganya.

Karena Pancasila sebagai dasar Negara dan mendasar diri pada hakikat nilai kemanusiaan
monopluralis maka pertahanan dan keamanan negara harus dikembalikan pada tercapainya
harkat dan martabat manusia sebagai pendukung pokok negara, dasar-dasar kemanusiaan yang
beradab merupakan basis moralitas pertahanan dan keamanan negara.

Oleh karena itu pertahanan dan keamanan negara harus mengimplementasikan nilai-nilai yang
terkandung dalam sila-sila Pancasila. Dan akhirnya agar benar-benar negara meletakkan pada
fungsi yang sebenarnya sebagai suatu negara hukum dan bukannya suatu negara yang
berdasarkan atas kekuasaan.

Anda mungkin juga menyukai