Anda di halaman 1dari 3

Tugas Kelompok ke-1

(Minggu 3/ Sesi 4)

Buatlah sebuah deskripsi minimal 1 halaman Font: Times New Roman, ukuran: 12,
spasi: 1,5.

Fakta bahwa kemajuan ilmu dan teknologi, terutama di era informasi ini, memang membawa
dampak negatif disamping, dampak positifnya. Hal inilah yang disebut dengan ambivalensi
ilmu dan teknologi itu terjadi. Apalagi akhir-akhir ini.

Akhir-akhir ini hoax ‘terserak’, caci-maki dan ‘sumbu pendek’ banyak terjadi dan cukup
membuat resah. Tak mengherankan bila Keminfo mulai mengeluarkan ancaman-ancaman
tertentu berkenaan dengan hal ini.

Berdasarkan deskrispsi kasus di atas, analisal pertannyaan berirkut;

Apa pandangan anda mengenai praktik-praktik hoax dan hate speech tersebut? Pandangan
anda harus mencerminkan nilai-nilai Pancasila.

• Tugas memuat referensi bacaan.

CHAR6019 – Character Building: Pancasila


Jawab:

Hoaks atau berita bohong merupakan salah satu propaganda yang sering digunakan untuk
menyetir opini yang salah dari kebenaran publik. Salah satu survei Mastel yang dilakukan
tahun 2017 menunjukan bahwa setiap hari setidaknya aka nada minimal satu berita hoaks yang
kita jumpai dari media social. Tidak adanya perbedaan antara berita hoaks dan kebenaran
menimbulkan tanda tanya dan keraguan masyarakat dalam menerima informasi. Hal inilah
yang biasa digunakan oleh berbagai pihak yang tidak bertanggung jawab untuk membuat
berbagai propaganda fitnah maupun kebencian.

Dibawah kami cantumkan contoh referensi hoaks dan perbandingannya dengan berita actual:

Salah satu tokoh di republik Indonesia yang sering dimasukan dalam berita hoaks
tidaklah lain selain bapak presiden kita yaitu Pak Jokowi. Pak Jokowi juga salah satu tokoh
yang sangat sering mendapat ancaman dari berbagai pihak pemerintahannya. Meski survei
yang dilakukan oleh IndoBarometer menunjukan kepuasan kinerja pak presiden terhadap
kepuasan public (66,4%) namun berbagai hoaks terhadap kinerjanya justru makin sering
beredar di media social.

CHAR6019 – Character Building: Pancasila


Salah satu contoh hoaks yang ada adalah berita diatas yang menunjukan seolah olah
media international mengatakan pak Jokowi adalah presiden yang bodoh (The stupid
president). Sedangkan berita actual yang sebenarnya tidaklah demikian. Ini merupakan salah
satu contoh bentuk hoaks atau berita bohong yang digunakan oleh oknum tidak bertanggung
jawab untuk menggiring public ke tafsiran yang salah. Rakyat yang hanya membaca berita dari
suatu sumber (hoaks) tersebut tentu akan mengira bahwa presiden kita dinilai buruk dan hanya
merupakan boneka.

Menurut kami, Karena itulah di zaman media social seperti sekarang kita tidak boleh
menelan mentah mentah informasi yang kita peroleh dari media social terutama yang belum
dapat dipastikan kebenarannya. Maraknya berita hoaks dan hate speech yang ada dapat
membuat kita berprasangka buruk terhadap suatu situasi atau tokoh tertentu. Praktek hoaks
atau hate speech ini tentu sangat bertantangan dengan nilai nilai Pancasila. Sila ketiga yang
berbunyi “Persatuan Indonesia” tentu sangat bertolak belakang dengan fenomena hoaks yang
bertujuan untuk memecah belah persatuan. Praktek hate speech yang beredar juga sangat
bertentangan dengan sila kedua yaitu “Kemanusiaan yang adil dan beradab”. Karena dasar
inilah praktek hoaks dan hate speech harus diberantas karena tidak sesuai dengan nilai nilai
yang ada dalam Pancasila. Meski Menkominfo sudah mulai menertibkan para pelaku hoaks
namun masih sangat diperlukan kesadaran dari diri kita masing masing untuk tidak mudah
termakan kabar hoaks tersebut.

Referensi:
Gambar 1: Postingan sebuah akun facebook
Gambar 2 : Portal berita Asian Correspondance

CHAR6019 – Character Building: Pancasila

Anda mungkin juga menyukai