Anda di halaman 1dari 4

A.

Hoax

Mulai ramainya berita hoax atau berita palsu di abad ke 20 kata hoax sendiri juga
sudah digunakan pada tahun 1808. Kata hoax berasal dari kata hocus yang artinya
mengelabui yang kata hocus juga sering berada didalam mantra mantra sulap atau
pertunjukan tipuan tipuan. Saat ini hoax selalu dikaitkan dengan berita palsu atau berita yang
tidak jelas akan sumbernya yang membuat para pembaca menjadi ricuh dan terprovokasi.
Sekarang sangatlah mudah untuk mengakses berita atau infomasi di internet Di era semua
serba digital di Indonesia membuat situasi krisis moral, isu hoax yang dapat dikembangkan
dan dengan mudah disebarkan melalui internet yang menyebabkan masyarakat mudah
terpengaruh. Hoax biasanya digunakan untuk mempengaruhi masyarakat terhadap SARA dan
politik yang menyebabkan perpecahan di masyarakat yang membuat terganggunya
pembangunan nasional. Beredarnya berita hoax di Indonesia menjadi mata tidak terbatas atau
tidak ada ujungnya. Opini opini mengujar kebencian dan isu isu yang tidak benar selalu di
produksi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Media sosial seperti Instagram, facebook dan twitter biasanya tempat dimana berita
berita hoax bermunculan dan cepat menybar karna berita hoax biasanya adalah berita yang
sedang hangat dibicarakan. Kecepatan penyebaran berita di media sosial di beberapa platform
seperti facebook yang memiliki 1,5 milyar pengguna aktif yang dimana setiap pengguna
menghabiskan kurang lebih 30 menit untuk bermain di facebook dan setiap tahun pengguna
aktif contohnya seperti di facebook selalu meningkat. Informasi yang terdapat di media sosial
biasanya mengandung bumbu tambahan agar dapat menarik minat baca pengguna internet
yang membuat kerancuan terhadap berita asli dan berita palsu.

B. Persatuan Bangsa
Pengertian persatuan menurut Syarbaini adalah perkumpulan dalam bersatunya
berbagai macam ras, agama, budaya, hingga adat istiadat.Sedangkan, kesatuan sendiri
merupakan ke-Esaan yang menjadi hasil dari proses persatuan dimana telah menjadi sebuah
kesatuan yang utuh dan tidak terpecah belah.Terdapat 3 makna penting dalam persatuan dan
kesatuan bangsa: menjaga rasa persatuan dan kesatuan dengan cara menjalin rasa
kebersamaan dan saling melengkapi antar bangsa, saling menjaga rasa toleransi dan
kemanusiaan sehingga dapat menciptakan kehidupan yang serasi dan harmonis, dan berusaha
menjalin rasa kekeluargaan, persahabatan, saling tolong menolong, dan nasionalisme antar
bangsa
C. Meboya Dengan Kesadaran Kritis Anti Hoax Dalam Menjaga Integrasi Bangsa
Meboya adalah bahasa Bali, kata kerja, berasal dari kata dasar ‘boya’, lalu ditambah
awalan ‘me’, menjadi kata kerja yang berarti melakukan aktifitas ‘boya’. Kata dasar boya
mengandung arti ‘bukan’. Meboya dalam arti positif sebenarnya bisa dipahami sebagai suatu
kesadaran kritis yang tidak mudah menerima segala hal dengan mentah-mentah.
mnya tidak mudah menerima pengaruh atau informasi dengan begitu saja. Kasus-
kasus media sosial yang marak terjadi menjadi bukti jika tidak dipahami secara benar bisa
berdampak tidak baik bagi kehidupan masyarakat. Selain itu, di media sosial seperti facebook
sudah ada kelompok yang sadar untuk melawan hoax dengan gerakan yang dinamai turn back
hoax. Langkah-langkah meboya yang bisa dilakukan untuk menanggulangi berita hoax,
antara lain:
1. Memeriksa ulang judul berita provokatif
ketika ada berita hoax tidak langsung diterima tetapi dikritisi dari judulnya.
Karena secara umum judul berita-berita yang bernuansa hoax selalu bernada
provokatif, penuh dengan kebencian dan cenderung bernuansa SARA.
2. Meneliti alamat situs web;
Hal ini untuk melihat apakah berita itu dikeluarkan oleh situs yang benar-
benar bisa dipertanggungjawabkan atau hanya situs yang tidak jelas domainnya.
3. Membedakan fakta dan opini;
Opini menurut Kamus Besar Bahas Indonesia Offline versi 1.5.1 (2017)
artinya pendapat, pandangan, pendirian sedangkan fakta adalah hal (keadaan,
peristiwa) yang merupakan kenyataan; sesuatu yg benar-benar ada atau terjadi.
4. Cermat membaca korelasi foto dan caption yang provokatif;
Langkah yang lainnya ketika mengimplementasikan meboya dalam rangka
mencegah berita hoax semakin menyebar luas adalah melihat hubungan berita seperti
foto atau caption yang disampaikan dengan kebaruan sebuah berita.

Dalam kontek kasus seperti di atas sangat penting ada tindakan nyata untuk mencegah
ancaman berita hoax itu agar tidak menjadi ancaman bagi persatuan dan kesatuan bangsa.
Kita harus memiliki kesadaran kritis yaitu meboya tentang berita yang tidak benar itu.
Artinya meboya tidak hanya negatif, dalam hal-hal tertentu meboya bisa menjadi sebuah
kesadaran positif yang memberikan dampak baik dalam kehidupannya. Hal inilah yang
harus terus dikembangkan seperti yang digambarkan oleh Wingarsa (2009: 193) meboya
positif adalah meboya yang memperkuat nasionalisme, mencegah disintegrasi, dan
menguatkan ketahahanan nasional. Lebih lanjut hal itu diuraikan sebagai berikut

1. Memperkuat nasionalisme karena meboya positif mampu membuat seseorang


memiliki kualitas memadai dalam melakukan transfer of loyality terhadap orang,
kelompok atau komunitas lain untuk kepentingan bersama termasuk kepentingan
bangsa dan negara. Kualitas orang model seperti ini merupakan kualitas orang
yang mampu memanage ukuran menggunakan resistence dirinya untuk
kepentingan pribadi atau kelompok dengan orang atau kelompok lain.
2. Memiliki kemampuan untuk mengetahui dan memahami situasi. Meboya positif
mampu membuat seseorang untuk mengetahui dan memahami setiap situasi dan
kondisi yang berkembang pada dirinya dan lingkungannya. Kualitas orang dengan
model seperti ini merupakan kualitas orang yang selalu mencoba untuk peduli
terhadap diri dan lingkungannya serta berupaya untuk menyesuaikan.
3. Memiki kemampuan Antisipatif. Meboya positif mampu membuat seseorang
memiliki kemampuan antisipatif atau warning yang memadai, menyiapkan
langkah-langkah pencegahan, penangkalan diri terhadap setiap perkembangan
situasi, yang mengandung potensi ancaman. Potensi ancaman yang sangat besar
adalah disintegrasi sosial dan nasional (Wingarta, 2009:193-194).
D. Contoh Kasus Berita Hoax Yang Mengancam Integrasi Bangsa
E. Analisis Nilai Pancasila Dengan Perlawanan Melawan Berita Hoax
Hoax atau berita palsu juga dapat mempengaruhi dinamika nilai persatuan dan
kesatuan bangsa dengan Sila ke-1 dan ke-2 Pancasila. Sila ke-1 "Ketuhanan Yang Maha Esa"
mengajarkan bahwa bangsa Indonesia memiliki keyakinan terhadap Tuhan yang Maha Esa
dan bahwa semua agama harus dihargai dan diakui keberadaannya. Sedangkan Sila ke-2
"Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab" mengajarkan pentingnya menjunjung tinggi hak asasi
manusia dan adab dalam berinteraksi dengan sesama manusia.
Hoax yang menyerang nilai-nilai ini dapat memicu konflik dan merusak persatuan
dan kesatuan bangsa. Contohnya adalah berita Hoax terkait penyerangan 45 ulama di
Indonesia.Akan tetapi, Kaporli jenderal Tito karnavian menjelaskan bahwa dari 45 kasus
penyerangan ulama hanya tiga kasus yang benar-benar terjadi lalu 42 kasus lainnya
dinyatakan sebagai berita bohong . Hoax seperti ini dapat membangkitkan perasaan tidak adil
dan merugikan kelompok tertentu, yang pada akhirnya dapat memicu konflik dan merusak
persatuan bangsa.
Opini masyarakat terhadap pemerintah: Berita hoax tersebut dapat mempengaruhi
opini masyarakat dan menimbulkan persepsi yang salah tentang situasi dan kondisi di
Indonesia. Hal ini dapat menyebabkan kekhawatiran dan ketidakpercayaan masyarakat
terhadap pemerintah dan lembaga-lembaga terkait.
Timbul pandangan negatif terkait berita yang disampaikan oleh media: Jika berita
hoax tersebut disebarkan oleh media, hal ini dapat menimbulkan ketidakpercayaan
masyarakat terhadap media sebagai sumber informasi yang dapat dipercaya.
Memunculkan pertikaian dan permusuhan : Berita hoax yang menyerang ulama dapat
memicu kecurigaan dan permusuhan antara umat Islam dengan kelompok lainnya. Hal ini
dapat merusak hubungan antara umat beragama dan memperburuk citra Indonesia di mata
dunia internasional.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjadi konsumen informasi yang cerdas
dengan melakukan verifikasi terlebih dahulu sebelum menyebarkan informasi kepada orang
lain. Kita juga harus memahami nilai-nilai Pancasila dan selalu mengutamakan sikap yang
menghormati hak asasi manusia dan menghindari tindakan yang merugikan kelompok
tertentu. Dengan demikian, kita dapat memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa serta
membangun masyarakat yang lebih harmonis dan adil.
F. Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai