Anda di halaman 1dari 2

Tahun 2018 sebagai tahun politik diwarnai dengan kegiatan kampanye yang seharusnya menyebarkan visi, misi

dan program malah menjadi forum menyerang, menangkis, bahkan menyebarkan berita palsu dan ujaran
kebencian. Hal ini sangat bertentangan dengan pengertian kampanye menurut Undang-undang Nomor 7 Tahun
2017 tentang Pemilu yaitu kegiatan peserta pemilu atau pihak lain yang ditunjuk peserta pemilu untuk meyakinkan
publik dengan menawarkan visi misi program atau citra diri peserta pemilu. Di era generasi mileneal interaksi
politik di media sosial semakin marak, bahkan mulai mengkhawatirkan dengan munculnya bentuk-bentuk
sentimen berbasis ras, golongan, dan agama, hoaks dan ujaran kebencian. Kebhinekaan sebagai pengikat sosial
diuji dengan kecenderungan praktik ujaran kebencian yang dipromosikan melalui media sosial. Kondisi itu
diperparah oleh penyalahgunaan media sosial seperti persebaran berita bohong atau informasi palsu (hoaxs) yang
dampaknya menimbulkan permusuhan dan tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia yang mengutamakan
toleransi. Jika kondisi dibiarkan berlarut-larut, maka akan berpotensi mengancam disintegrasi bangsa. Kondisi ini
tidak lain terjadi, karena masyarakat politik belum berhasil mengembangkan etika sosial dan habitus politik yang
sejalan dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika.

4. Faktor yang menyebabkan disintegrasi bangsa pada kasus ini karena Kebhinnekaan sebagai pengikat sosial diuji
dengan kecenderungan praktik ujaran kebencian yang dipromosikan melalui media sosial. Kondisi itu diperparah
oleh penyalahgunaan media sosial seperti persebaran berita bohong atau informasi palsu (hoaxs) yang dampaknya
menimbulkan permusuhan dan tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia yang mengutamakan toleransi. Jika
kondisi dibiarkan berlarut-larut, maka akan berpotensi mengancam disintegrasi bangsa. Kondisi ini tidak lain
terjadi, karena masyarakat politik belum berhasil mengembangkan etika sosial dan habitus politik yang sejalan
dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika.

5. elite politik perlu berpolitik dan bersaing secara sehat dan dewasa untuk mencontohkan kepada pendukung
agar tidak bersifat ekstrim, fanatic, dan membenci pihak yang bersebrangan.

Elite politik dan tokoh masyarakat perlu memberikan pendidikan demokrasi yang baik dan benar kepada
masyarakat umum, sebagai calon wakil rakyat, calon pemimpin, dan penyelenggara Negara.

Membendung sirkulasi berita hoax dan pernyataan provokatif di masyarakat. Pemerintah dapat mengeluarkan
aturan yang lebih tegas bagi penyebar berita hoax dan provokasi sehingga dapat melindungi masyarakat dari
kelakuan pihak-pihak tidak bertanggungjawab tersebut, dan memberikan efek jera bagi pihak-pihak yang
melakukan.

Masyarakat dapat membantu meningkatkan awareness atau kewaspadaan terhadap berita hoax dan hal
sejenisnya lewat kampanye di media social dan di tempat umum, serta juga dengan membentuk organisasi-
organisasi yang aktif dalam mendinginkan suasana politik yang panas dengan berkampanye secara positif yang
menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan.

Diperlukan pendidikan masyarakat agar mampu berpikir kritis dan rasional dalam menyikapi berita dan pernyataan
serta tindakan provokatif yang ada sehingga tidak mudah membenci pihak lain.

3. kaitannya dengan jenis integrasi :

Jenis Integrasi menurut Myron Weiner dalam Ramlan Surbakti (2010) :

 Integrasi Elit Massa menunjuk pada masalah penghubungan antara pemerintah dengan yang diperintah
 Integrasi Nilai menunjuk pada adanya konsensus terhadap nilai yang minimum yang diperlukan dalam
memelihara tertib sosial
 Integrasi Tingkah Laku (perilaku integratif), menunjuk pada penciptaan tingkah laku yang terintegrasi dan
yang diterima demi mencapai tujuan bersama
 Integrasi Bangsa menunjuk pada proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial dalam satu
kesatuan wilayah dan dalam suatu pembentukan identitas nasional
 Integrasi Wilayah menunjuk pada masalah pembentukan wewenang kekuasaan nasional pusat di atas unit-
unit sosial yang lebih kecil yang beranggotakan kelompok kelompok sosial budaya masyarakat tertentu

Permasalahan pemilu di era globalisasi ini akan semakin kompleks. Dikarenakan adanya pertukaran informasi
yang begitu cepat, baik itu berita fakta ataupun berita bohong. Tak jarang karena cepatnya pertukaran
informasi ini menyebabkan konflik disintegrasi pada bangsa Indonesia. Pada permasalahan pemilu ini, konflik
disintegrasi bangsa yang terjadi sangatlah kompleks. Permasalahan ini memiliki dampak pada hamper semua
aspek pada kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Ketika permasalahan ini dikaitkan dengan jenis integrasi
menurut Myron weiner dalam Ramlan Surbakti (2010), kelima jenis integrasi tersebut mengambil peran dalam
permasalahan ini.

Dengan berbagai perbedaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, konflik disintegrasi bangsa tidak akan dapat
kita hapuskan seutuhnya. Dengan kata lain, integrasi bangsa secara “utuh” tidak akan benar-benar bisa
diterapkan di Indonesia. Konflik-konflik tetap akan terus terjadi. Namun, yang dapat kita lakukan adalah
dengan meminimalisirnya. Dengan adanya berbagai konflik disinterasi bangsa, kita dapat menjadikan hal
tersebut menjadi sesuatu yang dapat mendewasakan bangsa kita. Sehingga, kedepannya bangsa kita akan
dapat lebih kuat menghadapi konflik atau gangguan yang mengancam integrasi atau kesatuan bangsa kita.

Anda mungkin juga menyukai