Implementasi dalam diri sendiri tercermin di dalam pengendalian diri. Bagaimana kta mampu menjadi seoang pemimpin yaitu memimpin diri kita kearah yang lebih baik dan untuk hal-hal ang positif. Banyak remaja sekarang yang mencari jalan keluar dengan cara bunuh diri. Hal itu sangat disayangkan. Semestinya dengan selalu mers bersyukurlah maka hal itu dapat diatasi, sehingga dalam menghadapi suatu permasalahan tidak dengan jalan yang disalahkan oleh agama. 2. Implementasi Dalam Keluarga Dalam kehidupan berumah tangga, banyak kasus pertengkaran dan perang antar sesama saudara. Hal inilah yang terjadi di bali, warisan meupakan yang menjadi penybab utama. Tentunya orang tua atau orang yang dituakanlah yang memiliki peranan pentig dalam hal ini. Orang tua haruslah bersikap seperti pemimpin, dimana diperlukan sosok pemimpin yang adil terhadap anak-anaknya, dalam artian tidak membedakan anak si A atau si B. Musyawarah antara anak dengan orang tuanya yaitusi ayah, sangatlah penting.dengan musyaarah akan memberikan solusi terhadap beberapa permasalahan yang ada khususnya dalam pembagaian warisan. Namuan yang sangat disayangkan mengapa hanya warisan harta yang diperebutkan? Padahal orang tua atau leluhur yang mempunyai warisan budaya yang sangat kental didalam keagamaan yang nantinya dapat mengajegkan dan membuat Bali terkenal di mancanegara, kenpa tidak hal itu yang dilestarikan dan dikembangkan? Banyak hal yang belum kita ketahuidan bagaimana nenek moyang kta membuatnya. Mestinya antara anak dan orang tua sama-sama saling menghargai satu sama lainnya. Baik orang tua atau si bapak harus mampu menjadi penengah dan penuntun bagi anak-anaknya dan si anak juga harus mampu untuk selalu bersyukur dan menghargai bagaimana menjadi seorang ayah. 3. Implementasi Alam Masyarakat Subak adalah organisasi yang mengatur pertanian di Bali. Organisasi ini sudah ada kurang lebih 10 abad yang lalu. Banyak bukti yang menyatakan hal itu. Beberapa prasastinya adalah Prasasti Kintamani, Prasasti Tengkulak, dan lainnya. Serunya organisasi ini masih ada di Bali sampai sekarang. Dimana telah diadaptasi dengan kemajuan teknologi jaman sekarang. Di Prasasti itu, semua hal tentang pertanian, mulai dari tanah, perairan, pemupukan, bagi hasil samapai pajakpun telah diatur. Konsep yang dianut oleh Subak adalah konsep Tri Hita Karana, yaitu 3 hubungan manusia dengan alam, tuhan dan manusia sendiri. Di konsep ni menuju ke hubungan manusia dengan alam , subak selain mengurus petanian tanah mereka juga mengurus kelestarian hutan sebagai salah satu sumber air dan merupkan tempat penting pemburuan raja mereka. Setiap Subak memiliki Pekaseh, sebagai pemimpinnnya. Pekash ini merupakan jabatan yang turun temurun di beberapa daeah di Bali. Sebutan lain adalah Sedahah, merupakan pimpinan kelompok subak yang berada di satu sumber air yang sama. Sebagai contoh yang lain seorang pemuka agama mempengaruhi umatnya agar makin tumbuh niatnya melakukan ajaran agama yang dianutnya serta menghormati umat yang berbeda agama. Demikian juga, kekuasaan diperlukan untuk mengkoordinasikan berbagai potensi agar semua pihak dapat berperan ssuai dengan fungsi dan profesinya untuk menyukseskan kepentingan bersama. Dapat dibayangkan jika tidak ada pengusa, betapa kacaunya kehidupan bersama dalam suatu negara. Penguasa mengabdi kepada yang dikuasai berdasarkan Dharma atau kebenaran. Namun, perkembangan politik sekarang ini di Indonesia sangatlah berbeda dengan yang diharapkan, sebenarnya politik itu bertujuan untuk menyejahterakan masyarakat, tetapi malah kebalikannya, masyarakat semakin terpuruk akibat politik kotor yang dilakukan oleh para pejabat pemerintah. Dalam hubungannya ini, politik yang dilakukan para pejabat tersebut adalah “politik tanpa prinsip”. Maksudnya adalah politik yang menyimpang dari keadilan dan kebenaran, yang menyebabkan masyarakat menjadi menderita. Sesungguhnya politik yang kotor itu tidak ada, namun poltik itu menjadi kotor akibat sifat-sifat manusia yang lebih mementingkan indrawi daripada kesejahteraan bersama. Jadi dalam hal ini, dibutuhkanseorang pemimpin yang dapat mengayomi masyarakat dengan baik. Pemimpin seperti itu dapat dianalogikan sebagai pohon beringin yang rindang yang dapat meneduhi masyarakat dari panasnya sinar matahari. Namun, pada kenyataannya di Indonesia para pemimpin tidak meneduhi masyarakatnya, tetapi meneduhi dirinya sendiri atau bahkan dia yang berteduh di masyarakat. Politik yang baik adalah politik yang berlandaskan Dharma dan berakar dari keterbukaan dari pemimpintersebut terhadap masyarakat. Kesadaran masyarakat akan pentingnya memilih pemimpin yang arif bjaksana sangatlah diinginkan, namus sering kita lihat bahwa masyarakat sekarang ini cenderung memilih pemimpin karena uang yang didapatkannya. Mereka tidak memperhatikan akibat yang ditimbulkan jika memilih pemimpin tersebut yang akhirnya pemimpin yang dipilihnya membuat masyarakat menjadi semakin menderita. Masyarakat hanya akan menuduh pemimpin itu saja yang menyebabkan penderitaan, padahal masyarakat yang memilihnya, jadi masyarakat kut bertanggungjawab dalam pendeitaan yang mereka dapatkan . bercermin dari masalah tersebut, di Nusa Penida ada sebuah desa yang memiliki kesadaran akan berpolitik. Di desa ini terjadi pemilihn Kepala Desa yang rata-rata ktiga calon yang dicalonkan sifat-sifatnya diketahui oleh masyarakat disana. Jadi pada saat itu, masyarakat berkumpul di balai banjar untuk menghalangi oknum- oknum yang ingin menyuap masyarakat dengan uang. Masyarakat di sana pun tidak mau menerima uang tersebut dan akhirnya masyarakat memilih salah satu calon yang memang bersih dari penyuapan dan memiliki sifat yang bijaksana. Jadi dari contoh tersebut, kita sebagai masyarakat hendaknyasebelum memilih seorang pemimpin , mengetahui sifat-sifat yang dimiliki oleh pemimpin tersebut, kita jangan menjual harga diri kita dengan uang yang tidak seberapa dengan penderitaan kelak yang akan didapatkan. 4. Implementasi Dalam Bernegara Sebagai seorang pemimpin kita harus belajar berbagi dan tida segan meminta orng lain untuk membantu. Untuk mencapai maksud itu maka kita harus mampu berbicara yang baik. Berbicara adalah tindakan mengebangkan gagasan menjadi wacana. Tindakan wacana itulah yang kita sebut berkomunikasi yang bertujuan untuk mencpai saling pemahaman. Secara alamiah cara efektif untuk mmberi pemahaman adalah dengan cara terlebih dahulu memahami orang lain. Berbicara yang baik, bukan semata tentang apa yang kita katakan, tetapi menyangkut keseluruhan aspek wicara termasuk bagaimana, kepada siapa dan kapan kita melakukannya. Dengan kemampuan berkomunikasi yang baik tentunya sakan sangat membantu seorang pemimpin organisasi (politik maupun kemasyarakatan) untuk merangkul sumber daya utama organisasi yaitu para anggota organisasi tersebut. Bahkan kemudian bergerak bersama mereka mencapai tujuan organisasi.kalau kata-kata kita adalah resultante dari pikiran maka kita akan mengasah diri dan mengisi pikiran dengan hal-hal yang positif sehingga kata-kata yang keluar dari mulut adalah kata-kata yang baik dan bermutu. Berbagai upaya sering dilakukan untuk memuluskan obsesinya guna menduduki jabatan. Upaya yang sering dilakukan (misalnya dalam pemilihankepala daerah) adalah dengan pemberian janji-janji kosong yang sulit atau bahkan mustahil dapat dilaksanakan, adanya politik uang, dan penggunaan jalan kekerasan terhadap lawan politiknya ataupun masyarkat pemilih, yang semuanya ini turut mengambil andil dan memberi kesan buruk untuk politik. Dalam menjalankan kepemimpinannya pun tidak akan mungkin tercpai keadilan karena pemimpinnya seperti ini cenderung memanfaatkan kesempatan untuk mengembalikan modal yang dikeluarkannya guna mencapai posisi sebagai eorang pemimpin, sehingga segala kerjanya bukanlah untuk memuaskan kesejahteraan bagi masyarakat yang dipipinnya, melainkan kesejahteraan pribadi. Calon pemimpin yang baik tentunya mencerminkan sifat-sifat pemimpin seperti dalamberbagai konsep kepemimpinan Hindu dalam kesehariannya, bukan hanya ketika mendekati masa pemilihan. Salah satu upaya pemerintah dalam mensejahterakan rakyatnya adalah dengan menjamin HAM warganya. Berhasil menjamin HAM berarti mensejahterakan rakyat dan juga berarti menyenngkan rakyatnya. Penjaminan HAM secara normatif telah tercantum dalam naskah Uesco Recommendation yang disepakati pada pertemuannya di Paris antara tanggal 17 Oktober sampai ke 23 November 1974. Dalam naskah rekomendasi ini ditemukan pernyataan relevan dengan pembahasan kita kali ini, bahwa “negara-negara anggota PBB wajib mengambil langkah-langkah untuk menjamin terintegrasikannya asas-asas Deklarasi Umum Hak-Hak Asasi Manusia sebagai bagian dari perkembangan kepribadian setiap anak....” . salah satu HAM yang dibicarakan kali ini adalah hak memperoleh pendidikan. Manakala layanan pendidikan juga dibilang sebagai hak-hak asasi, maka orientasi kebijakan yang harus diambil oleh pemerintah mestilah berbeda dengan kebijakan peerintah yang relevan dengan persoalan hak-hak sipil dan hak-hak politik dalam kehidupan bernegara. Pemerintah semestinya mengupayakan konisi atau fasilitas yang memungkinkan warga masyarakat merealisasikan hak-hak asasinya. Seperti yany tercantum dalam Kekawin Ramayana III, 54, yang menyatakanbahwa seorang pemimpin yang baik menurut ajaran hindu haruslah memperhatikan masalah kesejahteraan para pengikutnya. Jika pemimpin sudah mampu menegakkan HAM warganya berarti pemimpin tersebut sudah mampu mensejahterakan rakyatnya, hal ini juga berarti seorang pemimpin sudah mampu melaksanakan Dharmanya. Pemilu adalah cerminan negara kita adalah negara yang demokratis. Indonesia telah beberpa kali melakukan pemilu. Pemilu terakhir adalah pada bulan April 2014. Ada dua calon presiden dan wakil pesiden yang diusulkan,dan masing-masing memiliki visi dan misi masing-masing . akan tetapi banyak prtanyaan dari masyarakat, “ seandainya para calon trsebut terpilih , bisakah mereka merealisasikan visi dan misinya atau hanya visi dan misi tersebut digunakan agar mendapat dukungan dari masyarakat? Jika kaitkan dengan ajaran agama hindu tentang kepemimpinan, seharusnya para calon presiden dan wakil presiden tersebut setia terhadap ucapan dan tindakannya agar tidak ditinggalkan oleh rakyatnya dan tetap di hormati. Setia akan ucapannya karena itu semua rakyat akan segan terhadap raja atau pemimpinnya. Misalnya misi dari seorang calon pemimpin adalah mewujudkan kesejahteraan sosial dan memperkuat ekonomi kerakyataan, maka ebagai pemimpin berusahalah untuk merealisasikan misi tersebut. Setelah para calon tersebut terpilih janganlah bersikap sewenang-wenang terhadap rakyat dan sok berkuasa. Seorang pemimpin tidak boleh bertindak sesuka hatinya ketika ia memegang kekuasaan. Berdasarkan semua hukum- hukum yang harus dipedomani oleh seorang pemimpin, disimpulkan dalam Dharma yang mengadung pengertian segala sesuatu yang mendukung orang untuk mendapatkan kerahayuan. Dalam Kekawin Ramayana,Bhismaparwa dan lain-lain dijumapai uraian dharma sebagai pedoman raja dalam memimpin negaranya. Sistem kepemimpinan sekarang seperti partai-partai politik yang memakai kepemimpinan kolektif sangatlah cocok menerapkankonsep Tri Hita Karana, karena setiap pengurus diharapkan bisa menjaga hubungan antar manusia ,menjaga hubungan dengan wilayah atau tempat mereka berada dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam kepemimpinana kolektif harminisasi hubungan,kerja sama,gotong royong antar pengurus harus selalu dijaga degan tetap menjunjung tinggi moralitas dan spiritualitas.sehingga semua merasa bekerja untuk kebesaran partai bukan untuk pribadi atau satu kelompok. Pengurus yang selalu angkuh dan melihat dirinya paling berperan atau menentukan dalam kepengurusan kolektif akan selalu menjadi racun, sehingga mengakibatkan hancurnya kepengurusan kolektif tersebut. 5. Implementasi Dalam Kesenian Permainan Gebug Ende adalah salah satu pelestarian dari latihan perang-perangan prajurit karangasem zaman dahulu. keakraban di antara pemain sangat terlihat pada saat permainan selesai. Tidak ada kata permusuhan antar pemain. Setelah selesi bermain para pemain menjadi saling mengenal satu sama lain. Dan jika diantara lawan mereka terluka maka mereka akan saling mengobati, ini menandakan tidakadanya dendam antara pemain. Jika kita kaitkan dengan dunia perpolitikan di Indonesia misalkan saja pemilu. Kita sering lihat setelah salah satu calon presiden dan wakil presiden dari salah satu partai politik terpilih maka para pendukungcalon yang tidak terpilih akan melakukan pembrontakan dan tidak mau menerima kekalahan sehingga terjadi kerusuhan. Pemilu kita ibaratkan dengan perang dalam memproleh jabatan. Agar tidak terjadi kerusuhan setelah pemilu tersebut seharusnya mereka ber[erang dalam suasan kesucian , untuk menciptakan kedamaian dan kesejahteraan umat. Kita berperang tidak ada yang kalah kita semua menang. Karena yang kita cari adalah membahagiakan semua pihak, bukan untuk kepentingan kelompok semata, seperti itulah seharusnya kita berfikir agar tidak terjadi kerusuhan.seperti halnya pada Gebug Ende, dalam permainan mereka tidak saling dendam, mereka malah menjadi semakin akrab. Implementasi dalamkesenian yang masih populer di Bali adalah kesenian gamelan dan tarian yang ada di Bali. Para pendahulu tau nenek moyang Bali sebenarnya tidak mewarisi kesenian ini sejak dahulu kala. Banyak orang-orang di zaman kali ini tak memperdulikan tenang hal itu. Yang mana masuknya budaya asing menjadi trend sekarang ini. Dengan berlatih tari misalnya,dengan lah itu akan membuat seseorang akan bertambah energik disamping itu melatih dan memberanikan diri untuk tampil di hadapan orang banyak. Dengan belajar tari juga akan menambah karisma dan keperayaan diri seseorang bagaimana layaknya seorang pemimpin. Pregina (penari) dalam semangat ngayah (bekerja tanpa pamrih) mempersembahkan tarian sebagai wujud bhakti kepada Ida Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa), bhakti dan pengabdian sebagai wujud kerinduan ingin bertemu dengan sumber seni itu sendiri. Hal lainnya juga kita lihat kelompok gamelan yang di Bali dikenal dengan sebuatan sekaa Gong, di sana juga terdapat konsep kepemimpinan. Tanpa kelengkapan dari pemain gamelan maka gamelan tersebut tidak akan menghasilkan suara yang merdu, di sanalah di perlukan kekompakan para pemain, loyalitas dan kebersamaan bahwa kita tidak bisa hidup tanpa adanya atau dukungan seorang teman. Hal lain yang kita juga mengenal istilah kekawin. Kebanyakan remaja sekarang kurang peduli terhadap hal itu. Padahal kekawin memiliki makna yang sangat penting,karena disana juga dijelaskan mengenai veda yang berisikan penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Para remaja sekarang kebanyakan tidak sadar bahwa dengan belajar mekekawin akan dapat menumbuhkan rasa bhakti kehadapan beliau,menumbuhkan sikap dan pemikiran positif bahkan dengan jalan mekekawin merupakan salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. 6. Implementasi Kasus Judi Judi dilarang dalam agama hindu.kitab Manawa Dhrmasastra Buku IX (Atha Nawo dhyayah) sloka 221, 222, 223, 225, 226, 227 dan 228 dengan jelas menyebutkan adanya larangan itu. Sloka 223 membedakan antara perjudian dengan pertaruhan.bila objeknya benda-benda tak berjiwa dinamakan perjudian, sedangkan bila objeknya mkhluk hidup disebut pertaruhan. Benda tak berjiwa misalnya uang,mobil, tanah, rumah dan sebagainnya.makhluk hidup misalnya binatang peliharaan,manusia, bahkan istri sendiri. Seperti yang dilakukan panca pandawa dalam epos Mahabarata ketika Dewi Drupdi dijadikan objek pertaruhan melawan Korawa. Para pejudi dan peminum minuman keras digolongkan sebagai orang-orang sramana kota (sloka 225) disebut pencuri-pencuri tersamar (sloka 226) yang mengganggu ketentraman hidup orang yang baik-baik. Judi menimbulkan pencurian (sloka 222) permusuhan (sloka 227) dan kejahatan (sloka 228) .para penguasa khusunya di bali diharapkan memahami benar tentang jenis-jenis judi agar tidak terkecoh dengan dalih pelaksanaan adat dan upacara agama. Ada kegiatan penggalian dana dengan mengadakn tajen, ada kegiatan di pur dilengkapi dengan tajen, dan kbiasaan meceki pada waktu melek di acara menjelang pengabenan, bahkan pada hari-hari raya seperti Galungan, Kuningan, Nyepi, Pagerwesi, dan lain-lain (Puja, 2009). Tajen merupakan salah satu bentuk judi di Bali, yang belakangan yang dijadikan jargon politik, bahkan dinyatakan sebagai budaya Bali sehingga layak dilestarikan, disayangkan oleh banyak pihak. Semestinya banyak hal yang lebih berharga dan bermanfaat dapat dijadikan komoditas politik, bukan hanya program untuk kepentingan sesaat, apalagi hanya untung menggalang dukungan. Akibatnya tajen yang sudah tiarap kini kembali mendapat angin segar. Bali hendaknya jangan dijadikan pulau tajen dan prostitusi,sebab akan brdampak luas, baik terhadap tatanan sosial, spiritual maupun lingkungan (titib , 2008). Peran pemerintah dalam mengatasi judi haruslah ditingkatkan.salah satua alasan masyarakat berjudi adalah karena kurangnya fasilitas hiburan atau rekreasi. Oleh karena itu berjudi adalah makelecan (kelecan artinya hiburan). Untuk menjaga kesehatan rohani masyarakat, salah satu upaya mungkin dapat ditempuh misalnya pemerintah menyediakan fasilitas hiburan atau rekreasi yang sehat ,antara lain fasilitas olah raga. Jarang sekali di desa-desa ada lapanan voli, sepak bola, bulu tangkis, meja pingpong dan lain-lain yang dikelola oleh pemerintah. Masyarakat yang ingin berenang di sungai atau dilaut airnya pun sudah tercemar limbah atau sampah. Pemerintah agar berupaya mengalihkan keinginanan masyarakat encari hiburan dari berjudi kepada bentuk hiburan lain yang sehat. Paa hari-hari raya misalnya diadakan pertandingan olah raga antar banjar, desa. Bentuk olah raga yang dipilih yang murah meriah misalnya tarik tambang, lomba lari karung, naik pedana. Di Buleleng dulu ada tradisi yang sangat baik yaitu pada hari Galungan ada perlombaan magoak-goakan, magebeg-gebegan, yang sangat meriah dan mengundang gelak tawa kegirangan. Di Klungkung, Gianyar dan Karangasem ada permainan ayunan jantera yang ramai dikunjungi oleh anak-anak, tua, muda pada hari-hari raya. Bentuk hiduran zaman sekarang yang mahal dan mewah belum tentu membawa kegembiraan dan kesehatan rohani. 7. Implementasi Pada Saat Agni Hortra Agni Hortra adalah pemujaan atau persembahan kepada Hyang Agni yang dalam Agni Hortra atau “ agni Hotra” dalam suatu acara atau prosesi Agama Hindu sebagaimana disebutkan dalam Agstya Parwa, yaitu persembahan berupa minyak dari biji-bijian (kranatila), madu kayu cendana (sri wrksa), menteg susu dan sebagainya. Pada waktu itu masyarakat di Bali amat sejahtera karena hasil bumi melimpah. Pohon kelapa menghasilkan buah sampai 200 butir sekali petik, jerami atap tembok penyengker pekarangan ditumbuhi oleh embong dan embong itu berbuah yang lebat sama lebatnya dengan buah padi di sawah yang subur. Tetapi sekali tempo terjdi kebakaran karena api Agni Hotra terlalu besar yang menyebabkan sebagian dari bangunan istana ikut terbakar, maka sejak kejadian itulah Raja menghentikan Acara Agni Hotra, lalu di ganti dengan api takep, pasepan atau dupa sebagai sarana upacara yadnya. Demikian disebutkan Agni Hotra sebagai perantara pemujaan manusia berhubungan dengan tuhan dan dengan Dewa-Dewa yang sampai saat ini tetap di laksanakan dengan sarana dupa dalam berbagai upacara yadnya. Ritual Agni Hotra merupakan ritual yang sangat penting dalam menjalankan ajaran weda. Seperti yang telah dikatakan dalam kitab Sarascamusccaya bahwa seseorang tidak akan berhasil sebelum melakukan ritual Agni Hortra. Seperti Agi Hortra yang dilaksanakan pada tanggal 26 Desember 2009, di Gedung Kesenian Gede Manik Singarja, yang dipimpin oleh seorang Yogi ternama yaitu Shri Sivarudra Balayogi, hal tersebut merupakan bentuk ritual yang mempunyi makna yang sangat besar yaitu untuk keseimbangan dan kedamaian umat di seluruh dunia. Di sana dilakukan pemujn kehadapan beliau Hyang Ganapati (Sri Ganesha) dan kehadapan Hyang Guru Tunggal yaitu Bhatara Siwa agar pikiran menjadi hening dan ketentraman bhatin. Karena tanpa keheningan pikiran atau manah maka tidak akan bisa menjalankan dengan baik swadharma sebagai manusia.