Oleh
UNIVERSITAS LAMPUNG
2020
Dari Rujakan Hingga Virus Corona : Ujian Integrasi Bangsa
"Anak-anak, kalau ada teman kita yang sakit, kita wajib membantu", kata Ibu Guru
dengan semangat memberikan penjelasan dan anjuran."
"Kita tidak boleh egois. Hidup itu harus gotong royong dan peduli dengan sesama.
Mengapa demikian?", tambah Bu Guru
"Karena bangsa kita menjunjung tinggi nilai kesatuan dan persatuan Bu" jawab anak
yang paling pintar di antara kami.
Lalu guru bercerita tentang zaman penjajahan dan perebutan kemerdekaan Indonesia
panjang-lebar. Bercerita tentang keragaman suku, budaya dan bahasa.
Rujakan biasanya dilakukan oleh anak muda dan ibu-ibu, dan tidak menutup
kemungkinan bapak-bapak juga ikut rujakan. Waktu untuk rujakan tidak menentu
asal ada keinginan dan bahan untuk dibuat rujak. Bahan yang dijadikan rujak pun
biasanya variatif, seperti mangga, jambu, pepaya, dan lain-lain. Yang seru dari
Rujakan adalah kebersamaannya dalam menikmati, satu cobek untuk ramai-ramai.
Bahan-bahan rujakan dikumpulkan dari peserta, ada nyumbang buah ini, buah itu,
kerupuk, keripik dan seterusnya.
Ketika rujakan dimulai siapapun boleh bergabung, termasuk orang yang tidak ikut
mengupas buah dan mengulek sambal. Tidak ada yang menggerutu dan sibuk nyinyir,
malah semakin banyak peserta justru menambah keseruan. Canda tawa sesekali
menghiasi antarpeserta meski mulut sudah tidak karuan karena kepedasan. Kalau
kurang biasanya mengupas dan mengulek lagi.
Seiring berjalannya waktu, lambat laun rujakan mengalami pergeseran nilai. Rujak
semakin elit dan masuk panganan yang dikomersilkan.
Saya pun bertanya siapakah yang tega merampas kebersamaan dan menjadikan kita
semakin individualis?
Saya bertanya begitu karena ketika muncul wacana rujakan saat ini, kita langsung
menuju warung penjual rujak. Elitnya lagi sekarang rujak bisa dipesan dari rumah
kemudian si empunya warung mengantarkan dengan tambahan ongkos kirim.
Rujakan yang biasanya berkumpul dengan diselingi keriweuhan dan kebersamaan
kini terbagi dalam piring-piring. Ujian integrasi muncul saat itu pula.
Lebih jauh lagi bersamaan dengan waktu yang terus berjalan, dari masalah rujakan
yang semakin individualis bergeser ke masalah ngopi bareng. Saat ini, ngopi pun
begitu terjadi pergeseran nilai seiring perkembangan teknologi dan informasi. Ngopi
biasanya menjadi tujuan untuk melebur bersama karena ketika ngopi akan diiringi
dengan cerita dan pertukaran pikiran. Akan tetapi apa mau dikata, bareng hanya
ketika datangnya bareng tapi ketika duduk kembali pada handphone masing-masing.
Secara tidak langsung dari dua kejadian di atas, kita dapat mengetahui dan memahami
semakin terkikisnya nilai luhur kita, seperti gotong royong, kepedulian terhadap
sesama, kerekatan satu dengan yang lain semakin menipis. Gejala-gejala seperti ini
merupakan gejala akan tergerusnya integrasi bangsa kita.
Mari melangkah lebih jauh lagi dari kata rujakan dan ngopi bareng menuju kejadian
sekarang ini, perihal virus corona. Virus corona mari kita anggap saja sebagai ujian
untuk bangsa kita saat ini. Virus corona yang semula dianggap remeh karena
kekebalan dan kebandelan tubuh kita, kini telah dianggap masalah serius yang
menelan korban. Sejauh ini, korban positif virus corona di negara kita sudah lebih
dari seribu orang.
Di dalam situasi seperti inilah integrasi bangsa kita sebenarnya diuji. Sebesar apakah
nilai persatuan dan kesatuan yang dimiliki setiap pribadi bangsa kita ini? Kita boleh
menganggap ini adalah sebentuk penjajahan, penjajahan dari makhluk tak kasat mata,
yaitu virus.
Dari kebiasaan rujakan sampai virus corona ini dapat kita lihat kepedulian,
kebersamaan dan gotong royong masyarakatnya dalam menghadapi pandemi virus
corona. Banyak yang menyerukan untuk kita bersama-sama dalam menghadapinya,
tapi tidak sedikit juga yang memanfaatkan momen untuk saling menyalahkan,
menyudutkan, bahkan isu-isu agama dan politik turut dimasukkan.
Dari sudut ekonomi pun begitu, orang-orang tak mau kehilangan momentum, hingga
dijuallah masker dengan harga yang melambung. Dari hal mistis dan menjadi hoax
juga begitu, kasus yang terbaru seorang bayi baru lahir dan berbicara meminta
memakan telur. Akibatnya banyak warga mencari dan memborong telur.
Perlu kita kaji dan renungkan kembali sejarah bangsa kita. Bangsa kita adalah bangsa
yang besar dan bangsa yang berdiri tegak karena persatuan dan kesatuan. Bangsa
yang berintegrasi satu sama lain tanpa membedakan suku, ras, agama dan bahasa.
Saat inilah seharusnya kita tunjukkan keintegrasian kita untuk melawan virus corona
ini.
Oleh karenanya, melawan virus corona ini adalah tugas bersama, tidak hanya tim
medis, pemerintah, masyarakat, golongan A dan B, dan agama A dan B. Ini adalah
perjuangan se-bangsa dan se-tanah air, bersama kita teguh, bercerai kita runtuh
meskipun social distancing tetap kita jaga.
Pertanyaan Dan Jawaban
2. Bagaimna jika integrasi nasional tidak terjaga dengan baik oleh segenap
warganegara
Apa yang terjadi
Jawab :
a. Separatisme
Pemisahan kekuasaan atau penarikan diri dari suatu negara timbul
karena disintegrasi bangsa. Mereka merasa tuntutannya tidak terpenuhi
dan berusaha mendirikan negara sendiri dengan harapan terjadi
kemakmuran.
3. Bagaimna cara anda sebagai bagian dari generasi muda dapat berpartisipasi
menjaga dan mewujudkan integrasi nasional
Jawab :
Upaya yang dapat saya lakukan sebagai generasi muda adalah dengan
memanfaatkan media digital untuk media pembelajaran dan tidak
menyebarkan atau membuat Informasi yang bernada provokasi, hasutan,
ujaran kebencian, dan kebohongan (hoax) yang mengalir deras melalui
media sosial (medsos) karea dapat mengancam integrasi bangsa.
Sebenarnya, kecanggihan media informasi dimanfaatkan untuk untuk
mengubungkan yang jauh. Pada bidang pendidikan yang dapat
dimanfaatkan sebagai akses ilmu pengetahuan untuk penunjang
perkuliahan, selain itu dapat dimanfaatkan sebagai pengetahuan tentang apa
yang terjadi di dunia. Sebagai generasi muda sudah sepatutnya
memanfaatkan media digital untuk mendukung kemajuan bangsa bukan
untuk membuat perpecahan atau disintegrasi bangsa yang dapat
disebarluaskan melalui internet.
4. Menurut anda apa saja faktor penghambat dan pendorong terjadinya integrasi
Jawab :
1. Faktor Penghambat Integrasi Nasional
a. Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan
b. Kurangnya toleransi antar sesama golongan.
c. Kurangnya kesadaran di dalam diri masing-masing rakyat Indonesia
d. Adanya sikap ketidakpuasan terhadap ketimpangan dan
ketidakmerataan
Lutfi,Mohammad.2020https://www.kompasiana.com/lutfitongar/5e7ea0b0097f36339
855fb92/dari-rujakan-hingga-virus-corona-ujian-integrasi-bangsa?page=2