Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata pelajaran sejarah kebudayaan
islam
Disusun:
Kelompok 1
Awal Mubarak
Sahril Djafar
Silpana
Umaima
Isabel
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
B. Rumusan Masalah
BAB II
1
PEMBAHASAN
Nama lengkapnya Abdullah bin Utsman bin Amir bin Ka’ad At-
Taimi Al-Quraisy. Sebelum masuk Islam ia bernama Abdul Ka’bah, lalu
Rasulullah menamainya Abdullah. Ia digelari Ash-Siddiq (yang
membenarkan), biasa di panggil Abu Bakar.2
Abu Bakar bin Abu Quhafah, turunan Bani Taim bin Murrah bin
Ka’ad bin Lu’ai bin Kalb Al-Quraisy. Pada Murrah bertemulah nasabnya
dengan Rrasulullah. Ibunya Ummul Khair salma binti Sakhr bin Amir,
turunan Taim bin Murrah juga. Dia lahir pada tahun kedua dari tahun
gajah, jadi dua tahun lebih tua Rasulullah daripadanya.3
Imam Nawawi dalam bukunya At-Tahdzib berkata, apa yang kami
sebutkan bahwa nama Abu Bakar As-Shiddiq adalah Abdullah, namanya
yang benar dan masyhur. Ada juga yang menyebutkan bahwa namanya
adalah Al-Atiq. Namun yang benar ialah apa yang telah disepakati oleh
para ulama bahwa Atiq itu bukanlah nama dia, Atiq adalah gelarnya. Dia
diberi gelar Atiq, karena dianggap lepas dari neraka.4
Abu Bakar termasuk sahabat yang pertama kali masuk atau
memeluk agama islam. Abu Bakar termasuk salah satu sahabat terdekat
Rasulullah, karena kedekatannya dengan Rasullullah, Abu Bakar selalu
mempercayai apa yang dibawa oleh Rasulullah. Dia juga selalu menemani
Rasulullah dalam berperang ataupun hijrah.
Ia juga berjuang bahu membahu dengan Rasul saw dalam
pertempuran mempertahankan diri, di saat para pemeluk agama baru itu
sedang berjuang untuk eksistensinya.5
5
Dia diberi gelar As-Shiddiq karena senantiasa membenarkan apa
yang dibawa oleh Rasulullah atau dia tidak pernah berkata kecuali yang
benar. Abu Bakar juga merupakan mertua Rasulullah, karena putrinya
aisyah dinikahi oleh Rasulullah. Rasulullah juga pernah menyuruh Abu
Bakar untuk menggantikan Rasulullah dalam shalat berjama’ah karena
pada saat itu Rasulullah sedang sakit.6
7
mencari agama yang benar dan sesuai dengan fitrah yang suci. Dengan
profesinya sebagai pedagang, beliau sering melakukan perjalan jauh ke
berbagai wilayah. Dalam perjalananya inilah beliau selalu
berhubungan dengan penganut berbagai agama demi mencari agama
yang paling benar sesuai fitrah manusia. Maka banyak penulis yang
sering menuliskan bahwa keimanan Abu Bakar lahir dari perjalanan
perncariannya terhadap agama yang lurus sesuai fitrah.
Setelah masuk Islam, dia begitu cepat menjadi anggota yang paling
menonjol dalam jama’ah Islam setelah Rasulullah. Dia terkenal karena
keteguhan, pendirian, kekuatan iman, kesetiaan, dan kebijakan
pendapatnya. Terutama kebijakan dan keteguhannya yang tampak pada
hari-hari yang sangat kritis sepeninggal Rasululah saw.
Abu Bakar mengingatkan kepada umat bahwa sesungguhnya
dakwahnya hanyalah untuk Allah semata, untuk melaksanakan syariat-
Nya, dan untuk mengesakan-Nya. Sedangkan Rasulullah adalah
seorang manusia yang memberi peringatan dan kabar gembira.
Kalaupun Rasulullah meninggal dunia, ajaran-ajaran yang dibawanya
tidak akan mati.8
8
alasan bahwa Allah dan nabi Muhammad tidak akan menyerahkan
masyarakat mukminin pada kesempatan dan keinginan yang sifatnya
sesaat dari badan pemilih, dan arena itu pasti telah membuat ketetapan
yang jelas bagi kepemimpinannya dengan menunjuk orang tertentu untuk
menggantikan Nabi Muhammad saw.
Sayyidina Ali, saudara sepupu Rasul saw dari pihak ayah, adalah
orang yang direncanakan sebagai satu-satunya pengganti yang sah. Namun
alasan bani Hasyim itu sangat lemah. Pengertian pergantian menurut
hukum itu tidak dikenal oleh orang-orang Arab pada waktu itu, dan tidak
mustahil bahkan seandainya Nabi Muhammad meninggalkan seorang anak
laki laki pun urutan kejadian tidak akan berbeda.9
Situasi ini sangat suram. Tatkala para Muhajirin dan Anshar
bertikai mengenai pengganti Rasulullah, pertikaian itu hampir saja
menyulut pembunuhan dan perpecahan diantara mereka. Pada saat Nabi
Muhammad wafat Madinah penuh dengan orang orang munafik yang
berlagak suci yang hanya menunggu nunggu wafatnya sang pendiri Islam
untuk memberikan pukulan yang mematikan terhadap agama itu.
Sementara itu kaum Anshar berkumpul di Saqifah bani Sa’idah untuk
membicarakan dan menyelesaikan masalah kekhalifahan itu. Ketika Abu
Bakar dan Umar diberitahu tentang hal ini, mereka segera pergi ke tempat
itu. Abu Ubaidillah juga menyertai mereka.
Ketika mereka datang di Syaqifah bani Sa’idah, mereka
mendapatkan bahwa Sa’ad bin Ubadah, yang dipilih oleh kaum Anshar,
baru saja menyeleaikan pidatonya. Kaum Anshar siap untuk menerima dia
sebagai pengganti Rasul saw. Kita dapat membayangkan, bijaksanakah
pada saat yang kritis itu menghabiskan waktu dengan ratapan-ratapan,
ataukah mengambil langkah-langkah segera bagi pencalonan seorang
khalifah dan mengembalikan segala sesuatu dari kekacauan kepada
ketertiban. Saatnya sangat penting.
9
Peran Abu Bakar sangat besar dalam meredakan kekhwatiran
orang Anshar terhadap tindakan semena-mena kaum Muhajirin. Dia
berhasil mendamaikan mereka agar tetap hidup bersatu, menyingkirkan
perpecahan dan permusuhan demi tegaknya agama Islam.10
Di Saqîfah Bani Sa’idah Abu Bakar pun mengajukan Umar dan
Abu Ubaidah sebgai Khalifah. Tapi Umar juga menolaknya dan membenci
hal itu. Umar juga mengatakan bahwa jikalau lehernya dipenggal, itu
tidaklah cukup untuk dibandingkan jika dia harus menjadi pemimpin
dimana Abu Bakar ada di dalam kaum tersebut. Maka ketika itu Umar pun
membaiat Abu Bakar dan kaum Muhajirin pun mengikutinya, kemudian
kaum Anshar berikutnya. Dan Umar pun adalah orang pertama yang
melakukan sumpah setia kepada Abu Bakar11
11
Khalid bin Walid adalah jendral yang banyak berjasa dalam Perang
Riddah ini. 12
12
Kebijakan khalifah terhadap orang-orang murtad itu ialah menyerah tanpa
syarat atau berperang sampai hancur.
Abu Bakar jatuh sakit dalam musim panas tahun 634 M, dan
selama 15 hari dia berbaring di tempat tidur. Khalifah ingn sekali
menyelesaikan masalah pnggantian dan mencalonkan seorang pengganti,
14
kalu-kalu hal itu akan melibatkan rakyatnya ke dalam suatu perang
saudara. Meskipun dari pengalamannya Abu Bakar enar-benar yakin
bahwa tidak ada seorang pun kecuali Umar bin Khattab yang dapat
mengambil tanggung jawab kekhalifahan yang berat itu, karena masih igin
menggembleng pendapat umum, dia bermusyawarah dengan para sahabat
yang terpandang.
BAB III
KESIMPULAN
15
Nama lengkapnya Abdullah bin Utsman bin Amir bin Ka’ad At-Taimi Al-
Quraisy. Sebelum masuk Islam ia bernama Abdul Ka’bah, lalu Rasulullah
menamainya Abdullah. Ia digelari Ash-Siddiq (yang membenarkan), biasa di
panggil Abu Bakar. Abu Bakar adalah orang yang paling dekat dengan
Rasulullah. Dia juga termasuk orang yang pertama masuk Islam
Abu Bakar termasuk orang yang menjaga diri di masa jahiliyah. Dia tidak
pernah bersujud kepada berhala dan bahkan berusaha mencari agama yang benar
dan sesuai dengan fitrah yang suci. Dengan profesinya sebagai pedagang, beliau
sering melakukan perjalan jauh ke berbagai wilayah. Dalam perjalananya inilah
beliau selalu berhubungan dengan penganut berbagai agama demi mencari agama
yang paling benar sesuai fitrah manusia.
Setelah Rasulullah meninggal terjadi kebingungan di kalangan umat Islam
pada saat itu. Mereka bingung siapa yang akan menggantikan Rasulullah sebagai
pemimpin umat. Karena sebelum Rasulullah wafat, Rasulullah tidak mengatakan
siapa yang akan menggantikan beliau. Setelah melakukan perdebatan dikalangan
Muhajirin dan Anshar akhirnya mereka sepakat menunjuk Abu Bakar sebagai
pemimpin (khalifah) pengganti Rasulullah. Setelah menjadi khalifah, yang
pertama-tama menjadi perhatian Abu Bakar adalah melaksanakan keinginan Nabi
saw yang hampir tidak bisa terlaksana, yaitu mengirimkan suatu ekspedisi di
bawah pimpinan Usamah, yaitu Zaid, dan kerugian yang diderita oleh umat Islam
di dalam perang Mut’ah.
Pada masa Abu Bakar pulalah muncul nabi nabi palsu. Nabi palsu itu
mengaku bahwa dia merupakan mitra kenabian. Agar tidak membahaya
membahayakan umat Islam, Abu Bakar memerangi nabi palsu tersebut.
Peperangan melawan nabi nabi palsu itu pun dimenangi oleh Abu Bakar.
Abu Bakar menjadi khalifah hanya 2 tahun. Pada tahun 634 M ia
meninggal dunia. Masa sesingkat itu habis untuk menyelesaikan persoalan dalam
negeri terutama tantangan yang ditimbulkan oleh suku-suku bangsa Arab yang
tidak mau tunduk lagi kepada pemerintah Madinah.
Daftar Pustaka
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT. RAJAGRAFINDO, 2006.
Hamka, Sejarah Umat Islam, Siangapura : Pustaka Nasional Pte Ltd, 2005.