Anda di halaman 1dari 11

PARTISIPASI POLITIK PEMILIH PEMULA DALAM

MENINGKATAN DEMOKRASI DI KOTA TIDORE


KEPULAUAN
MAKALAH
Diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Seminar Politik Pemerintah

Oleh :
NAMA : NASRUN .F. MUSLIHIN
NPP : 31.1000
KELAS : A4

PRODI POLITIK INDONESIATERAPAN


FAKULTAS POLITIK PEMERINTAHAN
INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
TAHUN 2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...............................................................................................................
BAB I.........................................................................................................................
PENDAHULUAN.......................................................................................................
1.1 Latar Belakang.............................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................
1.3 Tujuan..........................................................................................................
BAB II........................................................................................................................
LANDASAN TEORI...................................................................................................
Teori Lester Milbarth dalam marran.............................................................
BAB III.......................................................................................................................
PEMBAHASAN.........................................................................................................
1.1 Proses Pemilih Pemula Dalam Partisipasi Politik Untuk Meningkatkan
Demokrasi...............................................................................................................
1.2 Factor-Faktor Yang Terjadi Dalam Keikutsertaan Pemilih Pemula Dalam
Partisipasi Politik.....................................................................................................
BAB IV
1.1 Kesimpulan..................................................................................................
1.2 saran .........................................................................................................10
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pesta demokrasi atau yang lebih umum diketahui dengan


pemilihan umum (pemilu) merupakan suatu sarana dalam pelaksanaan
kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas,
rahasia, jujur, dan adil. Pemilu merupakan sarana pembelajaran politik
dan demokrasi dalam memilih calon pemegang kekuasaan di tigkat
kota/kabupaten, provinsi hingga sebuah negara berdasarkan pilihan diri
sendiri. Suksesnya proses penyelenggara pemilu pastinya tidak terlepas
dari peran partisipasi politik masyarakat. Dalam Undang-Undang Dasar
1945 pasal 1 ayat (2) “ Kedaulatan berada di tangan rakyat dan
dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar.”pernyataan tersebut
memiliki makna bahwa rakyat memiliki peran penting pada setiap
kedaulatan yang ada pada negara Indonesia.

Partisipasi dari rakyat merupakan salah satu factor penting dalam


berjalannya demokrasi, sebab apapun keputusan politik yang terjadi
masyarakat berhak dalam menentukan keputusan dengan
mempengaruhi proses dari pembuatan serta pelaksanaan keputusan
politik tersebut.

Partisipasi politik dari masyarakat tidak terlepas dari adanya


pemilih pemula yang merupakan warga negara yang telah memenuhi
syarat dan ketentuan dan mempunyai hak memilih. Pemilih pemula
memilih andil yang besar dalam pemilu. Pemilih pemula berperan dalam
pengawas partisipatif pada pemilu yang akan diselenggarakan,
partisipatif yang dimaksud yaitu penentuan dalam keterlibatan keinginan
individu satu dengan lainnya dalam segala situasi. John Stuart Mill dalam
Miriam Budiardjo (1994) menyatakan bahwa partisipasi dalam kehidupan
politik dapat menyebabkan pengembangan kapasitas pribadi “tertinggi
dan serasi” dalam rangka menuju jalan kebebasan dan pengembangan
diri.
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses pemilih pemula dalam partisipasi politik untuk


meningkatkan demokrasi ?

2. Apa saja factor-faktor yang terjadi dalam keikutsertaan pemilih


pemula dalam partisipasi politik?

1.3 Tujuan dan Manfaat

1. Untuk dapat mengikuti perkembangan proses pemilih pemula dalam


partisipasi politik untuk meningkatkan demokrasi di kota Tidore
Kepulauan
2. Untuk dapat mengetahui segala factor pemilih pemula dalam
keikutsertaannya dalam partisipasi politik
BAB II

LANDASAN TEORI

Lester Milbarth dalam Maran (2013:147), ada empat factor utama


yang dapat mendorong orang untuk berpartisipasi politik sebagai
berikut :

1. karena adanya perangsang, maka orang mau berpartisipasi


dalam kehidupan politik. Dalam hal ini minat untuk berpartisipasi
misalnya sering mengikuti diskusi politik melalui media massa dan
lain sebagainya.
2. Karena factor karakteristik pribadi seseorang. Orang yang
berwatak social yang punya kepedulian besar terhadap problem
social, politik, ekonomi dan lainnya. Biasanya mau terlibat dalam
kehidupan politik
3. Factor karakter social seseorang. Karakter social menyangkut
status ekonomi, kelompok ras, etnis dan agama
4. Factor situasi atau lingkungan politik itu sendiri. Lingkungan politik
yang kondusif membuat orang dengan senang hati berpartisipasi
dalam kehidupan politik.

Menurut Sumodiningrat dan Agustian (2008:44) demokrasi adalah


bentuk pemerintahan dimana semua warga negaranya memiliki hak
yang sama atau setara dalam pengambilan sebuah keputusan yang
dapat merubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara
berpartisipasi baik secara langsung atau perwakilan dalam
perumusan, pengembangan, dan pembuatan hokum.
BAB III

PEMBAHASAN

1.1 Proses Pemilih Pemula Dalam Partisipasi Politik Untuk


Meningkatkan Demokrasi

Secara garis besar bahwa partisipasi politik dalam negara


demokrasi sebagai bentuk penggarapan sebuah kekuasaan negara
tertinggi yang logis oleh rakyat sebagai bentuk kedaulatan rakyat yang
merupakan penyaluran keterlibatan masyarakat dalam dalam sebuah
pesta demokrasi (pemilu). Tinggi dan rendahnya partisipasi politik dapat
mempengaruhi jalannya proses demokrasi. Pemilihan umum (pemilu)
adalah salah satu sarana dalam demokrasi dalam perwujudan
kedaulatan rakyat. Suatu kelompok pemilih yang perlu dilihat proses
perkembangan ialah kelompok pemilih pemula yang pada pemilu
merupakan generasi pemilih yang baru memiliki sifat dan karakter yang
pastinya berbeda dengan pemilih pada generasi sebelumnya atau bisa
dikatakan sebagai pengalaman pertama dalam berpolitik. Pemilih
pemula ialah warga negara Indonesia yang dalam aturannya harus
berusia 17 tahun atau sudah pernah menikah.

Perkembangan demokrasi yang merupakan indicator daripada


bentuk keterlibatan aktif partisipasi politik, terdapat kelompok-kelompok
yang dapat ikut serta dalam perkembangan tinggi ataupun rendahnya
tingkat partisipasi politik. Salah satu dari kelompok tersebut ialah anak
muda yang nantinya menjadi pemilih pemula. Dalam perkembangannya
juga, pemilih pemula disebut sebagai generasi Z sebagai penduduk
warga negara yang lahir disekitar tahun 1997 sampai 2012. Masuknya
anak muda dalam dunia politik sebagai pemilih pemula merupakan
kekuatan tersendiri yang menjadi asset penting dalam perebutan suara
dalam kontestasi pemilihan, baik dalam pemilihan pemimpin negara,
kepala negara, kepala daerah atau saat memilih wakil rakyat.

Pemilih pemula pada saat ini juga sangat bergantung pada


pengaruh social media yang ada, seperti halnya setiap informasi yang
melintas di media social pastinya pemilih pemula yang masih awam
terhadap pendidikan dalam berpolitik menerima informasi tanpa
menyaring informasi atau mencari kebenaran akan hal tersebut.
Pastinya antusias dari pemilih pemula sangat tinggi mengingat ini
merupakan pertama kalinya mereka terjun di dunia politik sebagai
pemilih, hal ini akan mempengaruhi setiap keputusan yang di ambil.
Factor media social dapat mempengaruhi kelompok pemilih pemula
dari platform yang dibuat oleh para elit politik di kota tidore kepulauann
bahkan elit politik di ruang lingkup negara yang menggunakan media
social dengan tujuan utama yaitu mencari popularitas dan kekuasaan
melalui janji manis yang disampaikan melalui media social, hal ini
menjadi perangsang bagi para pemilih pemula dalam keikutsertaannya
dalam berpolitik. Selain dari itu juga pemilih pemula mendapatkan
dorongan dari dinamika pada ruang lingkup lingkungan, keluarga dan
kerabat yang dapat mempengaruhi pemilih dalam pemilihan umum,
sebab pemilih pemula identic dengan ketidaktahuan dan pengalaman
dalam memilih.

Komisi pemilihan umum (KPU) Kota Tidore Kepulauan dalam


memperhatikan pemilu pemula keikutsertaan dalam proses demokrasi
maka melaksanakan kegiatan fasilitasi pendidikan pemilih bagi pemilih
pemula, salah satunya yaitu turun langsung di lingkungan SMA N 1
Tidore Kepulauan. Kegiatan ini dilaksanakan sebab keprihatinan
lembaga penyelenggara terhadap pemilu pemula yang rentan terhadap
target politik uang, salah satu kondisi terjadinya dari target politik uang
sebab kurangnya pemahaman terhadap pendidikan politik. pemilih
pemula juga sangat rentan terhadap politik local yang mana di kota
Tidore Kepulauan itu sendiri harus yang menjadi calon hanyalah orang
asli dan tidak boleh ada pendatang yang ikut serta dalam proses
pencalonan, hal ini sudah tertanam di setiap masyarakat dan menjadi
turun temurunsehingga melanggarkan hokum konstitusional hak memili
dan dipilih bagi setiap warga negara. Maka dari itu sebuah proses dari
meningkatkan demokrasi yang bersih itu di mulai dari memberikan
sosialisasi bagi pemilih pemula agar terciptanya partisipasi politik pada
pemilu yang bernilai professional dan berintegritas.

1.2 Factor-Faktor Yang Terjadi Dalam Keikutsertaan Pemilih Pemula


Dalam Partisipasi Politik
Beberapa 4 faktor yang dapat mempengaruhi pemilih pemula pada
partisipasi politik yaitu,
Faktor pertama terkait dengan penerimaan insentif politik, kepekaan
dan keterbukaan pemilih pemula terhadap stimulus politik melalui kontak
personal, organisasi maupun melalui media massa akan mempengaruhi
partisipasi pemilih pemula dalam kegiatan politik yang pertama kali
dilakukan. Dengan aktif mengikuti perkembangan politik melalui media
massa, pemilih pemula akan memiliki referensi baru yang cukup efektif
untuk memberikan jawaban dan pada akhirnya sebagai bahan dalam
partisipasi politiknya namun pemilih pemula harus tidak menerima
referensi secara mentah namun harus menyaring informasi yang
diterima terkait dunia politik. Meski begitu, dalam menyikapi rangsangan
politik tentu dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap, nilai, pengalaman dan
kepribadian yang dimiliki pemilih pemula itu sendiri
Faktor kedua, mengenai karakteristik sosial dari pemilih pemula,
status sosial ekonomi, ciri suku, jenis kelamin, umur, agama, dan
organisasi kemasyarakatan merupakan ciri sosial yang mempengaruhi
partisipasi politik pemilih pemula dalam politik. Apalagi untuk daerah kota
Tidore sendiri, masyarakatnya sangat mengedepankan persoalan agama
dan untuk mayoritas menurut BPS di tahunn 2021 penduduk kota tidore
sekitar 96% beragama Islam, jadi untuk karakteristik social merujuk dan
bersumber dari ajaran islam.
Faktor ketiga menyangkut sistem politik dan pengaruh kepartaian
pada pemilih pemula yang tinggal di kota tertentu. Kota/Kabupaten di
Indonesia menyikapi demokrasi dengan menjurus pada partisipasi dalam
politik karena partai politiknya mencari suara massa dan
memperjuangkan kepentingan massa. Ada realitas dalam politik secara
langsung dan terbuka. Di kota Tidore, berbagai partai politik bahkan
politikus yang bakal calon melakukan berbagai cara pendekatan untuk
menggait suara pemilih pemula. Salah satu contoh kasus yaitu ada
seorang calon legislative (caleg) yang menjanjikan jika di wilayah
tersebut suara calon tersebut menang maka diadakan pemasangan wifi
di berbagai tempat nongkrong anak muda yang memenangkan suara
(caleg) tersebut, hal itu dilakukan agar menarik perhatian pemilih pemula
padahal ini sebuah contoh kecil sebuah gratifikasi.
Faktor keempat, situasi dan kondisi lingkungan. merupakan aspek
lingkungan yang mempengaruhi perbedaan karakter dan perilaku pemilih
pemula, sehingga mendorong perbedaan perilaku politik dan partisipasi
politik seseorang. Lingkungan politik yang kondusif membuat pemilih
pemula senang berpartisipasi dalam berpolitik.

BAB IV

PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Proses Pemilih Pemula Dalam Partisipasi Politik Untuk
Meningkatkan Demokrasi Secara garis besar bahwa partisipasi politik
dalam negara demokrasi sebagai bentuk penyelenggaraan kekuasaan
negara tertinggi yang logis oleh rakyat sebagai bentuk kedaulatan rakyat
yang merupakan penyaluran keterlibatan masyarakat dalam dalam
sebuah pesta demokrasi (pemilu). Suatu kelompok pemilih yang perlu
dilihat proses perkembangan ialah kelompok pemilih pemula yang pada
pemilu merupakan generasi pemilih yang baru memiliki sifat dan karakter
yang pastinya berbeda dengan pemilih pada generasi sebelumnya atau
bisa dikatakan sebagai pengalaman pertama dalam berpolitik.

Factor media social dapat mempengaruhi kelompok pemilih


pemula dari platform yang dibuat oleh para elit politik di kota tidore
kepulauann bahkan elit politik di ruang lingkup negara yang
menggunakan media social dengan tujuan utama yaitu mencari
popularitas dan kekuasaan melalui janji manis yang disampaikan melalui
media social, hal ini menjadi perangsang bagi para pemilih pemula
dalam keikutsertaannya dalam berpolitik. Factor-Faktor Yang Terjadi
Dalam Keikutsertaan Pemilih Pemula Dalam Partisipasi Politik Beberapa
4 faktor yang dapat mempengaruhi pemilih pemula pada partisipasi
politik.
1.2 Saran

Dari kesimpulan di atas, maka dirumuskan saran berupa;


Partisipasi politik pemilih pemula tergantung pada bagaimana
pemilih pemuda membangun kompetensi intelektual, termasuk
kemampuan berfikir kritis melalui pendalaman di bidang politik, maka
dari itu penanaman pendidikan politik harus terus diberikan melalui
sosialisasi di sekolah menenga atas (SMA) oleh pihak penyelenggara
pemilu.
DAFTAR PUSTAKA

https://ambon.antaranews.com/berita/138269/kpu-maluku-utara-sebut-
pemilih-pemula-mencapai-42146-jiwa. Diakses pada 12 Februari 2023

azirah. 2019. Partisipasi politik pemilih pemula dalam pesta demokrasi. Jurnal
vol. 9.
Primandha, S. 2018. Partisipasi politik pemilih pemula pada pemilihan umum.
Vol 59

https://ambon.antaranews.com/berita/138269/kpu-maluku-utara-sebut-
pemilih-pemula-mencapai-42146-jiwa. Diakses 11 februari 2023

https://malut.kpu.go.id/berita/baca/7867/pendidikan-pemilih-pemula-sma-
katolik-bintang-laut-ternate. Diakses 12 Februari 2024

Anda mungkin juga menyukai