Anda di halaman 1dari 20

BAGAIMANA HAKIKAT, INSTRUMENTASI, DAN PRAKSIS

DEMOKRASI INDONESIA BERLANDASKAN PANCASILA DAN UUD


NRI 1945

Verianto Noventri ACF 118 014


Fitriani Wahidan ACF 118 017
Rinaldy Mahardika ACF 118 036
Beril Efrisia ACF 118 038
1. Hakikat Demokrasi Indonesia Yang
Berlandaskan Pancasila dan UUD NRI 1945

2. Instrumentasi Demokrasi Indonesia Yang


Berlandaskan Pancasila dan UUD NRI 1945

3. Praksis Demokrasi Indonesia Yang


Berlandaskan Pancasila dan UUD NRI 1945
HAKIKAT DEMOKRASI INDONESIA YANG
BERLANDASKAN PANCASILA DAN UUD NRI 1945

Secara etimologis, demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu demos

yang berarti rakyat dan cratos atau cratein yang berarti pemerintahan atau

kekuasaan. Jadi, demos-cratein atau demos-cratos berarti pemerintahan

rakyat atau kekuasaan rakyat.

Secara umum demokrasi adalah sistem pemerintahan yang bersumber

dari falsafah hidup bangsa Indonesia dan kepribadian bangsa Indonesia.

Dari falsafah tersebut muncul dasar negara yang disebut Pancasila, yang

perwujudannya tertuang dalam Pembukaan UUD 1945.


Hakikat demokrasi adalah peran utama rakyat dalam
proses sosial politik, hal ini sesuai dengan tiga pilar
penegak demokrasi, yaitu :

• Pemerintahan dari rakyat (government of the people)

• Pemerintahan oleh rakyat (gevernment by the people)

• Pemerintahan untuk rakyat (government for the


people)
INSTRUMENTASI DEMOKRASI INDONESIA YANG
BERLANDASKAN PANCASILA DAN UUD NRI 1945

Untuk memahami dinamika dan tantangan


demokrasi, diperlukan membandingkan aturan
dasar dalam naskah asli UUD 1945 dan
bagaimana perubahannya berkaitan dengan
MPR, DPR, dan DPD.
Majelis Permusyawaratan Rakyat

Perubahan UUD 1945 dilakukan terhadap Pasal 2 Ayat


(1), yakni mengenai susunan keanggotaan MPR. Pasal 2
Ayat (2) dan Ayat (3) tetap tidak diubah.
Dewan Perwakilan Rakyat
Menurut ketentuan Pasal 20 A Ayat (1) UUD
1945 fungsi DPR ada tiga, yaitu :

• Fungsi Legislasi
• Fungsi Anggaran
• Fungsi Pengawasan
Dewan Perwakilan Daerah
Ketentuan mengenai Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
merupakan hal baru dalam UUD 1945. Ketentuan ini diatur
dalam bab tersendiri dan terdiri atas dua pasal, yaitu Pasal 22
C dengan 4 ayat dan Pasal 22 D dengan 4 ayat.
Kehidupan demokrasi harus kita kembangkan karena perilaku
budaya politik demokrasi yang perlu kita kembangkan dalam
kehidupan sehari-hari antara lain menjunjung tinggi
persamaan, menjaga keseimbangan antara hak dan
kewajiban membudayakan sikap bijak dan adil, membiasakan
musyawarah mufakat dalam mengambil keputusan serta
mengutamakan persatuan dan kesatuan nasional.
PRAKSIS DEMOKRASI INDONESIA YANG
BERLANDASKAN PANCASILA DAN UUD NRI 1945

Praksis Demokrasi yaitu dimana Demokrasi menjadi sebuah


sistem yang terdapat sebuah aturan yang harus di taati,
apabila dalam sistem itu ada orang yang tidak mentaati aturan
yang sudah di tetapkan maka akan merusak sebuah demokrasi.
Jadi Praksis Demokrasi Indonesia Yang Berlandaskan
Pancasila dan UUD NRI 1945 sistem dimana aturan yang harus
ditaati berdasarkan pancasila dan UUD NRI 1945, dan apabila
tidak di taati akan menyebabkan kerusakan demokrasi di
Indonesia ini.
Jadi perwujudan nilai praksis ini memiliki penjabaran
nilai-nilai dasar Pancasila dan UUD 1945 yang
senantiasa berkembang, contohnya:

Sila 1 Pancasila
Nilai praksis dalam Pancasila, khususnya terdapat
dalam butir pertama ialah memberiakan pengakuan
atas ketaqwaan bahwa Bangsa indonesia ialah Negara
berketuhanan. Dalam bahasan ini mengisyaratkan
bahwa setiap hidup insan memerlukan kekuasaan
tuhan. Oleh karena itulah warga negara Indonesia
diwajibkan untuk memiliki keyakinan.
Sila 2 Pancasila

Penjebaran dalam makna nilai prakis ini seolah


memberikan pengakuan atas keberlakuan setiap
manusia yang sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk tuhan yang maha
esa, dalam koredor ini memberikan HAM (Hak
Asasi Manusia) menjadi prioritas yang paling
utama.
Sila 3 Pancasila
 
Contoh prilaku atas perwujutan dalam Sila 3
Pancasila ini mengindikasikan bahwa setiap
warga negara Indonesia senantiasanya sanggup
serta rela melakukan pengobanan untuk beragam
kepentingan negara dan bangsa apabila di
perlukan. Kondisi pengamalan dalam nilai
praksis kerap kali disebutkan sebagai penanaman
atas jiwa nasionalisme.
Sila 4 Pancasila
 
Pengamalan dalam nilai praksis Pancasila ke-4
ini mengindikasikan arti bahwa pengutamaan
kesimpulan atas musyawarah dan mufakat dalam
mengambil keputusan lebih di prioritaskan
dalam mewujudkan kedamaian bagi segenap
masyarakat.
Sila 5 Pancasila
 
Arti nilai praksis dalam sila kelima ini
mengindikasikan tentang 3 makna besar yang
ada, antara lain Mengembangkan munculnya
sikap adil, menjaga secara sungguh-sungguh
keseimbangan antar hak dan kewajiban warga
negara, serta memberikan penghormatan pada
orang lain.
KASUS

“Terkekangnya Media Pers Saat Era Orde Baru”


PENYEBAB

• Pers hanya berperan sebagai komunikator dari pemerintah ke


rakyat tidak dari rakyat ke pemerintah.

• Pers harus mendukung seluruh kebijakan pemerintah dan


mengomunikasinnya kepada rakyat. Dengan kata lain, pers
"memihak" pemerintah dan tunduk pada kekuasaan
pemerintah.

• Segala bentuk perlakuan di "dalam" unsur pemerintahan tidak


boleh disebarkan karena berkembangnya kediktatoran rezim
saat itu
DAMPAK NEGATIF

• Kekerasan Fisik pada wartawan kerap terjadi.

• Pers tidak menjalankan fungsinya yang sesungguhnya yaitu sebagai


pembangkit demokrasi dan sebagai pendukung dan pembela masyarakat.

• Pers seolah kehilangan fungsinya dan hanya menjadi sebuah industri.

• Tidak adanya politik yang terbuka dan demokratis, sehingga masyarakat


tidak dapat menyampaikan aspirasi atau pendapatnya

• Pers merasa terancam sehingga tidak berani menguak keburukan yang


dilakukan oleh para penguasa.
 
PENYELESAIAN MASALAH

Dalam hal ini hal yang paling dapat dilakukan


ialah bagaimana cara untuk mengamankan
hubungan antara pers-pemerintah-masyarakat-
pemilik modal, yaitu harus ada suatu siklus
kontrol dari masyarakat kepada pers, dari pers
kepada pemerintah dan dari pers kepada pemilik
modal.
Kemudian dalam masa pemerintahan ini upaya membangun demokrasi yang berlandaskan
Pancasila dan UUD 1945 dapat terwujud dalam tatanan Negara pemerintah Indonesia,
apabila delapan faktor ini dapat terwujud diantaranya :

-Keterbukaan sistem politik

-Budaya politik yang jujur dan baik

-Kepemimpinan politik yang berorientasi kerakyatan

-Rakyat yang terdidik, cerdas dan berkepedulian

-Partai politik yang tumbuh dari bawah

- Penghargaan terhadap hukum

- Masyarakat sipil yang tangggap dan bertanggung jawab

- Dukungan dari pihak asing dan pemihak dalam golongan


mayoritas
SEKIAN DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai