Anda di halaman 1dari 4

Bagaimana Rakyat Indonesia Memilih Pemimpin di Pemilu 2024

Sebentar lagi, bangsa Indonesia akan menghadapi Pemilihan Umum atau lebih sering disingkat
Pemilu, tepatnya tanggal 14 Februari 2024 akan dimulai dengan tahapan Pemungutan Suara untuk
Pemilihan Anggota Legislatif DPR, DPRD tingkat I, DPRD tingkat II dan pemilihan calon presiden dan
wakil presiden.

Perlu diketahui terkait makna pemilu, pemilu atau pemilihan Umum adalah proses demokratis untuk
memilih wakil rakyat atau pejabat pemerintahan secara langsung oleh warga negara suatu negara.
Pemilihan Umum merupakan mekanisme penting dalam sistem demokrasi modern yang
memungkinkan rakyat untuk berpartisipasi dalam menentukan pemimpin dan kebijakan negara.

Tujuan utama dari pemilu adalah memberikan kesempatan kepada warga negara untuk
menyampaikan suara mereka dan memilih para pemimpin dan wakil rakyat yang akan mewakili
mereka di pemerintahan. Dalam Pemilihan Umum, warga negara yang memenuhi syarat memiliki hak
untuk memberikan suara mereka kepada kandidat atau partai politik yang mereka pilih. Hasil pemilu
kemudian digunakan untuk menentukan siapa yang akan memegang jabatan politik, baik di tingkat
lokal, regional, maupun nasional.

Pemilihan Umum bertujuan untuk menciptakan sistem pemerintahan yang berdasarkan pada
kehendak rakyat karena demokrasi memiliki arti kekuasaan di tangan rakyat, menjaga prinsip-prinsip
demokrasi, mendorong partisipasi politik warga negara, dan memastikan bahwa pemimpin yang
terpilih mewakili kepentingan dan aspirasi masyarakat secara luas. Pemilu yang adil, bebas, dan
transparan sangat penting dalam menjaga integritas demokrasi suatu negara.

Asas Pemilu dicanangkan pada masa pemerintahan Orde Baru yang merupakan landasan bagaimana
pelaksanaan Pemilu tersebut dilakukan yaitu LUBER dan sejak tahun 2017 ditetapkanlah asas
pelaksanaan Pemilu LUBERJURDIL yang diatur dalam Pasal UU No. 7 Tahun 2017 ( UU Pemilu ) yang
bunyinya sebagai berikut:

"Pemilu dilaksanakan berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil." Yang
memiliki arti sebagai berikut ;

1. Langsung artinya rakyat yang sudah memiliki hak pilih datang Langsung ke TPS ( Tempat
Pemungutan AQ negara yang sudah mencapai usia 17 tahun atau sudah menikah
memiliki hak memilih tanpa diskrimasi suku, agama, ras, jenis kelamin atau status sosial
2. Bebas artinya rakyat berhak memilih siapapun pilihannya tanpa ada paksaan atau
tekanan dari pihak manapun
3. Rahasia artinya pilihan pemilih bersifat rahasia, hanya pemilih yang tahu pilihannya dan
tidak disebarluaskan ke siapapaun
4. Jujur artinya setiap elemen penyelenggara Pemilu harus menjunjung sifat kejujuran
didalam penyelenggaran Pemilu
5. Adil artinya pemilih dan partai politik mendapatkan perlakuan yang sama dan bebas dari
kecurangan

Saat ini dengan keterbukaan informasi, maraknya multi media dan sosial media sangat
mempengaruhi bagaimana cara rakyat memilih baik memilih Calon Anggota Legislatif ataupun
memilih Presiden dan Wakil Presiden. Banyak rakyat yang memilih Calon Anggota Legislatif atau lebih
sering disingkat Caleg hanya karena pilihannya adalah figur publik yang populer, seorang selebriti
yang sering tampak aktifitasnya di televisi atauun sosial media. Sehingga metode penentuan pilihan
dengan metode tersebut memiliki beberapa kelemahanan diantaranya ;

1. Rakyat atau pemilih kurang memahami Rencana Program Kerja Caleg tersebut karena hanya
dihadapkan pada poster – poster saat kampanye yang berisi foto Caleg saja, tidak disertakan
program – program jika terpilih
2. Rakyat atau pemilih kurang mengenal kompetensi atau kemampuan calon karena calon
tersebut diusung oleh partainya hanya karena sosoknya yang populer atau figur selebriti
3. Badan Legislatif yang seharusnya berfungsi sebagai pengawas pelaksanaan pemerintahan
menjadi kurang kuat karena anggotanya kurang memiliki kompetensi yang cukup

Sedangkan untuk memilih Capres dan Cawapres 2024 rakyat Indonesia saat ini dihadapkan kepada
tiga pasangan yang jika kita lihat dari hasil survei memiliki elektabilitas yang nyaris berimbang,
artinya kesempatan ketiga pasang Capres dan Cawapres benar – benar seimbang dan tidak ada yang
unggul mutlak. Dan menurut penulis, kecenderungan rakyat dalam memilih Capres dan Cawapres
saat ini terbagi menjadi tiga kelompok besar diantaranya ;

1. Kelompok loyalis partai besar dimana mereka akan memilih sesuai arahan partai dengan
calon yang sudah ditentukan oleh partai, kelompok ini benar – benar sangat taat dengan
perintah partai
2. Kelompok loyalis figur presiden yang sejak awal pencalonan presiden sangat mendukung dan
menjadi kelompok relawan pada tahun 2014 hingga saat ini, kelompok ini bahkan bisa
mengalahkan perintah partai. Dan saat ini realitasnya bahwa loyalis figur presiden ini
terpecah menjadi dua antara mendukung salah satu Capres dan Cawapres arahan partai
pengusung presiden atau mendukung calon lainnya yang saat ini memiliki Cawapres anak
dari presiden tersebut.
3. Kelompok perubahan yang menjadi oposisi pemerintahan sebelumnya dan menginginkan
perubahan didalam pelaksanaan pemerintahan kedepan, kelompok ini kurang begitu
terekspos saat ini karena di media masa dan elektronik lebih banyak memberi porsi kepada
dua calon lainnya yang memiliki isu lebih “menjual”.

Ada kecenderungan pemilu tahun depan akan berkurangnya kelompok agama tertentu mengarahkan
kepada salah satu pasangan calon karena kalau melihat dari Capres dan Cawapres saat ini memang
tidak membawa isu – isu agama didalam penyampaian gagasan mereka dalam beberapa kesempatan
saat ditayangkan di televisi dan juga kondisi kerukunan antar umat beragama dengan pemerintah di
periode sebelumnya dianggap sudah baik.

Bagaimanapun pola penentuan rakyat terhadap Caleg, Capres dan Cawapres sebenarnya sudah
menjadi pekerjaan rutin setiap lima tahunan dan rakyat sudah pasti memahami dampak terhadap
bagaimana pentingnya memilih pemimpin seusia dengan kemampuan dan kapasitas calon tersebut.
Karena setiap datangnya tahun politik akan mempunyai efek yang berantai dalam kehidupan sosial
rakyat Indonesia. Para investor menunggu kebijakan yang diusung oleh Presiden terpilih terhadap
pola investasi, dan ini sangat berpengaruh terhadap dunia industri, keterbukaan lapangan pekerjaan,
UMR karyawan dan lain - lain.

Dunia internasional menunggu kebijakan hubungan internasional dan kebijakan ekonomi yang akan
dilakukan presiden terpilih dan sudah pasti ini kan berdampak terhadap semua lini kehidupan
didalam negeri.

Bagaimanapun juga agenda lima tahunan ini tidak bisa kita hindari, dan marilah kita sebagai warga
negara yang baik dan bijak untuk memilih pemimpin dengan segala pemikiran yang matang karena
tentunya kita tidak mau menyesal dikemudian hari karena kita salah dalam memilih. Penyesalan itu
akan sangat panjang karena akan menunggu lima tahun kedepan di agenda pemilu berikutnya.

Semoga Pemilu tahun depan berjalan dengan lancar tanpa rintangan dan gesekan antara warga
negara Indonesia dan kita sebagai pemilih dan warga negara berkewajiban menjaga dan mewujudkan
itu semua. Selamat memilih pemimpin terbaik di tahun 2024.
Ihsan Cahyandaru – Mahasiswa Universitas Islam Negeri R.M Said Surakarta 2023 Jurusan Sejarah
dan Peradaban Islam

Anda mungkin juga menyukai