(Minggu 3/ Sesi 4)
Buatlah sebuah deskripsi minimal 1 halaman Font: Times New Roman, ukuran: 12,
spasi: 1,5.
Fakta bahwa kemajuan ilmu dan teknologi, terutama di era informasi ini, memang
membawa dampak negatif disamping, dampak positifnya. Hal inilah yang disebut dengan
ambivalensi ilmu dan teknologi itu terjadi. Apalagi akhir-akhir ini.
Akhir-akhir ini hoax ‘terserak’, caci-maki dan ‘sumbu pendek’ banyak terjadi dan cukup
membuat resah. Tak mengherankan bila Keminfo mulai mengeluarkan ancaman-ancaman
tertentu berkenaan dengan hal ini.
Apa pandangan anda mengenai praktik-praktik hoax dan hate speech tersebut? Pandangan
anda harus mencerminkan nilai-nilai Pancasila.
Pesatnya perkembangan teknologi informasi ibarat dua mata pisau. Satu sisi memberikan
jaminan kecepatan informasi, sehingga memungkinkan para pemuda Indonesia untuk
meningkatkan kapasitas pengetahuan dalam pengembangan sumber daya serta daya saing.
Namun pada sisi yang lain perkembangan ini mempunyai dampak negatif, informasi-
informasi yang bersifat destruktif mulai dari hoax, hate speech, pornografi, narkoba,
pergaulan bebas hingga radikalisme dan terorisme, juga masuk dengan mudahnya apabila
kaum muda tidak dapat membendung dengan filter ilmu pengetahuan, serta kedewasaan
dalam berbangsa dan bernegara.
Hal ini juga cerminan dari Masyarakat Indonesia yang memiliki tingkat literasi sangat
rendah. Programme for International Student Assessment (PISA) organisasi yang digagas
oleh The Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) melakukan
penilitian tingkat dunia untuk menguji performa akademis anak-anak sekolah yang berusia
15 tahun. Hasilnya Indonesia menempati posisi sepuluh besar terbawah dari 79 negara yang
diuji. Fenomena ini bukan karena tidak bisa membaca melainkan tidak memahami apa yang
dibaca.
Sebetulnya tidak terlalu sulit untuk mengalahkan maraknya hoax. Setiap masyarakat perlu
berhati-hati dalam menerima dan menyebarkan suatu berita. Perlu adanya kemauan untuk
menyaring, memilah dan memilih suatu informasi yang akan ia benarkan.
Gaya hidup baru masyarakat Indonesia yang sangat erat dengan smartphone yang membuat
orang lebih sering mendapat berita asal, harus dibatasi dengan bijak. Dan pihak pemerintah
pun sangat perlu terlibat dalam penanganan masalah hoax. Baik untuk kalangan kelas sosial
atas maupun kelas sosial bawah. Apabila tidak ada dukungan dari setiap pihak, maka bisa
diperkirakan hari-hari ke depan Indonesia bahkan dunia bisa hancur karena sebuah berita
yang selalu tidak benar.
Referensi:
https://jatengprov.go.id/publik/jadikan-revolusi-mental-pemicu-pemuda-indonesia-
maju/
Kalau kita baca atau kita ketahui arti kata Hoax sendiri dapat diartikan sebagai kabar,
informasi, berita yang belum tentu kebenarannya atau bohong sedangkan Hate
speech (ujaran kebencian) juga dapat diartikan sebagai ujaran, tulisan, tindakan, yang
ditujukan untuk menghasut kekerasan atau prasangka terhadap seseorang atau kelompok
agar orang lain pun percaya dan mengikuti membenci.
Menurut saya dari yang kita baca dan pahami arti dari hoax dan hate speech sendiri adalah
salah satu tindakan yang sangat berbahaya atau dapat membawa dampak buruk
kedepannya. Dampak buruk yang terjadi jika hoax dan hate speech dibiarkan adalah
membiasakan bahwa menyebarkan kebencian dilingkungan atau melalui media apapun
dan menyebarkan sesuatu yang belum benar adalah hal yang wajar. Sangat disayangkan
ketika hal itu terjadi dan tumbuh menjadi sesuatu yang diwajarkan, kenapa disayangkan
karena saat ini dengan berkembangnya kemajuan teknologi terutama di era informasi
sekarang banyak orang yang menyalahgunakan kebebasan berpendapat dengan mudahnya
menyebarkan kebencian terhadap ke sesama dan banyak kelompok – kelompok yang
membuat seakan-akan apa yang dilakukan itu adalah hal yang benar dan dapat dimaklumi.
Jika kita lihat lagi dampak buruknya tidak hanya dapat menimbulkan perpecahan yang
dikarenakan kata Hoax dan Hate Speech dilingkungan atau di media social, tapi kata hoax
dan hate speech juga tidak menutup kemungkinan penyebaran hoax bisa merusak nilai-
nilai Pancasila tersebut. Dimana nilai pancasila yang kita tanam di negeri kita bisa terkena
dampak dari penyebaran dari kata hoax dan hate speech itu sendiri, seperti yang kita tahu
dari point-point nilai pancasila yang terkandung didalamnya adalah persatuan indonesia,
dimana arti tersebut bisa mewakilkan salah satu nilai yang seharusnya tumbuh di diri ini
untuk berkata dan menyebarkan hal-hal yang positif dan saling mendukung dengan
melihat fakta terlebih dahulu, dan salah satu cara untuk menghentikan dan memberantas
dengan cara menerapkan nilai-nilai pancasila dikehidupan sehari sehari. Pancasila sebagai
dasar falsafah dan ideologi negara kita diharapkan dapat menjadi pandangan hidup bangsa
Indonesia sebagai dasar pemersatu, lambang persatuan dan kesatuan serta sebagai
pertahanan bangsa dan negara kita Indonesia.
Sumber: https://binus.ac.id/character-building/pancasila/pandangan-mengenai-praktik-
praktik-hoax-dan-hate-speechharus-mencerminkan-nilai-nilai-pancasila/
Pada masa sekarang ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
membuat semua informasi dapat masuk secara langsung, cepat dan up to date. Misalkan
saja informasi atau berita yang tengah terjadi di luar negeri, kita dapat dengan mudah
mendapatkannya hanya melalui siaran televisi maupun melalui handphone kita. Melalui
beberapa aplikasi sosial media juga kita bisa melihat keadaan dan berbagai aktivitas
orang lain yang diunggahnya dalam bentuk foto, video maupun hanya melalui tulisan.
Perkembangan IPTEK ini menciptakan kemudahan dan kebebasan bagi semua orang
dalam mencari dan memberikan informasi.
Semenjak terjadinya pandemi dan beberapa perang yang terjadi, resesi kini kian terjadi
dimana-mana. Himpitan ekonomi membuat manusia tertekan dan banyak yang
mengalami depresi. Sebelum masa pandemi, mungkin mereka bisa meredakan rasa
tekanan tersebut dengan melakukan aktivitas di luar seperti berekreasi dengan keluarga
atau yang lainnya. Namun dikarenakan maraknya pandemi, masyarakat dituntut untuk
melakukan segala hal dari rumah, sehingga mereka harus menghadapi masalah dan
tekanan yang ada dari rumah. Namun dengan adanya kemajuan IPTEK ini mereka bisa
dengan mudah memperoleh informasi hiburan dari rumah melalui televisi maupun
handphone mereka meskipun tetap saja banyak yang masih merasa tertekan bahkan
semakin tertekan dikarenakan adanya pandemi ini.
Banyak orang yang tidak dapat mengatasi masalah dan depresinya akan memiliki sifat
yang lebih sensitif dan akan mudah marah jika melihat sesuatu yang tidak berkenan
dengan hatinya, atau disebut sebagai manusia “sumbu pendek”. Pikiran yang sumbu
pendek ini membuat manusia mudah untuk mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas
dan tidak baik seperti halnya provokasi, hoax dan hate speech. Kemudahan dan
kebebasan dalam mencari serta memberikan informasi bukan hanya memberikan
dampak positif, tetapi juga dampak negatif. Dampak negatifnya ialah provokasi, hoax
dan hate speech juga bisa dengan mudah tersebar tanpa tersaring. Bagi mereka yang
tidak mampu menyaring informasi tersebut akan menerima setiap provokasi, hoax dan
hate speech dengan sangat mudah dan bahkan menerimanya sebagai fakta. Hal
tersebutlah yang sangat membahayakan, sebab perkataan-perkataan hoax dan hate
speech sering menjadi “pisau yang mematikan” bagi orang lain.
Sumber : https://jurnaldiakom.kominfo.go.id/index.php/mediakom/article/view/30/15
Kemajuan teknologi infomasi ini merupakan berkah yang patut kita syukuri, tetapi juga
mesti kita waspadai. Sebab, tersebarnya informasi tak selalu menyajikan hal positif,
tetapi juga informasi yang berbau negatif bahkan menyesatkan. Seperti yang dirasakan
bahwa di media sosial, ada banyak hoaks, hate speech dan penyebaran ideologi-ideologi
yang bertentangan dengan Pancasila. Juga saat terjadi pandemi Covid-19, menyadarkan
kita akan satu hal, bahwa penanganannya tidak dapat diselesaikan secara sendiri-sendiri,
melainkan harus kerja sama dan kolaborasi lintas wilayah dan negara.
Pancasila yang merupakan pilar ideologi negara sudah menjelaskan pada sila ketiga yang
berbunyi Persatuan Indonesia. Dengan salah satu butirnya yaitu menempatkan
menyatukan, kesatuan,serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan kepentingan
bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. Berdasarkan hal tersebut dengan jelas
bahwa setiap warga negara Indonesia harus dapat menjaga persatuan di Indonesia. Hal
yang dapat merusak persatuan di Indonesia diantaranya adalah hoax dan hate
speech .Hoax dapat di definisikan sebagai kabar, informasi, berita palsu atau bohong.
Suatu hoax dan hate speech yang menyebar secara terus-menerus dan masih kadang-
kadang dapat di anggap sebagai suatu "kebenaran", padahal jelas hal tersebut adalah
palsu dan penuh kebencian.
Hoax dan hate speech juga dapat merusak pancasila sebagai ideologi dan dasar Negara
kita karena sesuai dengan nilai dari masing pancasila melangggar norma-norma yang ada
di dalamnya yaitu Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa. Yang berarti percaya dan
taqwa pada tuhan yang maha esa sesuai agama dan kepercayaan masing masing, agama
apapun mengajarkan bahwa tindakan berbohong merupakan perbuatan yang salah dan
tidak boleh dilakukan, Pada sila ini tiap individu harus taqwa pada tuhan dengan
menciptakan sifat jujur dengan tidak menyebarkan berita hoax Sila kedua, kemanusiaan
yang adil dan beradab. Yang berarti menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dengan berani
membela kebenaran dan keadilan, pada sila ini tiap individu diharapkan dapat
menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dengan tidak menyebarkan berita hoax yang dapat
menimbulkan perpecahan pada kehidupan bermasyarakat. Sila ketiga, persatuan
Indonesia. Yang berarti menempatkan kesatuan, persatuan, kepentingan dan keselamatan
Di Indonesia akhir-akhir ini sedang ramai dilanda terkait hoax atau pemberitaan palsu
dan hate speech atau ujaran kebencian. Hoax dan hate speech terdapat beberapa isu,
seperti SARA (suku, agama dan ras), politik, selebritis, hingga agama. Namun, akhir-
akhir ini diantara isu tersebut yang sering viral menjadi informasi/berita hoax yaitu isu
politik dan SARA. Kedua isu tersebut sangat berbahaya bagi persatuan dan kesatuan
bangsa Indonesia. Sebab politik selalu dikaitkan dengan kekuasaan yang menjadi ajang
perebutan untuk menduduki kekuasan tertinggi yang dapat berujung konflik. Sedangkan,
SARA merupakan suatu hal yang sensitif dan resisten apabila sampai diperselisihkan,
misalnya contoh kasus konflik agama Islam dengan Kristen. Contoh hoax dan hate
speech terkait isu SARA yaitu mengenai isu penistaan agama. Berkembangnya hoax dan
hate speech begitu mudah karena kultur masyarakat yang dengan mudah mempercayai
sebuah kabar dari media sosial ataupun secara langsung tanpa mencari tahu terlebih
dahulu kebenaran berita tersebut secara langsung dari sumbernya. Cenderung kebiasaan
masyarakat yang membicarakan hal-hal yang tidak perlu, mengghibah, hingga fitnah
sekaan telah menjadi kultur bagi masyarakat. Selain itu juga berkembangnya hoax dan
hate speech didukung dengan adanya perkembangan teknologi digital seperti media
sosial, semakin mudahnya masyarakat untuk berinteraksi di media sosial membuat
media ini telah menjadi Fist God bagi masyarakat. Masyarakat cenderung ketika bangun
tidur justru yang diingat buka Tuhan sehingga mereka beribadah tetapi langsung
membuka media sosial. Serta rendahnya literasi media oleh masyarakat menjadi faktor
maraknya budaya hoax dan hate speech.
Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara terkandung nilai-nilai luhur yang
menjadikan sebuah pedoman kehidupan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Nilai-nilai luhur tersebut termuat dalam sila-sila yang ada dalam Pancasila. Pada sila
pertama, nilai Ketuhan yaitu sebagai umat beragama harus merasa takut kepada sang
pencipta Tuhan Yang Maha Esa, sehingga ketika ingin menyebarkan hoax dan hate
speech harus dapat mengedepankan nilai kejujuran. Sila kedua, nilai Kemanusaian yaitu
Referensi:
https://www.bantennews.co.id/tekankan-nilai-pancasila-untuk-tangkal-penyebaran-
berita-hoax/
https://uin-suka.ac.id/id/kolom/detail/95/media-sosial-dan-hoax/
Kemajuan iptek memiliki dampak positif dan negatif. Dampak negatifnya adalah mudahnya
penyebaran hoax dan hate speech. Pandemi dan perang dunia membuat maraknya resesi
sehingga menimbulkan berbagai macam permasalahan terutama masalah ekonomi. Hal itu
membuat manusia depresi dan menjadi lebih sensitif serta mudah marah (manusia sumbu
pendek). Mereka yang mengalami depresi akan mudah terhasut dan bahkan tidak mampu
menyaring hoax serta hate speech tersebut, bahkan ada yg malah mendukungnya. Padahal
hoax & hate speech memiliki dampak yang membahayakan.