Generasi milenial merupakan generasi yang berada pada usia profuktif. Seiring
perkembangan global tentunya moral atau karakter para generasi milenial terus mengalami
penurunan yang disebabkan mudahnya mengakses sesuatu yang baik dengan cara yang baik
atau tidak baik, sehingga sering terjadi kejahatan atau dampak negatif terhadap generasi
milenial saat ini dan berdampak pada kemerosotan karakter atau moral. Banyak sekali faktor
yang mempengaruhi kemerosotan karakter, selain pengaruh teknologi Informasi dan
komunikasi yang sangat kuat juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti pergaulan bebas yang
kian tidak terarah dengan misalnya acara televisi yang kebanyakan tidak mendidik dan
mendukung kemerosotan karakter generasi milenial.
Dalam membentengi diri dari kemerosotan moral pada generasi ini, harus
menekankan kepada karakter diri atau individu yang lebih baik yaitu : moral knowing atau
pengetahuan tentang moral berupa kesadaran serta pengetahuan nilai-nilai moral, moral
feeling atau perasaan tentang moral berupa aspek yang harus ditanamkan berupa sumber
energi dari diri manusia untuk bertindak sesuai dengan prinsip moral, dan moral action atau
perbuatan moral berupa bagaimana membuat pengetahuan moral dapat diwujudkan menjadi
sesuatu atau tindakan yang nyata.1
Dampak luas globalisasi diatas terutama dampak negatif, dimana semua hal negatif
tersebut dapat menyebabkan pada hilangnya karakter bangsa. Untuk itu, pentingnya karakter
pendidikan mutlak adanya, yakni pendidikan karakter sebagai salah satu penyaring efek
globalisasi yang negatif ini. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang mendukung
perkembangan sosial, emosional, dan etis siswa atau individu. Orang yang berkarakter
merupakan orang yang memiliki harga diri, karena dalam filosofi jawa harga diri tidak
ternilai harganya. Sri Sultan Hamangkubuwono X pernah menyatakan bahwa “Kehilangan
harta dan kekayaan tidak akan menghilangkan apapun, kematian hanya akan menghilangkan
setengah dari yang dimiliki, tetapi kehilangan harga diri sama saja dengan kehilangan segala-
galanya.” Adapun gejala-gelaja atau tanda tanda kemerosotan karakter bangsa ini adalah :
1
Nur Baiti Ma’rufah, Hayatul Khairul, dan I Dewa Ketut Karta, Degradasi Moral Sebagai Dampak
Kejahatan Siber pada Generasi Millenial di Indonesia, https://jurnal.um-
tapsel.ac.id/index.php/nusantara/article/download/1509/880 diakses pada tanggal 19 April 2020 pukul 13:41
WIB.
2. Pengaruh Geng dalam tindak kekerasan menguat, contohnya seperti munculnya geng-
geng motor yang meresahkan warga yang dilakukan oleh anak SMA dikota-kota
besar.
3. Merusaknya perilaku merusak diri, sperti penggunaan narkoba, alkohol, dan seks
bebas.
4. Semakin kaburnya pedoman moral baik dan buruk. Moral kini lebih kepada sudut
pandnag relatif, dimana baik dan buruk tergantung pada siapa dan apa sudut
pandangnya. Hal ini tidak boleh terjadi karena sesungguhnya baik dan buruk itu
sifatnya qad’i pasti dan diatur dalam agama Islam.
5. Etos kerja menurun, Pemahaman sebagai bentuk ibadah tidak dihayati dan satu-
satunya ukuran hanyalah uang.
6. Semakin rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru.
7. Rendahnya rasa tanggung jawab sebagai individu maupun kelompok.
8. Budaya kebohongan aatau ketidakjujuran terus dilakukan.
9. Adanya rasa saling curiga dan kebencian antar sesama. Dalam kondisi ini dibutuhkan
tidak hanya toleransi, tetapi bagaimana membangun komunikasi antar masyarakat
dengan baik.
a. Kedisiplinan
b. Membantu orang lain
c. Kecerdasan
d. Kejujuran
e. Tanggung Jawab
Di samping lima karakter diatas, yang perlu diperhatikan lagi adalah kemampuan
komunikasi yang baik dalam upaya membantu sesama secara cerdas berlandaskan pada nilai-
nilai kejujuran dan keikhlasan disertai dengan kesantunan merupakan dasar dari karakter
kebangsaan yang harus dikembangkan dalam diri siswa sebagai generasi milenial Islam.5
3
Hamid Wahid, Chusnul Muali, dan Kholifatur Rafikah, Pengembangan Karakter Guru dalam
Menghadapi Demoralisasi Siswa Perspektif Teori Dramaturgi,
https://Ip3m.unuja.ac.id/unduh_jurnal/84/2018_MualidanQadratillah_KarakterGuruI.pdf diakses pada tanggal
19 April 2020 pukul 13:43 WIB.
4
Barnawi dan M. Arifin, Strategi & Kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter (Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2012), 33.
5
Ridwan Abdullah Sani dan Muhammad Kadri, Pendidikan Karakter Mengembangkan Karakter Anak
yang Islami (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2016), 26-37.