Anda di halaman 1dari 8

STRATEGI GURU SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DALAM

MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK MADRASAH


ALIYAH PONDOK PESANTREN DDI GALESONG BARU MAKASSAR

Al Subrahmat Ramadhan Saifudin,1,*, Dr.H. Andi Bunyamin, M.Pd.b,2,Bambang Sampurno, S.Pd.I,


MA.b,3
a
Afiliasi pertama, Kota, Negara (9pt)
b
Afiliasi kedua, Kota, Negara (9pt)
c
Afiliasi keempat, Kota, Negara (9pt)
1
alsubrahmat@gmail.com*, 2Email Penulis Kedua, 3Email Penulis Ketiga, 4Email Penulis Keempat (9pt)
*Penulis yang sesuai

INFORMASI ARTIKEL ABSTRAK

Article History: Kesulitan belajar adalah suatu kondisi dimana peserta didik tidak
Received: bisa belajar secara wajar, disebabkan adanya ancaman, hambatan
Revised: ataupun gangguan dalam belajar. Seorang guru harus mengetahui
Accepted: faktor-faktor penyebab kesulitan belajar yang dialami oleh peserta
Published:
didik sebelum memikirkan bantuan, agar masalah yang dihadapi
peserta didik bisa diminimalisir bahkan dapat terselesaikan dengan
Kata Kunci:
sebaik-baiknya
Program Kelas Agama
Komunitas Koin Untuk Negeri Rumusan masalah pada penelitian ini adalah Faktor apa
yang menyebabkan kesulitan belajar peserta didik di Madrasah
Aliyah Pondok Pesantren DDI Galesong Baru Makassar dan
Bagaimana Strategi Guru Sejarah Kebudayaan Islam Dalam
Mengatasi Kesulitan Belajar Peserta Didik Madrasah Aliyah
Pondok Pesantren DDI Galesong Baru Makassar. Tujuan penelitian
ini Untuk mengetahui bagaimana Strategi Guru Sejarah
Kebudayaan Islam dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Peserta
Didik Pondok Pesantren DDI Galesong Baru Makassar. Untuk
mengetahui bagaimana Faktor penghambat dan pendukung strategi
Guru Sejarah Kebudayaan Islam dalam Mengatasi Kesulitan
Belajar Peserta Didik Pondok Pesantren DDI Galesong Baru
Makassar. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data observasi,
wawancara, dan dokumentasi.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Faktor yang
menyebabkan kesulitan belajar peserta didik kesulitan itu muncul
pada dasarnya terjadi pada diri masing – masing peserta didik
memang tidak semua peserta didik mengalami kesulitan yang sama
akan tetapi menumbuhkan minat membaca pada diri peserta didik
itu dirasa sedikit sulit, melihat jaman sekarang sosial media lebih
unggul dan mampu mempengaruhi minat dari peserta didik.
Strategi Guru Sejarah Kebudayan Islam dalam mengatasi Kesulitan
Belajar Peserta Didik guru harus menguasai materi untuk
meningkatkan minat belajar peserta didik adalah dengan sesuai
silabus dan RPP. Selain sesuai dengan silabus dan RPP guru harus
menguasai materi dalam menyampaikan materi dan meruntutkan
materi yang akan disampaikan kepada peserta didik agar dalam
pembelajaran berjalan dengan baik serta memberikan motivasi.
Kata Kunci: Strategi, Kesulitan Belajar, Peserta Didik

Keywords: ABSTRACT
Islamic Class Program Learning difficulty is a condition where students cannot learn
Komunitas Koin Untuk Negeri properly, due to threats, obstacles or distractions in learning. A
teacher must know the factors that cause learning difficulties

http://dx.doi.org/10.33096/jiir.v17i2.xx http://jurnal.fai@umi.ac.id islamicresources@umi.ac.id


experienced by students before thinking about assistance, so that
the problems faced by students can be minimized and can even be
resolved as well as possible.
The formulation of the problem in this study is what
factors cause learning difficulties for students at Madrasah Aliyah
Pondok Pesantren DDI Galesong Baru Makassar and What are the
Strategies of Islamic Cultural History Teachers in Overcoming
Learning Difficulties for Students at Madrasah Aliyah Islamic
Boarding School DDI Galesong Baru Makassar. The purpose of
this study is to find out how the Islamic Cultural History Teacher's
Strategy is in Overcoming Learning Difficulties for DDI Galesong
Baru Islamic Boarding School Students in Makassar. To find out
how the inhibiting factors and supporting strategies of Islamic
Cultural History Teachers in Overcoming Learning Difficulties for
DDI Galesong Baru Islamic Boarding School Students in Makassar.
The type of research used in this research is descriptive qualitative.
Observation data collection techniques, interviews, and
documentation.
The results of the study can be concluded that the factors
that cause students' learning difficulties appear to occur basically in
each student's self, indeed not all students experience the same
difficulties but fostering an interest in reading in students feels a
little difficult, looking at the times now social media is superior and
able to influence the interests of students. The teacher's strategy of
Islamic Cultural History in Overcoming Student Learning
Difficulties Teacher students must master the material to increase
students' interest in learning according to the syllabus and lesson
plans. In addition to being in accordance with the syllabus and
lesson plans, the teacher must master the material in conveying the
material and sequence the material to be delivered to students so
that learning goes well and provides motivation.

Keywords: Strategy, Learning Difficulties, Learners.

This is an open access article under the CC–BY-SA license.

1. Pendahuluan

Pendidikan hakikatnya mencakup kegiatan mendidik, mengajar, dan melatih.


Kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai suatu usaha untuk mentransformasikan nilai-nilai
religi, nilai-nilai kebudayaan, nilai pengetahuan dan teknologi serta nilai keterampilan.
Nilai-nilai yang akan ditransformasikan tersebut dalam rangka mempertahankan,
mengembangkan bahkan kalau perlu mengubah kebudayaan yang dimiliki siswa. Maka
disini pendidikan akan berlangsung dalam kehidupan.
Pendidikan dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku siswa agar menjadi
manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam
lingkungan individu berbeda. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektual
saja, akan tetapi lebih ditekankan pada proses pembinaan kepribadian siswa secara
menyeluruh sehingga siswa menjadi dewasa, karena itu pendidikan pada dasarnya
merupakan usaha guru dengan penuh tanggung jawab membimbing siswa menjadi dewasa.
Usaha sadar tersebut dilakukan dalam bentuk pembelajaran dimana ada guru yang

Penulis Pertama (Judul paper)


melayani siswanya melakukan kegiatan pembelajaran dan guru menilai atau mengukur
tingkat keberhasilan siswa tersebut.
Peserta didik terkadang mengalami berbagai hambatan dan kesulitan
belajar. Kesulitan belajar yang dialami peserta didik merupakan masalah yang begitu
penting dan perlu mendapatkan perhatian karena semuanya akan berdampak pada dirinya
dan lingkungannya. Kesulitan belajar pada seorang peserta didik sangat mungkin akan
bersifat menetap atau mungkin juga hanya sementara dan berlangsung dalam kurun waktu
tertentu, baik sebentar atau dalam kurun waktu yang lama. Lama atau tidaknya peserta
didik mengalami kesulitan belajar akan sangat tergantung oleh banyak faktor termasuk
faktor individu peserta didik , yaitu usaha mengatasi kesulitan belajar akan berbeda-beda
yang dialaminya. Artinya, kesulitan belajar akan berbeda-beda pada masing-masing
peserta didik. Tetapi pada kasus tertentu, karena anak didik belum mampu mengatasi
kesulitan belajarnya, maka bantuan guru atau orang lain sangat diperlukan oleh anak didik.
Disinilah tugas seorang guru sangat dibutuhkan yakni mendidik, mengajar dan melatih.
Agar peserta didik dapat mengatasi kesulitan belajar yang dialaminya. Selain itu seorang
guru harus mengetahui faktor-faktor kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik
sebelum memberikan bantuan, agar masalah yang dihadapi siswa tersebut dapat
terselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Kesulitan belajar adalah suatu kondisi dimana peserta didik tidak bisa belajar
secara wajar, disebabkan adanya ancaman, hambatan ataupun gangguan dalam belajar.
Seorang guru harus mengetahui faktor-faktor penyebab kesulitan belajar yang dialami oleh
peserta didik sebelum memikirkan bantuan, agar masalah yang dihadapi peserta didik bisa
diminimalisir bahkan dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Sebagai seorang guru yang sehari-hari mengajar di sekolah, tentunya tidak jarang
menangani anak-anak yang mengalami kesulitan belajar. Aktifitas belajar bagi setiap
individu, tidak selamanya dapat berjalan lancar, adakalanya mereka sulit dalam menangkap
pembelajaran yang telah disampaikan guru ataupun yang telah tertulis di dalam buku. Pada
tingkat tertentu memang ada anak didik yang dapat mengatasi kesulitan belajarnya, tanpa
harus melibatkan orang lain. Dalam proses belajar mengajar di sekolah, peserta didik
diharapkan dapat belajar dan mencapai hasil yang optimal.
Tetapi pada kasus tertentu, karena anak didik belum mampu mengatasi kesulitan
belajarnya, maka bantuan guru atau orang lain sangat diperlukan oleh anak didik. Disinilah
tugas seorang guru sangat dibutuhkan yakni mendidik, mengajar dan melatih. Agar peserta
didik dapat mengatasi kesulitan belajar yang dialaminya. Selain itu seorang guru harus
mengetahui faktor-faktor kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik sebelum
meberikan bantuan, agar masalah yang dihadapi peserta didik tersebut dapat terselesaikan
dengan sebaik-baiknya.
Melihat berbagai masalah yang muncul terkait dengan tuntutan dunia pendidikan,
kesulitan peserta didik dalam belajar dan cakupan Sejarah Kebudayaan Islam yang luas,
maka guru adalah salah satu unsur yang berperan dalam keberhasilan peserta didik untuk
mendapatkan ilmu pengetahuan. Hal ini bisa dilakukan dengan memberikan motivasi,
memberikan tawaran inovatif sebagai alternatif untuk mengatasi kesulitan belajar peserta
didik pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Menerapkan suatu strategi yang
tepat dalam pembelajaran memungkin kan tercapainya efektivitas pembelajaran yang lebih
baik. Dengan adanya strategi dari guru dalam mengatasi kesulitan belajar, diharapkan
peserta didik lebih bersemangat dalam belajar Sejarah Kebudayaan Islam. Apalagi dengan
strategi pembelajaran yang menyenangkan akan membuat peserta didik tidak gampang
bosan. Mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam sangat penting untuk mengetahui dan
memahami pertumbuhan dan perkembangan peradaban Islam, sejak zaman lahirnya

Penulis Pertama (Judul paper)


sampai masa sekarang. Apalagi kebanyakan peserta didik sangat malas dalam mempelajari
mata pelajaran tersebut, dikarenakan banyak nya kisah yang harus dipahami.

2. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang
digunakan apabila ingin melihat dan mengungkapkan suatu keadaan maupun suatu objek
dalam konteksnya. Menemukan makna (meaning) atau pemahaman yang mendalam
tentang sesuatu masalah yang dihadapi, yang tampak dalam bentuk data kualitatif, baik
berupa gambar, kata, maupun kejadian serta dalam ”natural setting”.
Lokasi penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan peneltian untuk
memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini beralokasi di Pondok Pesantren DDI
Galesong Baru Makassar.
Fokus penelitian ini adalah penemuan konsentrasi yang menjadi objek penelitian
sehingga benar-benar memperoleh hasil yang diinginkan. Peneliti menentukan focus
masalah yang akan diteliti yaitu tentang Strategi Guru dalam Mengatasi Kesulitan Belajar
Peserta dalam Pembelajaran SKI Madrasah Aliyah Pondok Pesantren DDI Galesong Baru
Makassar. Adapun informan yang akan diwawancarai yaitu guru SKI, Kepala Sekolah dan
beberapa Peserta didik.
Pengumpulan data merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian karena
mendapatkan data merupakan tujuan utama. Pengalaman pribadi, introspeksi, biografi,
hasil wawancara, observasi lapangan, kunjungan sejarah, dan observasi visual yang
memberikan penjelasan tentang rutinitas, momen bermasalah, dan nilai masing-masing
peserta adalah beberapa dari berbagai jenis data yang digunakan untuk mencapai hal ini.
dalam penelitian
Di lokasi, data dikumpulkan dengan memperagakan metode pengumpulan data
sebagai berikut:
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan terhadap objek
diikuti dengan pencatatan secara cermat. Observasi yang dilakukan untuk memperoleh data
tentang aktivitas guru dan peserta didik dalam mengikuti kegiatan proses pembelajaran.
Hadari Nawawi menjelaskan bahwa teknik ini adalah cara mengumpulkan data yang
dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan gejala-gejala yang tempak pada objek
penelitian yang pelaksanaannya langsung pada tempat dimana suatu peristiwa, keadaan
atau situasi sedang terjadi.
Wawancara adalah cara mengumpulkan data keterangan yang dilaksanakan dengan
melakukan Tanya jawab lisan secara sepihak, dan berhadapan muka. Wawancara
digunakan sebagai suatu carapengumpulan data untuk memperoleh informasi langsung dari
sumbernya yang dianggap relevan dengan fokus penelitian. Wawancara ini dilakukan
dengan Guru Bidang Studi SKI kelas XI MA Pondok Pesantren DDI Galesong Baru
Makassar.
Dokumentasi adalah aktivitas atau proses sistematis dalam melakukan pengumpulan,
pencarian penyelidikan, pemakaian dan penyediaan dokumen untuk mendapatkan
keterangan, penerangan pengetahuan dan bukti serta menyebarkannya kepada pengguna
Analisis data adalah bagian yang sangat penting dari penelitian karena akan mengarah
pada hasil formal dan substantif. Dalam penelitian kualitatif, analisis data harus sesuai
dengan pengumpulan fakta di lapangan. Oleh karena itu, analisis data dapat dilakukan pada
setiap tahap proses penelitian. Untuk menemukan pola budaya yang diteliti peneliti, semua

Penulis Pertama (Judul paper)


analisis data kualitatif melibatkan penelusuran data menggunakan catatan (observasi
lapangan).
Reduksi data dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain dengan meringkas,
memilih mana yang paling penting, mengkonsentrasikan mana yang paling penting, dan
mencari tema dan pola. Dengan data yang lebih sedikit, gambaran akan lebih jelas dan
pengumpulan data akan lebih mudah. Pengurangan ini diharapkan dapat mempermudah
penarikan kesimpulan dari hasil penelitian.
Presentasi terstruktur dari data memungkinkan untuk membuat kesimpulan dan
mengambil tindakan. Pemahaman kasus lebih ditingkatkan dengan penyajian data, yang
berfungsi sebagai acuan untuk mengambil tindakan berdasarkan pemahaman dan analisis
data.
Penelitian menarik kesimpulan yang konsisten dengan fokus utama penelitian
berdasarkan temuan analisis data. Temuan penelitian disajikan sebagai objek penelitian
deskriptif yang dipengaruhi oleh penelitian sebelumnya. Asumsi bahwa setiap temuan awal
bersifat spekulatif dan akan berubah jika ditemukan bukti yang cukup untuk mendukung
tahap pengumpulan data selanjutnya merupakan salah satu cara untuk menarik kesimpulan.
3. Hasil dan Pembahasan
Faktor yang menyebabkan timbulnya kesulitan belajar peserta didik pada mata
pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam berdasarkan hasil penelitian diatas, dalam proses
pembelajaran guru dalam mengolah materi Sejarah Kebudayaan Islam dengan materi yaitu
menjelaskan perkembangan Islam pada masa Dinasti Bani Abbasiyah sesuai dengan RPP
dan Silabus. Selain itu guru juga menguasai materi. Ini dapat dilihat dalam saat mengajar
di kelas. Guru tidak membuka pelajaran dan dengan lantang guru menyampaikan materi.
Hal ini dapat dilihat saat peneliti melakukan observasi, guru mengolah materi
dengan membuat RPP sesuai pembelajaran. Saat menyampaikan materi guru turut
menyampaikan materi kepada peserta didik, sehingga peserta didik memahami apa yang
disampaikan oleh guru. Selain itu juga guru Sejarah Kebudayaan Islam saat peserta didik
bertanya dengan mudah guru langsung menjawab. Ini menjadi peserta didik lebih
memperhatikan guru saat menjelaskan materi yang disampaikan.
Guru harus menguasai materi dalam menyampaikan materi. Apabila guru tidak
menguasai materi yang kurang baik serta minat membaca peserta didik menjadi berkurang.
Guru harus selalu memberikan wawasan yang aktual dan dipersiapkan dengan baik dalam
menyampaikan materi. Mempunyai banyak wawasan akan menarik peserta didik, karena
mereka saat ini sedang membutuhkan wawasan yang banyak, sehingga pelajaran guru akan
menimbulkan rangsangan yang efektif bagi belajar peserta didik. Menguasai bahan ajar
adalah contoh kemampuan guru dalam pencerminan guru atas kompetesinya yang guru
miliki.
Dengan memanfaatkan teknologi informasi maka guru dapat secara cepat
mengakses materi pengetahuan yang dibutuhkan sehingga guru tidak terbatas pada
pengetahuan yang dimiliki dan hanya bidang studi tertentu yang dikuasai tetapi sebagainya
guru harus mampu menguasai dari bidang studi yang ditekuninya sehingga bukan tidak
mungkin suatu saat guru tersebut akan mendalami hal ini yang masih berkaitan dengan
bidang tugasnya guna meningkatkan belajar peserta didik serta memotivasi untuk terus
rajin membaca. Apalagi dapat kita liat pada era sekarang ini dimana teknologi berkembang
pesat yang bisa saja mendasari peserta didik tidak terangsang untuk memabaca malahan
kecanduan sosial media dan segala apa yang disajikan didalamnya.

Penulis Pertama (Judul paper)


Strategi guru dalam memili metode merupakan cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana pembelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai secara
optimal. Guru sebaiknya memahami dan mengetahui berbagai metode mengajar. Agar
dapat meyesuaikan metode yang dipilihnya. Guru diharapkan mampu memilih dan
menggunakan metode pembelajaran sesuai dengan materi yang disampaikan.
Pada saat peneliti melakukan observasi, guru dalam menyampaikan materi
menggunakan metode sesuai dengan materi yang akan disampikan. Misalnya, saat itu
peneliti mengikuti proses pembelajaran dengan materi perkembangan Islam pada masa
Dinasti Abbasiyah sesuai guru menyampaikan materi dengan ceramah. Setelah beberapa
menit meyampaikan dengan ceramah, guru menggunakan metode tanya jawab hal ini,
menunjukan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran, selain menggunakan metode
tanya jawab guru menggunakan metode kelompok. Jadi peserta didik disuruh untuk
mengerjakan tugas dan setelah itu setiap anggota kelompok memberikan penjelasan
tentang tugas yang diberikan kepada peserta didik tersebut.
Hal ini dapat peneliti simpulkan stretegi guru Sejarah Kebudayaan Islam dalam
mengatasi kesulitan belajar peserta didik di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren DDI
Galesong Baru Makassar metode harus sesuai dengan materi yang disimpulkan. Guru
menggunakan matode untuk meningkatkan minat belajar peserta didik yaitu dengan
metode tanya jawab dan diskusi. Meskipun beberapa peserta didik yang masih belum jelas
tentang materi yang disampaikan. Setidaknya peserta didik menjadi tertarik mengikuti
pembelajaran, dengan peserta didik mulai mengikuti proses pembelajaran secara perlahan
peserta didik akan menyukai pembelajaran SKI.
Guru harus mengetahui macam dan krakteristik, agar guru bisa menyampaikan
materi dengan berbagai macam teori. Dengan mengetahui macam – macam metode,
peserta didik tidak akan jenuh apabila metode yang digunakan sesuai dengan keadaan
peserta didik tersebut.
Waktu guru mengajar bila hanya menggunakan salah satu metode maka akan
membosankan, peserta didik tidak tertarik perhatiannya pada pembelajaran. Dengan variasi
metode dapat meningkatkan minat belajar peserta didik.
Dalam melaksanakan proses pembelajaran keaktifan peserta didik harus selalu
diciptakan dan berjalan terus dengan menggunakan metode dan strategi yang tepat. Guru
harus menciptakan suasana yang dapat mendorong peserta didik untuk bertanya,
mengamati, mengadakan eksperimen, serta menemukan fakta dan konsep yang benar.
Karena itu guru harus melakukan kegiatan pembelajaran menggunakan metode, sehingga
terjadi suasana belajar sambil mendengar, bermain sesuai ruang lingkup materinya.
Dalam proses interaksi belajar mengajar diperlukan untuk menumbuhkan peserta
didik agar tertarik terhadap Sejarah Kebudayaan Islam. Guru harus memiliki cara agar
peserta didik tidak malas dalam mengikuti pembelajaran. Didalam pembelajaran guru
harus bisa menumbuhkan minat belajar peserta didik, dan peserta didik menjadi tidak
bosan mengikuti pembelajaran. Guru harus menciptakan pembelajaran yang efektif untuk
meningkatkan minat belajar peserta didik.
Pada saat peneliti melakukan observasi Strategi guru Sejarah Kebudayaan Islam
dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik adalah dengan memberikan kesempatan
bertanya dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyampaikan materi
yang dipelajari saat itu. Selain itu, guru berkomunikasi kepada peserta didik dengan baik.
Dengan berkomunikasi kepada peserta didik dengan baik akan memberikan kesempatan
kepada guru mendekati peserta didik yang mengalami kesulitan belajar.
Menurut peneliti Strategi guru Sejarah Kebudayaan Islam dalam mengatasi
kesulitan belajar peserta didik adalah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
bertanya, mendekati peserta didik yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran Sejarah

Penulis Pertama (Judul paper)


Kebudayaan Islam, memberikan motivasi dalam pembelajaran dan komunikasi yang baik
dengan peserta didik agar dapat berinteraksi dan peserta didik berani dalam menyampaikan
ide serta menaggapi masalah materi yang disampaikan.
Seorang guru harus mampu menimbulkan semangat belajar secara individual.
Masing – masing peserta didik mempunyai perbedaan dalam pengalaman, kemampuan dan
sifat – sifat pribadi yang lain, sehingga dapat memberikan kebebasan dan kebiasaan pada
peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya dan penuh inisiatif dan
kreatif dalam pekerjaanya.
Selain memberikan semangat kepada peserta didik, guru harus menciptakan
komunikasi yang baik kepada peserta didik. Terbinanya hubungan komunikasi yang baik
memungkinkan guru dapat mengembangkan kaktifan sebab ada jalan terjadinya interaksi
dan ada respon balik dari peserta didik. Hal ini adalah cara guru untuk meningkatkan
inovasi. Untuk itu, semakin baik pembinaan hubungan dan komunikasi maka respon yang
muncul semakin baik pula terhadap keberhasilan dan meningkatkan minat belajar peserta
didik.
4. Simpulan
Faktor yang menyebabkan kesulitan belajar peserta didik di Madrasah Aliyah
Pondok Pesantren DDI Galesong Baru Makassar kesulitan itu muncul pada dasarnya
terjadi pada diri masing – masing peserta didik memang tidak semua peserta didik
mengalami kesulitan yang sama akan tetapi menumbuhkan minat membaca pada diri
peserta didik itu dirasa sedikit sulit, melihat jaman sekarang sosial media lebih unggul dan
mampu mempengaruhi minat dari peserta didik.
Strategi Guru Sejarah Kebudayan Islam dalam mengatasi Kesulitan Belajar Peserta
Didik Madrasah Aliyah Pondok Pesantren DDI Galesong Baru Makassar guru harus
menguasai materi untuk meningkatkan minat belajar peserta didik adalah dengan sesuai
silabus dan RPP. Selain sesuai dengan silabus dan RPP guru harus menguasai materi dalam
menyampaikan materi dan meruntutkan materi yang akan disampaikan kepada peserta
didik agar dalam pembelajaran berjalan dengan baik serta memberikan motivasi.

Penulis Pertama (Judul paper)


Daftar Pustaka

Abdullah Sani. Ridwan, Penelitian Tindakan Kelas Pengembangan Profesi Guru, (Cet. I:
Tanggerang ; Tsmart Printing, 2016).

Ahmad Tohiri, Metode SPPKB (Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemamouan dalam


Meningkatkan Prestasi Belajar Sosiologi Siswa), Jurnal Edukatio, Vol. 6, No. 1,
2011.

Amna Emda, Kedudukan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajara, (Banda Aceh:
Jurnal Lantanida, Vol. 5, No. 2, 2017).

Asrorul Mais, Media Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus, (Jember: Pustaka Abadi,
2018)

Euis Sofi, Pembelajaran Berbasis E-Learning Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri, (Banten: Jurnal Penelitian
Manajemen Pendidikan, Vol.1, No. 1, 2016)

Mutia Rahma Setyani dan Ismah, Analisis Tingkat Konsentrasi Belajar Siswa dalam
Proses Pembelajaran Matematika Ditinjau dari Hasil Belajar, Jurnal Pendidikan
Matematika, Vol. 1, No. 1, 2018.

M. Idrus Hasibuan, Model Pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning), Jurnal
Logaritma, Vol. II, No. 01, 2014.

Rohmalina Wahab, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015)

Rikha Sartika Dewi, Metode Perkembangan Sosial Emosi Anak Usia Dini, (Tasikmalaya:
Edu Publisher, 2018)

Siti Aisyah Abbas, Kedudukan Guru sebagai Pendidik, Jurnal Pendidikan Studi Islam,
Vol. 1, No. 1, 2017.

Supriyanto, Analisis Kesulitan Belajar Siswa dalam Pembelajaran Sejarah, Jurnal


Swarnadwipa, Volume 2, Nomor 1, 2018.

Penulis Pertama (Judul paper)

Anda mungkin juga menyukai