Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS POLITIK IDENTITAS DALAM

KONTESTASI PADA PROSES PEMILIHAN UMUM


DAERAH DI INDONESIA

KODE JURNAL : B

(ETNOGRAFI SISTEM SOSIAL MASYARAKAT TERKAIT


PERKEMBANGAN SOSIAL POLITIK INDONESIA)

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mengikuti Intermediate Training ( LK II )


Himpunan Mahasiswa Islam ( HMI ) Koordinator Komisariat Airlangga
Cabang Surabaya
Tahun 2022

Oleh :
Teti Mardiani

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM ( HMI )


CABANG KUNINGAN
1443 H/2022 M
ANALISIS POLITIK IDENTITAS DALAM
KONTESTASI PADA PROSES PEMILIHAN UMUM
DAERAH DI INDONESIA

Teti Mardiani
Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat FE Uniku Cabang Kuningan
Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Kabupaten/Kota

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis politisasi identitas dalam kompetisi


pada pemilu di Kabupaten/Kota. Politisasi identitas tersebut berupa mempolitisir
simbol-simbol agama dan etnis sebagai alat politiknya. Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif, bersifat deskriptif analisi, dari sumber data primer dan
sekunder, data dikumpulkan mengunakan riset kepustakaan (library research),
Adapun hasil dari penilitian ini adalah bahwa para kandidat yang ikut serta dalam
kontestansi politik pada pemilu berkemungkinan menang manakala memiliki tiga
modal utama yaitu modal sosial, modal politik dan modal ekonomi. Namun,
modal sosial yang dimiliki tersebut banyak disalahgunakan untuk menjatuhkan
lawan politiknya. Politisasi identitas agama dan etnis minoritas dianggap efektif
bagi para kandidat untuk memperoleh dukungan dari masyarakat beragama dan
etnis mayoritas. Praktik politisasi identitas senantiasa muncul pada tahun politik,
baik itu pada tingkat pemilihan kepala daerah bahkan pemilihan presiden.
Permasalahan praktik politisasi identitas pada pemilu di Kabupaten/Kota patut
dicermati, karena praktik tersebut berpotensi mengarah pada dampak yang
berlawanan dengan tujuan demokrasi dan menjurus pada perpecahan yang
menyebabkan terjadinya instabilitas politik dan disintegrasi bangsa. Untuk itu,
para kandidat yang terlibat dalam kontestasi politik pada pemilu hendaknya
memiliki kesadaran yang tinggi dan lebih mengutamakan persatuan dan kesatuan
bangsa dari daripada kepentingan politik sesaat.

Kata Kunci : Etnis, Politik, Pemilu


ABSTRACT

This study aims to analyze the politicization of identity in competition in the


district/city elections. The politicization of identity is in the form of politicizing
religious and ethnic symbols as political tools. This research is a qualitative
research, descriptive analysis, from primary and secondary data sources, data is
collected using library research. The results of this research are that candidates
who participate in political contestation in elections are likely to win when they
have three capitals. The main ones are social capital, political capital and
economic capital. However, the social capital that is owned is widely misused to
bring down political opponents. The politicization of minority religious and ethnic
identities is considered effective for candidates to gain support from the majority
religious and ethnic communities. The practice of politicizing identity always
appears in the political year, be it at the level of regional head elections and even
presidential elections. The problem of the practice of politicizing identity in
district/municipality elections deserves careful scrutiny, because this practice has
the potential to lead to impacts that are contrary to the goals of democracy and
lead to divisions that lead to political instability and national disintegration. For
this reason, candidates who are involved in political contestation in elections
should have a high awareness and prioritize the unity and integrity of the nation
rather than temporary political interests.

Keywords: Ethnicity, Politics, Election


KATA PENGANTAR
‫هللا َّالر ْح َم ِن َّالر ِح ْيم‬
ِ ‫ِب ْسـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ِـم‬
Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas berkat, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan jurnal

ini yang berjudul “Analisis Politik Identitas Dalam Kontestasi Pada Proses

Pemilihan Umum Daerah Di Indonesia”. Dalam proses penyelesaian jurnal ini

peneliti tidak mungkin dapat menyusun tanpa bantuan dari berbagai pihak, dengan

sepenuh hati membantu peneliti, baik bantuan materi maupun moril. Maka dari itu

peneliti ingin mengucapkan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada :

1. Pengurus HMI Cabang Kuningan yang sudah memberi arahan.

2. BPL HMI Cabang Kuningan yang membantu dalam pendalaman materi.

3. HMI Komisariat FE Uniku yang mendukung dalam rangka melanjutkan

jenjang training ini.

4. Para Alumni, senior yang membantu dari segi moril dan materil untuk

keberangkatan mengikuti jenjang training ini.

Akhir kata penulis mengharapkan saran dan masukan yang dapat

meningkatkan kualitas dalam penyempurnaan jurnal ini. Semoga jurnal ini dapat

bermanfaat dan dijadikan rujukan bacaan.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Kuningan, 21Juni 2022

Teti Mardiani
DAFTAR ISI

ABSTRAK..............................................................................................................1
ABSTRACT.............................................................................................................2
KATA PENGANTAR............................................................................................3
DAFTAR ISI...........................................................................................................5
A. PENDAHULUAN..............................................................................................1
1. Latar Belakang.....................................................................................................1
2. Rumusan Masalah................................................................................................2
3. Tujuan Penelitian.................................................................................................2
B. LANDASAN TEORI.........................................................................................3
Pengertian Politik Identitas......................................................................................3
C. METODE PENELITIAN.................................................................................3
D. HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................................................4
1. Kontestasi Politik pada Pemilihan Umum...........................................................4
2. Fenomena Politisasi Identitas pada Pemilu..........................................................4
3. Politisasi Identias dalam Kontestasi Politik pada Pemilu....................................5
4. Dampak Politisasi Identitas terhadap Integrasi Bangsa.......................................6
E. KESIMPULAN..................................................................................................8
A. PENDAHULUAN Salah satu karakteristik dari
1. Latar Belakang pemilu adalah adanya partisipasi dari
Pemilu diselenggarakan sebagai wujud warga negara dalam kehidupan politik.
dari pemenuhan hak-hak politik warga Partisipasi dapat beraneka ragam
negara yang dijamin oleh undang- bentuknya, mulai dari yang resmi
undang, yaitu adanya kebebasan bagi yaitu mengikuti jalur yang ditetapkan
setiap warga untuk menyatakan oleh pemerintah sampai kepada bentuk
pendapat dan berkumpul. Hal ini yang tidak resmi. Partisipasi politik
tertuang dalam UUD 1945 pasal 28 memiliki pengertian yang beragam.
yang berbunyi “Kemerdekaan Partisipasi politik merupakan
berserikat dan berkumpul keikutsertaan warga negara biasa
mengeluarkan pikiran dengan lisan dalam menentukan segala keputusan
dan tulisan dan sebagainya ditetapkan yang menyangkut atau mempengaruhi
dengan undang-undang”,1 dan juga hidupnya.4 Partisipasi politik yang
diatur secara jelas dalam Undang- merupakan wujud pengejawantahan
Undang Nomor 12 Tahun 2005 kedaulatan rakyat adalah suatu hal
mengenai jaminan hak-hak sipil dan yang sangat fundamental dalam proses
politik, di mana poin-poin hak yang demokrasi. Setiap warga dan
harus dilindungi oleh negara mengenai kelompok masyarakat dalam proses
hak berpendapat, hak berserikat, hak demokrasi memperoleh ruang untuk
memilih dan dipilih, hak sama turut berpartisipasi politik sebagai
dihadapan hukum dan pemerintahan, bentuk keikutsertaannya dalam
hak mendapatkan keadilan, dan lain- mempengaruhi proses pembuatan dan
lain.2 Sejak era reformasi, Indonesia pelaksanaan kebijaksaan umum dan
telah menyelenggarakan pemilu ikut dalam menentukan pemimpin
sebanyak lima kali yaitu pada tahun sebuah pemerintahan.5 Akan tetapi,
1999,2004, 2009, 2014 dan 2019.3 Hukum Undang-Undang No.7 Tahun 2019 Tentang
Pemilihan Umum Mengenai Badan Pengawas
1
‘Pasal 28 Tentang Hak Asasi Manusia’, Pub. L. Pemilu’, Diponegoro Law Journal 8, no. 1
No. UUD 1945 (n.d.), 28. (11 January 2020): 287,
2
‘Pengesahan International Covenant On Civil And https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/article/vi
Political Rights (Kovenan Internasional Tentang ew/25336.
4
Hak-Hak Sipil Dan Politik).’, Pub. L. No. Undang- Ramlan Surbakti Ramlan Surbakti, Memahami
Undang Nomor 12 Tahun 2005 Ilmu Politik (Jakarta: PT. Gramedia Widisarana
3
Fikri Zikri Ramdanu Cahya, Untung Sri Indonesia, 2007), 140.
5
Hardjanto, and Untung Dwi Hananto, ‘Politik Ramlan Surbakti, 114.

1
ruang yang diperoleh tersebut pelaku usaha dalam menjalankan
dipolitisasi oleh kelompok-kelompok bisnisnya. Selain itu, politisasi
atas dasar identitas dalam masyarakat. identitas pada pemilu juga berpotensi
Hal ini berpeluang melemahkan nilai- terjadinya perpecahan di tengah
nilai demokrasi itu sendiri dan masyarakat yang menyebabkan
menjurus pada perpecahan yang instabilitas politik dan disintegrasi
menyebabkan terjadinya instabilitas bangsa.
politik. 2. Rumusan Masalah
Etnis dan agama adalah bagian 1) Apa definisi dari politik identitas?
dari identitas yang seringkali menjadi 2) Bagaimana gambaran politik
alat atau dipolitisasi oleh sekelompok identitas di masyarakat dalam
orang untuk kepentingannya. kontestasi pada proses pemilihan
Sebagaimana ditegaskan oleh umum di Kabupaten/Kota.
Huntington, bahwa identitas-identitas 3) Apa dampak politik identitas di
primordial memang menjadi faktor masyarakat dalam kontestasi pada
utama dalam gesekan-gesekan antar proses pemilihan umum di
peradaban. Di Indonesia, sebuah Kabupaten/Kota.
negara yang menempatkan urusan 3. Tujuan Penelitian
agama sebagai bagian dari urusan Tujuan penelitian ini adalah untuk
negara, agama seringkali menjadi menganalisa politik identitas di
sumber kekuatan dalam melakukan masyarakat dalam kontestasi pada
tekanan-tekanan terhadap kelompok proses pemilihan umum di
berbeda.6 Kabupaten/Kota.
Politisasi identitas dengan
mobilisasi atau melibatkan gerakan- B. LANDASAN TEORI
gerakan massa akan mengganggu roda Pengertian Politik Identitas
perekonomian. Kondisi sosial politik Politisasi (politicization)
yang tidak stabil akan mengikis merupakan proses akuisisi kapital
kepercayaan investor dan menyulitkan politik oleh suatu kelompok, institusi,

6
atau kegiatan yang diarahkan untuk
Ibrahim, Dari Politik Identitas Ke Politik
Kewarganegaraan (Yogyakarta: Danadyaksa, mencapai kepentingan dalam
2013)

2
mencapai atau mempertahankan C. METODE PENELITIAN
kekuasaan.7 Sementara itu, yang Penelitian ini merupakan penelitian
dimaksud identitas sesuai dengan kualitatif. Penelitian kualitatif
pengertian yang berlaku dalam ilmu bermaksud untuk memahami
politik dan sosiologi, yakni kategori fenomena tentang apa yang dialami
sosial di mana orang-orang yang oleh subjek penelitian dan dengan cara
ditempatkan pada suatu kategori dejurnal dalam bentuk kata-kata dan
diasumsikan memiliki “identitas’ yang bahasa, pada suatu konteks khusus
sama. Identitas kemudian digunakan yang alamiah dan dengan
untuk mencapai kepentingan tertentu memanfaatkan berbagai metode
dari kelompok yang bersangkutan.8 ilmiah.10
Politik identitas artinya indentitas Metode pengumpulan data yang
dipolitisasi melalui pendekatan dan digunakan adalah riset kepustakaan
interprestasi secara ekstrim, yang (library research) yang bertujuan
bertujuan untuk mendapat dukungan untuk mengumpulkan data dan
dari orang-orang yang merasa“sama”, informasi dengan bantuan bermacam-
baik secara ras, etnis, agama, maupun macam material yang terdapat
elemen perekat lainnya. Akibatnya diruangan perpustakaan. Analisis data
ketika identitas- identitas yang muncul yang digunakan dalam penelitian ini
saling saling bertentangan satu sama adalah analisis kualitatif dengan cara
lain dan negara tidak bisa berfikir deduktif.11
mengatasinya, maka akan D. HASIL DAN PEMBAHASAN
menyebabkan konflik di masyarakat.9 1. Kontestasi Politik pada
Pemilihan Umum
Pemilu dilaksanakan secara
langsung dan diadakan setiap 5 tahun
7
A. Adediji A. Adediji, The Politicization of
Ethnicity as Source of Conflict: The Nigerian
Situation (Berlin: Springer VS, 2016), 116.
8
sekali12 merupakan agenda penting
P. J. Burke P. A. Thoits (Eds.), Introduction. In P.
10
J. Burke, T. Owens, R. T. Serpe, &, Advances Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif
in Identity Theory and Research (New York: Teori & Praktik (Jakarta: Bumi Aksara, 2013)
11
Plenum Publishers, 2003), 1. Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset
9
Nardi Maruapey, ‘Politik Identitas Boleh, Sosial (Bandung: Maju Mundur, 1990)
12
Politisasi Identitas Jangan’, n.d., Ni Nyoman Yesi Rismadani and Dewa Nyoman
https://terasmaluku.com/politik-identitas-boleh- Rai Asmara Putra, ‘Perlindungan Hukum Hak
politisasi-identitas-jangan-oleh-nardi- Politik Pekerja Migran Dalam Pemilu Ditinjau Dari
maruapeyaktivis-mahasiswa/. Perspektif Hak Asasi Manusia’, Kertha Negara :

3
yang di tunggu-tunggu oleh setiap sosial, (social capital) dan modal
warga. Karena merupakan suatu ekonomi (economical capital), ketiga
momentum untuk merubah tatanan modal ini dapat mempengaruhi
kehidupan kebangsaan dan daerah, seorang kandidat dalam memperoleh
dengan membuka kebebasan pada dukungan dari masyarakat. Semakin
setiap warga untuk ikut berpartisipasi besar akumulasi modal yang dimiliki
dalam proses pembangunan daerah. oleh seorang kandidat maka semakin
Partisipasi warga dalam pemilu tidak besar pula dukungan yang diperoleh.13
hanya dalam bentuk pemberian hak 2. Fenomena Politisasi Identitas
suara, melainkan adanya antusiasme pada Pemilu
warga yang mendaftarkan diri sebagai Femomena politisasi identitas dialami
kontestan dalam pemilu, baik sebagai oleh setiap negara, di Indonesia
calon anggota DPRD maupun sebagai politisasi identitas terkait dengan
kepala daerah. persoalan etnisitas, agama, ideologi
Mencermati prosedur dan proses dan kepentingan lokal yang diwakili
pemilu secara langsung, secara pada umumnya oleh para elit
metafora bisa digambarkan bahwa berdasarkan kepentingannya masing-
kontestasi pada pemilu ibarat balapan masing.14 Kubu-kubu pendukung
mobil. Para kandidat itu kandidat saling membentuk poros
berkemungkinan memenangkan untuk melawan satu sama lain melalui
pemilu manakala memiliki tiga identitas yang melekat pada karakter
kombinasi di dalam berkendaraan, personal kandidat yang kemudian
yakni adanya mobil yang baik, sopir diteruskan
yang piawai, dan bensin yang Pada komponen-komponen
memadai. Secara konseptual metafora pendukungnya.
itu terwujud dari tiga modal utama Nuansa identitas-aliran, Islam
yang dimiliki oleh para kandidat yang berhadapan dengan nasionalis sekuler,
akan mengikuti kontestasi di dalam
pemilu. Ketiga modal itu adalah modal 13
Kacung Marijan, Demokratisasi Di Daerah,
Pelajaran Dari Pilkada Secara Langsung (Surabaya:
politik (political capital), modal Pustaka Eureka, 2006)
14
Erman and Muchid Albintani, ‘Politik Identitas
dan Negara Bangsa di Riau’, Nakhoda: Jurnal
Journal Ilmu Hukum 7, no. 6 (24 June 2019) Ilmu Pemerintahan 17, no. 29 (2018

4
memenuhi diskursus rivalitas politik penguasa. Namun, mobilisasi massa
terutama di media sosial. Sepanjang yang berlangsung terus-menerus tentu
kampanye, berbagai kampanye hitam akan mengganggu stabilitas politik.
yang memojokkan lawan politik Konsentrasi massa di ruang-ruang
seringkali menyinggung karakteristik publik akan memicu gerakan-gerakan
agama dan etnis kandidat. Misalnya, tandingan, sehinggan friksi dan
tuduhan bahwa salah satu kandidat konflik sosial tidak terhindarkan lagi.
adalah seorang yang lahir dari 3. Politisasi Identias dalam
simpatisan PKI dan keturunan China Kontestasi Politik pada Pemilu
yang anti islam. Sementara kandidat Pelaksanaan pemilu ditandai
lainnya diidentikkan dengan sosok dengan menguatnya politisasi
militer diktator dan didukung oleh identitas. Isu-isu yang berkaitan
kelompok Islam radikal serta dengan etnis, agama, atau ideologi
intoleran. tertentu digunakan oleh sebagian elite
Mobilisasi massa dapat berjalan politisi untuk membangun citra negatif
dengan massif apabila mendapatkan lawan-lawan politiknya. Maraknya
dukungan luas dari masyarakat. Salah diskursus yang mengaitkan isu agama
satu kunci dukungan itu adalah apabila dan politik dalam pemilu serta
mampu menjadi kekuatan yang munculnya gelombang unjuk rasa
menampung atau merepresentasikan yang menyertai Pemilihan Gubernur
keluhan yang dirasakan secara luas Jakarta 2017 merupakan indikasi
oleh masyarakat. Karena itu, isu-isu menguatnya politisasi identitas.
yang sensitif, termasuk isu-isu Politisasi identitas tidak terlepas
identitas etnis dan keagamaan, dapat dari masih lemahnya institusionalisasi
dijadikan sebagai modal untuk meraih partai politik di daerah, sehingga
simpati dari masyarakat. Pada mendorong para politisi berkolaborasi
berbagai kesempatan, politisasi dengan aktoraktor civil society untuk
identitas dalam pemilu termanifestasi mereproduksi isu-isu identitas demi
pada upaya-upaya mobilisasi massa kepentingan pemilu. Salah satu faktor
untuk menunjukkan kekuatan jumlah lemahnya institusionalisasi partai
(the power of numbers) kepada politik, yakni personalisasi partai

5
politik oleh figur pemimpinnya yang di birokrasi, baik sebagai eksekutif
terhubung dengan jejaring basis massa maupun legislatif.
yang tidak jarang merepresentasikan 4. Dampak Politisasi Identitas
identitas tertentu.15 Hal tersebut terhadap Integrasi Bangsa
menjadikan politisasi identitas Politisasi identitas yang
semakin terfasilitasi dalam berbagai melibatkan gerakan-gerakan massa
ajang pemilu. akan mengganggu roda perekonomian.
Mencermati praktik politisasi Kondisi sosial politik yang tidak stabil
identitas yang terjadi di berbagai akan mengikis kepercayaan investor
Kabupasten/Kota ditandai dua hal. dan menyulitkan pelaku usaha dalam
Pertama, setiap aktor yang bertarung menjalankan bisnisnya. Pertentangan
dalam mengikuti pemilu dominan politik berdasarkan identitas pun dapat
memainkan modal mereka dari modal merusak modal sosial, sehingga
politik, modal sosial, dan modal menurunkan kapasitas masyarakat
ekonomi,. Namun demikian, modal dalam menghasilkan pencapaian-
yang paling berperan dalam kontestasi pencapaian terbaiknya.
politik adalah modal sosial dan modal Mobilisasi massa yang
politik serta didukung oleh modal berlangsung secara massif dapat
ekonomi. Modal sosial yang dimiliki menurunkan tingkat kepercayaan
aktor adalah jaringan dan relasi dalam investor untuk menanamkan
masyarakat yang diciptakan melalui modalnya. Kekacauan politik sama
jaringan dalam bentuk investasi sosial, artinya dengan ketidakpastian bagi
yakni sebagai aktivis dan syiar agama para pelaku usaha dan tentu dapat
sedangkan jaringan aktor dibangun mengakibatkan kerugian baik materi
melalui pimpinan partai politik, maupun materil. Ketika pemerintah
pengusaha dan elit politik. Modal membutuhkan investasi dari sektor
politik senantiasa didukung oleh swasta untuk menggulirkan program
kuatnya hubungan antara aktor dan pembangunan, terutama infrastruktur,
partai politik serta pengalaman aktor maka kekacauan akibat aksi-aksi
15
M. Buehler & P. Tan, ‘Party-Candidate massa akan menambah kesulitan
Relationships In Indonesian Local Politics: A Case
Study Of The 2005 Regional Elections In Gowa’ pemerintah dalam mencapai program-
(South Sulawesi Province, Indonesia, 2007)

6
program yang justru semestinya segera dan kepatuhan total pada konformitas
dimanfaatkan oleh masyarakat. kelompoknya.16
Karena upayanya yang bekerja di Namun, politik identitas bukan
ranah kesadaran dan emosi berarti tindakan yang selalu dianggap
masyarakat, politisasi identitas negatif atau berseberangan dengan
berpotensi mengganggu modal sosial demokrasi. Politisasi identitas berupa
dan lebih luas lagi dapat mengancam aksi-aksi kolektif juga merupakan
integrasi bangsa. Politik identitas pada jalan yang sah bagi kelompok-
dasarnya bersifat selfinterest, atau kelompok yang tersisih dari aspek
mengutamakan pencapaian sosial ekonomi dan politik untuk
kepentingan kelompoknya. meraih kepentingannya, ketika
Politisasi identitas berseberangan saluran-saluran institusional kurang
dengan semangat kesatuan karena tersedia untuk mereka. Karena itu,
terlalu menekankan keragaman. supaya kelompok-kelompok yang
Penekanan politisasi solidaritas marjinal harus diintegrasikan pada
kelompok yang spesifik dan identitas kelompok mainstream daripada terus
akan merusakkesatuan sosial politik, merayakan perbedaan. Perbedaan yang
memperparah pembelahan sosial yang didominasi politik identitas yang
pada akhirnya justru mengurangi sempit akan menghilangkan makna
peluang untuk mencapai tujuan nasionalisme. Karena itu, solusi yang
kelompok tersebut, tetapi hanya bisa ditempuh yaitu menekankan
diarahkan untuk meraih tujuan kembali identitas (re-identity) nilai-
segelintir elit. Kolaborasi partai politik nilai kebangsaan.
dengan kelompok-kelompok militan E. KESIMPULAN
dalam upaya memobilisasi suara justru Pemilu merupakan agenda
akan semakin memperparah keadaan. penting yang di tunggu-tunggu oleh
Kelompok-kelompok tersebut setiap warga. Karena merupakan suatu
cenderung menonjolkan perbedaan momentum bagi setiap warga untuk
dan menyediakan pedoman perilaku ikut berpartisipasi. Partisipasi warga
serta berupaya memonopoli kebenaran 16
Vertigans, S., Militant Islam: A Sociology of
Charcetristics, Causes and Consequences (United
Kingdom: Taylor & Francis, 2008)

7
dalam pemilu tidak hanya dalam yang berlawanan dengan tujuan
bentuk pemberian hak suara, demokrasi dan menjurus pada
melainkan warga dapat mendaftarkan perpecahan yang menyebabkan
diri sebagai kontestan dalam pemilu. terjadinya instabilitas politik dan
Para kandidat mengikuti kontestasi disintegrasi bangsa.
pada pemilu berkemungkinan menang
manakalah memiliki modal sosial dan DAFTAR PUSTAKA
modal politik serta didukung oleh A. Adediji. The Politicization of
modal ekonomi. Modal sosial yang Ethnicity as Source of Conflict:
dimiliki aktor adalah jaringan dan The Nigerian Situation. Berlin:
relasi dalam masyarakat yang Springer VS, 2016.
diciptakan melalui jaringan dalam B. Bozeman. Public Values and Public
bentuk investasi sosial, yakni sebagai Interest: Counterbalancing
aktivis dan syiar agama sedangkan Economic Individualism.
jaringan aktor dibangun melalui Washington: George
pimpinan partai politik, pengusaha dan Washington University Press,
elit politik. Modal sosial, politik dan 2007.
ekonomi yang dimiliki para kandidat Cahya, Fikri Zikri Ramdanu, Untung
digunakan dengan memunculkan isu- Sri Hardjanto, and Untung Dwi
isu agama dan etnis untuk Hananto. ‘Politik Hukum
menjatuhkan lawan politiknya. Undang-Undang No.7 Tahun
Identitas agama dan etnis 2017 Tentang Pemilihan Umum
dipropagandakan hanyalah sebagai Mengenai Badan Pengawas
alat legitimasi politik sesaat untuk Pemilu’. Diponegoro Law
kepentingan politis. Politisasi identitas Journal 8, no. 1 (11 January
ini terjadi pada tingkat pemilihan 2019)
kepala daerah bahkan pemilihan https://ejournal3.undip.ac.id/ind
presiden. Praktik politisasi identitas ex.php/dlr/article/view/25336.
pada pemilu di Indonesia patut Erman, and Muchid Albintani. ‘Politik
dicermati, karena praktik tersebut Identitas dan Negara Bangsa di
berpotensi mengarah pada dampak Riau’. Nakhoda: Jurnal Ilmu

8
Pemerintahan 17, no. 29 (2018). Jamaluddin Ancok. ‘Modal Sosial,
https://doi.org/10.35967/jipn.v1 Dan Kualitas Masyarakat’.
7i29.7054. Pidato Pengukuhan Guru Besar
Frenki: Analisis Politisasi Identitas UGM Yogyakarta, tanggal 3
dalam Kontestasi Politik pada Mei 2003., UGM Yogyakarta,
Pemilihan Umum di Indonesia Mei 2003.
Etta Mamang Sangadji, dan Sopiah. K. Stokke (Eds.), K. Stokke (Eds, O.
Metodologi Penelitian. Tornquist, Introduction: The
Yogyakarta: C.V Andi, 2010. Problem is Representation. In
Firmanzah. Persaingan, Legitimasi O. Tornquist, N. Webster, &.
Kekuasaan Dan Marketing Rethinking Popular
Politik. Jakarta: Yayasan Obor Representation - Google Books.
Indonesia, 2010. New York: Palgrave Macmillan,
Francis Fukuyama. Trust, Kebajikan 2009.
Sosial Dan Penciptaan Kacung Marijan. Demokratisasi Di
Kemakmuran. Yogyakarta: Daerah, Pelajaran Dari Pilkada
Qalam, 2002. Secara Langsung. Surabaya:
Gregorius Sahdan dan Muhtar Pustaka Eureka, 2006.
Haboddin. Evaluasi Kritis Kartini Kartono. Pengantar
Penyelenggaraan Pilkada Di Metodologi Riset Sosial.
Indonesia. Yogyakarta: IPD, Bandung: Maju Mundur, 1990.
2009. M. Buehler & P. Tan. ‘Party-
Haryanto,. Kekuasaan Elit (Suatu Candidate Relationships In
Bahasan Pengantar. Yogyakarta: Indonesian Local Politics: A
JIP UGM, 2005. Case Study Of The 2005
Ibrahim,. Dari Politik Identitas Ke Regional Elections In Gowa’.
Politik Kewarganegaraan. South Sulawesi Province,
Yogyakarta: Danadyaksa, 2013. Indonesia, 2007.
Imam Gunawan,. Metode Penelitian Mayrudin, Yeby Ma’asan, and M.
Kualitatif Teori & Praktik. Chairil Akbar. ‘Pergulatan
Jakarta: Bumi Aksara, 2013. Politik Identitas Partai Partai

9
Politik Islam. Madani Jurnal
Politik Dan Sosial
Kemasyarakatan 11, no. 2 (20
August 2019).
http://ejurnal.unisda.ac.id/index.
php/MADANI/article/view/160
6.

10
FORMULIR PENDAFTARAN PESERTA
LATIHAN KADER II (LK II)
KOORDINATOR KOMISARIAT AIRLANGGA CABANG SURABAYA
TAHUN 2022

DATA DIRI

Nama Lengkap : Teti Mardiani

Tempat/Tanggal Lahir : Kuningan, 03 Mei 2000

Alamat :Desa Ciomas Kecamatan Ciawigebang Kabupaten

Kuningan Jawa Barat

Nomor Telepon/WA : 083824409833

E-Mail : tetimardiani035@gmail.com

Domisili : Kuningan Jawa Barat

Asal Cabang : Kuningan

Asal Komisariat : Komisariat FE Universitas Kuningan

PENDIDIKAN FORMAL

SD / MI : SDN 1 Ciomas

SMP / MTs : MTs Fatahillah

SMA / SMK / MA : SMK Negeri 2 Kuningan

Universita / Institusi : Universitas Kuningan

PENGALAMAN ORGANISASI (LUAR HMI)

Nama Organisasi Jabatan Tahun


BEM Univ Bendahara Polhukam 2020-2021
BEM Univ Staf Kemensos 2021-2022
PENGALAMAN ORGANISASI HMI

Nama Training Tahun


Latihan Kader 1 Himpunan Mahasiswa Islam 2019

JABATAN YANG PERNAH DIEMBAN

Jabatan Tahun
Bendahara 2020-2021
Sekertaris Umum 2021-2022

Kuningan , 22 Juni 2022

Teti Mardiani

Anda mungkin juga menyukai