Anda di halaman 1dari 3

SAMBUTAN SEKNAS SPRI

Deklarasi Orang Muda Lawan Disinformasi Pemilu

Yang terhormat Menteri Pemuda & Olah Raga RI Bapak Zainudin Amali
Yang terhormat Bapak Ubedillah Badrun dari Kaukum Indonesia untuk
Kebebasan Akademik (KIKA)
Yang terhormat Ibu Betty Epsilon Idroos Anggota KPU RI
Yang terhormat Ibu Arita Nugraheni Jurnalis Litbang Kompas
Yang terhormat Ketua Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi
Yang terhormat Pembicara dari BEM UI
Yang terhormat Pimpinan DPW SPRI DKI Jakarta
Yang terhormati Ketua Panitia Penyelenggarakan
Yang terhormat Rekan-rekan muda dari berbagai organisasi

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadiran Allah SWT,
atas segala Rahmat dan Karunianya yang diberikan kepada kita semua,
sehingga pada hari ini, kita semua dapat berkumpul mengikuti DEKLARASI
ORANG MUDA LAWAN DISINFORMASI PEMILU.

Hadirin Yang saya Hormati,


Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya SPRI dalam rangka menghadang
Hoaks. Sejak Tahun 2021, SPRI atas dukungan TAF dan DFAT telah
menjalankan Program Memperjuangkan ruang sipil untuk mempromosikan
ketahanan demokrasi. Kami menyebutnya Demres.

Salah satu tujuan dari Program tersebut diantaranya bagaimana dapat


meningkatkan kapasitas publik untuk mengidentifikasi dan merespon
misinformasi dan disinformasi serta melindungi kebebasan berekspresi.

Deklarasi ini diikuti oleh 200 orang dari berbagai organisasi : Komunitas
Pemuda Miskin Kota, Komunitas Pemuda Ojek Online, Komunitas Pemuda
Buruh, Komunitas Pemuda Mahasiswa, Karang Taruna, dan lain sebagainya.

Rekan-rekan sekalian,
Hoaks dan ujaran kebencian sangat membahayakan. Dalam kehidupan
sosial, hoaks dan ujaran kebencian bisa memecah belah masyarakat.
Persatuan dan kesatuan bisa terancam akibat hoaks dan ujaran kebencian
yang tersebar secara luas. Oleh karena itu, hoaks dan ujaran kebencian harus
diperangi oleh segenap lapisan masyarakat.

Salah satu problem masyarakat kita hari ini adalah literasi. Seperti kita
ketahui, literasi bukan sebatas kemampuan membaca, namun juga meliputi
kemampuan memahami sebuah bacaan. Kemampuan inilah yang masih
kurang sehingga sering tergocek berita-berita hoax yang bertebaran.

Seringakali masyarakat mudah terhasut ketika hanya membaca judul berita


tanpa melakukan pengecekan lebih lanjut. Misalkan berita bahwa Pemilu
disusupi kelompok komunis, atau salah satu kandidat capres keturuan
Tionghoa atau petugas KPPS banyak yang meninggal karena diracun. Berita-
berita semacam ini dimakan begitu saja judulnya. Akibatnya, masyarakat pun
menjadi tersesat.

Hoaks adalah senjata politik dari politikus busuk yang ingin meraih jabatan
tanpa peduli bahwa kemenangan itu diraih dengan merobek persatuan dalam
masyarakat. Disinformasi dalam kontestasi Pemilu lebih mengutamakan
emosi ketimbang nalar sehat. Karena hoaks, diskusi kritis mengenai program-
program seperti apa yang ditawarkan oleh para kandidat menjadi sulit untuk
dilakukan. Mereka lebih mementingkan bagaimana mengulik-ngulik emosi
calon pemilihnya. Calon pemilih sengaja dijauhkan dari pikiran kritis.

Salah satu Disinformasi yang sering berhembus saat Pemilu adalah masalah
kecurangan. Hal ini dilakukan oleh kelompok yang merasa kalah dalam
penghitungan suara. Masalah kecurangan dihembuskan untuk memantik
amarah masa pendukung agar melakukan kekerasan demi menggagalkan
hasil Pemilu.

Hadirin sekalian,
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi sekaligus sosialisasi, serta
mengajak agar kawan-kawan Pemuda dan Mahasiswa memiliki kepekaan
dalam mengidentifkasi dan merespon disinformasi menjelang pemilu tahun
2024.

Kami berharap rekan-rekan dari berbagai komunitas dapat menjadi garda


terdepan dalam memerangi Disinformasi menjelang Pemilu 2024. Melalui
kegiatan ini juga diharapkan orang muda dapat ikut serta mengawasi pemilu
yang bebas dari Hoax.

Pemilu merupakan ajang penting untuk memperebutkan kekuasaan secara


demokratis. Masing-masing kubu akan bertarung mati-matian untuk
memperebutkan kekuasaan. Tak mengherankan kalau segala cara ditempuh,
termasuk menyebarkan hoax. Inilah mengapa rakyat yang menjadi
korbannya. Setelah saling bertikai para elite saling bergandeng-tangan,
sementara rakyat (pendukung) masih terus bertikai hingga pembelahan terus
terjadi. Seperti kisah cebong, kampret dan kadrun yang sampai saat ini masih
ada dan terus dipelihara.

Gejala pembelahan sosial inilah yang harus kita waspadai. Masyarakat


Indonesia merupakan masyarakat yang multikultural. Sebuah masyarakat
yang bermacam-macam suku, ras, budaya, agama, bahasa. Dengan kondisi
seperti itu akan gampang dipecah belah baik dengan politik identitas maupun
isu-isu lain. Di sinilah diperlukan kewaspadaan agar keretakan tersebut tidak
terjadi.

Orang Muda harus sadar Politik. Organisasi masyarakat sipil harus


memberikan pendidikan politik kepada orang muda. Adanya pendidikan politik
akan membantu membuka kesadaran bahwa politik bertujuan untuk
memberikan kesejahteraan, bukan menebar kebencian dan permusuhan. Bila
kesadaran semacam ini muncul, maka akan menghapuskan fanatisme
berlebihan terhadap kelompok tertentu.

Selanjutnya orang muda harus meningkatkan kemampuan literasi. Jika


kemampuan literasi orang muda meningkat, maka orang muda akan memiliki
tameng dan tidak akan mudah terkecoh oleh hoax.

Generasi muda harus dilibatkan dalam kampanye-kampanye anti hoax.


Sebagai generasi yang melek dengan gadget, orang muda harus dilibatkan
untuk melawan hoax. Kemampuan orang muda dalam menggunakan media
sosial sangat penting dalam menyebarkan informasi anti hoax.

Sebuah Pemilu yang sehat adalah Pemilu yang bebas hoax. Ini merupakan
tantangan bagi orang muda. Masalah hoax bukan masalah sepele yang bisa
dikesampingkan begitu saja. Oleh karena itu orang muda perlu bergerak
bersama untuk mengatasinya. Mari bersatu melawan hoax.

Gembok tidak dibuat tanpa kunci, masalah tidak dibuat tanpa solusi. Mudah-
mudahan Tuhan YME, memberikan petunjuk agar negeri ini terbebas dari
malapetaka hoax. Mudah-mudahan Tuhan memberi petujuk kepada para
pemimpin negeri ini untuk menunaikan tanggung jawab dan janjinya sebagai
pemimpin, untuk keberhasilan kehidupan bangsa ini menuju masa depan
yang cerah dan menjanjikan.

Mudah-mudahan kita semua selalu di hindarkan dari segala malapetaka, bala


dan bencana, kekejian dan kemungkaran yang ditimbulkan akibat Hoax.
Rabbana atina fiddunya hasanah wa fil akhirati hasanah wa qina
‘adzabannar.”

Wabillahi taufik wal hidayah, Wassalamu Alaikum Wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai