Anda di halaman 1dari 13

PEMBENTUKAN NEGARA PADA PERIODE ABU BAKAR

(NEGARA KHALIFAH) 632M

Oleh :

Al ANSARI

000303512022

PROGRAM PASCARASJANA

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2023

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Abu Bakar Shiddiq adalah anak Abn Quhafah, khalifah pertama dari

rangkaian al-Khulafa’ al-Rasyidin, memerintah pada 632-634 (11-13 H). Dia

termasuk orang terkemuka Quraisy pertama yang menerima ajaran nabi

Muhammad. Khalifah pertama ini dikenal dalam sejarah, dengan banyak nama

dan panggilan (gelar). Nama aslinya adalah Abdullah Ibn `Uthman (gelar Abu

Quhfah) ibn Amir ibn Ka`ab ibn Sa`ad ibn Taim ibn Murrah al-Taimy. Pada masa

Jahiliyah ia bernama Abdul Ka’bah, lalu ditukar oleh Rasulullah dengan nama

Abdullah. Nama panggilannya adalah Abu Bakar, karena sejak awal sekali ia

masuk Islam. Gelarnya adalah al-Siddiq, karena ia amat segera membenarkan

Rasulullah dalam berbagai peristiwa, terutama peristiwa Isra’ dan Mi’raj (Hasan,

1979: 205). Nabi Muhammad sejak diutus menjadi Rasul sampai akhir hayatnya

menduduki dua jabatan penting, yaitu sebagai Kepala Agama dan Kepala Negara.

Setelah beliau wafat, terjadilah perselisihan di kalangan kaum muslimin tentang

berbagai masalah besar. Diantara masalah besar tersebut yaitu tentang pengganti

Rasul sebagai Kepala Negara. Akhirnya muncullah nama Abu Bakar sebagai

calon yang secara umum diterima pada semua kalangan dengan melalui berbagai

perdebatan kaum muslimin saat.

Masa Khulafau’ al-Rasydin ini berlangsung tidak lebih dari tiga puluh

tahun. Meski sangat singkat, namun masa mereka menjadi sangat penting dalam

sejarah Islam. Khulafaur Rasydin berhasil menyelamatkan Islam,

1
mengkonsolidasikan dan meletakan dasar-dasar keagungan umat Islam. Khalifah

Abu Bakar misalnya, menyelamatkan umat Islam dari perpecahan karena masalah

kepemimpinan setelah wafatnya Rasulullah. Ia juga menyelamatkan Isalam dari

bahaya besar orang-orang murtad dan nabi-nabi palsu, juga mempertahankan

kebenaran Islam. Para khulafaur Rasydin juga  mengikuti manhaj rasulullah

secara sempurna sesuai dengan jalan lurus yang Allah ridhai untuk hamba-

hambanya engan demikian, masa ini dianggap sebagai gambaran paling tepat bagi

pelaksanaan hukum Islam dan teladan bagi setiap penguasa yang menginginkan 

kebahagiaan dunia dan akhirat juga bagi mereka yang menginginkan kebahagiaan

untuk rakyatnya.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pembentukan negara pada periode abu bakar ?

2. Apa saja bentuk – bentuk peradaban islam pada masa Abu Bakar ?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Khalifah

Khalifah artinya adalah pengganti.1 yakni pengganti Nabi Muhammad

SAW yang berkedudukan sebagai kepala negara atau pimpinan tertinggi umat

Islam.Abu al-A’la al-Maududi, sebagaimana dikutip oleh Maidir Harun

menurutnya khalifah kepala pimpinan tertinggi dalam urusan agama dan dunia,

sebagai pengganti Rasulullah.2 Lebih jauh dari itu, Rasyid Ridha mengungkapkan

tentang pengertian khalifah, yaitu khalifah adalah  kepala negara islam secara 

totalitas, demi kemaslahatan agama  dan dunia.3

Dengan demikian, khalifah adalah pengganti Rasulullah, pimpinan

tertinggi dalam urusan dunia dan agama yang memegang tanggung jawab atas

kemajuan agama islam dan penganutnya berdasarkan ketentuan-ketentuan

syari’at.

B. Khalifah Abu Bakar

1. Biografi singkat Abu Bakar RA

Dia bernama Abdullah bin Usman bin amir bin ‘Amr bin Ka’ab bin

sa’ad bin Taim. Dia diberi gelar Atiq dan di beri kunyah Abu Bakar.

Kemudian lebih dikenal dengan sebutan Shiddiq, dia dikenal sebagai

1 Hassaan Shadily dkk,Ensiklopedi Indonesia,jilid 3,Jakarta,Ikhtiar Baru-Van Hoeve,1982,hal


1769
2 Maidir Harun,Khalifah dan Masyarakat Islam modrn,Padang,IAIN IB Press,2006,hal.66
3 Ibid,hal.10

3
seorang  yang mengerti dengan sisilah keturunan dan sebagai pelaku bisnis

yang banyak melakukan perjalanan ke berbagai pelosok.4

Dia adalah sahabat rasulullah sejak masa Jahiliah dan orang yang

pertama kali masuk Islam dari kalangan tua. Dia dianggap orang kedua

dalam islam setelah Rasulullah SAW. Abu Bakar RA memiliki semua sifat

yang mulia, kasih sayang, kemuliaan diri dan keihklasan. Rasulullah SAW

sangat mencintainya dan memperlakukannya sebagai orang mukmin  yang

hatinya diterangi cahaya keimanan dari Allah. Abu Bakar wafat setelah

sakit keras dan dia wafat pada 22 jumadil Akhir 13 H(12 Agustus 634 M).

Jenazahnya di kuburkan di samping kuburan Nabi Saw.5

2. Latar belakang pengangkatan Khalifah Abu Bakar.

Setelah Rasulullah saw. Wafat pada bulan Rabiul Awal 11 H,

kaum Muslimin merasakan bencana besar yang menimpa mereka. Namun,

Abu bakar ash- Shiddiq r.a.  menemui mereka dan menyampaikan

pidatonya yang terkenal : “ Wahai sekalian manusia, barangsiapa yang

menyembah Muhammad maka sesungguhnya ia telah wafat. Akan tetapi,

barangsiapa yang menyembah Allah maka sesungguhnya Dia Maha hidup

dan tidak akan mati.”  Mereka yang mendengar pidato Abu bakar, Segera

mereka mendapatkan  hidayah kembali. Mereka melihat siapa orang yang

pantas menjadi Khalifah sepeninggal Nabi saw. Mereka mendatangi

Saqifah Bani Saidah untuk memilih Abu bakar ash-Shiddiq r.a. Baiat

tersebut merupakan baiat khusus. Adapun, baiat umum terjadi ketika kaum

4 Ahmad al-Usairy,Tarikh al-Islami,Terjemahan Samson Rahman,Jakarta, Akbar Media Eka


Sarana,2003,hal.142
5 Abdul Wahhab zl-Bukari, al-Khulafa’ ar-Rasyidun,

4
Muslimin berkumpul di Masjid Nabi di Madinah. Umar ibn Khatab r.a.

beradiri untuk mengajak orang-orang guna membaiat Abu bakar  sebagai

Khalifah dengan alasan :  Abu bakar adalah  orang yang   pernah menjadi

Khalifah (pengganti) Nabi saw dalam mengimami kaum Muslimin pada

saat  Rasulullah sakit, Abu bakar adalah orang yang  paling dekat dengan

Rasulullah dank arena kepionirannya diantara para sahabat. Kaum

Muslimin mendukung  Umar dan mereka membaiat   Abu bakar sebagai

Khalifah. Sejak saat itu, Abu bakar menjadi khalifah pertama bagi kaum

Muslimin.                                  

Pemilihan sekaligus pembai’atan Abu bakar sebagai khalifah

pertama pengganti Rasulullah terdapat beberapa faktor yang melatar

belakangi yaitu seperti dikemukakan oleh Mudjab Mahali sebagai berikut :

a. Abu Bakar adalah sahabat Nabi yang tertua, besar pengorbanannya

kepada Islam dan Rasul baik secara moril dan materil

b. Abu bakar adalah seorang yang berkedudukan tinggi(bangsawan)

dikalangan kaumnya,dermawan, jujur dan bijaksana.

c. Pada waktu Rosul sakit dan menjelang wafatnya, Abu bakarlah yang

diserahi tugas sebagai imam solat berjamah,disamping banyak pula

tugas-tugas Rosulullah yang diamanatkan kepadanya dikala Rosulullah

sedang uzur/berhalangan

Uraian diatas memberikan suatu pemahaman bahwa tuntutan

situasi dan kondisi setelah wafatnya Rosulullah merupakan faktor utama

yang mendorong umat islam pada waktu itu untuk memilih salah seorang

5
diantara mereka yang layak untuk menjadi khalifah, dengan didasarkan

kepada beberapa pertimbangan  itulah, maka pilihan sebagian besar umat

islam jatuh kepada Abu Bakar.

C. Peradaban  Islam masa Abu bakar

1. Aspek  Politik dan Pemerintahan .

Pemerintah Abu bakar lebih banyak melanjutkan apa yang telah

dirintis oleh Rasulullah.Di masa awal pemerintahan Abu Bakar, diwarnai

dengan berbagai kekacauan dan pemberontakan, seperti munculnya orang-

orang murtad, aktifnya orang-orang yang mengaku diri sebagai nabi (nabi

palsu), pemberontakan dari beberapa kabilah Arab dan banyaknya orang-

orang yang ingkar membayar zakat.6

Melihat hal yang demikian maka Abu Bakar didalam

kepemimpinannya membuat kebijakan-kebijakan sebagai berikut :

a. Melaksanakan pemerintahan yang demokrasi, untuk menjaga stabilitas

dan keamanan dalam pemerintahannya, maka Abu baker membuka

pintu seluas-luasnya kepada rakyat untuk menyampaikan aspirasi

dengan cara yang Islami dan memberikan peluang kepada seluruh

lapisan masyarakat untuk mengkitik pemerintah dalam melaksanakan

tugasnya.

b. Melaksanakan pemerintahan seadil-adilnya.dengan kebijakannya

melaksanakan roda pemerintahan dengan keadilan dan kesabaran

didukung oleh keyakinan yang kuat sehingga beliau dapat meredam

gejolak-gejolak yang timbul ditengah masyarakat.


6 bid. ,  h..34

6
c. Memerangi Orang murtad Munculnya orang-orang murtad disebabkan

oleh keyakinan mereka terhadap ajaran Islam belum begitu mantap,

dan wafatnya dan wafatnya Rasulullah SAW menggoyahkan keimanan

mereka. Mereka beranggapan bahwa kaum Quraisy tidak akan bangun

lagi setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Dan mereka merasa tidak

terikat lagi dengan agama Islam lalu kembali kepada ajaran agama

sebelumnya.7

d. Memerangi Orang yang enggan membayar zakat Orang-orang yang

enggan membayar zakat hanyalah karena kelemahan iman mereka.

Terhadap semua golongan yang membangkang dan memberontak itu

Abu bakar mengambil tindakan tegas. Ketegasan ini didukung oleh

mayoritas umat

e. Memerangi nabi-nabi palsu Tentang orang-orang yang mengaku diri

nabi sebenarnya telah ada sejak masa rasulullah SAW, tetapi

kewibawaan Rasulullah SAW menggetarkan hati mereka untuk

melancarkan aktivitasnya. Diantara nabi palsu seperti Musailamah Al

Kadzab dari Bani Hanifah, Tulaihah bin Khuwailid dari Bani As'ad

Saj'ah Tamimiyah dari Bani Yarbu, dan Aswad Al Ansi dari Yaman.

Mereka mengira, bahwa Abu Bakar adalah pemimpin yang lemah,

sehingga mereka berani membuat kekacauan. Pemberontakan kabilah

disebabkan oleh anggapan mereka bahwa perjanjian perdamaian yang

dibuat bersama Nabi Saw. bersifat pribadi dan berakhir dengan wafatnya

Nabi Saw., sehingga mereka tidak perlu lagi taat dan tunduk kepada
7 Hakim al –Afifi Mausu’ah Alf huduts Islami  (Beirut:Auraq Syarqiyyah,1996 ) h.71

7
penguasa Islam yang baru. Untuk menumpas seluruh pemberontakan, ia

membentuk sebelas pasukan masing-masing dipimpin oleh panglima

perang yang tangguh, seperti Khalid bin Walid, Amr bin Ash, Ikrimah bin

Abu Jahal, dan Syurahbil bin Hasanah. Dalam waktu singkat seluruh

kekacauan dan pemberontakan yang terjadi dalam negeri dapat ditumpas

dengan sukses.

2. Pengumpulan ayat-ayat Alquran.

Abu bakar menjalankan pemerintahan Islam sesudah Rasulullah

dihadapkan kepada peristiwa- peristiwa besar berkenaan dengan

kemurtadan sebagian orang arab. Karena itu ia segera menyiapkan dan

mengirimnya untuk memerangi orang-orang murtad tersebut. Peperangan

Yamamah yang terjadi pada 12 H melibatkan sejumlah besar sahabat yang

hafal Alquran. Dalam peperangan ini tujuh kan puluh dari qari dari para

sahabat gugur.  Melihat kenyataan ini Umar bin Khatab sangat khawatir,

lalu ia menghadap Abu bakar dan mengajukan usul kepadanya agar

mengumpulkan dan membukukan Alquran karena dikhawatirkan akan

musnah, sebab peperangan Yamamah banyak membunuh para Qari.

Disegi lain Umar merasa Khawatir juga kalau-kalau juga terjadi

peperangan di tempat-tempat lain akan membunuh banyak Qari pula

sehingga Alquran akan hilang dan musnah, Abu bakar menolak usulan itu

dan berkeberatan melakukan apa yang tidak pernah  dilakukan oleh

Rasulullah. Tetapi Umar tetap membujuknya, sehingga Allah

membukakan hati Abu bakar untuk menerima usulan Umar tersebut. 

8
Kemudian Abu bakar memerintahkan Zaid bin Tsabit mengingat beberapa

hal :

a. Kedudukannya dalam Qiraat dan penulisan Alqu’ran

b. Pemahaman dan kecerdasannya

c. Kehadirannya pada pembacaan yang terakhir kali.

Abu –bakar menceritakan kekhawatirannya  dan usulan Umar pada

Zaid bib tsabit . Pada mulanya Zaid menolak seperti halnya Abu bakar

sebelum itu. Keduanya lalu bertukar pendapar, sampai akhirnya Zaid

menerima dengan lapang dada perintah penulisan Alquran.

Zaid bib Tsabit pun memulai tugas tersebut, dalam tugas tersebut

ia dibantu oleh sahabat-sahabat lainnya seperti Ubay bin Kaab, Usman bin

Afan dan Ali bin abi Thalib.[9] Dalam pengumpulan nas-nas al-Quran

tersebut ia bersandar pada hafalan yang ada dalam hati para Qurra dan

catatan yang ada pada penulis. Setelah Abu bakar wafat, al-Quran

disimpan pleh Khalifah Umar, dan setelah Umar wafat, Al-quran tersebut

disimpan oleh Hafsah istri Rasulullah.Saw.

3. Pengiriman pasukan ke Syria, Palestina, Hims, Yordania dan Parsia.

Negeri Syiria pada waktu itu dikuasai oleh Romaw Timur di bawah

Kaisar Hiraclius. Pada masa Nabi sudah pernah dikirim pasukan Islam

yang dipimpin oleh Usamah, kemudian pasukan itu disempurnakan Abu

bakar dan di Syiria Abu bakar memperoleh kemenangan.

Selain itu, Khalifah Abu Bakar juga mengirim pasukan militernya

yang lain k eke wilayah Palestina yan dipimpin oleh Amru bin ash dan ke

Yordania ang dipimpin oleh Syurahbil bin Hasanah.

9
Pada waktu Abu bakar mengirim pasukannya ke Persia,    saat itu

di Persia ada 3 Kekuatan militer yaitu :

a. Pasukan bangsa Asli Persia

b. Pasukan Romawi yang bertugas di Persia

c. Pasukan bangsa arab yang anti Islam

Untuk menghadapi tiga kekuatan tersebut Khalifah Abu bakar

mengirim panglima Khalid bin Walid beserta pasukannya dengan tugas

dan kewajiban sebagai berikut.

a. Memperluas daerah Islam ke Timur dengan jalan   menaklukan Persia.

b. Di daerah yang sudah dikuasai  harus didudukkan seorang amir untuk

mengatur daerah tersebut dengan peraturan Islam.

D. Akhir pemerintahan Abu Bakar.

Abu Bakar wafat setelah sakit keras . Ia wafat pada tahun ke 13 H, malam

selasa, tanggal 23 Jumadil Akhir pada usia 63 tahun. Masa khilafahnya 2 tahun, 3

bulan dan 3 hari. Ia dikubur di rumah Aisyah ra di samping Rasulullah Saw.

Menjelang wafatnya, Abu Bakar meminta pendapat sejumlah para sahabat

generasi pertama yang tergolong ahli syura.Mereka seluruhnya sepakat untuk

mewasiatkan khilafah sesudahnya kepada Umar bin Khatab ra.Dengan demikian

Abu-bakar adalah orang pertama yang mewasiatkan khilafah sepeninggalnya

kepada Umar  bin Khatab.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Khalifah Abu Bakar, menyelamatkan umat Islam dari perpecahan karena

masalh pergantian kepemimpinan setelah wafatnya rasulullah. Ia juga

menyelamatkan Islam dari bahaya besar  orang-orang murtad dan nabi-nabi palsu.

Peperangan dan penaklukan yang terjadi pada masanya, meski terhitung sedikit

namun menjadi titik awal bagi kesuksesan penaklukan serta penyebaran islam

yang dilakukan oleh khalifah setelahnya.

11
DAFTAR PUSTAKA
Hassaan Shadily dkk,Ensiklopedi Indonesia,jilid 3,Jakarta,Ikhtiar Baru-Van
Hoeve,1982,hal 1769

Maidir Harun,Khalifah dan Masyarakat Islam modrn,Padang,IAIN IB


Press,2006,hal.66

Ahmad al-Usairy,Tarikh al-Islami,Terjemahan Samson Rahman,Jakarta, Akbar


Media Eka Sarana,2003,hal.142

Abdul Wahhab zl-Bukari, al-Khulafa’ ar-Rasyidun,

Hakim al –Afifi Mausu’ah Alf huduts Islami  (Beirut:Auraq Syarqiyyah,1996 )


h.71

12

Anda mungkin juga menyukai