Anda di halaman 1dari 6

RADIKALISME, DEMOKRASI, HAM DI MATA PANCASILA

Oleh: Achmad Irfan Setiawan

Pendahuluan:
Radikalisme, demokrasi, dan HAM menjadi masalah yang masih
sulit untuk diselesaikan sampai saat ini, sudah berbagai upaya yang sudah
dilakukan oleh para petinggi bangsa untuk menyelesaikan masalah ini,
namun upaya pemerintah ini bisa dibilang masih nihil atau masih tanpa
hasil. Beberapa faktor juga mempengaruhi masih nihilnya hasil upaya
pemerintah dalam mengatasi hal ini. Pemahaman masyarakat tentang
permasalahan seperti ini masih sangat kurang sehingga mereka sangat
mudah dipengaruhi oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
A. Radikalisme di Indonesia
Radikalisme berasal dari kata radix yang artinya akar berfikir,
sedangkan radikal artinya berfikir sampai ke akar permasalahan dan
radikalisme sendiri adalah suatu individu atau golongan yang berfikir
secara mendalam sampai ke akar permasalahan. Radikalisme cenderung di
alamatkan kepada orang yang berideologi keras, mempunyai pikiran yang
keras, dan apapun yang keras dalam pemikiran atau tingkah laku biasanya
selalu dicap sebagai orang yang radikal. Banyaknya fenomena radikalisme
yang terjadi di Indonesia membuat kita sebagai generasi muda harus peka
akan permasalahan ini. Pelaku radikalisme di Indonesia sendiri
kebanyakan dilakukan oleh beberapa kelompok namun tidak menutup
kemungkinan ada juga radikalisme dalam bentuk individu.
Paham radikalisme ini lahir dari berbagai dasar permasalahan
seperti politik, ekonomi, ketidakadilan sosial, dan hukum yang ada di
berbagai masyarakat. Permasalahan-permasalahan di atas menjadi alasan
mengapa banyaknya kasus yang berhubungan dengan radikalisme.
Radikalisme sendiri tidak bisa lepas dari hal-hal yang berbau kekerasan
dan sangat berhubungan dengan aksi-aksi terorisme yang sangat marak
terjadi akhir-akhir ini. Aksi terorisme di Indonesia sekarang ini memasuki
babak baru yang mana dulu terorisme hanya identik dengan bom,
membunuh orang namun, sekarang ini sudah menjalar ke organisasi-
organisasi yang bergerak di bidang politik. Ancaman terorisme saat ini jauh
lebih berbahaya karena adanya keterkitan antara pelaku terorisme dengan
organisasi yang berkecimpung di dunia politik saat ini. Contohnya seperti
pelaku bom Makassar yang mana terdiri dari pasangan pangantin yang
ternyata mereka adalah anggota dari organisasi FPI. Aktivitas antara pelaku
teroris dan organisasi politiknya itu sudah satu. Jadi bisa disimpulkan
bahwa FPI bisa menjadi sarang bagi para teroris. Fakta lain disebutkan
bahwa telah disita 4 KG bahan peledak high exlusive dan sudah disiapkan
juga potongan-potongan pita sebagai bungkus dari bahan peledak tersebut.
Menurut para ahli bom, dengan adanya 4 Kg bahan peledak tersebut dapat
dijadikan menjadi 200 bom. Para pemimpin pembuat bom ini pun
ditangkap dan mereka pun mengaku bahwa mereka melakukan aksi
tersebut dikerenakan pemimpin mereka sedang bermasalah dengan
kepolisian. Uraian di atas merupakan salah satu contoh kecil penyebab
adanya terorisme di negara kita ini.
Contoh lain juga disebutkan dengan adanya aksi OPM yang terjadi
di Papua yang disebabkan karena negara tidak ada perubahan dalam
memfasilitasi warga setempat. Warga disana memprotes pemerintahan
dengan melakukan aksi-aksi yang sangat brutal dengan melakukan
serangan terhadap para anggota militer yang sedang berjaga di sana. Tentu
saja itu sangat merugikan dan membahayakan bagi para anggota militer
dan warga-warga sipil di sana. Aksi-aksi tersebut didasari karena adanya
keinginan untuk melakukan sebuah perubahan. Yang mana jika keinginan
tersebut tidak bisa terealisasikan maka jalan satu-satunya yang mereka
tempuh dengan melakukan tindak kekerasan yang dampaknya akan sangat
merugikan bagi orang banyak.
Jaringan-jaringan aksi seperi ini sudah menyebar luas hingga ke
ranah anak muda. Banyak anak muda kita yang terjerumus ke dalam aksi
tersebut. Mereka tanpa sadar didoktrin dengan iming-iming yang sangat
menjanjikan bagi mereka. Namun, ketika mereka sudah masuk ke dalam
jaringan ini mereka malah tidak mendapatkan apa yang mereka ingin kan
seperti apa yang sudah di iming-imingkan sejak awal mula mereka diajak
masuk ke dalam jaringan ini. Ketika mereka sudah masuk ke dalam
jaringan tersebut, mereka akan kesulitan jika ingin keluar. Mereka diancam
oleh para petinggi dari jaringan tersebut agar anggota ini tidak jadi keluar
dari jaringan ini. Banyaknya anak muda yang masuk ke dalam jaringan
terorisme seperti ini menjadi masalah besar bagi negara kita, karena para
anak muda ini lah yang menjadi penerus dari kemajuan negara kita.
Pemahaman mengenai radikalisme dan terorisme pada kalangan
masyarakat perlu lebih ditingkatkan lagi, mengingat masih banyaknya
masyarakat yang masih sangat mudah untuk di bujuk dengan iming-iming
yang tak seberapa namun bahayanya bagi mereka yang tidak main-main.
Ini kembali lagi menjadi PR bagi para petinggi bangsa bagaimana cara
mereka mengatasi paham-paham radikalisme dan terorisme itu sendiri.
Perlu diingat kembali paham-paham tersebut sangat mengancam
kedaulatan dan persatuan negara Indonesia. Jika pemerintah tidak sadar
akan hal seperti itu bukan tidak mungkin negara Indonesia akan hancur
secara perlahan. Jaringan-jaringan tersebut pasti akan mencari massa dari
lini masyarakat paling kecil agar bisa mensukseskan aksi mereka. Dengan
mendapatkan massa dari masyarakat kecil bukan tidak mungkin jaringan
mereka akan tersebarluaskan. Fakta di lapangan membuktikan pelaku dari
aksi teror biasanya berasal dari masyarakat kecil. Dalam pancasila sangat
tidak dibenarkan aksi-aksi yang berbau radikalisme maupun terorisme,
karena pancasila mengajarkan adanya persatuan dan musyawarah mufakat
untuk menyelesaikan masalah yang terjadi diantara masyarakat.
Penyelesaian setiap masalah tidak harus melalui proses kekerasan bisa
melalui kekeluargaan dan musyawarah mufakat. Pemerintah juga tidak
boleh apatis dalam menyelesaikan setiap masalah yang timbul dalam
negeranya. Partisipasi dan solusi dari para petinggi negara sangat
diperlukan dalam menyelesaikan masalah agar cepat selesai masalah-
masalah seperti ini.

B. Demokrasi yang tidak sesuai dengan konsep Pancasila


Berdasarkan sejarahnya, demokrasi di Indonesia sudah mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Hal itu dibuktikan dengan adanya
kebebasan pers yang dulu dibelenggu namun sekarang sudah mulai
dibebaskan, adanya kebebasan masyarakat dalam berpendapat dan
mengkritik pemerintah yang berkuasa juga, serta masih banyak contoh dari
perkembangan pesat demokrasi yang ada di Indonesia. Tapi bukan berarti
demokrasi ini sudah berjalan mulus tanpa adanya masalah. Masih
banyaknya permasalahan yang muncul terhadap pemerintah yang masih
belum bisa sepenuhnya menjamin kebebasan warga negaranya.
Salah satu contoh permasalahan yang masih berlangsung sampai
saat ini adalah adanya money politik. Money politik ini seakan menjadi
masalah yang tidak kunjung selesai, setiap adanya pemilu kita sering
melihat banyaknya praktek money politik yang mewarnai setiap event
pemilu. Masyarakat pun sepertinya masih kurang sadar akan adanya
bahaya dalam praktek money politik ini. Mereka masih selalu menerima
uang dari para calon pemimpin mereka. Masyarakat ini akan memilih
pemimpin berdasarkan siapa yang paling banyak memberi uang bukan
berdasarkan kualitas dari para calon pemimpin mereka. Jika kita melihat
fakta sebenarnya, jika calon pemimpin yang paling banyak memberi uang
menjadi pemimpin yang terpilih mereka banyak melakukan korupsi besar-
besaran untuk mengembalikan uang yang mereka pakai buat acara
kampanye. Uang yang harusnya buat rakyat justru diambil oleh para
penguasa yang seenaknya memakai uang tersebut untuk kepentingan
pribadi mereka. Rakyat sendiri juga tidak mengerti kemana uang yang
harusnya mereka dapatkan. Para pemimpin mereka hanyalah menjanjikan
fasilitas tanpa adanya wujud dari fasilitas tersebut. Untuk mengatasi
masalah seperti ini, kembali lagi diperlukan adanya kesadaran antara para
pemimpin dan rakyat itu sendiri. Jika para calon pemimpin selalu
melakukan money politik bukan tidak mungkin kasus korupsi tidak akan
pernah selesai, karena tujuan korupsi para pemimpin yang terpilih adalah
mengembalikan uang yang telah dikeluarkan pada saat melakukan praktek
money politik. Begitu juga dengan masyarakat kita, mereka harus sadar
cara memilih pemimpin yang baik bukan dari banyaknya uang yang
diberikan kepada mereka, namun memilih pemimpin harus berdasarkan
kualitas dari para calon pemimpin mereka. Masyarakat juga harus
mendapatkan penyuluhan akan bahanya praktek money politik ini.
Penyuluhan sendiri bisa dilakukan oleh para partai politik atau para orang-
orang terpendidik yang faham akan bahaya nya praktek ini. Dengan adanya
penyuluhan seperti ini diharapkan masyarakat dan para calon pemimpin
sadar bahwa praktek money politik tidak diperuntukkan untuk
kemaslahatan dan kemakmuran warga negara Indonesia.
Selain money politik, ada juga permasalahan tentang demokrasi
lainnya yang menurut survei yang dilakukan oleh LP3ES menyebutkan
adanya sekitar 25 permasalahan yang menandai kemunduran demokrasi.
Berdasarkan survei yang dilakukan sistem demokrasi di Indonesia berada di
situasi yang suram dalam kemunduran, presentasenya mencapai (44,7%),
dalam situasi stagnasi atau jalan di tempat berada di presnetase (23,7%),
sedangkan yang menilai kita berada dalam otoriterisme, presentasenya
mencapai (28,9%). Sedangkan cuma (2,7%) responden yang menilai
demokrasi negara Indonesia mengalami kemajuan. Dari data di atas bisa
kita lihat bagaimana rusaknya, kemundurannya, dan ketidaksesuaian
konsep demokrasi negara kita. Sebagai generasi muda kita sangat
diharapkan untuk mengubah konsep demokrasi yang ada di negara kita ini
menjadi demokrasi yang sesuai dengan konsep Pancasila yang ada dalam
sila ke 4 yang mana konsep demokrasinya berbunyi “dari rakyat, oleh
rakyat, untuk rakyat”. Memang semua itu memerlukan waktu yang tidak
singkat, namun kita sebagai generasi penerus harus selalu berusaha untuk
mengubah konsep demokrasi ini dengan turut andil dalam setiap kegiatan
yang berkonsep demokrasi. Jika konsep demokrasi negara kita berjalan
dengan baik bisa dipastikan adanya kemakmuran dan kemaslahatan para
masyarakat serta hubungan antara pemerintah dengan masyarakat akan
kembali kondusif dan harmonis, serta kasus-kasus korupsi sedikit demi
sedikit akan teratasi dengan baik.
C. Penerapan HAM yang masih tidak sesuai dengan Pancasila
Jika mendengar kata HAM pasti semua orang sudah mengerti apa
itu HAM sendiri, namun penerapan yang terjadi di masyarakat masih sangat
memprihatinkan. Banyak kasus yang terjadi di kalangan masyarakat seperti
bullying, membedakan kasta antara yang berduit dan yang tidak berduit,
serta masih banyak lagi kasus yang masih bersangkutan dengan HAM itu
sendiri.
Contoh kasus yang viral baru-baru ini yaitu kasus mahasiswi UB
yang meninggal karena perlakuan dari kekasihnya. Menurut berita
kekasihnya ini berprofesi sebagai aparat negara. Mahasiswi ini dikabarkan
sempat melakukan hubungan intim dengan sang kekasih hingga melakukan
aborsi dua kali hingga membuat mahasiswi ini sampai depresi dan memilih
mengakhiri hidupnya dengan cara yang tragis yaitu bunuh diri. Polisi
langsung mengungkap kasus ini dan menetapkan sang kekasih dari
mahasiswi tersebut menjadi tersangka. Namun apa yang diputuskan oleh
hakim sebagai hukuman dari kekasihnya, hakim hanya memutuskan
hukuman bagi kekasihnya berupa 2 tahun penjara dikarenakan sopan dan
belum pernah dihukum sebelumnya. Dari kasus diatas bisa kita simpulkan
masih rusaknya penerapan HAM dan hukum yang ada di Indonesia.
Hukuman yang diterima oleh sang kekasih serasa tidak sesuai dengan apa
yang telah diperbuat. Dengan akal sehat kita bisa menilai bahwa hukuman
yang sesuai dengan perilaku adalah hukuman mati atau paling tidak
penjara seumur hidup. Namun apa hukum di Indonesia itu masih tumpul
ke atas dan tajam ke bawah. Barang siapa yang memiliki banyak uang pasti
dia yang akan menang dan yang tidak punya uang akan semakin tertindas.
Bisa jadi dari kasus di atas si kekasih membayar atau menyuap para hakim
agar meringankan hukuman si kekasih. Banyaknya kasus yang masih
terjadi di Indonesia masih banyak ketimpangan antara si kaya dan si
miskin. Adanya ketimpangan bisa menjadi bukti bahwa konsep HAM yang
masih sangat rancu dan kurangnya keadilan bagi masyarakat kasta bawah.
Masyarakat kurang menyadari dan kurang mengerti dalam memahami
konsep HAM itu sendiri. Masyarakat harus punya kesadaran bahwa setiap
manusia punya hak yang harus diterepkan dalam kehidupan
bermasyarakat, mereka harus bisa saling menghargai setiap keputusan atau
perlakuan dari orang lain. Masyarakat juga harus sadar bahwa kodrat
manusia sebagai makhluk sosial yang pasti membutuhkan bantuan orang
lain diwaktu yang akan mendatang. Pemerintah juga harus bisa
menerapkan hukum dengan baik dalam mengatasi masalah yang
bersangkutan dengan HAM yang sering terjadi di negara Indonesia. Para
hakim juga harus bisa memberikan keadilan seadil-adilnya dalam
mengambil setiap keputusan dalam menyelesaikan masalah. Tidak boleh
adanya suap menyuap dalam setiap kasus juga harus jadi perhatian, karena
dengan adanya praktik suap menyuap pasti juga akan terjadi ketimpangan
hukum lagi. Karena di zaman sekarang semua butuh uang dan dengan
uang semua masalah bisa teratasi. Itu semua kembali lagi kepada diri
sendiri, para hakim harus sadar tugas mereka adalah mengadili tanpa
membeda-bedakan kasta dan yang bersangkutan dengan masalah tersebut
harus bisa mengakui kesalahan yang telah mereka perbuat. Mereka tidak
boleh lempar batu sembunyi tangan dan tidak boleh selalu berpikiran
bahwa setiap masalah bisa diselesaikan dengan uang.
Konsep pancasila di sila ke-2 dan sila ke-5 harus bisa diterapkan
dengan sebaik-baiknya demi adanya perwujudan konsep HAM dan keadilan
yang didapatkan oleh para masyarakat yang selama ini merasa dirinya
tertindas akan ketidak adilan dan hilang nya hak mereka menjadi manusia
di kehidupan bermasyarakat. Pemerintah juga harus tegas dalam menyikapi
masalah yang berhubungan dengan HAM dan memberikan hukuman secara
adil terhadap orang yang melakukan pelanggaran HAM sehingga para
pelaku bisa merasakan jera. Dengan penerapan konsep pancasila yang baik
pasti akan menimbulkan kehidupan bermasyarakat yang baik pula. Jika
kehidupan bermasyarakat sudah baik maka bukan tidak mungkin kasus-
kasus tentang pelanggaran HAM dan ketimpangan keadilan akan hilang
dengan sedikit demi sedikit.
Penutup:
Dengan banyaknya kasus yang terjadi di Indonesia yang
berhubungan dengan radikalisme, demokrasi, dan HAM semoga bisa
menjadikan kita sadar akan masih rusaknya sistem yang ada di Indonesia
dan masih tidak adanya kesesuaian dengan ideologi Pancasila.
Diharapakan kita sebagai generasi penerus bangsa harus bisa memperbaiki
sistem yang ada di negara Indonesia sehingga di waktu yang akan datang
akan muncul Indonesia yang bersih dari kasus radikalisme, demokrasi, dan
HAM.
.

Anda mungkin juga menyukai