Anda di halaman 1dari 6

Bagaimana menganalisis strategi menghadapi dan meminimalisir Tindakan

Proxy war Indonesia

Analisis Fenomena Buzzer dalam penyebaran Hoax dan Penggiringan Opini


Publik yang Dapat Memecah Belah bangsa

Pengertian

Secara umum

Proxy War adalah sebuah kronfrontasi antara dua kekuatan besar dengan
menggunakan pemain pengganti untuk menghindari konfrontasi secara langsung
dengan alasan untuk mengurangi resiko konflik langsung yang beresiko pada
kehancuran fatal. Biasanya pihak ketiga yang bertindak sebagai pemain pengganti
adalah negara kecil, namun kadang juga bisa non state actors yang dapat berupa
LSM, Ormas, kelompok masyarakat atau perorangan. Singkatnya Proxy War
merupakan kepanjangan tangan dari suatu negara yang berupaya mendapatkan
kepentingan strategisnya namun menghindari keterlibatan langsung suatu perang
yang mahal dan berdarah. Melalui Proxy War ini tidak dapat dikenali dengan jelas
siapa kawan dan siapa lawan karena musuh mengendalikan non state actors dari
jauh. Negara musuh akan membiayai semua kebutuhan yang diperlukan oleh non
state actors dengan imbalan mereka mau melakukan segala sesuatu yang
diinginkan penyandang dana untuk memecah belah kekuatan musuh.

Di Indonesia

Dalam peperangan modern dapat digambarkan atau dijelaskan sebagai bentuk


kontrol dari negara-negara koalisi global yang dimotori oleh negara besar terhadap
negara lain yang tidak mengakomodasi kepentingan negara koalisi tersebut atau
membahayakan negaranya. perang yang dihadapi saat ini adalah perang yang tidak
berbentuk karena bersifat multidimensi, sehingga sangat sulit diidentifikasi apakah
ancaman tersebut merupakan ancaman perang atau bukan. Ancaman yang ada
merupakan perpaduan antara ancaman militer dan non militer, yang diperankan oleh
28 negara atau bukan negara dengan melibatkan pihak ketiga (proxy war). Untuk
menguasai negara sasaran, maka aktor state/non state yang menyelenggarakan
perang dalam bentuk “Perang Modern”, dilaksanakan melalui beberapa pentahapan
dalam perang Proxy.
Buzzer

Dalam bahasa Inggris, buzzer adalah kata turunan dari buzz yang salah satu
maknanya menurut Merriam-Webster merupakan 'rumor' atau 'gosip'. Kata ini
dipadankan dengan pendengung yang menurut KBBI V adalah 'orang yang
menyebarkan rumor atau gosip (terutama melalui media sosial) untuk menjadi
perhatian banyak orang supaya hal tersebut menjadi perbincangan banyak orang'.
Kita bisa lihat, ada konotasi negatif dalam makna tersebut. Hal ini selaras dengan
artikel "To buzz or to influence?" (2021) yang menyatakan bahwa pendengung
berasosiasi dengan hoaks, manipulasi, dan akun palsu.

kategorisasi kegiatan buzzer adalah sebagai berikut:

- Penciptaan disinformasi atau media yang dimanipulasi.


- Pelaporan konten atau akun secara massal.
- Strategi berbasis data.
- Trolling, doxing atau gangguan.
- Memperkuat konten dan media online.

Contoh Kasus Buzzer

LAPORAN yang dirilis oleh Facebook tentang keputusan menghapus 145 akun


palsu, terdiri atas 69 akun pribadi dan 42 halaman di Facebook, serta 34 akun di
Instagram yang dinilai menyebarkan informasi yang manipulatif terkait isu Papua
dan kemerdekaan Papua Barat. Bahkan dalam laporan tersebut diperkirakan
terserap dana hingga 300.000 dolar AS atau sekitar Rp 4,2 miliar untuk kepentingan
iklan yang terkait dengan issue tersebut.

Kepala Pusat Studi Forensika Digital Universitas Islam Indonesia, Yudi Prayudi
mengungkapkan buzzer, dalam arti yang positif sebenarnya bentuk lain dari seorang
influencer atau rainmaker, yaitu seseorang yang mampu mempengaruhi follower
(bisa jadi pengunjung, pembaca,teman, fans, follower twitter-nya), sehingga
memberikan efek buzz di media sosial.
Memengaruhi dalam aspek informasi, membentuk oponi, tren sehingga diikuti yang
lainnya. Efek buz tersebut dapat terlihat dari banyaknya like/dislike,
forward,download dari konten yang di-sharing olehnya

 Facebook  menyatakan telah menghapus puluhan akun di Indonesia yang


terlibat dalam 'perilaku tidak autentik yang terkoordinasi' terkait dengan isu
Papua Barat.

Hal itu diinformasikan oleh Facebook lewat situs resminya seperti dikutip pada
Jumat (4/10/2019). Ada 69 akun Facebook, 42 halaman Facebook, dan 34
akun Instagram yang terlibat dalam 'perilaku tidak autentik yang terkoordinasi'.
Facebook menyebut akun-akun ini memiliki konten soal isu dalam negeri
Indonesia.

"Orang-orang di balik jaringan ini menggunakan akun palsu untuk mengatur


Facebook page, menyebarluaskan konten mereka, dan mengarahkan orang
ke situs di luar platform," kata Head of Cybersecurity Policy Facebook, 

Orang-orang tersebut mengunggah konten dalam bahasa Indonesia maupun


bahasa Inggris tentang Papua Barat. Ada yang mengunggah konten
mendukung kemerdekaan Papua Barat, ada juga yang mengkritiknya.

"Meskipun orang-orang di balik aktivitas ini berusaha menyembunyikan


identitasnya, investigasi kami menemukan kaitan dengan perusahaan media
di Indonesia, InsightID," ungkapnya.

Facebook mengungkapkan ada salah satu Facebook Page yang punya 410
ribu followers, sementara salah satu akun Instagram punya 120 ribu followers.
Akun-akun itu menghabiskan US$300 ribu untuk beriklan di Facebook.

"Kami mengidentifikasi akun-akun tersebut lewat investigasi yang sedang


berlangsung terhadap dugaan 'perilaku tidak autentik yang terkoordinasi' di
wilayah tersebut," kata Gleicher.

Facebook juga menyertakan contoh unggahan dari akun yang dihapus.


Berikut tampilannya:

Buzzer Secara Umum

Analisis

Sebab :

1. Kemajuan Teknologi dan Globalisasi


2. Kemudahan mengakses informasi yang belum dapat dibuktikan
kebenarannya
3. Kurangnya wawasan dalam penggunaan teknologi
4. Kurangnya pengawasan dari pemerintah dalam mengatur penggunaan
teknologi di masyarakat

Akibat

1. Maraknya berita bohong atau Hoax


2. Kemudahan akses informasi digunakan sebagai alat untuk mengiring
opini public
3. Penggiringan opini public melalui informasi yang sifatnya mengundang
perdebatan dapat menyebabkan disinformasi atau misinformasi dalam
upaya untuk membentuk kelompok pro dan kontra terhadap suatu issue
di masyarakat. Terbentuknya kelompok pro dan kontra dapat
menyebabkan ekskalasi konflik yang berwujud pada perpecahan
bangsa.
4. Meningkatnya AGHT dalam IPOLEKSOSBUDHANKAM
Problem Solving

1. Program Pembangunan Karakter


Generasi Muda harus diarahkan untuk mengisi waktu dengan kegiatan
posistif. Wadah interaksi non formal perlu dibentuk agar pemuda bisa saling
menopang dan saling menasehati karena pemuda masih labil serta mudah
terpengaruh dan terhasut. Karena ketika ada kekosongan waktu, maka
pemuda cenderung akan mencari kegiatan/kesibukan yang kurang produktif
nongkrongnongkrong, membuat geng sepada motor, geng sekolah/kampus
yang ujung-ujungnya akan berakhir dengan membuat kerusuhan. Untuk itu,
perlu dirintis pembentukan sebuah “program keterampilan madani”
2. Berpedoman pada nilai-nilai luhur yang dipetik dari Perjuangan Bangsa
berpedoman pada nilai-nilai luhur yang dipetik dari perjuangan bangsa, yaitu
Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika. Selain itu dilakukan
mengawal proses reformasi secara konsisten dan dengan adanya segenap
komponen pendukung. Warga Indonesia memiliki suatu keunggulan yaitu
kepedulian … kepedulian sosial (gotong-royong) semangat reformasi,
kesadaran lingkungan hidup, rasa senasib “cinta tanah air” toleransi
beragama. Maju, sejahtera, adil, aman, demokratis, mandiri, mencintai
lingkungan hidup, berdaulat secara utuh.
3. Dibutuhkan reintrepretasi dan aktualisasi dari Pancasila dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dimana mestinya, para pejabat negara terlebih dahulu menjadi teladan
dalam mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila.
4. Melaksanakan Program Bela Negara.
diperlukan adanya kesadaran Bela Negara bagi seluruh rakyat Indonesia,
termasuk pelajar dan mahasiswa. Indikator keberhasilan kegiatan
keterampilan bela negara, salah satunya adanya kerjasama kelompok,
loyalitas dan semangat gotong royong dari masing-masing kelompok yang
terbentuk dalam kegiatan keterampilan bela negara. Memiliki keterampilan
bela negara yang disertai dengan kelenturan, kelincahan serta kemampuan
fisik yang prima merupakan salah satu modal dasar dalam rangka
mewujudkan kemampuan Bela Negara di lingkungan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai