Oleh:
JOMBANG
2023
Membangun Karakter Unggul: Menjauhi Pergaulan Bebas dan Menciptakan
Generasi Pemuda Berkualitas Untuk Masa Depan Indonesia yang Lebih
Baik
Remaja merupakan fase dimana emosi seseorang sulit untuk dikontrol oleh
dirinya sendiri. Masalah keluarga, pengetahuan yang minim, kekecewaan, serta
ajakan dari teman-teman yang bergaul bebas merupakan beberapa faktor yang
menyebabkan remaja melakukan pergaulan bebas. Hal tersebut membuat semakin
berkurangnya potensi generasi muda Indonesia untuk membangun bangsa.
Melihat kondisi saat ini, tidak sedikit dari sekian banyak remaja yang terjerumus
kedalam lembah perzinahan dikarenakan terlalu bebasnya para remaja dalam
bergaul.Penyebab utama dari permasalahan ini adalah kurangnya pemahaman
masyarakat di era milenial ini terhadap batasan pergaulan antara pria dan wanita.
Disamping itu, dukungan dari arus globalisasi ditambah dengan lemahnya benteng
keimanan kita mengakibatkan masuknya budaya asing tanpa penyaringan yang
ketat. Mengetahui masalah yang dihadapi remaja adalah keharusan bagi orang tua
mereka sendiri.
Apa yang telah terjadi pada bangsa indonesia? istilah pacaran pun sudah
umum didengar, di kalangan pelajar saat ini, hampir semua pelajar pernah
berpacaran. Padahal pacaran merupakan awal munculnya timbul hal yang belum
boleh dilakukan oleh pelajar seperti perzinahan, tetapi mereka berusaha untuk
mengenalnya. Pergaulan bebas adalah bentuk tindakan yang menyimpang dari
batas-batas norma agama yang berlaku. Permasalahan ini sudah menjadi masalah
umum yang sering kali dijumpai dilingkungan sekitar maupun di media sosial.
Ada banyak sebab remaja melakukan pergaulan bebas, setiap remaja memiliki
sebab yang berbeda-beda. Namun, akar permasalahannya terdapat pada
ketidakstabilan emosi, kurangnya pegangan hidup dalam hal keyakinan atau
agama, serta rasa ingin tahu yang tinggi.
Bila harus menyalahkan sistem pendidikan negara Indonesia yang masih
belum terlalu memfokuskan kepada pendidikan karakter, sepertinya agak sedikit
memaksakan. Faktanya, walaupun berkali-kali kurikulum negara ini dirubah, tetap
saja masih belum ada perubahan yang terlihat signifikan dari masalah ini. Hal ini
ditunjukkan dari angka kejahatan Indonesia yang masih terus meningkat setiap
tahunnya. Komnas Perempuan tahun 2023 mencatat ada 457.895 kasus kekerasan
terhadap perempuan yang terjadi di Indonesia pada 2022. Angka tersebut masih
termasuk cukup tinggi. Itupun hanya sebatas angka yang terdata. Kita sendiri pun
tahu bahwa lebih banyak kejahatan yang tidak terlaporkan daripada yang tidak
terlaporkan. Semua kasus itu hanyalah awal dari semua masalah yang akan terjadi
berkelanjutan, ibarat efek domino. Berawal dari pergaulan bebas, praktik aborsi
pun tak jarang dilakukan. Bahkan sering kita dengar banyak ditemukan anak yang
ditelantarkan orang tua lantaran statusnya yang tidak jelas mana orang tuanya.
Penting juga bagi remaja untuk membangun pola hidup yang sehat dan
memilih teman-teman yang positif. Dengan memilih teman yang baik, mereka
dapat saling mendukung untuk menghindari perilaku negatif dan memotivasi satu
sama lain untuk berprestasi. Selain itu, kesadaran akan dampak dari pergaulan
bebas perlu ditanamkan dalam diri remaja, sehingga mereka dapat lebih
memahami konsekuensi dari tindakan mereka terhadap diri sendiri dan orang lain.
Dengan ini, diharapkan dapat membentuk generasi muda yang memiliki kualitas
tinggi dan dapat membawa perubahan positif bagi bangsa dan negara.
Terlepas dari semua itu, masih banyak lagi cara- cara untuk menyelesaikan
masalah pergaulan bebas ini. Hanya saja, keberhasilan dari cara- cara tersebut
sangat tergantung pada pemikiran para remaja sendiri. Apakah mereka ingin
mengubah masing- masing individu atau tidak?. Pendapat mereka sangat
menentukan seperti apa jadinya negeri ini kedepannya. Para orang tua dan
pengajar juga ikut berpartisipasi untuk membimbing mereka agar tidak salah arah
dan tujuan. Mau jadi apa bila NKRI tanpa diiringi sikap dari pengamalan
pancasila.
Suara Pemuda Jogja. 2022. Pengaruh dan cara menanggulangi pergaulan bebas
Data Indonesia. 2022. Polri: Kejahatan di Indonesia Naik Jadi 276.507 Kasus
Program Studi : -
NIS : 967
Penulis Karya
Program Studi : -
NIS : 956
Penulis Karya