Anda di halaman 1dari 2

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh

Negara Indonesia dari dulu kala dikenal sebagai negara yang beradab. Sebagai negara
dengan mayoritas penduduknya adalah umat islam, bangsa kita dikenal sangat santun dan
bermoral. Hal ini dikarenakan nilai-nilai agama yang masih sangat dijaga dan disakralkan,
jauhnya bangsa Indonesia dari arus globalisasi, dan faktor-faktor lainnya. Dengan nilai akhlak
yang sangat tinggi, bangsa Indonesia bisa mendeklarasikan bahwa kita memang benar-benar
mengimplementasikan tujuan pengutusan Rasulullah SAW yaitu menyempurnakan akhlak yang
baik.

Tapi keadaan tersebut hanyalah sejarah saja dan sulit dideteksi dewasa ini. Moral bangsa
ini terutama anak bangsa mengalami kemunduran yang benar-benar memprihatinkan. Kemajuan
ilmu teknologi dan komunikasi pada era globalisasi ini sangat mengkhawatirkan, terlebih lagi
bagi generasi yang biasa disebut generasi milenial. Zaman sekarang anak-anak maupun remaja
cenderung tidak bisa hidup tanpa gadget. Memang benar dengan segala perkembangan teknologi
sekarang ini kita menjadi semakin banyak mendapatkan kemudahan untuk menerima informasi
dari segala macam platform, akan tetapi generasi sekarang cenderung tidak dapat memfilter
konten yang mereka terima, ini menjadi salah satu penyebab penurunan moral mereka. Hal ini
tentu saja menjadi persoalan besar yang tengah kita hadapi di masa sekarang

Persoalan yang menimpa bangsa ini terkhusus para pemuda tentu sangatlah kompleks.
Diantaranya ialah persoalan kenakalan remaja, narkoba, degradasi moral, pergaulan bebas, dan
masih banyak lagi. Berdasarkan data yang diperoleh dari rilis lembaga survey independent
menyatakan bahwa sebanyak 65 % remaja dari seluruh Indonesia mengaku pernah melakukan
hubungan seksual. Bahkan lebih parahnya lagi adalah hubungan sesama jenis. Belum lagi
persoalan tawuran antar pelajar dan narkoba. Data yang menunjukkan remaja pemakai narkoba
adalah sebanyak 79 % pada tahun 2015. Angka ini dikabarkan naik sekitar 20% dari data di
tahun 2015. Lembaga survey juga merilis peryataan bahwa perkiraan korban remaja yang
meninggal sebanyak 1 orang per-7 menit akibat narkoba.

Hadirin yang saya hormati, data-data singkat tadi kiranya cukup untuk membuktikan
bahwa bangsa kita saat ini sedang sakit. Sakit yang demikian parah sehingga berpotensi
menghancurkan bangsa yang besar ini. Tidakkah kita gelisah? Bukankah ini bukti nyata
kehancuran bangsa? Karena hancurnya sebuah bangsa dan peradaban bermula dari rusaknya
moral di kalangan pemudanya, kemudian masyarakatnya, kemudian para pemimpinnya. Karena
pemuda inilah yang nantinya akan menjadi orangtua, pemegang ilmu dan kekuasaan (pemimpin).
Pemuda adalah kader bangsa yang akan meneruskan estafet kepemimpinan negeri ini. kepada
siapa ibu pertiwi ini hendak dititipkan jika para pemuda dan remaja kita rusak akibat pergaulan
bebas, narkoba, dan kenakalan remaja.

Dekadensi moral anak bangsa adalah efek negatif yang dibawa oleh teknologi dan arus
globalisasi, selain itu juga disebabkan kurangnya pengawasan dan proteksi serius dari orang tua,
figur-figur masyarakat, tokoh-tokoh bangsa dan aparat pemerintahan. Lantas bagaimana cara
merekonstruksi kembali kejayaan moral bangsa Indonesia? Dibutuhkan adanya formula khusus
untuk menanggulangi persoalan yang rumit ini. formula yang diyakini sebagai solusi terhadap
permasalahan bangsa dewasa ini khususnya untuk remaja dalam konteks pendidikan adalah
Penguatan pendidikan moral (moral education) atau pendidikan karakter (character education) 
dalam konteks sekarang sangat relevan untuk mengatasi krisis moral yang sedang melanda.

Pendidikan karakter merupakan suatu formula untuk mengupayakan pembangunan


karakter remaja secara maksimal berkaitan dengan akhlak, jasmani / rohani, budi pekerti, aspek
akademik, dan segala hal positif yang berkesesuaian dengan norma yang berlaku. Setidaknya
terdapat delapan belas aspek pendidikan karekater yang mesti kita tanamkan kepada anak-anak
kita di sekolah maupun di lingkungan keluarga. Saya tidak akan menguraikan satu-persatu
mengenai aspek ini. Namun akan lebih efisien jika saya hanya memberi penekanan akan
pentingnya pendidikan karakter bagi putera-puteri bangsa. Dengan adanya konsep pendidikan
karakter inilah, saya berharap kita semua bisa menuntaskan persoalan yang menimpa bangsa kita
dalam hal ini para anak-anak kita.

In real life, character education has been integrated into the nation's education
curriculum. Character education should not only be included in the subjects of civic education
and Islamic religion but more broadly so that it can be integrated into all existing subjects. Not
only that, but the application of 18 values of character education to students is also carried out to
all teachers and parents as role models for teenagers. The application of character education to
students supported by the example given by teachers and parents that will certainly have more
impact on the results.

Along with the times, now everybody must be able to adapt with these changes. So
character education is needed to anticipate and minimize the behavior of each individual so they
didn’t randomly follow the incoming globalization trend or culture without filter anything of it.

The education of religion also seems as the important role of shaping the character of
youth. Although the religious aspect is part of the conception of character education, it does not
feel stable if this aspect is not raised as a solution to the nation's problems, especially those that
occur in our children. Lastly, I would like to re-emphasize that the problems of this nation are
very complex, coupled with the problems of teenagers who are happening this era. I believe that
the concept of character education can be a powerful formula in overcoming the problems of this
nation's youth. I also hope that all parties will contribute in any form to the implementation of
this program for the sake of our children, for the nation and state, and also for religion.

Demikian yang dapat kami sampaikan, maafkan jika terdapat banyak kekeliruan. Semoga
bermanfaat. Wassalamualaikum. Wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai