Anda di halaman 1dari 24

ANALISIS KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM MEMAHAMI

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

DELIASI TUMHARA

2112049

Fakultas : Tarbiyah

Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Kepada :

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK

BANGKA BELITUNG

TAHUN 2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah transformasi pengetahuan, budaya dan nilai-nilai
dikembangkan dalam satu generasi sehingga dapat diubah pada generasi
berikutnya. Pendidikan bukan hanya transmisi pengetahuan, tetapi bidang
transformasi budaya dan nilai-nilai masyarakat. Pendidikan tidak akan
memisahkan kehidupan orang, karena anak-anak menerima pendidikan orang
tua mereka, Begitu juga di sekolah dan universitas, mereka dididik oleh guru
dan dosen. Dikatakan bahwa pendidikan adalah sifat manusia, sehingga dapat
dipahami bahwa tidak ada makhluk lain membutuhkan pendidikan kecuali
manusia.1
Pendidikan itu sendiri dapat membantu orang mendapatkan hidup
yang penuh makna, agar kebahagiaan bersifat pribadi dan pita. Sebagai suatu
proses, pendidikan memerlukan suatu system diprogram, serta tujuan yang
jelas ke arah mana tujuan ini dapat dicapai.
Pendidikan Agama Islam menurut Al-Syaibaniy beliau
mengemukakan bahwa pendidikan Islam adalah cara mengubah tingkah laku
individu atau siswa pada kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya.
Cara tersebut dapat dilakukan dengan pengajaran dan pendidikan. Sedangkan
menurut Zakariah Darajat Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha untuk
membina dan mengasuh siswa agar senantiasa bisa memahami ajaran Islam
secara menyeluruh, kemudian menghayati tujuan, agar dapat mengamalkan
serta menjadikan Islam sebagai pedoman hidup.
Sebaliknya, pendidikan dapat berjalan seimbang bila disertai dengan
pembelajaran dengan baik, pemahaman pembelajaran merupakan proses

1
Uci Sanusi, dan Rudi Ahmad, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: CV Budi Ut, 2018)
interaktif antar peserta peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
dalam suatu lingkungan belajar. dapat dipahami secara sederhana sebagai
upaya untuk mempengaruhi emosi, intelektual dan spiritual, dengan belajar
akan ada proses mengembangkan etika keagamaan, aktivisme dan kreativitas
siswa melalui berbagai kegiatan interaksi dan pengalaman belajar.
Pembelajaran menekankan aktivitas siswa.2
Belajar mandiri adalah kegiatan yang dilakukan secara sadar,
disengaja, terorganisir, dan terencana dengan baik dengan maksud untuk
mengubah dan mengembangkan kualitas manusia yang lebih baik di sekolah.
Perlakuan Pembelajaran ini terjadi karena adanya interaksi antara seseorang
dengan lingkungannya. Lingkungan yang disebutkan di sini adalah objek lain
yang memungkinkan individu mendapatkan pengalaman dan pengetahuan
baru atau diperoleh depan, tapi menarik perhatian individu begitu
memungkinkan interaksi.3
Dalam dunia pendidikan tentunya belajar dan belajar tidak selamanya
berjalan dengan lancar tentunya ada kendala yang sering disebut dengan
kesulitan belajar. Kesulitan belajar sendiri dipahami sebagai ketidakmampuan
anak dalam menjalankan tugas-tugas yang diberikan oleh guru di sekolah.
Menurut Masroza, kesulitan belajar adalah hal yang nyata dan terjadi pada
siswa pada umumnya dan pada khususnya, karena fungsi saraf, proses
psikologis atau penyebab lainnya, mereka mengalami kesulitan dalam belajar
dan mengakibatkan rendahnya prestasi akademik di kelas. atau rendah. 4
Dengan adanya kesulitan belajar tersebut maka perlu diketahui
masalah apa saja yang dialami siswa dalam proses belajar, karena nantinya
akan berpengaruh pada tujuan pembelajaran dan hasil dari proses belajar,

2
Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam Analisis Filosofis Sistem Pendidikan Islam,
(Jakarta: KALAM MULIA, 2015),hlm120.
3
Aprida Pane dan Muhammad Darwis Dasopang, "Belajar Dan Pembelajaran," Jurnal
Kajian Ilmu-Ilmu Keislaman, 2 (Desember, 2017), hlm335.
4
Ety Mukhlesi, Kesulitan Belajar Matematika Di Sekolah Dasar, JUPENDAS, 2
kesulitan belajar yang dialami siswa tentunya tidak semua sama, setiap anak
pasti berbeda-beda dengan begitu penanganannya nanti tidak semua sama,
karena setiap siswa memiliki karateristik tersendiri.5
Berdasarkan analisis dari peneliti yang di lakukan secara wawancara
dengan peserta didik dan Hasil wawancara pada beberapa siswa ataupun guru
Pendidikan Agama Islam, secara umum dapat ditarik kesimpulan problem
kesulitan belajar terjadi karena kurangnya semangat dan motivasi pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam, kurang adanya keinginan untuk
mempelajarinya dan menganggap bahwa pelajaran Pendidikan Agama Islam
sebagai pelajaran yang tidak utama dan mereka merasa kesulitan dalam
memahami ayat-ayat Al-Qur’an, saat mereka merasa kesulitan karena tidak
ada lagi semangat yang tumbuh untuk mempelajari Pendidikan Agama Islam.
Kemudian mereka sadar bahwa pelajaran Pendidikan Islam ini berhubungan
dengan kegiatan ibadah mereka, tetapi mereka merasa sulit untuk menerapkan
dalam kehidupan sehari-hari mereka. Sehingga mereka merasa kesulitan
belajar dan kesulitan menerapkan Pendidikan Agama Islam dalam kehidupan
sehari-hari. Problem kesulitan belajar yang tetap dibiarkan dan tidak di atasi
bahkan tidak diketahui, menyebabkan proses belajar tidak bisa berjalan
maksimal dan tidak bisa mencapai tujuan belajar yang di inginkan, sehingga
pembelajaran tidak akan bisa sampai pada siswa secara maksimal. 6
Dengan begitu siswa tidak mendapatkan ilmu secara maksimal,
sehingga nantinya akan berpengaruh pada perkembangan dan prestasi belajar
siswa di sekolah. Hal tersebut harus diperhatikan oleh guru dan perlu adanya
solusi yang dilakukan guru. banyak peserta didik yang mendapatkan nilai di
bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) Untuk setiap pokok bahasan
dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Guru kemudian mengadakan

5
Devi Wahyu Ertanti Ela Yuniar, Mohammad Afifulloh, ‘VICRATINA : Jurnal
Pendidikan Islam Volume
6
Wawancara guru PAI, Jumat 4 November 2022
progam remedial untuk peserta didik yang mendapatkan nilai dibawa KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal).
Hasil dari wawancara menyatakan bahwa mereka mengalami kesulitan
belajar dikarenakan materi yang sulit dipahami, sulit dalam membaca Al-
Qur’an, kesulitan dalam menghafal, terdapat rasa malas dalam diri siswa
apalagi saat pembelajaran daring, terlalu banyak tugas, kurang penjelasan
karena saat daring penjelasan dari guru kurang maksimal, saat pembelajaran
online kurang bisa memahami pembelajaran, saat pembelajaran online banyak
tugas, kemudian kebanyakan tugas membuat video.
Pembahasan mengenai problematika kesulitan belajar dalam dunia
pendidikan, sangat menarik untuk dibahas. Banyak penelitian yang sudah
melakukan penelitian tentang kesulitan belajar, tetapi masih sedikit yang
membahas problematika kesulitan belajar sehingga penelitian ini penting
untuk di teliti guna menambah khazanah. Berdasarkan penjabaran tersebut
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “KESULITAN
BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM”.7

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan kan latar belakang yang di paparkan di atas, rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah ;
1. Bagaimana proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam?
2. Bagaimana masalah kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam?

C. Tujuan Penelitian
7
Wawancara pada peserta didik, 4 November 2022
1. Untuk mengetahui proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam .
2. Untuk mengetahui masalah kesulitan belajar siswa pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam .
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini dapat ditinjau secara teoritis dan praktis. Adapun
manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan suatu
pengetahuan dan memberikan pemahaman mengenai pembelajaran
Pendidikan Agama Islam, kesulitan belajar yang dialami peserta didik
dan upaya yang dilakukan guru untuk megatasi siswa yang mengalami
kesulitan dalam belajar.
2. Secara Praktis
a. Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan pendidik untuk
dijadikan perbaikan sistem dalam proses pembelajaran Pendidikan
Agama Islam.
b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan dalam penelitian
selanjutnya terkait dengan problematika kesulitan belajar
E. Telaah Pustaka
Dikursus tentang problematika kesulitan belajar sudah mulai banyak
dikaji oleh beberapa ahli terdahulu. Menghindari asumsi plagiasi maka
dirasa perlu adanya pengkajian terhadap penelitian-penelitian yang lebih
dahulu dilakukan dengan topik yang serumpun. Pengkajian tersebut juga
sebagai informasi keunikan dalam penelitian kali ini.
Pertama; skripsi milik, Ida Astanti Sahrir, judul penelitian beliau
adalah Analisis Kesulitan Belajar Peserta Didik dalam Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Sinjai, 2018, fakultas tarbiyah
dan ilmu keguruan jurusan Pendidikan Agama Islam, Univertas Alauddin
Makasar.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kesulitan belajar yang
dialami peserta didik, faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar,
serta upaya mengatasi siswa yang mengalami kesulitan belajar pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Sinjai.
Metode yang digunakan oleh Ida Astanti Sahrir, adalah penelitian
kualitatif deskriptif. Sumber data yang digunakan beliau yaitu guru
agama, guru BK, guru wali kelas VIII, dan peserta didik kelas VIII.
Teknik pengumpulan data dengan menggunakan wawancara, observasi,
dan dokumentasi. Intrumen penelitian terdapat panduan wawancara,
pedoman observasi dan pedoman dokumentasi. Teknis analisis yang
diperlukan yaitu data reduksi, data display, conclusion drawing
verification, pengujian keabsahan data diperoleh dengan melakukan uji
kredibilitas dan uji komfirmabiliti.
Berdasarkan observasi peneliti melihat sebagian besar dari mereka
mengatakan bahwa kesulitan belajar yang mereka alami ialah kesulitan
pada materi yang berkaitan dengan ayat-ayat Al-Quran atau baca tulis Al-
Quran. Hal ini menandakan memang terdapat kesulitan pada peserta didik
berkaitan dengan kemampuan membaca dan menulis ayat-ayat al-Quran
dan hadits. Terlebih lagi pada kemampuan menghafalkannya.
Berdasarkan hasil penelitian Ida Astanti dapat di tarik kesimpulan
bahwa siswa yang di SMPN 1 Sinjai terdapat beberapa peserta didik yang
mengalami kesulitan belajar PAI, beberapa dari mereka menyatakan
merasa kesulitan dalam memahami penjelasan dari guru, merasa kesulitan
memahami makna ayat apalagi menulis dan menghafalkan ayat tersebut,
sulit memahami sejarah Islam. Faktor yang menyebabkan kesulitan belajar
diantanya tidak bersemangat, keluarga mereka yang tidak memberikan
temannnnya. Usaha peserta didik yang mengalami kesulitan belajar,
mereka bertanya pada teman yang pintar.
Terdapat persamaan penelitian yang dilakukan oleh Ida Astanti dan
penelitian saat ini, yaitu sama-sama menggunakan metode kualitatif
deskriptif. Kemudian sampel pada penelitian ini difokuskan pada kesulitan
belajar yang dialami oleh siswa SMP dan faktor yang mempengaruhi
kesulitan belajar, kemudian sampel yang digunakan adalah siswa SMP
Negeri 1 Sinjai. Kemudian perbedaannya pada penelitian beliau
menganalisis kesulitan belajar dan fokus permasalahan terdapat anak SMP
sedangkan penelitian peneliti adalah siswa SMK.8
Kedua, skripsi milik Rumedah judul penelitian beliau Upaya Guru
Pendidikan Agama Islam dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Pada
SDN No. 430 Pandoso Kecamatan Suli Kabupaten Luwu. 2018, program
Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN
Palopo.
Tujuan penelitian yang beliau buat yaitu Mengetahui pelaksanaan
pelajaran PAI di SDN No. 430 Pondoso Kecamatan Suli Kabupaten
Luwu, mengetahui faktor yang menjadi kendala kesulitan belajar PAI di
SDN No. 430 Pondoso Kecamatan Suli Kabupaten Luwu, mengetahui
upaya yang dilakuykan untuk mengatasi kesulitan pembelajaran PAI di
SDN No. 430 Pondoso Kecamatan Suli Kabupaten Luwu.
Metode penelitian, pada penelitian beliau mengguankan kualitatif
deskriptif. Pendekatan yang digunakan dengan menggunakan pendekatan
psikologis dan pendekatan pedagogis, subjek penelitian ada kepala
sekolah, guru Pendidikan Agama Islam dan wali kelas VI. Intrumen
penelitian dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik
pengumpulan data dengan menggunakan Library Research, Feield
research, teknik analisis data menggunakan model Miles dan Huberman.

8
Ida Astianti Sahrir, "Analisis Kesulitan Belajar Peserta Didik Dalam Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam Di Smp Negeri 1 Sinjai", Skripsi (Universitas Alauddin
Makasar, 2018).
Hasil penelitian beliau menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran
PAI terdiri dari keimanan, ibadah, Al-Qur’an dan akhlak. Kemudian
kesulitan belajar yang dialami peserta didik di SDN No. 430 Pondoso
Kecamatan Suli Kabupaten Luwu diantaranya siswa belum bisa bisa
membaca huruf Arab, kurangnya jumlah jam pelajaran PAI, karena dalam
satu minggu hanya dua jam pelajaran pencapaian di bawah standar
ketentuan belajar, lambat belajar, kurang adanya perhatian orang tua
siswa, siswa malas belajar di TPQ, kurang adanya minat. Upaya yang
dilakukan guru untuk mengatasi siswa mengalami kesulitan belajar
dengan menghubungkan bahan pelajaran yang diberikan dengan persoalan
pengalaman uang dialami siswa, menjadikan lingkungan belajar yang
kreatif dan kondusif dengan cara menciptakan hubungan yang harmonis
anatara guru dan siswa, tidak membedakan antar siswa, membangun
kompetisi yang sehat, variasi metode belajar.
Persamaan dan perbedaan, persamaan penelitian beliau dengan
penelitian peneliti adalah jenis penelitian yaitu menggunakan kualitatif
kemudian yang membedakan dalam penelitian beliau pada bagian
Pendekatan,Teknik pengumpulan, penelitian dilakukan Analisis data pada
penelitian ini menggunakan model Miles dan Huberman, Pendekatan yang
digunakan pendekatan psikologis dan pendekatan pedagogis, Teknik
pengumpulan data yang digunakan Library Reasearch, dan Field
Reseach.9
Ketiga, skripsi milik Lailatul Fitriah, Judul penelitian beliau adalah
Masalah Belajar Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 2 Jabung
Malang. 2018, Program studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah
dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Malang.

9
RUMEDAH, "Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kesulitan
Belajar Siswa Pada Sdn No. 430 Pandoso Kecamatan Suli", Skripsi, (IAIN Palopo,
2018) hlm1–30
Tujuan penelitian beliau untuk mendeskripsikan faktor yang
menyebabkan siswa malas ataupun jenuh dalam mengikuti pembelajaran
PAI di SMP Negeri 2 Jabung dan untuk mendiskripsikan harapan siswa
agar pembelajaran PAI dapat diikuti dengan antuias dan menyenangkan.
Metode yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif dengan
menggunakan jenis penelitian studi kasus yang dijadikan sebagai prosedur
penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi,
wawancara dan dokumentasi. Data dianalisis dengan cara disederhanakan
datanya kedalam bentuk yang mudah dibaca kemudian disimpulkan,
teknik keabsahan data menggunakan triannggulasi data. Hasil dari
penelitian ini Temuan peneliti adalah kurangnya minat dan bakat yang
dimiliki siswa, padahal minat mempunyai pengaruh yang besar terhadap
proses dan pencapaian belajar, karena materi pelajaran yang dipelajari jika
tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan
baik. Beberapa alasan siswa malas mengikuti pembelajaran juga timbul
oleh kurangnya motivasi siswa terhadap pembelajaran PAI yang pada
umumnya pembelajaran PAI sangat penting dalam kehidupan peserta
didik. Siswa kelas VIII SMP 2 Jabung kebanyakan kurangnya minat
mereka terhadap mata pelajaran agama islam, sehingga siswa sedikit
memiliki ilmu pengetahuan tentang agama islam, banyak diantara siswa
banyak yang belum bisa membaca dan menulis Al-Qur’an, karena
kurangnya perhatian dan minat siswa terhadap pendidikan agama Islam
dan mereka menganggap kurang penting dan tidak menarik.
Persamaan dan perbedaan, persamaan penelitian beliau dengan
penelitian peneliti adalah sama-sama menggunakan penelitian kualitatif
dengan menggunakan pendekatan deskriptif, teknik pengumpulan data
sama-sama menggunakan observasi, dokumentasi, dan wawancara.
Kemudian yang membedakan pada analisis data dan informan yang
digunakan beliau adalah siswa SMP sedangkan peneliti menggunakan
informan siswa SMK.10

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
F. Kajian Teori
1. Kesulitan Belajar
Tidak semua kegiatan belajar anak berjalan dengan baik.
Terkadang fasih, terkadang tidak, terkadang menyerap apa yang
dipelajari dengan sangat cepat, terkadang sangat sulit. Terkadang
Anda dalam suasana hati yang baik, tetapi terkadang sulit untuk
berkonsentrasi. Hal ini merupakan fakta yang sering terlihat pada
siswa dalam kegiatan pembelajaran. Setiap individu berbeda dan tidak
ada yang sama. Perbedaan individu tersebut berarti proses belajar dan
hasil belajar setiap siswa berbeda. Siswa tersebut memiliki masalah
belajar yang menghalangi mereka untuk belajar seperti biasanya,
sehingga siswa tersebut mengalami kesulitan belajar.11
Kesulitan belajar terdiri dari dua kata yaitu kesulitan dan
belajar. Belajar itu sendiri adalah bagian dari kehidupan manusia, ia
bertahan sepanjang hidup dalam semua kondisi yang sesuai di sekolah,
keluarga dan masyarakat. Orang belajar tanpa henti tanpa mengenal
batas usia. Menurut Slameto, belajar adalah usaha seseorang untuk
mencapai perubahan baru dalam tingkah lakunya secara keseluruhan
10
Lailatul Fitriah, "Masalah Belajar Pendidikan Agama Islam", Skripsi, (UIN Maulana
Malik Ibrahim Malang, 2018).
11
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT RINEKA, 2001),hlm 229.
sebagai hasil dari pengalamannya berinteraksi dengan lingkungannya
sendiri. Perubahan ini relatif stabil dan tahan lama. Sedangkan
menurut Gege dan Berliner, belajar adalah suatu proses perubahan
tingkah laku seseorang yang timbul dari pengalaman.12
Menurut Hamalik belajar sendiri diartikan sebagai kegiatan-
kegaiatan yang dialaksanakan sesuai dengan situasi belajarannya,
mislanya kegiatan dalam mengikuti pelajaran ataupun ujian. Belajar
sendiri dapat ditarik kesimpulan sebagai serangkaian kegiatan jiwa
ataupun raga yang diperoleh karena adanya perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari pengalaman individu dalam berintraksi dengan
lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotorik.13

Kesulitan diartikan sebagai suatu keadaan yang menjadi


penghambat tujuan yang ingin dicapai, untuk mencapai tujuan itu
diperlukan usaha. Menurut Subini, kesulitan adalah suatu keadaan
yang mewujudkan ciri-ciri yang menghalangi tercapainya tujuan
kegiatan, sehingga memerlukan usaha untuk mencapainya. Setiap
gangguan pada satu atau lebih proses psikologis dasar, termasuk
pemahaman dan penggunaan bahasa atau tulisan.
Menurut Yusuf, kesulitan belajar adalah siswa yang mengalami
kesulitan belajar yang jelas, baik dalam bentuk tugas belajar khusus
dan umum, atau karena disfungsi proses saraf, psiko-mekanis,
menyalin atau alasan lain, yang menyebabkan prestasi akademik yang
buruk. dan mungkin risiko drop out. Menurut Wong, kesulitan belajar
meliputi ketidakmampuan belajar dan kognitif, yang bermanifestasi
sebagai gangguan di sekolah dan hasil belajar.14

12
Hasan, Basri, Paradigma Baru Sistem Pembelajaran, (Bandung: CV. Pustaka Setia,
2015), hlm13.
13
Afi, Parwani, Psikologi Belajar, (Sleman: CV. Budi Utama, 2012)
Kesulitan belajar di sekolah berbeda-beda sumber kesulitan
dalam proses pembelajaran, baik pada tataran pembelajaran atau
dengan menyerap pelajaran. Kesulitan belajar yang lebih luas mungkin
diterjemahkan sebagai: Learning Disorder, atau ketidak mampuan
belajar, adalah suatu kondisi di mana pembelajaran seseorang
terganggu oleh reaksi negative sebaliknya, pada dasarnya seseorang
dengan ketidakmampuan belajar Potensi mereka tidak dirugikan,
hanya saja pembelajaran mereka terganggu atau terhambat. Ada
jawaban yang bertentangan. Disfungsi belajar sebagai gejala dimana
proses pembelajaran tidak dapat berjalan dengan baik. Meskipun para
siswa ini tidak terganggu secara psikologis. Under Achiever mengacu
pada siswa dengan tingkat potensi Kecerdasan normal, tetapi prestasi
akademik rendah. belajar lambat atau slow learner adalah siswa yang
lamban dalam proses pembelajaran sehingga dia memakan waktu lebih
lama dari siswa yang memenuhi syarat lainnya potensi yang sama.
Ketidakmampuan Belajar atau Learning Disability menyebutkan
gejala-gejala bahwa siswa tidak mampu belajar atau menghindari
belajar sehingga hasil belajar lebih rendah dari potensi intelektual.15
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar
Fenomena kesulitan dalam belajar biasanya tampak jelas dari
menurunnya prestasi belajar anak. Tetapi kesulitan belajar dapat
dibuktikan dengan munculnya prilaku yang kurang pas, seperti halnya
siswa yang suka berteriak- teriak di dalam kelas, mengusik teman,
berkelahi dan sering tidak masuk sekolah.

14
Marlina, Asesmen Kesulitan Belajar, (Jakarta Timur: PRENADA MEDIA GROUP,
2019), hlm43
15
Siti, Nusroh. “Analsis Kesulitan Belajar PAI Serta Cara Mengatasinya”, Jurnal
Pendidikan Islam, 01, (2020), hlm77.
Secara garis besar kesulitan dalam belajar terdiri dari 2 macam
yaitu:16
1) Faktor Intern Siswa
Yaitu keadaan atau hal-hal yang muncul dari dalam diri siswa sendiri
seperti :

a) Anak yang kurang sehat


Anak yang kurang sehat dapat mengalami kesulitan dalam
belajarnya yang disebabkn dia mudah capek, mengantuk pusing,
daya konsentrasinta hilang, kurang semangat, pikiran terganggu.
Karena halhal tersebut maka penerimaan dan respon pembelajaran
kurang, sehingga saraf otak tidak mampu memproses secara
maksimal.
b) Bakat
Bakat adalah potensi dasar yang dimiliki seseorang sejak lahir.
Tentunya setiap individu memiliki bakat yang berbeda-beda.
Seperti seseorang berbakat di dalam bidang teknik tetapi di bidang
lain lemah. Seseorang akan mudah mempelajari apa yang sesuai
dengan bakatnya. Apabila mempelajari yang bukan bakatnya maka
akan cepat bosan, mudah putus asa, dan tidak senang.
c) Minat
Tidak adanya niat seseorang terhadap pelajaran tersebut
sehingga seorang anak akan mengalami kesulitan belajar. Belajar
yang tidak sesuai dengan minatnya mungkin tidak sesuai dengan
bakatnya, tidak sesuai dengan kebutuhannya, tidak sesuai dengan
kecakapannya sehingga menimbulkan problema. Karena itu maka
pelajaran tidak akan terjadi proses dalam otak sehingga

16
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2008), hlm173.
meimbulkan kesulitan. Ada tidaknya minat anak dapat dilihat dari
catatannya, memperhatikan garis miring tidaknya dalam pelajaran
itu.
d) Motivasi
Motivasi sebagai faktor internal (batin) mempunyai fungsi
membangkitkan, melandasi dan mengarahkan tindakan belajar.
Motivasi dapat mempengaruhi tercapainya tujuan dengan baik atau
tidak, semakin besar motivasi maka semakin besar pula
keberhasilan akademiknya. Orang yang bermotivasi tinggi akan
aktif mencoba, menunjukkan ketekunan, tidak mau menyerah, aktif
membaca buku untuk meningkatkan hasil belajar sehingga mampu
memecahkan masalah. Sebaliknya, beberapa orang dengan
motivasi rendah menunjukkan sikap apatis, mudah bosan, tidak
memperhatikan pelajaran, suka mengganggu kelas dan sering bolos
sehingga menyebabkan kesulitan belajar.17
2) Faktor Ekstenal
Menurut Djamarah, faktor eksternal ialah faktor yang berasal
dari luar individu itu sendiri, diantaranya:
a) Faktor Keluarga
Kurangnya kelengkapan belajar dirumah, kurangnya biaya
pendidikan, anak tidak memiliki ruang khusus untuk belajar,
ekonomi keluarga terlalu lemah atau terlalu tinggi, kesehatan
keluarga yang kurang baik, perhatian keluarga yang kurang,
kedudukan anak di keluarga menyedihkan, anak yang terlalu
membantu orang tua.
b) Faktor Sekolah

17
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta, PT. Rineka
2004),hlm79-83.
Pribadi guru yang kurang baik, guru tidak berkualitas,
hubungan guru dan anak kurang, guru menuntut standar pelajaran
di atas kemampuan anak, cara mengajar guru kurang baik, media
kurang memadai, perpustakaan sekolah kurang memadai, fasilitas
fisik sekolah yang tidak memenuhi syarat dan suasana sekolah
kurang menyenangkan.
c) Faktor Masyarakat Media masa, seperti bioskop, TV, surat kabar,
majalah buku. Lingkungan sosial, seperti teman bergaul, tetangga,
serta aktivitas dalam masyarakat.

b. Gejala-gejala kesulitan belajar


Sebagai seorang pendidik, pasti semua pendidik mengharapkan
siswanya dalam belajar dapat berhasil dengan baik atau mencapai
target yang telah direncanakan. Namun kenyataan di lapangan masih
banyak anak yang tidak memenuhi target yang direncanakan, dengan
kata lain siswa mengalami kesulitan belajar. Untuk memahami siswa
yang mengalami kesulitan belajar maka seorang Pendidik harus
mengetahui gejala-gejala yang mencerminkan kesulitan belajar antara
lain:
1. Menunjukkan hasil belajar rendah
2. Hasil yang dicapai tidak sesuai dengan usaha yang dilakukan.
Seperti halnya peserta didik yang giat dalam belajar tetapi nilai
yang dicapai kurang dan tidak sesuai dengan harapan.
3. Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajar, ia selalu
tertinggal dari teman-temanya dalam mengerjakan tugas dan tidak
sesuai dengan waktu yang tersedia.
4. Menunjukkan sikap yang kurang wajar seperti menentang, acuh
tak acuh, berpura-pura dan dusta .
5. Menunjukkan tingkah yang menyimpang, seperti membolos,
datang terlambat, tidak mengerjakan tugas, mengasingkan diri,
tidak mau bekerja sama, menggangu teman baik di dalam dan di
luar kelas, tidak mau mencatat, pelajaran dan tidak teratur belajar.
6. Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar yaitu pemarah,
pemurung, mudah tersinggung, sensitive, tidak gembira dalam
menghadapi situasi tertentu.18

2. Pembelajaran
Pembelajaran merupakan proses interaktif antara pendidik dan
peserta didik serta sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran ini diartikan sebagai bantuan pendidik kepada peserta
didik agar dapat berlangsung suatu proses pembelajaran untuk tujuan
memperoleh pengetahuan. Dengan kata lain, belajar adalah suatu
proses yang membantu siswa belajar dengan baik, proses belajar ini
berlangsung seumur hidup kapanpun dan dimanapun.19
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran merupakan tugas utama
guru, dimana kegiatan pembelajaran dapat dikatakan sebagai kegiatan
siswa. Pembelajaran direncanakan untuk memfasilitasi belajar siswa.
Dalam kegiatan pembelajaran terdapat dua aspek penting yaitu hasil
belajar berupa pengalaman intelektual, emosional dan fisik pada siswa.
Belajar juga berarti meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotorik yang berkembang bersama pengalaman belajar.20
Pembelajaran dianggap sebagai kegiatan yang dirancang dari
penerapan desain dan penilaian dari seluruh proses pembelajaran
18
Siti Nusroh dan Eva Lutfi, "Analisis Kesulitan Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI),"
Jurnal Pendidikan Islam, 01 (2020),hlm79-80
19
A. Yunus, Teori-Teori Belajar Dan Aplikasi Pembelajaran Motorik, (Majalengka, Jawa
Barat: Nusa Media, 2014),hlm 6-7
20
Muhammad Fathurrohman dan Sulistyorini, Belajar Dan Pembelajaran Meningkatkan
Pembelajaran Sesuai Standar Nasional, (Sleman, Yogyakarta: Teras, 2012).
untuk pencapaian tujuan pendidikan tertentu, berdasarkan teori
pembelajaran, komunikasi dan penggunaan sumber daya manusia dan
non-manusia yang berbeda untuk pembelajaran yang efektif . Tujuan
dari setiap pelajaran adalah untuk membuat proses belajar terjadi pada
siswa. Proses belajar pada hakekatnya adalah proses kognitif berupa
pengetahuan yang dilakukan oleh anak atau individu yang bereaksi
terhadap suatu kondisi belajar yang merangsang.Selanjutnya, untuk
membuat acara pembelajaran bagi seseorang atau individu,
membutuhkan lingkungan yang mendukung.21
Belajar adalah peristiwa yang direncanakan secara sadar
memfasilitasi pembelajaran dengan harapan dapat membangkitkan
kreativitas Murid Mendorong semangat belajar dan meningkatkan
belajar siswa. Seorang Guru lebih cenderung menawarkan bimbingan
dan bantuan kepada siswa Saat belajar, oleh karena itu perlu untuk
mengatur kelas yang cukup.

a. Unsur-unsur efektivitas pembelajaran


1. Bahan Belajar
Bahan belajar yang dimaksud bisa berwujud benda dan isi
pendidikan, isi pendidikan berupa pengetahuan, prilaku, nilai, sikap
dan metode pembelajaran.

2. Suasana Belajar
Kondisi gedung sekolah, tata ruang kelas, dan alat-alaat belajar
yang memiliki pengaruh pada kegiatan belajar. Selain itu suasana
fisik terdapat suasana pergaulan di sekolah juga dapat berpengaruh

21
Heri Rahyubi, Teori-Teori Belajar Dan Aplikasi Pmbelajaran Motorik, (Majalengka,
Jawa Barat: Nusa Media, 2014), hlm 8-9.
pada kegiatan belajar, karena guru memiliki peranan penting dalam
mencipatakan suasana belajar yang menarik.
3. Media dan Sumber Belajar
Media dan sumber belajar dapat ditemukan dengan mudah.
Tidak hanya menggunakan buku pelajaran dan buku bacaan saja
tetapi bisa menggunakan media yang lain sesuai dengan lingkungan
yang ada di sekolah. Jadi dapat disimpulkan bahwa guru dapat
membuat program pembelajaran dengan memanfaatkan media dan
sumber belajar diluar sekolah. Pemanfaatan tersebut diharapkan
meningkatkan mutu hasil belajar.
4. Guru sebagai Subyek Pembelajaran
Guru merupakan subyek pembelajar siswa, dengan begitu guru
berhubungan dan berintraksi dengan siswa secara langsung. Oleh
karena itu setiap siswa memiliki karateristik motivasi belajar yang
berbeda-beda, dengan begitu guru menggolongkan menggolognkan
motivasi siswa dengan melakukan penguatan-penguatan pada
motivasi instrumental, motivasi social, motivasi berprestasi,
motivasi intristik22

22
Susiana, "Problematika Pembelajaran PAI," Jurnal Pendidikan Agama Islam Al-
Thariqah, (2017),hlm 7
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian


Penelitian ini peneliti menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian
kualitatif adalah kegiatan ilmiah untuk mengumpulkan data secara
sistematik, dengan mengurutkannya sesuai dengan metode tertentu,
menjabarkan dan menginterpretasikan data yang di dapat dari wawancara
atau percakapan antara narasumber dan penanya, observasi dan
dokumentasi. Data dalam penelitian ini bisa berupa kata, gambar, foto,
catatan-catatan rapat, dan sebagainnya. Penelitian kualitatif merupakan
penelitian yang menghasilkan temuan-temuan yang tidak dapat dicapai
dengan menggunakan prosedur statistik atau dengan cara-cara kuantitatif.
Penelitian kualitatif dapat menunjukkan kehidupan masyarakat, sejarah,
tingkah laku, fungsionalisasi, organisasi, pergerakan sosial, dan hubungan
kekerabatan.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat yang dijadikan untuk penelitian.
Dalam penelitian ini lokasi penelitian berada di TK ISLAM AL-AZHAR
Pangkal Pinang. Alasan peneliti melakukan penelitian di TK ISLAM AL-
AZHAR Pangkal Pinang disebabkan karena adanya masalah kesulitan
belajar yang dialami oleh siswa, tentunya dengan perbedaan tersebut
semua siswa memliki karateristik dan cara belajar yang berbeda sehingga
terdapat beberapa anak yang mengalami masalah kesulitan belajar,
sehingga lokasi penelitian ini menarik untuk dilakukan penelitian.

BAB IV
SITEMATIKA PEMBAHASAN

Sistematika Pembahasan Sistematika pemahasan dimaksudkan untuk


mempermudah pemahaman para pembaca dan menelaah isi kandungan
yang ada di dalamnya. Sistematika penulisan penelitian ini terdiri dari
enam bagian. Adapun sistematika pembahasan adalah sebagai berikut:
Bab Pertama: Pendahuluan, yang berisi tentang tinjauan secara global
permasalahan yang dibahas, yaitu terdiri dari latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian yang terbagi
menjadi dua yaitu secara teoritis dan secara praktis.
Bab Kedua: Kajian teori dan telaah hasil penelitian terdahulu,
berfungsi untuk dijadikan acuan teori yang digunakan sebagai landasan
pemikiran dan penelitian. Pada bab ini akan membahas tentang teori
kesulitan belajar yang membahas tentang kesulitan belajar dari pendapat
beberapa tokoh, pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang membahas
tentang aktivitas membantu peserta didik untuk belajar Pendidikan Agama
Islam yang bertujuan untuk mempermudah seseorang belajar sehingga
terjadi belajar secara optimal. dan telaah hasil penelitian terdahulu yang
digunakan sebagai perbandingan dalam penelitian.
Bab Ketiga: Metode penelitian, bab ini membahas tentang cara
melakukan penelitian, meliputi: pendekatan dan jenis penelitian, lokasi
penelitian.
Bab Keempat: Hasil dan pembahasan, yang membahas tentang
gambaran umum latar penelitian, Paparan data yang berkaitan dengan
peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, pembahasan, membahas
tentang pembelajaran yang ada di kelas, kesulitan belajar yang dialami
peserta didik dan upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi siswa yang
mengalami kesulitan belajar.

DAFTAR PUSTAKA

A.Yunus, Teori-Teori Belajar Dan Aplikasi Pembelajaran Motorik,


Majalengka, Jawa Barat: Nusa Media, 2014,hlm 6-7

Aprida Pane dan Muhammad Darwis Dasopang, "Belajar Dan


Pembelajaran," Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu Keislaman, 2 Desember, 2017,
hlm335

Afi, Parwani, Psikologi Belajar, Sleman: CV. Budi Utama, 2012

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono,Psikologi Belajar,Jakarta, PT. Rineka


2004,hlm79-83
Devi Wahyu Ertanti Ela Yuniar, Mohammad Afifulloh, ‘VICRATINA :
Jurnal Pendidikan Islam Volume

Ety Mukhlesi, Kesulitan Belajar Matematika Di Sekolah Dasar,


JUPENDAS
Heri Rahyubi, Teori-Teori Belajar Dan Aplikasi Pmbelajaran Motorik,
(Majalengka, Jawa Barat: Nusa Media, 2014), hlm 8-9

Hasan, Basri, Paradigma Baru Sistem Pembelajaran, (Bandung: CV.


Pustaka Setia, 2015), hlm13.

Ida Astianti Sahrir, "Analisis Kesulitan Belajar Peserta Didik Dalam Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Smp Negeri 1 Sinjai", Skripsi
(Universitas Alauddin Makasar, 2018).

Lailatul Fitriah, "Masalah Belajar Pendidikan Agama Islam", Skripsi,


(UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, 2018).

Marlina, Asesmen Kesulitan Belajar, (Jakarta Timur: PRENADA MEDIA


GROUP, 2019), hlm43

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru


Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008, hlm173

Muhammad Fathurrohman dan Sulistyorini, Belajar Dan Pembelajaran


Meningkatkan Pembelajaran Sesuai Standar Nasional, Sleman,
Yogyakarta: Teras, 2012.
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT RINEKA, 2001,hlm 229.

Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam Analisis Filosofis Sistem


Pendidikan Islam, Jakarta: KALAM MULIA, 2015,hlm120.

Rumedah, "Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi


Kesulitan Belajar Siswa Pada Sdn No. 430 Pandoso Kecamatan Suli",
Skripsi, IAIN Palopo, 2018 hlm1–30

Siti, Nusroh. “Analsis Kesulitan Belajar PAI Serta Cara Mengatasinya”,


Jurnal Pendidikan Islam, 01, 2020, hlm77.

Siti Nusroh dan Eva Lutfi, "Analisis Kesulitan Belajar Pendidikan Agama
Islam (PAI)," Jurnal Pendidikan Islam,2020 ,hlm79-80

Susiana, "Problematika Pembelajaran PAI," Jurnal Pendidikan Agama


Islam Al-Thariqah, 2017, hlm 7

Uci Sanusi, dan Rudi Ahmad, Ilmu Pendidikan Islam, Yogyakarta: CV


Budi Ut, 2018

Anda mungkin juga menyukai