Oleh :
RISMUGNI AZIZ
80200222075
PROGRAM PASCASARJANA
MAKASSAR
2023
1
BAB I
PENDAHULUAN
macam krisis itu berpangkal dari krisisnya akhlak atau moral. Krisis ini, secara
sehari-hari, selain itu pendidikan agama lebih berorientasi pada belajar tentang
agama dan kurang berorientasi pada belajar bagaimana cara beragama yang
1
Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2012), 9.
2
Ibid.,10.
2
Akan menjadi tidak adil bila munculnya kesenjangan antara harapan dan
tangguh dan memiliki wawasan atau pengetahuan yang luas saja tidaklah
cukup rasanya, namun akan tetapi semuanya haruslah di lengkapi dengan adanya
penanaman jiwa keberagamaan yang tinggi. Dan berkaitan dengan hal ini maka
muda itulah yang kemudian memikul tanggung jawab untuk tidak hanya
adalah vital bagi masyarakat itu.Dewasa ini tuntutan akan pada ilmu pendidikan
semakin meningkat.
3
Winarno Surakhmad, Psikolog Pemuda, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), 12-13
3
Hal ini merupakan dorongan yang sangat kuat untuk membangun ilmu
pengetahuan dan teknologi yang semakin maju untuk memenuhi kebutuhan hidup
yang sedemikian rupa, maka tidak dapat di elakkan kalau pendidikan memegang
terletak pada putra putrinya, sehingga hampir setiap orang selalu berkeinginan
agar putra putrinya kelak menjadi orang yang berguna. Oleh karna itu perlu
pembinaan yang terarah bagi putra putrinya sebagai generasi penerus bangsa,v
muda.
secara lahir maupun batinnya, dalam pelaksanaan pendidikan nasional erat sekali
yang dimiliki oleh manusia warga Indonesia dapat bermanfaat secara maksimal
Seiringan dengan hal ini, maka didalam pembangunan lima tahun kabinet
sebagai berikut:
4
menarik untuk dibahas karena seseorang yang namanya remaja yang merupakan
tumpuhan harapan bagi masa depan bangsa dan Negara serta agama. Untuk
mewujudkan semuanya dan demi kejayaan bangsa dan Negara serta agama kita
ini, maka sudah barang tentu menjadi kewajiban dan tugas kita semua baik
pihak kepada orang tua, pendidik (guru) dan pemerintah untuk mempersiapkan
semua sehingga menjadi warga Negara yang baik dan bertanggung jawab secara
moral.
jawab dari generasi muda (remaja) di masanya yang akan datang sangatlah berat,
umat manusia. Untuk itu adanya upaya-upaya ilmu pendidikan dan pembinaan
moral (akhlak) terhadap remaja sebagai generasi penerus suatu bangsa sangatlah
wajar dan mutlak diperlukan dengan kepribadian yang memiliki budi pekerti dan
akhlak yang mulia sebagai bekal hidup dimasa yang akan datang. Yang sudah
5
peradapan baru lebih besar dari saat ini. Sebab apabila dari pribadi generasi muda
telah memiliki sifat budi pekerti dan akhlak yang mulia, maka keberlangsumgan
hidup suatu bangsa akan dapat di pertahankan. Namun sebaliknya, apabila para
remaja memiliki akhlak yang rendah atau rusak, maka akan terjadilah
gambaran pada kaum remaja sekarang adalah pencerminan masyarakat yang akan
Bentuk-bentuk dari kenakalan remaja siswa itu berbeda, maka didalam hal
ini Zakiyah Daradjat juga menyatakan: “Di negara kita persoalan ini sangat
kenakalan yang berbentuk kenakalan ringan. Adapun bentuk dan jenis kenakalan
ringan adalah:
3. Sering berkelahi
yang ringan hal itu sudah termasuk didalam kurangnya penghayatan dan
gurunya. Dan hal itu merupakan sifat yang tercela dan tidak mencerminkan etika
7
Ibid,113
7
keadaan yang terjadi dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Oleh
karna itu upaya untuk mengatasinya merupakan tanggung jawab bersama antara
wahana sentral dalam mengatasi berbagai bentuk kenakalan remaja yang terjadi.
Oleh karena itu segala apa yang terjadi didalam lingkungan di luar sekolah,
Hal seperti ini cukup disadari oleh para-para guru dan pengelolah lembaga
penerapan tata tertib pembelajaran moral, agama dan norma-norma susila lainnya.
Oleh karena itu, kedudukan guru terutama guru agama memiliki peran
yang sangat penting didalam turut serta mengatasi terjadinya kenakalan siswanya,
sebab guru agama merupakan sosok yang bertanggung jawab langsung terhadap
pembinaan sifat moral dan menanamkan norma hukum tentang baik buruk
serta tanggung jawabnya seseorang atas segala tindakan yang dilakukan baik di
bagi masa depan bangsa Negara. Maka masalah tersebut mendorong peneliti
status siswa. Dengan demikian peneliti akan dapat melihat lebih dekat lagi
terhadap kehidupan remaja, khususnya remaja atau siswa yang pernah atau telibat
kenakalan. Ditinjau dari lokasinya MTSs DDI Galesong Baru Makassar adalah
MTSs DDI Galesong Baru Makassar merupakan sekolah kejuruan yang dapat
Menurut salah satu guru MTSs DDI Galesong Baru Makassar, mengatakan
bahwa pada lembaga tersebut memang benar ada pembinaan moralitas peserta
didik, ditunjang visi dan misi yang mengarah pada moral, yaitu mewujudkan
generasi yang cerdas, terampil dan berakhlakul karimah yang peka terhadap
kecerdasan emosional gurulah yang seharusnya aktif dalam menangani hal ini.
mempengaruhi moral peserta didik yang meliputi sikap siswa terhadap guru
Peneliti ingin menggali data yang ada di MTSs DDI Galesong Baru
mereka.
bimbingan moral yang diterapkan oleh guru agama dan dibantu guru-guru
lain. Yaitu bimbingan seusai shalat jamaah dhuhur. Dan setiap peserta didik
88
Observasi sementara, pada tanggal 20 Maret 2023
9
dianjurkan mengikuti ini akan tetapi masih ada peserta didik yang
melanggar. Dalam kasus lain juga masih banyak yang melanggar, padahal
moral mereka sudah terdidik, ini merupakan kesenjangan antara harapan dengan
kenyataan, dalam visi juga tercantumkan pada poin indikator berjiwa Islami,
Islami dalam kehidupan sehari-hari, dan berakhlaq mulia terhadap orang tua,
Kenakalan Remaja Siswa (Di MTSs DDI Galesong Baru Makassar )”.
B. Rumusan Masalah
Makassar?
Makassar?
C. Tujuan Penelitian
Makassar
10
Makassar
Makassar
Manfaat Penelitian
11
2. Bagi sekolah akan juga dapat digunakan sebagai masukan dan bahan
kenakalan siswa.
agama Islam.
D. Penjelasan Istilah
1. Penjelasan Konseptual
b. Mata pelajaran PAI adalah materi wajib yang harus di pelajari siswa
Juvenile berasal dari kata latin yang mana artinya ialah anak-
2. Penjelasan Operasional
(Multi Situs MTSS DDI Galesong Baru Makassar ), dalam penelitian ini,
guru PAI, langkah represif guru PAI dan langkah kuratif PAI dalam
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
a. Pengertian pendekatan
approach).
mana cara pandang itu adalah cara pandang dalam konteks yang
c. Pendekatan pengalaman
bimbingan gurunya. Belajar dari pengalaman jauh lebih baik dari pada
d. Pendekatan pembiasaan
kehidupan sehari-hari.8
e. Pendekatan emosional
perasaan dan emosi peserta didik dalam meyakini ajaran Islam serta
dapat merasakan mana yang baik dan mana yang buruk. Emosi
f. Pendekatan rasional
membedakan mana yang baik, mana yang lebih baik, atau mana yang
8
Ramayulis, Metologi Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Kalam Mulia, 2005), 88
16
g. Pendekatan fungsional
yang juga dapat digunakan dalam pendekatan ini antara lain metode
latihan, demonstrasi.
h. Pendekatan keteladanan
terarah dan matang. Oleh karena itu, pendidikan dapat berjalan dengan
baik dengan melihat situasi dan kondisi yang ada. Secara harfiah kata
strategi dapat diartikan seni dalam melaksanakan strategi yakni siasat atau
rencana, banyak juga pandangan kata strategi dalam bahasa inggris yang
adalah suatu cara atau metode yang digunakan untuk mencapai tujuan
9
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), 89.
10
Peter Salim dan Yenny, Kamus Besar Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern English Press,
2007), 468.
18
pendidikan menengah.12
berbeda dengan pengertian guru yang pada umumnya, namun guru yang
c. Mursyid ialah seorang yang mampu menjadi model atau pada sentral
masa depan.
guru pendidikan agama Islam adalah sebuah usaha berupa bimbingan dan
asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikan dapat
20
efektif, dan efisien. Jika dilihat secara mikro didalam proses belajar
penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana tujuan tersebut yang dapat
dicapai.
Pendapat ini tidak jauh dengan Craig dan Grant yang mengartikan
sebuah perusahaan dan arah tindakan serta alokasi sumber daya yang
21
untuk mencapai sebuah kemenangan atau tujuan tertentu, strategi ini pada
dipilih oleh pihak guru dalarn proses pengajaran yang dapat memberikan
tidak diragukan lagi. Menurut crow & crow dalam buku segi-segi
efektif.14 Ini merupakan kesimpulan teoritis, yang tentu saja telah diuji
dinamis yang sangat kuat. Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi
bukan hanya dari dalam diri sendiri tetapi ada faktor dari luar yaitu
Dengan kata lain agar siswa merasa butuh untuk belajar membaca Al-
Qur’an.
1. Pengertian Remaja
kaum remaja masih menempati posisi yang samar atau belum jelas.
orang dewasa. Remaja merasa dirinya bukan anak-anak lagi akan tetapi
definisi antara lain ialah: biologik, psikologik serta sosial ekonomi, maka
24
dengan itu secara lengkapnya definisi itu sebagaimana yang di kutip oleh
mencapai kematangan.
pertumbuhan remaja masa ini kira-kira pada umur 13 tahun dan berakhir
memecahkan masalah atau tidak. Dalam hal ini ketidak mampuan dalam
yang tergantung.
mandiri, belum matang dalam segala segi, tubuh masih kecil, organ-
masih tergantung pada orang dewasa, belum dapat diberi tanggung jawab
dapat menjalankan fungsinya. Dan dari segi lain dia sebenarnya belum
matang segi emosi dan sosial masih memerlukan waktu untuk berkembang
berdiri sendiri akan tetapi belum mampu bertangguang jawab dalam soal
mereka berada dalam peralihan atau diatas jembatan yang goyang yang
C. Perkembangan Remaja
perubahan fisik, proses perkembangan psikis remaja juga akan dimulai, dimana
mereka mulai melepaskan diri dari ikatan orang tuanya. Kemudian terlihat
lingkungan sosial dan teman sepergaulan. Perubahan yang dialami oleh para
2. Perubahan yang sulit dilihat orang lain, maupun oleh remaja yang
mengalaminya sendiri.19
yang meliputi:
1. Perkembangan Fisik
19
Y. Singgih D. Gunarsa dan Singgih D. Gunarsa, Psikologi Remaja, (BPK Gunung Mulia,
Jakarta, 1990), 2.
27
individu mengalami perbedaan, dalam hal ini perbedaan jenis kelamin. Hal ini
perkembangan fisik lebih cepat kurang lebih 2 tahun dari pada remaja pria.
dan 16 tahun, sedangkan remaja wanita dimulai antara 7,5 tahun dan 11,5
2. Perkembangan Psikologis
masa dewasa, bukan hanya perubahan fisik akan tetapi perubahan psikologis
berkembangn bebas sesuai dengan pembawaan alam yang berbeda dari satu
individu ke individu yang lain”.22 Oleh sebab itu agar lebih bisa memahami
jiwa remaja dalam proses perkembanga psikologinya, maka dapat ditinjau dari
3. Perkembangan Intelegensi
tuntutan baru yang dibantu dengan penggunaan fungsi berfikir”.24 Binet, Item
melalui keturunan, kemampuan yang dimiliki sejak lahir dan tidak terlalu
4. Perkembangan Emosi
Pada awal bab ini sudah dijelaskan bahwa remaja bukanlah anak- anak
lagi akan tetapi belum mampu memegang tanggung jawab seperti halnya
orang dewasa. Ia ingin bebas, tetapi ia masih bergantung kepada orang tua dan
dalam jiwa remaja sebagaimana orang tahu banyak orang yang berpendapat
bahwa moral dan agama bisa mengendalikan tingkah laku anak yang
23
Ibid, 77.
24
Y. Singgih gunarsa, 56-57.
29
bertentangan dengan kehendak masyarakat. Pada sisi lain tidak ada moral dan
kenakalan remaja. Karena dalam diri seseorang sudah diatur segala sesuatu
perbuatan yang baik maka segala perbuatan yang dinilai tidak baik perlu
dihindari.
jiwa agama dalam tiap-tiap orang dan agama tidak dilaksanakan dalam
berikut:
a. Kurang tertanamnya jiwa agama dalam hati tiap-tiap orang dan tidak
masyarakat.
d. Kurangnya bimbingan dalam mengisi waktu luang dengan cara yang baik
dan sehat.
25
Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan., 56
30
nilai, norma, minat dan aspek-aspek lain dari kepribadian seseorang akan
26
Singgih Gunarsa dan Y. Singgih Gunarsa, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (BPK
Jakarta: Gunung Mulia, 1989), 88-89.
31
sampai akhir masa sekolah dan ditandai dengan meluasnya lingkungan sosial.
Remaja
berasal dari kata latin yang mana artinya ialah anak-anak atau anak muda.
remaja adalah tindak perbuatan yang dilakukan anak remaja dan perbuatan
serta melanggar norma agama maka kalau dilanggar orang yang sudah
nilai-nilai moral.
remaja.28
setiap orang dimana saja, baik dalam masyarakat yang telah maju,
27
Bimo Walgito, Kenakalan Remaja, Fakultas Psikologi,(Yogyakarta, Media Press,1988 ), 2.
28
Singgih Gunarsa,………. 19.
33
sekitar mereka.
1. Kenakalan Ringan
dengan zaman sekarang ini. Remaja mau patuh kepada orang tua
dan guru apabila mengetahui sebab dan akibat dari perintah itu.
34
Maka dari itu sebagai pihak orang tua dan guru hendaknya
tidak luput dari keluhan para guru dan hasil prestasipun menurun
sekolah tapi entah mereka pergi kemana, dan bila waktu jam
c. Sering berkelahi
d. Cara berpakaian
a. Mencuri
b. Menodong
c. Kebut-kebutan
d. Minum-minuman keras
e. Penyalahgunaan Narkotika
3. Kenakalan seksual
tidak secara fisik dan psikis saja. Kerapkali pertumbuhan ini tidak di
anak sendiri maupun pendidik serta orang tua yang tertutup dengan
pelanggaran hukum.
ini baik yang bersifat a-moral dan a-sosial yang tidak diatur oleh
antara lain:
1) Berbohong
29
Y. Singgih D. Gunarsa dan Singgih D. Gunarsa, Psikologi Remaja, (Jakarta: Gunung Mulia,
1990,) 19.
37
berbohong adalah:
kenyataan
memupuk demikian.31
2) Membolos
30
Muhammad Fu’ad Abdul Bahri, Lu’lu’ Wal marjan, 21.
31
Kartini Kartono, Patologi sosial 2 Kenakalan Remaja,( Jakarta CV. Rajawali,1992), 7.
38
semalam suntuk.
menggunakan uang
c) Penggelapan barang
pemerkosaan
32
NY. Y Singgih D. Gunarsa, 20.
33
Ibid,:21-22.
39
h) Percobaan pembunuhan
j) Pembunuhan
k) Pengguguran kandungan.
jenis kenakalan remaja dalam pembahasan ini, maka untuk lebih jauh lagi
nilai moral, nilai-nilai sosial, nilai-nilai lihur agama, dan beberapa segi
hidup dan tumbuh di dalamnya baik hukum tertulis maupun hukum tidak
potensinya.
kurang tertanamnya jiwa agama dalam hati tiap-tiap orang. Dan tidak di
antara lain:
bagi anak tidak seimbang berarti kebutuhan anak dapat terpenuhi yang
baik. Bila orang tua tidak memberi tauladan yang baik mengenai sikap
peniruan sebab orang tua adalah orang yang paling dekat dengan
orang tua tidak menyadari bahwa kehidupan anak dirumah lebih lama
42
dibandingkan disekolah yang hanya beberapa jam saja. Dan lebih fatal
remaja itu di karenakan tidak adanya control dari orang tua untuk
mendidik anaknya. Maka dengan itu orang tua dianggap kurang mampu
terabaikan.
dewasa dikarenakan tidak adanya pengawasan dari orang tua tersebut dan
1. Faktor keluarga
34
Tarigan henry, Strategi Pengajaran Dan Pembeajaran, (Bandung : Angkasa, 2008), 35.
43
2. Faktor sekolah
besar masih bersifat formal. Anak remaja yang masih duduk dibangku
selama tujuh jam disekolah setiap hari, jadi jangan heran bila
moral anak.
yang baik dan membuat anak didik mempunyai sifat yang lebih
dewasa.
guru merupakan suri tauladan yang nomor dua setelah orang tua,
makanya setiap sifat dan tingkah laku guru menjadi cerminan anak
3. Faktor masyarakat
yang dingginkan dengan itu pula dapat menjadikan remaja bisa atau dapat
yang mana dalam bukunya yang berjudul tetang kesehatan mental sebagai
berikut:
a. Pendidikan agama
tersebut.
merupakan sebab pokok dari kenakalan anak, maka orang tua harus
tertolong.
dan perlakuan yang diterima oleh anak dari orang tua, sekolah dan
masyarakat.36
Maka dengan itu wujud dan jenis kenakalan remaja tidak lagi
yang dapat mengaggu atau meresahkan masyarakat, oleh sebab itu suatu
yang lain.
home.
dianggap perlu.
37
Y. Singgih Gunarsa dan Singgih Gunarsa, 140.
50
berlaku. Sehingga pada diri siswa tumbuh kesadaran dan terhindar dari
bidang ini.
52
E. Penelitian Terdahulu
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini jika dilihat dari lokasi sumber datanya termasuk kategori
terbaru tentang masalah yang akan diteliti, sekaligus sebagai cross checking
terhadap bahan-bahan yang telah ada. Ditinjau dari segi sifat-sifat data maka
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh pihak subjek penelitian
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik dan
dengan cara deskripsi didalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks
individu, kelompok, lembaga dan masyarakat. Dalam hal ini peneliti berupaya
studi kasus, penelitian korelasional dan penelitian kausal. Dan dalam hal ini,
penelitian yang peneliti lakukan termasuk penelitian studi kasus (case research),
yaitu penelitian yang bertujuan untuk mempelajari secara intensif mengenai pada
sebagaimana yang dikemukakan oleh Sevilla ed.all yang dikutip oleh farchan
arief, karena kita akan terlibat dalam penelitian yang lebih mendalam dan
itu studi kasus juga dapat mengantarkan peneliti memasuki unit-unit sosial
atau suatu peristiwa tertentu secara mendalam. Pendapat ini didukung oleh
Yin yang menyatakan bahwa studi kasusnya merupakan strategi yang dipilih
peneliti menggunakan studi kasus didalam mengkaji peran guru PAI dalam
berikut:
55
B. Kehadiran Peneliti
bantuan dengan orang lain merupakan alat pengumpulan data utama”. Seiring
MTSs DDI Galesong Baru Makassar, untuk mengetahui pada waktu kegiatan
belajar mengajar dan agar bisa menyatukan dengan informan dan lingkungan
C. Sumber data
data yang diperoleh.” Data-data tersebut terdiri atas dua jenis yaitu data yang
bersumber dari manusia dan data yang bersumber dari non manusia. “Sumber
data terdiri dari data utama dalam bentuk kata-kata atau ucapan atau perilaku
pendukung berada dalam bentuk non manusia artinya data tambahan dalam
penelitian ini dapat berbentuk surat- surat, daftar hadir, ataupun segala bentuk
1. Orang (person) yaitu sumber data yang bisa memberikan data yang berupa
jawaban lisan melalui wawancara atau jawaban tertulis melalui angket. Yang
termasuk dalam sumber data ini adalah kepala sekolah, beberapa siswa dan
2. Tempat (place) yaitu sumber data yang menyajikan darinya dapat diperoleh
3. Sumber data yang berupa paper. Data ini diperoleh melalui dokumen yang
dengan kebutuhan.
1. Primer
secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Didalam
penelitian ini sumber data primernya yakni sumber data yang diperoleh dan
dikumpulkan langsung dari informan yang terdiri dari kepala sekolah, tenaga
cara snowball sampling yakni informan kunci akan menunjuk orang- orang
keterangannya dan orang-orang yang ditunjuk akan menunjuk orang lain bila
ini akan berhenti jika data yang digali diantara informan yang satu dengan
yang lainnya ada kesamaan. Sehingga data dianggap cukup dan tidak ada yang
58
baru. Bagi peneliti hal ini juga berguna terhadap validitas data yang
2. Sekunder
diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat
oleh pihak lain). Adapun data sekunder untuk penelitian ini diambil dari
buku penunjang dan dari data hasilnya observasi yang berkaitan dengan fokus
tepat juga perlu memilih teknik dan alat pengumpulan data yang relevan.
Penggunaan pada teknik operasional dan alat pengumpulan data yang tepat
1. Observasi partisipan
40
S, Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), 189
41
Muhammad Fu’ad Abdul Bahri, Lu’lu’ Wal marjan, (Jakarta: Press Mulia, 2007), 18.
59
lapangan secara alamiah. Pada teknik ini, peneliti melibatkan diri atau
berinteraksi secara langsung pada kegiatan yang dilakukan oleh subjek dengan
keterangan untuk tujuan pada penelitian dengan cara tanya jawab sambil
penelitian. dalam hal ini peneliti memakai teknik wawancara mendalam (in
jenis kenakalan remaja, sebab akan terjadinya kenakalan remaja dan upaya-
mewawancarai kepala sekolah, wakil kepala serta guru PAI di MTSs DDI
3. Dokumentasi
60
transkrip, buku, surat kabar, agenda atau lain sebagainya. Pada sebuah
melengkapi data yang diperoleh dari proses wawancara dan observasi. Peneliti
data penelitian. Dalam hal ini peneliti akan mengambil foto-foto yang
kepastian (confirmability).43
42
Singgih Gunarsa Psikologi Remaja,(Jakarta:Gunung Mulia, 2007), 17.
43
Lexy, J. Moleong, Penelitian…, 326.
61
teknik/metode.44
triangulasi sumber data dan triangulasi teknik/metode. Hal ini sesuai dengan
penelitian ini dilakukan dengan cara “uraian rinci”. Dengan teknik ini peneliti
atau tidak. Cara untuk menetapkan bahwa proses penelitian dapat dipertahankan
44
Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2011),
273
45
Sanapiah, Faisal, Penelitian Kualitatif…, 31.
62
dengan perekaman pada pelacakan data dan informasi serta interpretasi yang
didukung oleh materi yang ada pada penelusuran atau pelacakan audit (audit
berupa dokumen atau foto; hasil analisis data berupa rangkuman hipotesis kerja,
strategis dan usaha keabsahan. Untuk penilaian kualitas hasil penelitian ini