Anda di halaman 1dari 4

Nama :Jonas Epesus Lumbantobing

Nim. :193020502024

Matkul:Kewarganegaraan

Identifikasi masalah bangsa yang dapat diselesaikan dengan pendidikan kewarganegaraan !

Fenomena korupsi yang terjadi di Indonesia sangat memprihatinkan. Kita bisa melihat bahwa
hampir semua lembaga negara dan institusi tersandung masalah korupsi. Mengapa terjadi
demikian ? apakah ada yang salah dengan pendidikan, lingkungan atau faktor yang lainnya ?
Hal ini menjadi pertanyaan yang besar untuk bangsa Indonesia. Bangsa yang besar dengan
jumlah penduduk yang besar pula membuat sulit dalam koordinasi seluruh komponen Negara
ini. Permasalahan ini harus segera kita cari solusi yang memang tepat untuk setidaknya
mengurangi praktik korupsi ini. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu
instrumen yang tepat dalam upaya pemberantasan korupsi. Pendidikan Kewarganegaraan
mempunyai posisi yang sangat strategis dalam upaya membentuk karakter mulia warga
Negara. Pendidikan Kewarganegaraan mengajarkan nilai-nilai Pancasila, nilai-nilai moral,
dan nilai-nilai kearifan lokal. Selain itu dalam Pendidikan Kewarganegaraan juga memiliki
domain dan tujuan untuk membentuk karakter warga negara yang baik. Pendidikan
Kewarganegaraan sangat mampu untuk menjadi salah satu sarana pemberantasan korupsi.
Pendidikan Kewarganegaraan dapat menjadi Pendidikan Anti Korupsi bagi peserta didik
sejak dini. Ini merupakan salah satu terobosan terbaru yang dapat dijadikan upaya
mengurangi permasalahan korupsi di Indonesia. Pendidikan Kewarganegaraan harus lebih
berperan untuk memperkokoh materi, media pembelajaran, dan metode pembelajaran agar
menjadi jawaban bagi problematika bangsa.

Beberapa masalah kebangsaan yang dapat diantisipasi dgn


pendidikan kewarganegaraan yaitu

- masalah fanatisme kedaerahan (dapat diajarkan untuk lebih bisa bersatu demi tujuan
bangsa)

- masalah kurangnya toleransi antar sesama (dapat diajarkan untuk menjunjung tinggi
toleransi dengan sesama kendati memiliki latar belakang yang berbeda)

- masalah persinggungan budaya asing (budaya asing yang biasanya dianggap lebih keren
daripada budaya lokal, boleh diadaptasi, namun hanya yang positif saja.

Setiap bangsa pasti menginginkan harkat dan martabat negaranya bisa terangkat dan tercium
manis oleh setiap negara di dunia. Banyak di antara negara-negara maju maupun berkembang
sedang berlomba-lomba dalam hal ini. Namun terkadang kondisi dan perilaku masyarakatlah
yang mengakibatkan turunnya kualitas moral sebuah bangsa sebagai akibat dari apa yang
telah mereka lakukan. Tercermin dari setiap masalah-masalah yang ada di dalam kehidupan
sehari-hari mereka dan sudah bisa dipastikan hal inilah yang menjadi salah satu faktor
mengapa harkat dan martabat sebuah bangsa bisa terjadi penurunan.

Sangat ironis memang kalau kita melihat perilaku masyarakat kita yang sudah bisa dibilang
jauh dari norma-norma yang ada. Perilaku mereka sangat-sangat menghawatirkan. Pencurian
yang dulu ruang lingkupnya hanya sebagian kecil orang saja, yakni hanya orang-orang yang
kurang mendapatkan asupan pendidikan dan tingkat ekonominya pun berada pada posisi
menegah kebawah. Kini sudah berevolusi menjadi wakil-wakil rakyat yang berada di kursi-
kursi birokrasi. Dan yang lebih ironisnya lagi mereka terlahir dari kalangan terpelajar.

Selanjutnya, rasa benci dan upaya untuk memerangi musuh yang bisa jadi akibat fanatisme di
antara para supporter persepakbolaan tanah air juga menjadi sesuatu yang sangat
menghawatirkan. Tawuran yang terjadi di antara dua kubu suportter sudah menjadi hal yang
wajar,akibatnya banyak di antara mereka yang kehilangan nyawa. Tetapi sekali lagi berita
seperti ini seolah-olah adalah hal yang biasa dan tak asing lagi untuk dilihat maupun di
dengar.

Maraknya Perlakuan-perlakuan Premanisme di sekitar kita juga merupakan salah satu faktor
yang menyebabkan turunya Harkat dan Martabat sebuah Bangsa. Pemalakan dan Pemerasan
liar yang di bumbuhi sebuah ancaman keselamatan adalah jurus yang paling jitu agar dapat
mengisi kantong-kantong kosong para preman tersebut.

Bukan hanya pencuri-pencuri yang berevolusi dan Permusuhan sebangsa dan senegara saja
yang kemudian dilanjutkan dengan Prilaku-prilaku Premanisme, masih banyak Prilaku-
prilaku tidak wajar dan yang jauh dari nilai-nilai moral yang berlaku dimasyarakat kita
seperti seks bebas, perdagangan manusia, penggunaan narkoba, KDRT, dll.

Sebagaimana halnya seks bebas, banyak di kalangan anak-anak remaja maupun orang dewasa
terutama di wilayah Ibukota sudah pernah melakukan hubungan di luar nikah ini.
Persentasenya pun sangat-sangat mengejutkan, yakni sudah diatas angka 50%. Sehingga
sudah tidak mengherankan lagi tatkala kita mendengar berita mengenai bayi-bayi yang di
aborsi dan yang di buang setelah lahir baik itu di tempat sampah maupun di sungai dengan
alasan untuk menutupi rasa malu sang ibu dan ayah dari bayi tersebut. Namun terkadang
pejabat-pejabat pemerintahan rupanya mungkin senang juga mencontohkan perilaku-perilaku
tak bermoral ini, buktinya beberapa hari yang lalu saya melihat sebuah acara yang
menayangkan bagaimana seorang anggota legislatif tingkat DPRD tertangkap basah oleh
Polisi setempat bersama para Pekerja Seks Komersial (PSK) yang kemudian akhirnya diseret
menuju kantor kepolisian.

Kemudian juga Praktek Perdagangan Manusia atau sering kita sebut sebagai Human
Trafficking dengan modus yang bermacam-macam seperti iming-iming akan mendapatkan
pekerjaan dengan upah yang sangat menggiurkan dan menjadi orang yang terkenal telah
banyak kita temui terutama di daerah-daerah pedesaan yang mana kebanyakan korbanya
adalah kaum hawa muda dengan paras yang cantik namun awam akan pendidikan dan
informasi. Sehingga tak perlu upaya yang begitu ekstra bagi para penyalur-penyalur Human
Trafficking untuk bisa menjalankan misinya ini.
Dan tak lupa juga, Berita tentang penggunaan narkoba yang sedang marak-maraknya
dilakukan oleh banyak kalangan. Mulai dari Pelajar, Artis, Atlet, Musisi, dll. Telah banyak
kita temukan di berbagai media. Sehingga sebagai imbasnya, secara perlahan cara berfikir
generasi-generasi muda penerus bangsa ini akan semakin rusak dan tidak bisa untuk berfikir
secara jernih. Akibatnya, sikap-sikap yang mereka ekspresikan akan jauh dari nilai-nilai
kebenaran. Apalagi sebagai seorang laki-laki yang merangkap menjadi seorang suami
pastinya perlakuan-perlakuan kekerasan terhadap istri dan anak-anaknya akan mungkin saja
terjadi.

Berbicara tentang perilaku dan moral sebuah bangsa tentu perhatian kita akan mengarah pada
sebuah pertanyaan “Akankah kondisi seperti ini terus berlanjut menghinggapi bangsa ini
dengan berbagai macam persoalan yang tiada henti-hentinya?”.Tentunya kita sebagai
manusia yang di anugerahkan kemampuan akal yang sehat pasti akan berusaha untuk
bagaimana mengubah ini semua.

Hal inilah sebenarnya yang harus menjadi “PR” kita bersama apalagi kita sebagai sebuah
bangsa yang menjunjung tinggi sikap kemanusiaan yang beradab dan nilai persatuan dan
kesatuan agar bagaimana sikap dan perilaku bangsa ini bisa kita rubah. Tentunya bukan
hanya satu orang saja yang bekerja namun semuanya haruslah ikut andil dalam proses
perubahan ini. Karena perubahan itu sejatinya bukan hanya mengorbankan darah satu orang
pejuang melainkan haruslah ada sebuah Tim impian.

Upaya peningkatan moral bangsapun haruslah dilakukan melalui berbagai jalur, salah satunya
pendidikan, karena memang ini adalah suatu jalan diantara sekian banyak jalan yang ada
demi tercapainya cita-cita tersebut. Maka hal inilah yang harus diperhatikan oleh pemerintah
kita dengan menuangkan ide-ide serta gagasan mereka untuk bagaimana mutu pendidikan
moral ini bisa berhasil dan sesuai seperti apa yang diharapkan.

Pastinya kita semua menyadari, bahwa hanya melalui pendidikan bangsa kita menjadi maju
dan dapat mengejar ketertinggalan dari bangsa lain,baik dalam bidang sains dan teknologi
maupun ekonomi. Peran pendidikan penting juga dalam membangun peradaban bangsa yang
berdasarkan atas jati diri dan karakter bangsa.Apapun persoalan bangsa yang dihadapi
komitmen kita untuk melaksanakan pembangunan pendidikan sesuai dengan amanat
konstitusi dan berbagai peraturan perundangan-undangan yang berlaku tetap dipegang.

Terlepas dari masalah-masalah diatas tentunya kita semua mengetahui bahwa Pendidikan
kewarganegaraan memiliki andil yang kuat dalam perubahan sikap dan prilaku bangsa ini
karena Pendidikan Kewarganegaraan adalah wahana untuk mengembangkan kemampuan,
watak dan karakter warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab, sehingga dengan
inilah insan-insan berkarakter akan terlahir dengan sendirinya.

Indikator karakter yang terwujud dalam perilaku insan berkarakter adalah iman dan takwa,
pengendalian diri, sabar, disiplin, kerja keras, ulet, bertanggung jawab, jujur, membela
kebenaran, kepatutan, kesopanan, kesantunan, taat pada peraturan, loyal, demokratis, sikap
kebersamaan, musyawarah, gotong royong, toleran, tertib, damai, anti kekerasan,saling
menasihati, hemat, dan konsisten. Semua ini tentunya akan terwujud apabila nilai-nilai yang
terdapat didalam materi pendidikan kewarganegaraan dapat di terapkan di dalam kehidupan
kita sehari-hari. Dengan demikian tentunya sikap-sikap inilah yang dapat mengatasi masalah-
masalah yang menghinggapi bangsa ini.

Sehingga setelah adanya penerapan nilai-nilai kewarganegaraan, kejadian-kejadian yang


menjadi masalah kita sehari-hari dan mungkin juga sudah menjadi makanan sehari-hari
bangsa ini akan perlahan-lahan menghilang dengan sendirinya. Tentunya harus ada komitmen
yang kuat dari seluruh masyarakat indonesia dan komitmen ini haruslah kita jalankan untuk
selamanya. Dengan demikian impian untuk menjadi negara yang dipenuhi dan dihiasi oleh
nilai-nilai pancasila akan mungkin untuk terwujud sebagaimana mestinya.

Akhirnya dapat kita simpulkan bahwa pencurian, korupsi, fanatisme yang berlebihan,
premanisme, seks bebas, human trafficking, penggunaan narkoba, KDRT, dll. Adalah sebuah
kombinasi yang sempurna untuk menjelaskan keadaan bangsa Indonesia saat ini. Dan sudah
selayaknya kita sebagai manusia yang dianugerahkan kemampuan akal pikiran yang sehat
untuk bahu-membahu dalam menyelesaikan masalah-masalah ini. Tentunya dari diri kita
terlebih dahulu dengan mempraktekan semua nilai-nilai yang telah kita pelajari di dalam
pendidikan kewarganegaraan. Sehingga harapan untuk menjadi insan yang berkarakter dapat
terwujud dengan semestinya. Dan impian untuk menjadi negara yang bisa terangkat harkat
dan martabatnya bisa kita gapai dengan sendirinya.

Anda mungkin juga menyukai