Anda di halaman 1dari 6

ESENSI NILAI DAN MORAL PKN SD DALAM

KEHIDUPAN NYATA

Makalah

Untuk memenuhi tugas Pendidikan Kewarganegaraan SD yang di ampu oleh Bp. Harmanto

Disusun oleh :

Muhammad Ridwan 1401409208

Rombel 09

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2010/2011
BAB I
A. Latar Belakang
Tidak seorang pun mampu melepaskan diri dari hakekat kodrati manusia sebagai
insan yang dapat dididik dan belajar sepanjang hayat ( educated human being),
sehingga dinamik berubah sepanjang masa. Pengalaman hidup manusia adalah
pengalaman belajar manusia yang dari waktu/kondisi/tempat ke
waktu/kondisi/tempat mengembangkan potensi diri dan kehidupan kita baik dalam
arus positif maupun arus negatif. Hakekat lain yang tidak bisa dihindari manusia
dihindari manusia ialah selaku social and political human being, dimana sejak
lahir kita hidup “in group” dalam keluarga dan masyarakat yang akhirnya
berbangsa dan bernegara.
Pendidikan kewarganegaraan juga sangat berpengaruh terhadap moral seorang
individu, yang nantinya kan berguna bagi kehidupan nyata. Apakah seseorang itu
bisa menjadi orang yang bermakna bagi orang laen, atau menjadi orang yang
menyusahkan orang laen. Dalam makalah ini kita akan membahas bagaimana
pengaruh Pkn dalam kehidupan nyata.
B. Perumusan Masalah
Apakah peran Pkn dalam kehidupan nyata?
Lingkungan apa sajakah yang berpengaruh dalam pembelajaran PKn?
Apakah PKn sudah mengakar dalam Masyarakat?
C. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui sejauh
mana peran PKn dalam kehidupan nyata.
D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan adalah menggunakan berbagai sumber yang kita peroleh
dari bermacam macam artikel. Juga dari browsing di internet.
BAB II PEMBAHASAN

Pengertian dari PKn sendiri adalah mata pelajaran sosial yang bertujuan untuk
membentuk dan membina warga negara yang baik, yaitu warga negara yang tahu , mau,
dan mampu berbuat baik. Berdasarkan tujuan tersebut diatas, maka materiny meliputi
aspek aspek sebagai berikut. (1) Persatuan dan kesatuan, (2) Norma hukum dan
peraturan, (3) HAM, (4) kebutuhan warga negara, (5) Konstitusi negara, (6) Kekuasaan
politik, (7) Kedudukan Pancasila, dan (8) Globalisasi.
Sementara itu pengertian nilai adalah harga, makna, isi dan pesan, semangat, atau
jiwa yang tersurat dan tersirat dalam fakta, konsep dan teori , sehingga bermakna secara
fungsional. Disini nilai difungsikan untuk mengarahkan, mengendalikan , dan
menentukan kelakuan seseorang karena nilai dijadikan standar perilaku. Sedangkan
Moral adalah ukuran baik-buruknya seseorang, baik sebagai pribadi maupun sebagai
warga masyarakat dan warga negara. Sedangkan pendidikan moral adalah pendidikan
untuk menjadikan anak manusia bermoral dan manusiawi.
Dalam pembelajaran dituntut kemampuan merancang pembelajaran dari para
guru. Kemampuan merancang pembelajarn termasuk dalam pemanfaatan / penggunaan
sumber sumber pembelajaran yang dapat menunjang keberhasilan proses pembelajaran
tersebut. Jika proses pembelajaran berjalan dengan baik dan siswa mampu menyerap
pelajaran dan mampu mengamalkannya. Maka diharapkan sang anak mampu tumbuh
menjadi warga negara yang baik.
Dalam kehidupan yang sudah bebas ataupun dalam era Globalisasi ini kita sebagai
warga negara indoneisa yang baik membutuhkan filter supaya mampu meredam dan
menyaring budaya yang masuk dari luar. Sehingga kita sebagai orang timur yang
menjunjung tinggi sopan santun mampu melestarikan budaya dan mampu menahan
gempuran budaya dari barat yanh dianggap tidak cocok dengan kebudayaan kita.
Apalagi indonesia yang sekarang menjunjung tinggi nilai demokrasi, namun
terkadang banyak yang menyalah artikan arti demokrasi itu sendiri. Contoh saja kaum
mahasiswa yang dianggap sebagai kaum intelektual dan sebagai calon pemimpin bangsa
kedepannya, namun mereka juga terkadang memberi contoh yang tidak baik bagi
masyarakat. Lihat saja berbagai kalangan dari berbagai elemen termasuk mahasiswa
melakukan demo, yang dianggap sebagai penyalur suara dengan berorasi menuntut suatu
keadilan. Namun nyatanya mahasiswa banyak yang melakukan demokrasi yang
kebablasan. Mereka melakukan demo dengan aksi yang tidak patut dilakukan. Misalnya
saja mereka menaruh foto kepala negara di bokon kerbau. Apakah hal itu pantas
dilakukan oleh seseorang yang berpendidikan tinggi, padahal presiden adalah simbol
suatu negara. Lalu bagaimana tanggapan dari negara lain terhadapa hal itu.
Selain itu mahasiswa di indonesia terkenal suka berdemo dengan anarkis dan
brutal. Padahal mahasiswa yang dianggap berilmu luas oleh masyarakat dan harusnya
mengerti attitude atau cara bersikap yang baik dan benar. Tetapi malah sering disorot
kamera karena hal yang kurang baik. Dimana saat melakukan demonstrasi dilakukan
dengan adanya bentrok dengan polisi, merusak fasilitas umum bahkan sering memblokir
jalan dan melakukan anarkisme yang berlebihan.. apakah itu cerminan mahasiswa kita,
bahkan dimakasar terjadi penyanderaan seorang perwira polisi oleh mahasiswa karena
mereka dendam setelah pernah bentrok besar-besaran dengan anggota polisi dan
masyarakat. Bukan Cuma itu fenomena tawuran antar mahasiswa pun sering mewarnai
dunia pendidikan kita.
Sementara itu demokrasi dengan pemilihan umum yang diharapkan mampu
menelurkan pemimpin yang jujur dan mampu menyalurkan aspirasi kita, karena kita yang
berjasa pada mereka hingga terpilih menjadi anggota dewan. Namun nyatanya banyak
terungkap bahwa para anggota dewan tertangkap basah melakukan korupsi. Kita tidak
tahu mengapa mereka melakukan KKN apakah karena kegagalan pembelajaran PKn???
Sebenarnya banyak faktor faktor yang menyebabkan pemimpin kita KKN, tapi
semata-mata bukan karena faktor kegagalan PKn saja.
Pada dasarnya PKn mempunyai 3 komponen yang bermutu, meliputi:
1. Pengetahuan Kewarganegaraan : ilmu tentang kewarganegaraan.
2. Ketrampilan Kewarganegaraan : Kritis aktif sebagai warga negara.
3. Karakter Kewarganegaraan : Warga negara yang bermoral.

Sedangkan tujuan dari Pkn itu sendiri adalah mengantarkan untuk menjadi warga
negara yang baik, warga negara yang baik disini berarti warga negara yang mempunyai 3
komponen diatas ( pengetahuan, ketrampilan, karakter ). Kecerdasan warga negara yang
hendak dikembangkan untuk membentuk warga negara yang baik bukan hanya dalam
dimensi rasional saja ( pengetahuan saja) melainkan juga dimensi spiritual, emosional dan
sosial (sikap, karakter, iman, ketrampilan).

Para Pejabat kita cerdas secara rasional (pintar, pengetahuan tinggi). Tapi apa juga
cerdas emosional, sosial (baik akhlaknya ,imannya) itulah sebabnya banyak pemimpin
kita saat ini yang KKN tidak hanya kegagalan Pkn saja, tapi juga kurangnya ilmu
Agama. Ketika mereka sudah mendapatkan jabatan, mereka lupa akhirat, yang diingat
hanya kepentingan dunia saja.

Disisi lain indonesia mempunyai kekayaan alam melimpah yang terkandung


diwilayah nusantara. Indonesia seyogianya bersyukur dengan anugerah besar tersebut.
Tapi perlu diingat, indonesia juga kaya akan bencana. Guncangan gempa dahsyat disertai
tsunami mengancam tiap waktu. Gunung berapi yang tersebar dari ujung tanah sabang,
pulau sumatera sampai daratan meraoke di papua, juga siap memuntahkan isi perutnya
kapan saja. Bencana yang baru saja terjadi yaitu banjir bandang diwasior, tsunami di
mentawai dan bencana merapi.

Dibalik bencana tersebut banyak kisah yang mewarnai, namun yang mengejutkan
dan menggemparkan adalah anggota dewan DPR dinilai telah kehilangan legitimasi
moral untuk peduli kepada kepentingan rakyat kecil. Pasalnya mereka tetap ngotot
berangkat keluar negeri menghambur-hamburkan anggaran negara.

Banyak kalangan yang mengganggap hal itu tidak pantas dilakukan dan
mengecam rencana tersebut. Padahal mereka tahu bahwa negara kita sedang dirudung
bencana. Bukannya simpati dan memikirkan korban bencana yang notabene adalah rakyat
kecil yang seharusnya mereka pikirkan nasibnya. Bukan saatnya melakukan study
banding keluar negeri dan menghamburkan uang negara yang berasal dari rakyat.

Namun disisi lain kita patut bangga dan hormat terhadap para relawan di korban
bencana. Mereka mengorbankan waktu, biaya dan tenaganya untuk membantu dan
menyelamatkan para korban bencana. Mereka mempunyai rasa empaty yang tinggi, rasa
solidaritas yang kuat. Mereka pun dianggap sebagai orang yang sangat berjasa dan pantas
menjadi seorang pahlawan kemanusiaan,. Mereka dianggap sebagai sosok yang bermoral
tinggi bukan seperti anggota dewan yang menginginkan kepentingannya sendiri.

Jadi sebenarnya moral seseorang tidak hanya bergantung terhadap kehidupan


seseorang, walau cukup berpengaruh namun banyak faktor laen juga yang ikut berperan
dalam pembenyukan karakter seseorang.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan Pkn SD sangat berperan dalam pembentukan karakter, pengetahuan
dan ketrampilan seseorang agar mampu menjadi warga negara yang baik, bukan
hanya dalam dimensi / kecerdasan rasional saja, melainkan juga dimensi spiritual,
emosional dan sosial.
Selain itu untuk membentuk masyarakat yang mempunyai kebebasan untuk
mengeluarkan ide / aspirasinya kepada pemerintah, asal dalam batas-batsa tertentu.
Bukan menggunakan demokrasi secara sembarangan dan asal asalan. Seperti yang
dilakukan oleh mahasiswa akhir akhir ini.
Disisi lain walau anggota dewan kurang memperhatikan rakyat kecil saat bencana
terjadi namun masih ada sosok yang bermoral dan solidaritas tinggi yang sering kita
panggil sebagai relawan.
B. Saran
Sebagai warga negara yang baik, dimana kita sudah diajari bagaimana nilai nilai
yang terkandung dalam masyarakat termasuk nilai moral sesuai yang diajarkan dalam
PKn SD maka sudah seharusnya kita menjadi warga negara yang baik, masyarakat
demokratis dan mempunyai rasa persatuan yang kuat.

Anda mungkin juga menyukai