Anda di halaman 1dari 6

MEREALISASIKAN

KESEJAHTERAAN DENGAN
MENGATASI KEMISKINAN
DI DUNIA
Oleh :
Marchel Septi Pratama (20102293)
Angkatan 2020 Universitas NU Surabaya
Sidoarjo 2020

I
I. PENDAHULUAN

Berdasarkan data yang dimiliki oleh PBB, kemiskinan ditandai


dengan penghasilan seseorang yang berada di bawah 13.000 perhari
atau senilai dengan 1,25 dollar Amerika

Menurut PBB ada hubungannya antara kemiskinan dengan


disabilitas, kemiskinan dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti
pengangguran, minimnya layanan kesehatan, buta huruf dan
kriminaitas.

Sehingga dalam permasalahan ini akan di bahas tujuan dan cara- cara
untuk mengatasi kemiskinan tersebut dengan upaya meningkatkan
pendapatan harian seseorang di atas 1,25 dollar Amerika tadi
mengurangi proporsi orang di bawah garis kemiskinan ,
mengimplementasikan sistem perlindungan sosial yang sesuai, membuat
setiap orang memiliki akses yang sama kepada sumber ekonomi, membangun
ketahanan bagi masyarakat miskin, dan membuat kebijakan di segala level,
baik nasional, regional maupun internasional.

II. ISI

Banyaknya orang yang ada di setiap negri memiliki penghasilan


rendah dan tingkat kesejahteraannya banyak yang di bawah garis
kemiskinan maka dari itu pemerintah di setiap Negara dalam
meningkatkan pertumbuhan ekonomi (economic growth) dengan
cara-cara yang adil tanpa mengecualikan masyarakat miskin akan
meningkatkan keterpaduan sosial dengan politik yang didasari oleh
hak-hak asasi manusia, nondiskriminasi, dan memberikan

II
perlindungan kepada mereka yang kurang beruntung merupakan
hakikat paradigma pembangunan sosial.

Secara umum penyebab kemiskinan di kelompokkan menjadi 5


faktor yang pertama yaitu tingkat pendidikan yang masih rendah,
kedua masih terbatasnya lapangan pekerjaan, ketiga malas bekerja,
ke empat menjadi beban hidup keluarga, kelima keterbatasan
sumber daya baik alam maupun modal.

Secara teoretis, semakin tinggi alokasi anggaran untuk


penanggulangan kemiskinan, semakin efektif kinerja anggaran
tersebut untuk menurunkan angka kemiskinan. Penanggulangan
kemiskinan dapat dilihat dari
1) penentuan dan pelaksanaan program,
2) aturan yang sesuai dengan proses dan prosedur, dan
3) hasil yang dicapai. Nilai – nilai yang harus dikedepankan dan
diwujudkan dalam penanggulangan kemiskinan juga
memperhatikan pencapaian yang efektif dan efisien.

Korten (dalam Hikmat, 2004:15-16) menyatakan bahwa ada tiga


dasar untuk melakukan perubahanperubahan struktural dan
normatif dalam pembangunan yang berpusat pada rakyat:
1.Memusatkan pemikiran dan tindakan kebijakan pemerintah pada
penciptaan keadaan-keadaan yang mendorong dan mendukung
usaha-usaha rakyat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka
sendiri, dan untuk memecahkan masalah-masalah mereka sendiri di
tingkat individual, keluarga, dan komunitas.
2.Mengembangkan struktur-struktur dan proses organisasi-
organisasi yang berfungsi menurut kaidah-kaidah sistem
organisasi.

III
3.Mengembangkan sistem-sistem produksi-konsumsi yang
diorganisasi secara teritorial yang berlandaskan pada kaidah-kaidah
pemilikan dan pengendalian lokal.

Selanjutnya Supriatna (1997:82) mengemukakan lima


karakteristik penduduk miskin, antara lain:
1.Tidak memiliki faktor produksi sendiri.
2.Tidak mempunyai kemungkinan untuk memperoleh aset
produksi dengan kekuatan sendiri.
3.Tingkat pendidikan pada umunya rendah.
4.Banyak diantara mereka tidak mempunyai fasilitas .
5. Diantara mereka berusia relatif muda dan tidak mempunyai
keterampilan atau pendidikan yang memadai.

Dalam perspektif kesejahteraan sosial, kemiskinan mengarah pada


keterbatasan individu atau kelompok untuk mengakses jaringan
dan struktur sosial yang mendukung dalam mendapatkan
kesempatan-kesempatan peningkatan produktivitas. Keterbatasan
individu karena adanya faktor penghambat berupa faktor internal
yang bersumber dari si miskin itu sendiri, seperti rendahnya
pendidikan dan adanya hambatan budaya. Sedangkan, faktor
eksternal berasal dari luar kemampuan sesorang tersebut, seperti
birokrasi atau peraturan-peraturan resmi yang menghambat
seseorang mendapatkan sumber daya.

Secara sederhana kemiskinan dalam persepektif kesejahteraan


sosial dimaknai sebagai kemiskinan yang pada awalnya disebabkan
oleh kemiskinan ekonomi, oleh karena terlalu lama dalam kondisi
miskin baik karena faktor tidak disengaja, disengaja maupun
karena dipelihara menyebabkan efek domino, berupa patologi atau
masalah sosial. Sedangkan resiko ketika kemiskinan sudah menjadi
masalah sosial adalah selain harus menyelesaikan masalah

IV
ekonomi itu sendiri juga mengatasi masalah sosial yang timbul.
Contoh munculnya kriminalitas, budaya malas, korupsi, disparitas
sosial yang menyebabkan konflik, dan ketergantungan pada pihak
lain.

Upaya yang dilakaukan untuk mengatasi masalah kemiskinan


yaitu pengembangan anak usia dini dan gizi mereka, perlindungan
kesehatan untuk semua, akses pendidikan bermutu untuk semua,
memberikan bantuan tunai kepada keluarga miskin

Sementara itu Rondinelli, (1990:91) mengemukakan ada tiga


strategi dasar program yang bertujuan untuk membantu penduduk
miskin yakni:
1.Bantuan disalurkan ke tempat dimana mayoritas orang miskin
hidup, melalui program pembangunan desa terpadu atau proyek
produksi pelayanan yang berorientasi pada penduduk desa.
2.Bantuan dipusatkan untuk mengatasi cacat standar kehidupan
orang-orang miskin melalui program kebutuhan dasar manusia.
3.Bantuan dipusatkan pada kelompok yang mempunyai ciri sosio
ekonomi yang sama yang mendorong atau mempertahankan
mereka untuk terus berkubang di dalam lingkaran kemiskinan
melalui proyek yang dirancang bagi masyarakat tertentu.

V
III. PENUTUP
Pemerintah harus mencoba berbagai program-program yang bisa
memperbaiki tingkat kemiskinan warganya agar semuanya berada
di atas garis rata-rata kemiskinan atau seminimal minimalnya
berada di garis rata-rata supaya bisa tercapai keinginan setiap
Negara menyejahterahkan rakyatnya.

Apapun yang diprogramkan oleh pemerintah khususnya dalam


penanggulangan kemiskinan tidak akan terlaksana dan mencapai
apa yang diharapkan, jika tidak didukung oleh masyarakat sebagai
sasaran implementasi setiap kebijakan pembangunan dan
kemasyarakatan.

Saya setuju dengan program-program yang ada seperti


memberikan bantuan tunai kepada yang berhak menerima dan lain
sebagainya. Sebaiknya masyarakat jangan hanya mengharapkan
bantuan dan hanya bergantung kepada pemerintah saja untuk
mengatasi kemiskinannya, mereka harus mencari lapangan
pekerajaan sendiri agar tidak menjadi pengangguran supaya bisa
meningkatkan taraf hidupnya masing-masing.

Daftar pustaka
https://elshinta.com/news/143803/2018/05/02/sdgs-mengentaskan-
kemiskinan-di-segala-sisi
https://www.merdeka.com/jatim/5-faktor-penyebab-kemiskinan-
beserta-definisinya-wajib-diketahui-kln.html
https://www.worldbank.org/PSP 
http://www.braindilogsociology.or.id/2017/12/strategi-
penanggulangan-kemiskinan-di.html

VI

Anda mungkin juga menyukai