Anda di halaman 1dari 5

NAMA : Fhadel Ahmad M

NIM : 50100120028

KELAS : KPI A/VI

MATA KULIAH : Creative Writing

(Tugas Essay)

Pendahuluan

 Pemilu 2024 Mendatang


Pembahasan
 Pentingnya Generasi Muda
 Cara Menjadi Pemilih yang Cerdas
 Mengetahui Riwayat Kandidat
 Tata Cara Pemilihan
Penutup
 Pandangan Penulis Tenang Kaum Muda Sebagai Cermian Bangsa
SUARA MILENIAL SEBAGAI MASA DEPAN SUATU BANGSA

Euforia demokrasi kita akan kembali digelar pada tahun 2024 mendatang. Sejak 2022
kemarin sudah ada beberapa calon cawapres dan wacapres yang telah dirumorkan akan
menjadi kandidat dipemilihan presiden 2024 nanti. Pada pemilihan presiden tahun kemarin
tepatnya ditahun 2019 jumlah pemilih muda milenial terbanyak dalam sejarah yaitu 34,2%
(data berdasarkan daftar pemiloh tetap KPU). Pemilih milenial tergolong ke dalam jenis
pemilih rasional dan kritis.

Pemilih muda diprediksi bakal mendominasi pesta pemili tahun ini. Pemilih yang
biasa disebut generasi Y dan Z. Tidak sekedar memilih, mereka juga harus aktif mencari
informasi, baik itu terkait kandidat maupun tentang tahapan pemilu. Generasi yang sebagian
besar sudah mengantongi hak pilih ini akan berperan besar pada proses demokrasi dalam
pemilu mendatang.

Peran generasi muda apalagi nahasiswa, penting terhadap persoalan bangsa.


Memasuki tahun politik, mahasiswa menjadi target pasar suara oleh partai politik. Jumlah
mahasiswa di Indonesia sekitar 8 juta, merupakan jumlah yang signifikan secara kuantitatif.

Pemilih muda dalam konteks Pemilu, mereka berada dalam pusaran antara antusiasme
dan apatisme politik. Pada satu sisi sangat bersemangat dan ingin mengetahui seputar Pemilu,
khususnya melalui media sosial. Namun, belum tentu antusiasisme tersebut sejalan dengan
realitas perilaku politiknya, bahkan tidak sedikit kalangan pemilih pemula, termasuk
mahasiswa, lebih memilih tidak menyalurkan hak pilihnya alias Golput.

Untuk mencegah terjadinya politisasi terhadap pemilih muda, maraknya politik uang,
minimnya pemahaman terkait dengan teknis penandaan atau pencoblosan, dan lain
sebagainya, KPU sebagai lembaga penyelenggara harus lebih intens melakukan literasi
politik dengan cara melakukan pendidikan pemilih kepada pemilih muda agar menjadi
pemilih cerdas. Pemilih cerdas adalah pemilih yang lebih mengedepankan rasionalitas dalam
menentukan pilihannya. Dalam pendidikan pemilih tersebut juga harus diberikan pemahaman
dan keterampilan teknis pencoblosan yang sah agar kehadiran pemilih muda ke TPS tidak
sia-sia.
Bawaslu dan partai politik juga tidak bisa tinggal diam untuk menyelamatkan nasib
jutaan pemilih muda. Untuk itu, Bawaslu harus mendorong dan memastikan agar KPU dan
Kemendagri melakukan langkah-langkah pasti, baik secara aturan maupun dalam
pelaksanaannya. Partai politik, harus ikut berpartisipasi mensosialisasikan hal ini kepada
konstituen dan anggotanya. Hal ini perlu dilakukan agar pemilih muda mengetahui hak dan
kewajibannya pada Pemilu 2024.

Basis pemilihmuda dijadikan sebagai basis gerakan sosialisasi dan pendidikan pemilih
karena jumlah mereka dalam struktur pemilih yang cukup signifikan. Dalam konteks Pemilu,
mereka yang disebut basis pemilih muda adalah WNI yang telah memiliki hak pilih dan
usianya tidak melebihi 30 tahun. Dengan demikian, kisaran usia pemilih muda adalah 22-30
tahun.

Pemilihan umum merupakan salah satu pilar demokrasi sebagai wahana perwujudan
kedaulatan rakyat guna menghasilkan pemerintahan dan lembaga perwakilan politik yang
memiliki legitimasi yang kuat dari rakyat. Untuk itu proses Pemilu harus berjalan dengan
jujur adil bebas dan rahasia serta demokratis. Pemilu merupakan bagian dari proses
penguatan kehidupan demokrasi, serta upaya mewujudkan tata pemerintahan yang efektif dan
efisien. Oleh karenanya proses demokratisasi harus berjalan dengan baik, terkelola, dan
terlembaga.

Tahun 2024 akan jadi momentum perubahan untuk Indonesia. Di tahun politik ini,
masyarakat Indonesia akan memilih jajaran pejabat negara yang akan menjadi pemimpin
bangsa menuju masa depan yang lebih baik. Hal baru yang akan terjadi di pemilu tahun
depan adalah Pemilu Serentak, pemilih akan langsung memilih anggota legislatif dan
Presiden/Wakil Presiden di saat yang bersamaan.

Hal lain yang akan berbeda dengan pemilu sebelumnya adalah jumlah pemilih muda
yang berlimpah. Mereka diharapkan untuk menggunakan hak pilihnya di pesta demokrasi
terbesar di Indonesia ini, karena suara mereka sangat menentukan masa depan bangsa ini.

Ada 196,5 juta pemilih di Pemilu 2019, dan 7,4 persen di antaranya atau sekitar 14
juta pemilih adalah generasi muda yang memiliki hak pilih untuk pertama kalinya. Jumlahnya
yang besar ini, berperan penting penentu kemenangan, apalagi jika dikelola dengan baik.
Makanya, mereka diharapkan untuk tidak golput.

Untuk menjadi pemilih yang cerdas ini, yang perlu dilakukan para pemilih muda:
1. Memastikan dirinya terdaftar sebagai pemilih. Hal ini bisa dilihat di
lindungihakpilihmu.kpu.go.iddengan memasukkan Nomor Induk Kependudukan.
Bagi yang tidak terdaftar bisa melapor untuk dimasukan ke daftar pemilih hasil
perbaikan (DPTHP).
2. #KenaliCalonmu dengan melihat dan mempelajari rekam jejak dari setiap calon yang
akan dipilih. Untuk memfasilitasi ini, KPU sudah menyediakan semua informasi
terkait calon di situs kpu.go.id. Di situs ini para pemilih bisa mengakses daftar riwayat
hidup dan data lain dari tiap calon.

KPU juga mengajak pemilih untuk “Kawal Suaramu” yaitu ajakan kepada pemilih
untuk mengawal proses rekapitulasi penghitungan suara. Proses pengawalan tersebut juga
dapat dilihat melalui aplikasi SITUNG.

Para pemilih juga diharapkan selalu waspada dengan bahaya hoax atau berita bohong.
Jangan mudah terprovokasi apalagi ikut menyebarluaskan berita hoax. Teliti dulu sumber
informasi yang didapatkan. Informasi yang valid adalah informasi yang datang dari sumber-
sumber yang bisa dipertanggungjawabkan.

Pemilih muda tidak cukup hanya hadir memberikan suaranya pada Pemilu 2024,
tetapi juga harus ikut aktif melakukan pengawasan penyelenggaraan Pemilu. Pemilih muda
memiliki peran besar sebagai pengawas partisipatif yang memastikan suaranya tidak
dimanipulasi.

Bagaimana mengetahui rekam jejak para kandidat?

Rekam jejak para calon wakil rakyat dapat dilihat di situs web infopemilu.kpu.go.id.
Di sana, berisi data lengkap tentang riwayat hidup dan data diri tentang para kandidat atau
calon wakil rakyat. Selain dari sumber tersebut, pemilih juga dapat mencari informasi dari
berbagai sumber lain yang dianggap valid, seperti media cetak dan media berita online yang
memiliki kredibilitas. Dengan mengetahui riwayat para calon kandidat nanti, kita bisa dapat
memilih dengan bijak manakah yang layak dan pantas menjadi pemimpin kita untuk beberapa
tahun kedepan.
Bagaimana tata cara pemilihannya?

Jika dilihat dari perkembangan politik saat ini mungkin tidak akan jauh berbeda
seperti pemilu di tahun 2019 yang lalu, Pada hari Rabu tanggal 17 April 2019, pemilih
datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) di mana mereka telah terdaftar sebagai pemilih.
Mereka harus membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan kartu hak pilih.

Di TPS, pemilih akan mendapat lima jenis surat suara. Surat Suara Presiden dan
Wakil Presiden, Surat Suara Anggota DPR RI, Surat Suara Anggota DPD RI, Surat Suara
Anggota DPRD Provinsi, dan Surat Suara Anggota DPRD Kabupaten/Kota. Namun, khusus
pemilih di DKI Jakarta, mereka akan mendapat empat surat suara karena tidak memilih
Anggota DPRD Kabupaten/Kota. Ke-5 jenis surat suara ini akan diberikan warna yang
berbeda agar pemilih dapat dengan mudah membedakannya.

Tidak ada alasan lagi untuk tidak memilih pada tahun 2024 mendatang. Pemilih muda
memegang peran besar dalam mewujudkan negara yang kuat karena semakin kalian berani
menentukan pilihan sendiri, maka negara kita ini akan menjadi semakin kuat dalam
mewujudkan tata pemerintahan yang baik. Sebagian pemilih cerdas pasti kalian akan memilih
pemimpin-pemimpin bangsa yang berkualitas. Bayangkan saudara-saudara kita di Papua
yang rela turun gunung serta berjalan kaki dalam terik matahari, dengan semangat mencapai
TPS untuk melaksanakan hak politiknya. Oleh karena itu kita sebagai para pemuda
khususnya para generasi Y dan Z harus aktif dan mengambil peran penting dalam
membangun bangsa dan negeri kita menjadi lebih baik, karena kualitas dan kuantitas dari
seuatu bangsa dinilai dari bagaimana para kaum mudanya dalam membangun dan
menjalankan tugasnya sebagai harapan bangsa dikemudian hari.

Anda mungkin juga menyukai