PENDAHULUAN
Latar Belakang
Abu Bakar Ash-Shiddiq merupakan sahabat Nabi yang menjadi salah satu orang
yang mendapat gelar Asabiqunal Awwalun yaitu orang-orang yang pertama kali masuk
Islam. Beliau juga mendapat gelar Ash-Shiddiq lantaran beliau lah orang yang
membenarkan peristiwa Isra’ dan Mi’raj Rasulullah. Nabi Muhammad SAW wafat pada
tanggal 12 Rabiulawal tahun 11 H atau tanggal 8 Juni 632 M. Saat itu, Beliau berumur
63 tahun. Sesaat setelah beliau wafat, situasi di kalangan umat Islam sempat kacau. Hal
itu disebabkan Nabi Muhammad SAW tidak menunjuk calon penggantinya secara pasti,
dua kelompok yang merasa paling berhak dicalonkan sebagai pengganti nabi
Muhammad SAW adalah kaum Muhajirin dan kaum Anshar.
Kaum Muhajirin berpendapat bahwa merekalah yang berhak menggantikan posisi
Nabi Muhammad SAW. Mereka mengemukakan alasan bahwa kaum Muhajirin adalah
orang-orang pertama yang menerima islam dan berjuang bersama Nabi Muhammad
SAW. Untuk itu, kaum muhajirin mengusulkan Abu Bakar Ash-Shiddiq sebagai
pengganti Nabi SAW. Mereka memperkuat usul itu denga kenyataan bahwa Abu Bakar
Ash-Shiddiq adalah orang yng menggantikan Nabi SAW menjadi imam sholat ketika
beliau sakit.
Di pihak lain, kaum Anshar berpendapat bahwa mereka adalah yang paling tepat
menggantikan posisi Nabi Muhammad SAW. Mereka mengemukakan alasan bahwa
islam dapat berkembang dan mengalami masa kejayaan setelah Nabi hijrah ke Madinah
dan mendapat pertolongan kaum Anshar, kaum anshar kemudian mengusulkan Sa’ad
bin Ubadah sebagai pengganti.
Perbedaan pendapat antara dua kelompok tersebut akhirnya dapat diselesaikan
secara damai setelah Umar bin Khatab mengemukakan pendapatnya. Selanjutnya, Umar
menegaskan bahwa yang paling berhak memegang pimpinan sepeninggal Rasulullah
orang-orang Quraisy. Alasan tersebut dapat diterima kedua belah pihak akhirnya, Umah
bin Khatab membaiat Abu Bakar Ash Shidiq menjadi khalifah dan diikuti oleh Sa’ad
bin Ubadah.
Setelah pengangkatan Abu Bakar Ash-Shiddiq menjadi khalifah, umat islam
mendapat pemimpin baru yang mengatur segala permasalahan kehidupan. Di masa
pemerintahan beliau terdapat beberapa peristiwa penting seperti munculnya nabi palsu,
penolakan untuk mengeluarkan zakat dan sebagainya. Gejolak dan pembangkangan
yang ada dapat ditangani beliau dengan baik. Bahkan kekuasaan Islam tetap tumbuh
pada masa pemerintahan beliau walaupun banyak hambatan dan rintangan meliputi era
kekhalifahan beliau.
1
BAB II
PEMBAHASAN
ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ
2
Beliau hidup dalam lingkungan keluarga yang baik dan mulia di antara kaumnya.
Bahkan Abu Bakar temasuk salah satu pembesar Quraisy dari Bani Taim. Dia menjadi
orang yang mulia dan terkemuka di kaumnya. Bahkan sebelum Islam Abu Bakar
terkenal sebagai orang yang mampu menjaga diri dari perilaku-perilaku jahiliyah seperti
minum khamar, zina, dan bahkan diriwayatkan bahwa beliau termasuk orang yang tidak
pernah bersujud kepada berhala.
Dalam hal keilmuan pun Abu Bakar terkenal seorang ahli nasab. Dia bahkan
menjadi rujukan dan guru para ahli nasab di zamannya seperti ‘Uqail bin Abi Thalib dan
yang lainnya.
3
Utsman bin Math’un, Abi Ubaidah bin Jarah, Abi salamah bin Abdul Asad, Al Arqam
ibnu Abi’l Arqam. Abu Bakar juga mengajak keluarganya untuk memeluk Islam.
Abu Bakar menjadi pendamping Rasulullah dalam perjalanan dakwah beliau.
Abu Bakar belajar bahwa Islam adalah amal, dakwah dan jihad. Keimanan baginya tak
hanya cukup dengan sekedar percaya belaka, namun lebih dari itu keimanan takkan
pernah sempurna sehingga seorang muslim menyerahkan dirinya sepenuhnya kepada
Allah SWT
Dan Abu Bakar pun menjadi sahabat Rasulullah yang berperan sangat besar
dalam penyebaran risalah Islam. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh ‘Aisyah
RA. Bahwa ketika umat Islam masih berjumlah 38 orang, Abu Bakar mendesak
Rasulullah agar umat Islam tidak lagi menyembunyikan keislamannya. Meski Rasul
sendiri awalnya menolak usulan ini, namun Abu Bakar terus mendesak hingga Rasul
pun menerima usulan ini. kemudian ketika berada di Masjidil Haram Abu Bakar pun
berpidato sedang Rasulullah duduk. Maka dari itu Abu Bakar adalah orang yang
pertama kali berpidato mengajak kepada Islam. Ketika itu orang-orang musyrik segera
mengeroyok beliau hingga beliau pun babak belur, tapi beruntung Bani Taim segera
datang dan menyelamatkannya dari amukan kaum musyrikin. Ketika itu bani Taim yang
melihat luka-luka Abu Bakar yang parah mengkhawatirkan kalau Abu Bakar akan
meninggal. Sehingga mereka kembali ke Masjid dan memberikan pengumuman bahwa
kalau sampai Abu Bakar meninggal maka mereka akan membunuh Uqbah bin Rabi’ah.
Saat abu bakar siuman, bani Taim pun berusaha menanyainya namun Abu Bakar
terus menanyakan bagaimana keadaan Rasulullah. Dan Ummu Khair (ibu Abu Bakar)
diminta untuk membujuknya agar mau makan. Namun ia tetap saja terus menanyakan
Nabi Muhammad Saw. karena ibunya memang tak tau menahu tentang keadaan Rasul,
maka Abu Bakar memintanya untuk menanyakannya kepada Ummu Jamil binti
Khattab. Ummu Jamil pun datang menemui Abu Bakar dan mengabarkan padanya
bahwa Rasulullah selamat, baik-baik saja dan sekarang sedang berada di Darul Arqam.
Ketika itu Abu bakar pun meminta untuk menemui Rasulullah di Darul Arqam.
Rasulullah dan kaum Muslimin menyambut hangat kedatangan beliau. Saat itulah ia
meminta agar Rasulullah mengajak ibunya untuk masuk Islam dan mendoakannya agar
bisa terselamatkan dari siksa neraka. Kemudian Rasulpun mendoakan dan mengajaknya
kepada Islam. Ummu Khair pun masuk Islam.
Itu hanyalah salah satu contoh kecil dari ribuan kisah perjuangan Abu Bakar
dalam dakwah dan penyebaran Risalah Islam bersama Rasulullah. Masih ada banyak
lagi kisah-kisah perjuangan Abu Bakar dalam membela Islam dan Rasulullah Saw.
mulai dari sikapnya yang selalu membela dan pendamping Rasulullah dari berbagai
intimidasi dan hinaan kaum musyrikin, pengorbanan beliau dalam menginfakkan
hartanya di jalan Allah, membebaskan budak muslim dari siksaan kaum musyrik, infak
beliau dalam persiapan Jihad di jalan Allah, keberaniannya dalam berbagai pertempuran
dan peperangan, perjalanan beliau menemani Rosululah dalam hijrahnya menuju
Madinah yang penuh tantangan sekaligus hikmah dan pelajaran.
4
Keteguhan beliau dalam membela dan mendampingi Rasulullah ini menjadikan
beliau menjadi orang yang paling dekat dan dicintai oleh Rasulullah. Sehingga tak heran
ketika kabar Isra’ Mi’raj sampai kepadanya tak ada keraguan sedikitpun dalam hatinya
seraya mengatakan “Jika yang mengatakannya adalah Nabi Muhammad maka itu pasti
benar”. Tak heran ketika QS. An-Nasr turun, beliau menjadi orang pertama yang
menangis karena menyadari bahwa sahabat dekatnya akan segera meninggalkannya
menghadap sang Khaliq. Tak heran juga jika Rasulullah pun menjadikan beliau sebagai
Imam menggantikan Rasulullah saat terbaring sakit. Dan tak heran pula, jika umat islam
pun membaiat beliau menjadi khalifah sepeninggal Rasulullah Saw.
5
ini?” mereka menjawab: “Dia adalah Sa’ad bin Ubadah.” Setelah kami duduk sejenak
salah seorang dari mereka berpidato dengan menyatakan akan keutamaan kaum Anshar
yang telah menjadi penolong Rasulullah dan membawa Islam menuju kemajuan seraya
mengingatkan agar kaum Muhajirin tidak mengeluarkan kaum Anshar dalam masalah
khilafah. Saat itu aku telah menyiapkan kata-kata yang menurutku paling indah untuk
aku sampaikan. Namun saat itu Abu Bakar mencegahku dan dia menyampaikan kata-
kata yang jauh lebih indah dari yang hendak kusampaikan. Kemudian ia
menyampaiakan hadits nabi tentang siapa yang berhak dalam perkara ini. Maka Kaum
Anshar pun menerimanya.
Setelah Abu Bakar selesai berpidato dalam saqifah Bani Sa’idah dia pun
mengajukan Umar dan Abu Ubaidah sebagai Khalifah. Tapi Umar juga menolaknya dan
membenci hal itu. Umar juga mengatakan bahwa jikalau lehernya dipenggal, itu
tidaklah cukup untuk dibandingkan jika dia harus menjadi pemimpin dimana Abu Bakar
ada di dalam kaum tersebut. Maka ketika itu Umar pun membai’at Abu Bakar dan kaum
Muhajirin pun mengikutinya, kemudian kaum Anshar berikutnya.
2. Bai’at ‘Ammah terhadap Abu Bakar
Setelah Abu Bakar mendapat bai’at dalam pertemuan di saqifah Bani Sa’idah, di
hari berikutnya umat Islam pun melaksanakan bai’at Ammah terhadap Abu Bakar.
Dalam riwayat dari Annas bin Malik ia mengatakan bahwa saat itu Umar berdiri sedang
Abu Bakar duduk, dia berpidato seraya menyebutkan keutamaan Abu bakar yang telah
menjadi orang terdekat Rasulullah, yang menemani beliau dalam gua, yang
menggantikan beliau sebagai iman saat beliau sakit. Kemudian Umar pun meminta agar
kaum muslimin untuk membai’at Abu Bakar sebagai pemimpin umat Islam. Saat itulah
kaum muslimin membai’at Abu Bakar. Kemudian Abu Bakar pun ganti berpidato di
hadapan seluruh kaum muslimin saat itu. Dan bersatulah seluruh umat Islam dalam
kepemimpinan Abu Bakar.
6
pemimpin pasukan mendapat tugas untuk mengembalikan keamanan dan stabilitas
daerah yang ditentukan. Abu Bakar menyampaikan wasiat kepada pasukan untuk tidak
berkhianat, tidak menipu, tidak melampaui batas, tidak mencincang musuh, tidak
membunuh anak-anak atau wanita atau orang lanjut usia, tidak memotong kambing atau
unta kecuali untuk dimakan.
Adapun sebelas panglima dan tugasnya adalah sebagai berikut :
1) Khalid bin Walid diperintahkan untuk memerangi Tulaihah bin Khuwailid yang
mengaku sebagai Nabi dan Malik bin Nuwairah yang memimpin pemberontakan
dai al-Battah, suatu daerah di Arab tengah.
2) Ikrimah bin Abu Jahal diberi tugas untuk memerangi Musailamah al-Kazzab
seorang kepala suku yang mengaku sebagai nabi. Gerakan ini muncul di daerah
bani Hanifah yang terletak dipesisir timur Arab (Yamamah).
3) Syurahbil bin Hasanah mendapat tugas membantu Ikrimah, sebagai pasukan
cadangan. Jika tugasnya selesai, ia dan tentaranya diperintahkan langsung
menuju pusat wilayah Yamamah.
4) Muhajir bin Umayyah diutus untuk menundukkan sisa-sisa pengikut Aswad al-
Ansi (orang yang pertama mengaku sebagai nabi) di Yaman. Selanjutnya ia
harus menuju Hadramaut untuk menghadapi pemberontakan yang dipimpin Kais
bin Maksyuh di Jazirah Arab selatan.
5) Huzaifah bin Muhsin al-galfani diperintahkan untuk mengamankan daerah Daba
yang terletak diwilayah tenggara, dekat Oman sekarang, juga karena pemimpin
mereka mengaku Nabi.
6) Arfajah bin Harsamah ditugaskan untuk mengembalikan stabilitas daerah
Muhrah dan Oman yang terletak dipantai selatan Jazirah Arabia. Mereka
membangkang terhadap Islam dibawa pemimpinan Abu Bakar.
7) Suwaib bin Muqarin diperintahkan untuk mengamankan daerah Tihamah yang
terletak sepanjang pantai Laut Merah. Mereka juga membangkang terhadap
pimpinan Abu Bakar.
8) Al-Alla’ bin Hadrami mendapat tugas ke daerah kekuasaan kaum Riddah yang
yang murtad dari Islam.
9) Amru bin Ash ditugaskan ke wilayah suku Kuda’ah dan Wadi’ah yang terletak
di barat laut Jazirah Arabiyah. Mereka juga membelot terhadap kepemimpinan
Islam.
10) Khalid bin Sa’id mendapat tugas menghadapi suku-suku besar bangsa Arab yang
ada diwilayah tengah bagian utara sampai perbatasan Suriah dan Irak yang juga
menunjukkan pembangkangan terhadap Islam.
11) Ma’an bin Hijaz mendapat tugas untuk menghadapi kaum Riddah yang berasal
dari suku Salim dan Hawazin di daerah Ta’rif yang membangkan terhadap
kepemimpinan Islam.
Sementara itu, Abu Bakar sendiri telah siap berangkat memimpin satu pasukan ke
Dzil Qishshah, tetapi Ali Radhiyallahu ‘anhu bersikeras untuk mencegah seraya berkata,
7
“Wahai Khalifah Rasulullah, kuingatkan kepadamu apa yang pernah dikatakan oleh
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada Perang Uhud, ‘Sarungkanlah pedangmu
dan senangkanlah kami dengan dirimu.’ Demi Allah, jika kaum Muslimin mengalami
musibah karena kematianmu, niscaya mereka tidak akan memiliki eksistensi
sepeninggalanmu.”
Abu Bakar kemudian kembali. Allah memberikan dukungan kepada kaum
Muslimin dalam pertempuran ini sehingga berhasil menumpas kemurtadan,
memantapkan Islam di segenap penjuru Jazirah dan memaksa semua kabilah untuk
membayar zakat.
b. Pengumpulan Al-Qur’an
Selama peperangan Riddah, banyak dari penghafal Al-Qur’an yang tewas.
Karena orang-orang ini merupakan penghafal bagian-bagian Al-Qur’an, Umar cemas
jika bertambah lagi angka kematian itu, yang berarti beberapa bagian lagi dari Al-
Qur’an akan musnah. Karena itu, menasehati Abu Bakar untuk membuat suatu
“kumpulan” Al-Qur’an kemudian ia memberikan persetujuan dan menugaskan Zaid ibn
Tsabit karena beliau paling bagus Hafalannya. Para ahli sejarah menyebutkan bahwa
pengumpulan Al-Qur’an ini termasuk salah satu jasa besar dari khalifah Abu Bakar.
c. Ilmu Pengetahuan
Pola pendidikan pada masa Abu Bakar masih seperti pada masa Nabi, baik dari
segi materi maupun lembaga pendidikannya. Dari segi materi pendidikan Islam terdiri
dari pendidikan tauhid atau keimanan, akhlak, ibadah, kesehatan, dan lain sebagainya.
Menurut Ahmad Syalabi lembaga untuk belajar membaca menulis ini disebut dengan
Kuttab. Kuttab merupakan lembaga pendidikan yang dibentuk setelah masjid,
selanjutnya Asama Hasan Fahmi mengatakan bahwa Kuttab didirikan oleh orang-orang
Arab pada masa Abu Bakar dan pusat pembelajaran pada masa ini adalah Madinah,
sedangkan yang bertindak sebagai tenaga pendidik adalah para sahabat Rasul terdekat.
8
Persia. Mengetahui hal itu, Abu Bakar segera memerintahkan Khalid bin Walid yang
sedang berada di Yamamah untuk membawa pasukannya membantu Musanna.
Gabungan kedua pasukan ini segera bergerak menuju wilayah persia. Kota Ubullah
yang terletak di pantai teluk Persia, segera diserbu. Pasukan Persia berhasil diporak-
porandakan. Perang ini dalam sejarah Islam disebut dengan Mauqi’ah Zat as-Salasil
artinya peristiwa untaian Rantai.
Pada tahap kedua, Abu Bakar berupaya menaklukkan Kerajaan Romawi dengan
membentuk empat barisan pasukan. Masing-masing kelompok dipimpin seorang
panglima dengan tugas menundukkan daerah yang telah ditentukan. Perjuangan tentara-
tentara Muslim tersebut untuk menaklukkan Persia dan Romawi baru tuntas pada masa
ke khalifaan Umar bin khathab.
2. Peradaban Islam
Bentuk peradaban yang paling besar dan luar biasa dan merupakan satu kerja
besar yang dilakukan pada masa pemerintahan Abu Bakar adalah penghimpunan Al-
Qur’an. Abu Bakar Ash-Shiddiq memerintahkan kepada Zaid bin Tsabit untuk
menghimpun Al-Qur’an dari pelepah kurma, kulit binatang, dan dari hafalan kaum
muslimin. Hal yang dilakukan sebagai usaha untuk menjaga kelestarian Al-Qur’an
setelah Syahidnya beberapa orang pengfapal Al-Qur’an pada perang Yamamah.
Umarlah yang mengusulkan pertama kalinya penghimpunan ini. Sejak saat itulah Al-
Qur’an dikumpulkan pada satu Mushaf.
Selain itu, peradaban Islam yang terjadi pada prak pemerintahan Abu Bakar
terbagi pada beberapa Tahapan, yaitu sebagai berikut :
a. Dalam bidang penataan sosial ekonomi adalah mewujudkan keadilan dan
kesejahteraan sosial masyarakat. Untuk kemaslahatan rakyat ini, ia mengelola zakat,
infak, dan sedekah yang berasal dari kaum muslimin, serta harta ghanimah yang
dihasilkan dari rampasan perang dan jizyah dari warga negara non-muslim, sebagai
sumber pendapatan baitul Mal. Penghasilan yang diperoleh dari sumber-sumber
pendapatan negara ini dibagikan untuk kesejahteraan para tentara, gaji para pegawai
negara, dan kepada rakyat yang berhaq menerimanya sesuai dengan ketentuan Al-
Qur’an.
b. pemerintahan khalifah Abu Bakar yang terpenting adalah sukses
kepemimpinan atas inisiatifnya sendiri dengan menunjuk umar sebagai penggantinya.
Ada beberapa faktor Abu Bakar menunjuk atau mencalonkan Umar menjadi Khalifah.
Faktor utama adalah kekhawatiran akan terulang kembali peristiwa yang sangat
menegangkan di Tsaqilah Bani Saidah yang nyaris menyulut umat Islam kejurang
perpecahan, bila tidak merujuk seorang untuk menggantikannya.
Dari penunjukan Umar tersebut, ada beberapa hal yang perlu dicatat :
a. Abu Bakar dalam menunjuk Umar tidak meninggalkan musyawarah. Ia lebih
dahulu mengadakan konsultasi untuk mengetahui aspirasi rakyat melalui
tokoh-tokoh kaum muslimin.
b. Abu Bakar tidak menunjuk salah seorang putranya ataupun kerabatnya,
melainkan memilih seorang yang mempunyai nama dan mendapat tempat
9
dihati masyarakat serta disegani oleh rakyat karena sifat-sifat terpuji yang
dimilikinya.
c. Pengukuhan Umar menjadi khilafah sepeninggal Abu Bakar berjalan dengan
baik dalam suatu bai’at umum dan terbuka tanpa ada pertentangan di kalangan
kaum muslimin.
10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Setelah Rasulullah wafat, umat Islam berada di ambang pintu perpecahan. Abu
Bakar yang saat itu berada dalam pihak yang benar, ketika melihat kondisi yang cukup
tegang, beliau berhasil menarik hati kaum Anshar dan mengawali pidatonya dengan
melunakkan hati Anshar. Barulah setelah itu ia menyampaikan kebenaran akan hadits
tentang siapa yang berhak dalam urusan kekhalifahan ini.
Kita semua tentu menyakini bahwa kita berada dalam jalan yang benar. Namun
dalam dakwah, Abu Bakar telah memberikan contohnya, bahwa kebenaran haruslah
disampaikan dengan cara yang benar sehingga tidak malah menimbulkan perpecahan
yang justru merugikan. Begitulah kebenaran yang disampaikan dengan jalan yang tidak
benar akan sulit untuk membuahkan kebaikan.
Pemerintahan Abu Bakar punya jati diri sendiri serta pembentukannya yang
sempurna, mencakup kebesaran jiwa yang sungguh luar biasa, bahkan sangat
menakjubkan. Kita sudah melihat betapa tingginya kesadaran Abu Bakar terhadap
prinsip-prinsip yang berpedoman pada Al-Qur'an sehingga ia dapat memastikan untuk
menanamkan pada dirinya batas antara kebenaran untuk kebenaran dengan kebohongan
untuk kebenaran.
Prinsip-prinsip dalam Islam, dilukiskan Abu Bakar dengan mendorong kaum
Muslimin memerangi orang-orang yang ingin menghancurkan Islam seperti halnya
orang-orang murtad, orang-orang yang enggan membayar zakat, dan orang-orang yang
mengaku dirinya sebagai nabi. Oleh karena itu Abu Bakar melaksanakan perang Riddah
untuk menyelamatkan Islam dari kehancuran.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/31645723/Biografi_Abu_Bakar_As-
Sidiq._Strategi_dakwah_abu_bakr_ash-shiddiq
https://munmakalah.blogspot.com/2017/02/makalah-tentang-masa-abu-bakar-as-
siddiq.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Abu_Bakar_Ash-Shiddiq
12