Anda di halaman 1dari 5

LEMBAR JAWABAN UTS

MATKUL GABUNGAN KEWARNEGARAAN, PENGANTAR SOSIOLOGI DAN


PANCASILA

Nama : Budiman Prima Yuda


Kelas : 1A Ilmu Hukum
NIM : 1223050027
Dosen Pengampu : Prof.Dr. Ikhwan Fatahillah. M.H
Dr. Mahlil Nurul Ihsan. S.H, M.H
Drs. Ayi Sofiyan. M.Si
Prof. Dr. Koko Komaruddin. M.Sc., P.hD., M.H

1. Lembaga sosial mana yang pernah saudara ikuti di lingkungan masyarakat yang
memberikan ruang untuk tetap bisa berkarya?
• Saya mengikuti Lembaga/Organisasi Karang Taruna serta Lembaga Independen
Bandung Masagi
2. Bagaimana pendapat saudara berkenaan dengan organisasi yang kehadirannya
bertujuan untuk menghardik dan merendahkan lembaga / organisasi lain? Jelaskan!
• Menurut saya pribadi kehadiran organisasi/lembaga masyarakat untuk mewadahi
dan mensupport kreativitas dan potensi yang terdapat dalam masyarakat itu
sendiri. Bila yang terjadi malah membuat kegaduhan, Menyebarkan informasi
hoax dan memecah belah apalagi menghardik diantara masyarakat, maka yakin
adanya bahwa itu mesti dibubarkan dan diberantas.
3. Kemukakan oleh saudara perihal organisasi intra/ekstra yang ada di lingkungan
kampus, mana diantara organisasi tersebut yang memberikan kontribusi intelektual
yang berkesinambungan?
• Organisasi intra/ekstra kampus yang menurut saya memberikan kontribusi
berkesinambungan dalam kontribusi intelektual adalah LKDM ( Lembaga Kajian
dan Debat Mahasiswa) yang dimana menyajikan kegiatan dan berorientasi pada
kelimu hukuman, Perdebatan, Adu Argumen seputar fenomena terbaru khususnya
dalam lingkup Hukum.
4. Peminatan lembaga atau organisasi ekstra kampus, organisasi mana yang akan sodara
jejaki untuk ikut bergabung? Jelaskan alasannya!
• Untuk saat ini saya berencana mengikuti LKDM dan kedepan saya akan
mengikuti HMJ serta jenjang yang diikuti. Alasannya saya menilai bergabung
dengan LKDM akan sangat membantu mengenai kemampuan saya dalam
wawasan hukum, Kemampuan beradu dan mempertahankan argumen dan
mengembangkan kemampuan pubic speaking juga berlandaskan pada Pasal 5
huruf a Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi, “berkembangnya potensi Mahasiswa agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, terampil, kompeten, dan berbudaya untuk
kepentingan bangsa.”
5. Bila saudara dipercaya menjadi pimpinan sebuah organisasi, langkah kongkrit apa
yang akan saudara lakukan untuk kemajuan sebuah lembaga? Jelaskan!
• Setelah mengetahui mengenai poros atau tujuan utama organisasi yang saya
pimpin, maka saya akan menilai mengenai seberapa efisien saat ini berjalan. Bila
dirasa belum efisien maka saya akan merombak cara dan bagaimana organisasi
berjalan, memperbaharui Visi dan Misi dan Mengeksekusi Rencana untuk
membangun Pondasi dan realisasi program Organisasi
• 1. Isu ini berkembang sejak PBNU membuat heboh dengan mendukung
pemilihan presiden dan wakil presiden dikembalikan kepada MPR, hal ini
berdasarkan kajian para ulama PBNU yang menganggap pemilihan langsung
lebih banyak mudarat dari pada maslahatnya. Ada dua alasan yang dikemukakan
yaitu pemilihan langsung memiliki ongkos politik dan sosial yang besar, serta
terjadinya keterbelahan dalam masyarakat seperti julikan cebong kampret.
Menurut informasi yang saya dapatkan bahwa usulan PBNU ini akan menjadi
pertimbangan di MPR. Apakah pemilihan presiden melalui MPR benar-benar
memiliki kemaslahatan yang besar dari pada pemilihan umum? Jika alasannya
hanya tentang biaya pemilu, seharusnya yang dilakukan bukan menganti sistem
tapi mencari solusi untuk meminimalisir biaya. Berikut ini adalah sisi positif dan
negatif pemilihan presiden melalui MPR. Sisi positif pemilihan presiden melalui
MPR sekaligus menjadi sisi negatif dari pemilihan Presiden secara demokratis
( Pemilu oleh Rakyat ) Biaya yang dikeluarkan akan jauh lebih kecil dari pada
pemilihan umum. Potensi menangnya kaum minoritas sama dengan mayoritas.
Selama ini dalam pemilihan umum, calon mayoritas memiliki peluang menang
yang lebih besar. Kembali pada sistem demokrasi pancasila sila ke-4 yaitu:
“Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/ Perwakilan” Sisi negatif Pemilihan presiden melalui MPR
sekaligus menjadi sisi positif pemilihan presiden secara demokratis ( Pemilu oleh
Rakyat ) Ketika sebuah keputusan besar diambil di ruang yang sempit oleh
segelintir orang, maka akan memberi peluang untuk terjadinya transaksi
dibelakang itu. Bayangkan saja rakyat Indonesia dengan jumlah pemilih tetap
mencapai 200 juta jiwa masih bisa diatur pemilihannya melalui sogokmenyogok
apalagi jika pemilihan hanya dilakukan oleh beberapa orang. Karena ruang
transaksi mereka menjadi sempit bukankah lebih mudah menyogok beberapa
orang dari pada ratusan juta orang? Akuntabilitas atau pertanggung jawabannya
sangat mungkin untuk direkayasa, karena hanya melibatkan beberapa orang yang
mudah diambil kesepakatan. Jika pemilihan dilakukan oleh MPR yang akan
diuntungkan hanyalah partai-partai besar, mereka memiliki kekuatan menguasai
aset Negara dan pastinya juga menguasai MPR serta hanya caloncalon merekalah
yang akan lolos.
• 2. A. Contohnya adalah Program Tayangan My Trip My Adventure yang
mengulik Destinasi wisata dan Menikmati serta memperlihatkan kebudayaan
masyarakat di destinasi tersebut

• B. Globalisasi merupakan sebuah fenomena yang saat ini sedang terjadi di dunia,
tidak terkecuali Indonesia. Arus informasi yang mengalami transformasi dan
penetrasi ke dalam segmen yang jauh lebih dalam akibat adanya globalisasi
berdampak terhadap pergeseran serta perubahan tata nilai sosial suatu bangsa
termasuk Indonesia. Salah satu media yang berperan dalam berkembangnya
fenomena globalisasi adalah televisi. Dewasanya, Televisi menjadi salah satu
pintu palang informasi baik dalam penyaluran hingga pembentukan karakter.
Televisi menjadi pemantik dalam memberikan nilai heuristik dalam kehidupan
manusia. Fenomena tersebut menyebabkan kita tidak dapat menghilangkan
sepenuhnya efek negatif sebagai bagian dari Televisi. Di Indonesia, kualitas
program yang ditampilkan oleh para pelaku industri televisi cenderung hanya
money oriented. Artinya, orientasi dari kualitas program yang ditayangkan hanya
seputar keuntungan, bukan pencerdasan. Hal ini menyebabkan nilai-nilai positif
yang terkandung dari televisi menjadi kabur dan jauh dari harapan. Dengan
atmosfir industri pertelevisian saat ini, tentu saja, perlu kerja keras serta
kesadaran berpartisipasi kita sebagai manusia baik secara individual ataupun
masyarakat untuk merealisasikan efek positif dari televisi. Diatas adalah
pemaparan saya mengenai media televisi atas kontribusi dalam masifnya
penyebaran informasi, Media Massa amat sangat luar biasa berpengaruh dalam
Mengkonstruksi Identitas Nasional pada generasi muda dikarenakan mudahnya
jalur penyebaran informasi membuat mudahnya untuk mengonsumsi informasi
yang kadung ada beberpa informasi yang tidak benar. Dalam hal ini saya
menyimpulkan bahwa memanfaatkan media massa untuk mengkonstruksi
Identitas Nasional dengan tayangan/konten kebudayaan dan kultur sosial yang
dikemas menarik juga mengikuti perkembangan konten saat ini.

• 3.Bela negara berkaitan erat dengan terjaminnya eksistensi dari NKRI dan
terwujudnya cita-cita bangsa. Hal iji sebagaimana termuat dalam Pembukaan
UUD RI tahun 1945 yang berbunyi: melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, serta ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Berdasarkan
pengertian yang tercantum dalam UU, bela negara pasal 9 ayat (1), UU No. 3
Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, bela negara digambarkan sebagai sikap
dan juga perilaku warga negara yang dijiwai oleh rasa kecintaannya kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berdasarkan Pancasila dan
UUD 45 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa serta negara. Selain
sebagai kewajiban dasar warga sebagai manusia, upaya bela negara merupakan
kehormatan untuk setiap warga negara yang telah melaksanakan dengan penuh
kesadaran, tanggung jawab, sungguh-sungguh dan rela berkorban dalam
pengabdian oleh kepada negara dan juga bangsa. Berdasarkan pemaparan diatas
pendapat saya mengenai kebijakan Pemerintah mengenai kewajiban bela negara
adalah sebagai proyek pembangunan mental dan mindset masyarakat dalam
mempertahankan, membela juga bersaing dalam kontestasi Internasional, terlebih
saat ini dengan adanya kemajuan IPTEK yang membuat batas batas negara
menjadi tak terlihat bahkan tak dihiraukan kembali dikarenakan informasi 1 dari
informasi benua lain dapat sampai dalam hitungan detik. Peperangan saat ini tak
lagi mesti berbentuk fisik yang mengangkat senjata, melainkan dengan cyber
yang sulit membendungnya. Lantas Sebagai warga negara yang tercantum dalam
Hak dan Kewajiban Bela Negara, Kita memiliki beberapa hak dan fasilitas dalam
beberapa bidang yakni Hak dan Kewajiban Politik, Hukum dan Pertahanan, Hak
dan Kewajiban Ekonomi, Hak dan kewajiban Sosial dan Budaya Maka dari itu
dalam hak dan kewajiban bela negara termaktub diatas demi membentuk
masyarakat Tangguh, Kuat, Stabil dan tidak mudah dipecah belah dan mampu
berkontribusi, Berinovasi serta Membangun Pengelolaan Pemerintah dan Tatanan
sosial yang baik dan berkesinambungan.

• 4.Menurut Saya Fenomena LGBT sebetulnya masih dianggap tabu bagi khalayak
umum di Indonesia, terlebih lagi Indonesia adalah negara yang sangat agamis,
negara yang tidak menganut system sekuler melainkan mengaitkan agama dalam
kehidupan bermasyarakat dan berbangsa juga bernegara yang tercantum dalam
sila pertama dalam Pancasila sebagai ideologi negara yakni Ketuhanan Yang
Maha Esa. Dikota kota besar di Indonesia terkhusunya Kota Jakarta, Kota
Bandung dan Kota Bogor sudah tersohor bahwa kota tersebut banyak sekali
masayarakat yang berperilaku seksual LGBT, terlebih lagi dalam lingkup
pertemanan saya juga diakui bahwa saya memiliki beberapa teman yang
mengamini hal tersebut. Mayoritas mereka adalah kalangan terpelajar dan
bependidikan. Di Indonesia yang kental dengan adat ketimuran yang
menjungjung kesopanan dan juga adat istiadat terlebih norma keagamaan,
Perilaku LGBT tidaklah dibenarkan yang dimana menyalahi perintah agama dan
menimbulkan keresahan dalam masyarakat itu sendiri. Saya pun terperangah
dimana saya mengetahui bahwa diantara teman teman saya ada yang mengakui
bahwa mereka Gay & Lesbian, namun saya sudah memberikan pemahaman dan
pengertian bahwa apa yang mereka amini tersebut bukanlah sebuah hal yang
dapat “dinormalisasikan” dalam artian tidak dapat diterima seutuhnya oleh
masyarakat walaupun kini mulai bertebaran di berbagai platform media sosial
mengenai konten LGBT. Dalam kaitannya mengenai Hak Asasi Manusia yang
mengakui secara umum yakni Hak untuk hidup. Hak untuk memperoleh
pendidikan. Hak untuk hidup bersamasama seperti orang lain. Hak untuk
mendapatkan perlakuan yang sama. Hak untuk mendapatkan pekerjaan.
Khususnya dalam Hak Asasi Manusia dalam kaitannya dengan LGBT adalah
Kebebasan Individu dalam Berekspresi mengenai apa yang individu tersebut
amini.

Tercantum dalam Pasal 2 Hak Asasi Manusia Negara Indonesia yakni Setiap
orang berhak atas semua hak dan kebebasan-kebebasan yang tercantum di dalam
Pernyataan ini tanpa perkecualian apapun, seperti ras, warna kulit, jenis kelamin,
bahasa, agama, politik atau pendapat yang berlainan, asal mula kebangsaan atau
kemasyarakatan, hak milik, kelahiran ataupun kedudukan lain. Di samping itu,
tidak diperbolehkan melakukan perbedaan atas dasar kedudukan politik, hukum
atau kedudukan internasional dari negara atau daerah dari mana seseorang
berasal, baik dari negara yang merdeka, yang berbentuk wilayah-wilayah
perwalian, jajahan atau yang berada di bawah batasan kedaulatan yang lain.
Pasal 3 yang berisi Setiap orang berhak atas penghidupan, kebebasan dan
keselamatan individu.
Pasal 19 yang berisi mengenai kebebasan berpendapat yakni Setiap orang berhak
atas kebebasan mempunyai dan mengeluarkan pendapat; dalam hak ini termasuk
kebebasan memiliki pendapat tanpa gangguan, dan untuk mencari, menerima dan
menyampaikan informasi dan buah pikiran melalui media apa saja dan dengan
tidak memandang batas-batas (wilayah).
Pasal 20 mengenai kebebasan untuk berkumpul dan berserikat Setiap orang
mempunyai hak atas kebebasan berkumpul dan berserikat secara damai. Tidak
seorang pun boleh dipaksa untuk memasuki sesuatu perkumpulan. Dalam pasal
pasal yang saya lampirkan memuat mengenai HAM untuk kaum LGBT yang
disebutkan. Dalam pasal tersebut tidak menyebutkan gender melainkan bagi
seluruh masyarakat / warga negara Indonesia yang tidak membeda bedakan.

Anda mungkin juga menyukai