Pendahuluan:
Radikalisme, demokrasi, dan HAM menjadi masalah yang masih
sulit untuk diselesaikan sampai saat ini, sudah berbagai upaya yang sudah
dilakukan oleh para petinggi bangsa untuk menyelesaikan masalah ini,
namun upaya pemerintah ini bisa dibilang masih nihil atau masih tanpa
hasil. Beberapa faktor juga mempengaruhi masih nihilnya hasil upaya
pemerintah dalam mengatasi hal ini. Pemahaman masyarakat tentang
permasalahan seperti ini masih sangat kurang sehingga mereka sangat
mudah dipengaruhi oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
A. Radikalisme di Indonesia
Radikalisme berasal dari kata radix yang artinya akar berfikir,
sedangkan radikal artinya berfikir sampai ke akar permasalahan dan
radikalisme sendiri adalah suatu individu atau golongan yang berfikir
secara mendalam sampai ke akar permasalahan. Radikalisme cenderung di
alamatkan kepada orang yang berideologi keras, mempunyai pikiran yang
keras, dan apapun yang keras dalam pemikiran atau tingkah laku biasanya
selalu dicap sebagai orang yang radikal. Banyaknya fenomena radikalisme
yang terjadi di Indonesia membuat kita sebagai generasi muda harus peka
akan permasalahan ini. Pelaku radikalisme di Indonesia sendiri
kebanyakan dilakukan oleh beberapa kelompok namun tidak menutup
kemungkinan ada juga radikalisme dalam bentuk individu.
Paham radikalisme ini lahir dari berbagai dasar permasalahan
seperti politik, ekonomi, ketidakadilan sosial, dan hukum yang ada di
berbagai masyarakat. Permasalahan-permasalahan di atas menjadi alasan
mengapa banyaknya kasus yang berhubungan dengan radikalisme.
Radikalisme sendiri tidak bisa lepas dari hal-hal yang berbau kekerasan
dan sangat berhubungan dengan aksi-aksi terorisme yang sangat marak
terjadi akhir-akhir ini. Aksi terorisme di Indonesia sekarang ini memasuki
babak baru yang mana dulu terorisme hanya identik dengan bom,
membunuh orang namun, sekarang ini sudah menjalar ke organisasi-
organisasi yang bergerak di bidang politik. Ancaman terorisme saat ini jauh
lebih berbahaya karena adanya keterkitan antara pelaku terorisme dengan
organisasi yang berkecimpung di dunia politik saat ini. Contohnya seperti
pelaku bom Makassar yang mana terdiri dari pasangan pangantin yang
ternyata mereka adalah anggota dari organisasi FPI. Aktivitas antara pelaku
teroris dan organisasi politiknya itu sudah satu. Jadi bisa disimpulkan
bahwa FPI bisa menjadi sarang bagi para teroris. Fakta lain disebutkan
bahwa telah disita 4 KG bahan peledak high exlusive dan sudah disiapkan
juga potongan-potongan pita sebagai bungkus dari bahan peledak tersebut.
Menurut para ahli bom, dengan adanya 4 Kg bahan peledak tersebut dapat
dijadikan menjadi 200 bom. Para pemimpin pembuat bom ini pun
ditangkap dan mereka pun mengaku bahwa mereka melakukan aksi
tersebut dikerenakan pemimpin mereka sedang bermasalah dengan
kepolisian. Uraian di atas merupakan salah satu contoh kecil penyebab
adanya terorisme di negara kita ini.
Contoh lain juga disebutkan dengan adanya aksi OPM yang terjadi
di Papua yang disebabkan karena negara tidak ada perubahan dalam
memfasilitasi warga setempat. Warga disana memprotes pemerintahan
dengan melakukan aksi-aksi yang sangat brutal dengan melakukan
serangan terhadap para anggota militer yang sedang berjaga di sana. Tentu
saja itu sangat merugikan dan membahayakan bagi para anggota militer
dan warga-warga sipil di sana. Aksi-aksi tersebut didasari karena adanya
keinginan untuk melakukan sebuah perubahan. Yang mana jika keinginan
tersebut tidak bisa terealisasikan maka jalan satu-satunya yang mereka
tempuh dengan melakukan tindak kekerasan yang dampaknya akan sangat
merugikan bagi orang banyak.
Jaringan-jaringan aksi seperi ini sudah menyebar luas hingga ke
ranah anak muda. Banyak anak muda kita yang terjerumus ke dalam aksi
tersebut. Mereka tanpa sadar didoktrin dengan iming-iming yang sangat
menjanjikan bagi mereka. Namun, ketika mereka sudah masuk ke dalam
jaringan ini mereka malah tidak mendapatkan apa yang mereka ingin kan
seperti apa yang sudah di iming-imingkan sejak awal mula mereka diajak
masuk ke dalam jaringan ini. Ketika mereka sudah masuk ke dalam
jaringan tersebut, mereka akan kesulitan jika ingin keluar. Mereka diancam
oleh para petinggi dari jaringan tersebut agar anggota ini tidak jadi keluar
dari jaringan ini. Banyaknya anak muda yang masuk ke dalam jaringan
terorisme seperti ini menjadi masalah besar bagi negara kita, karena para
anak muda ini lah yang menjadi penerus dari kemajuan negara kita.
Pemahaman mengenai radikalisme dan terorisme pada kalangan
masyarakat perlu lebih ditingkatkan lagi, mengingat masih banyaknya
masyarakat yang masih sangat mudah untuk di bujuk dengan iming-iming
yang tak seberapa namun bahayanya bagi mereka yang tidak main-main.
Ini kembali lagi menjadi PR bagi para petinggi bangsa bagaimana cara
mereka mengatasi paham-paham radikalisme dan terorisme itu sendiri.
Perlu diingat kembali paham-paham tersebut sangat mengancam
kedaulatan dan persatuan negara Indonesia. Jika pemerintah tidak sadar
akan hal seperti itu bukan tidak mungkin negara Indonesia akan hancur
secara perlahan. Jaringan-jaringan tersebut pasti akan mencari massa dari
lini masyarakat paling kecil agar bisa mensukseskan aksi mereka. Dengan
mendapatkan massa dari masyarakat kecil bukan tidak mungkin jaringan
mereka akan tersebarluaskan. Fakta di lapangan membuktikan pelaku dari
aksi teror biasanya berasal dari masyarakat kecil. Dalam pancasila sangat
tidak dibenarkan aksi-aksi yang berbau radikalisme maupun terorisme,
karena pancasila mengajarkan adanya persatuan dan musyawarah mufakat
untuk menyelesaikan masalah yang terjadi diantara masyarakat.
Penyelesaian setiap masalah tidak harus melalui proses kekerasan bisa
melalui kekeluargaan dan musyawarah mufakat. Pemerintah juga tidak
boleh apatis dalam menyelesaikan setiap masalah yang timbul dalam
negeranya. Partisipasi dan solusi dari para petinggi negara sangat
diperlukan dalam menyelesaikan masalah agar cepat selesai masalah-
masalah seperti ini.