Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SISTEM POLITIK INDONESIA

RANGKUMAN MATERI SISTEM POLITIK INDONESIA

DOSEN PENGAMPU : Drs. H. Wahyu Subadi, M.Si

Kelompok 3 :

Disusun Oleh :

Muhammad Dicky Noor Irawan Jiarudin (221632013690)

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI TABALONG


(STIA TABALONG)
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya makalah yang berjudul “Musrenbang Kecamatan Punggelan Kabupaten
Banjarnegara”. Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan
makalah ini.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Drs. H. Wahyu Subadi, M.Si selaku
dosen mata kuliah Sistem Politik Indonesia yang banyak memberikan bimbingan
berupa moral dan materi kepada penulis. Terima kasih juga saya ucapkan kepada
teman teman seperjuangan yang telah mendukung penulis sehingga penulis bisa
menyelesaikan tugas ini.

Penulis menyadari, bahwa makalah yang penulis buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisan. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna
menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi.

Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.Bila ada
keselahan tulisan atau kata – kata di dalam makalah ini, penulis mohon maap yang
sebesar – besarnya.
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada sistem politik yang demokrasi, rakyat mempunyai hak untuk memilih
para wakil rakyat yang terhimpun dalam partai politik untuk duduk di parlemen, atau
memilih pemimpin yang akan memerintah negara atau daerah mereka. Sistem politik
demokrasi ini, juga tumbuh dan berkembang di Indonesia, sebagai salah satu negara
yang terus berbenah dalam sistem politik konstitusional menuju negara adil dan
makmur.1 Pada sistem politik demokrasi, setiap warga negara atau rakyat memiliki
keistimewaan hak politik, yakni hak untuk dipilih dan memilih. Hak dipilih dan
memilih, merupakan indikator penting atau standar dalam mengukur indeks
implementasi demokrasi. Standar itu pula yang menjadi pembeda atau membedakan
antara demokrasi dan yang bukan demokrasi. Hak untuk memilih dan dipilih
terangkum dan terlaksana dalam sebuah proses dan prosedur yang kemudian dilabeli
sebagai sebuah sistem kepemiluan atau Pemilihan Umum (Pemilu) di negara yang
menganut sistem demokrasi kepemimpinan, termasuk di Indonesia sebagaimana yang
diatur dalam UU No 7 tahun 2017.2 Pasca reformasi 1998 merubah sistem politik
Indonesia menjadidemokrasi.Masa rezim Orba sistem pemerintahan presidential.

Tidak hanya pada keterbatasan hak politik warga, ada juga sistem politik
pemerintahan atau sentralisasi pemerintahan Orba dalam mengendalikan kondisi
politik, ekonomi dan pembangunan. Ini menjadi standar pembeda dengan apa yang
dianut Indonesia, pasca kejatuhan rezim Orba. Demokrasi yang terus berjalan di
Indonesia, semakin mendapat tempat. Proses pemilihan kepala daerah yang semula
dipilih oleh DPRD mulai digantikan. Kepala daerah atau gubernur, walikota/bupati
mendapat tempat yang cukup dalam ruang demokrasi. Tentunya membicarakan
demokrasi, tidak lepas dari prinsip elektotral dan politik identitas partai politik di
Indonesia. Pemerintah eksekutif dan legislatif telah menyepakati pilkada serentak
untuk daerah-daerah yang akan habis masa jabatannya pada tahun 2015 dan semuanya
diselenggarakan pada 9 Desember 2015.Hampir tiga tahun, pikada serentak sebagai
formula baru bagi KPU dilakukan. Hal ini tentunya dengan berbagai pertimbangan
baik dari segi, kualitas demokrasi, sampai dengan pengawalan sistem kepemiluan
ditingkat regional tersebut. Pilkada serentak 2018, ada sebanyak 171 daerah akan
berpartisipasi pada ajang pemilihan kepala daerah di tahun 2018. Dari 171 daerah
tersebut, 17 provinsi, 39 kota, dan 115 kabupaten yang akan menyelenggarakan pesta
demokrasi.3 Partai Politik masih menjadi mesin politik dan sangat penting dalam
sukses pemilihan kepala daerah di Indonesia. Urgensi tersebut, berkaitan dengan
ketatnya demokrasi prosedural sebagai roll model dalam penguatan dan perwujudan
demokrasi substansial di Indonesia. Pemilihan umum (Pemilu) atau Pilkada
merupakan mekanisme paling penting sampai dengan saat ini dalam sistem politik
modern yang boleh digunakan oleh rakyat untuk membuat pilihan terbaiknya dalam
rangka memilih calon-calon pemerintahan pada tingkatan tertentu, baik pada level
nasional maupun daerah. Dalam politik modern, tidak ada negara yang disebut
sebagai negara demokrasi jika tidak menyelenggarakan pemilu4 . Sehingga dalam
studi-studi demokrasi negara modern, banyak kalangan memiliki perspektif tertentu
terkait dengan partai politik dan perilaku pemilih pada sistem demokrasi.

Dua hal ini, Parpol dan Perilaku pemilih menjadi entitas negara maju yang
memiliki sistem pemerintahan yang berlandaskan azas demokrasi. Tentu dengan
adanya tuntutan keterbukaan, partisipasi dan kualitas demorkasi sebagai sistem check
and balance dalam memberikan jaminan pemerintahan yang baik dan bersih sebagai
implikasi dari demokrasi, maka negara lewat eksekutif dan legislatif terus melakukan
pembenahan baik pada regulasi sebagai roll maupun kualitas demokrasidan juga
tahapan-tahapan teknis kepemiluan dan Pilkada. Mulai dari peserta calon kepala
daerah yang hanya bisa diusung dari partai politik,sampai dengan perubahan regulasi
tentang pilkada yang mengikut sertakan calon perseorangan atau independen yang
menjadi peserta pemilu, asalkan memenuhi kualifikasi tertentu sebagaimana diatur
dalam UU Pilkada No 10 tahun 2016 maupun Peraturan Komisi Pemilihan Umum
yang secara prinsipil mengatur tentang persyaratan pencalonan calon kepala daerah
dari jalur perseorangan. Memang fenomena calon independen sempat menuai pro
kontra terkait dengan batas minimum calon Independen di Pilkada. Hal tersebut,
sempat dipersoalkan (Perkumulan perludemuntuk Demokrasiterkait dengan keinginan
merevisi UU No 10 tahun 2016) tentang Persyaratan calon perseorangan yang bagi
Perludem terlalu berat sehingga menghambat munculnya alternatif pilihan masyarakat
dari jalur independen. Di Provinsi Maluku, pilkada serentak 2018, menjadi salah satu
catatan berkenaan bagi kemajuan demokrasi, jika benar-benar.

Oput dari demokrasi elektoral atau pilkada Maluku masyarakat


memunculkanmarket politik yang selama ini lebih terlihat kepada publik figur dari
partai politik.Selain pasangan Independen Herman A KoedoboenAbdullah Vanath
atau dengan akronim HEBAT, ditetapkan sebagai calon kepala daerah. KPU Maluku
juga menetapkan pasangan calon Murad Ismail-Barnabas Orno (BAILEO) yang
diusung tujuh partai dan didukung dua partai politik, yakni PDI-P, Gerindra, Hanura,
Nasdem, PKB, PPP, PKPI, Perindo dan Berkarya, dan pasangan calon Said
AssagaffAnderias Rentanubun (SANTUN) yang diusung tiga partai politik dan
didukung dua parpol yakni; Golkar, PKS, Demokrat dan parpol pendukung, PBB dan
Garuda. Pasangan calon yang telah ditetapkan KPU, masyarakat sangat berharap,
formula politik dan demokrasi bisa berimplikasi dengan adanya perubahan-perubahan
signifikan dalam perwujudan Maluku yang jauh lebih baik, dari aspek ekonomi,
pembangunan, sistem pemerintahan keadilan dan pemerataan serta perluasaan akses
untuk menekan angka kemiskinan dan pengangguran di Maluku.Apalagi,dengan
adanya pasangan alternatif dari jalur independen,kegiatan politik terhadap partai
pengusung yang kerap menjadi batu sandungan dalam menyandera berbagai program
pro rakyat bisa terealisasi dengan baik jika pasangan HEBAT adalah representasi dari
dukungan rakyat di Maluku. Untuk bisa maju dalam pilkada, tidaklah mudah
dilakukan oleh calon independen, maka dibutuhkan strategi-strategi politik seperti
pemasaran politik, penyuluhan atau sosialisasi dan kampanye, program-program yang
menarik hati masyarakat. Hal ini supaya bisa menang dalam pemilukada Provinsi
Maluku. Langkah awal dari strategi calon independen ini harus melakukan dengan
cara pemasaran politik.

Pemasaran politik berorientasi lebih ke pemasaran sosial yang secara


substantif tidak jauh dengan istilahistilah seperti penyuluhan, sosialisasi dan juga
kampanye. Demokrasi, bagi masyarakat dewasa ini, tidak hanya sebatas
ceremoniperaturan yang diselenggarakan dalam kurun lima tahun sekali. Tetapi secara
susbstansial, maka pelaksanaan demokrasi pemilihan kepala daerah ditingkat lokal,
berkaitan pendalaman makna demokrasi itu sendiri. Bukan hanya soal kebebasan
politik, ekspresi semata dalam pentas dan panggung politik lima tahunan, tetapi
demokrasi mulai bersinggungan dengan ranah kesejahteraan sosial, mutu
pemerintahan, kualitas pelayanan, jaminana sosial, dan indeks Pembangunan Manusia
(IPM). Ini menjadi makna sesungguhnya dari demokrasi yang maksudkan sebagai
daulat rakyat tersebut. Pasangan calon independen dalam maju ke pemilihan umum
memberi kesempatan dan peluang bagi calon independen untuk maju ke pemilu tanpa
partai politik, namun dengan demikian untuk maju sebagai calon independen
memiliki persyaratan tertentu. Tercatat, pasangan Herman A Koedoeboen-Abdullah
Vanath ditetapkan sebagai perseta pilkada Maluku, setelah memenuhi syarat
minimum calon dengan mengumpulkan syarat dukungan calon atau Kartu Tanda
Penduduk elektronik (e-KTP) sebanyak 166.000 lebih dari syarat minimal yang
ditetapkan KPU Maluku sebanyak 122.985 suara dukungan yang tersebar di 6 dari 11
kabupaten/kota atau 50 persen kabupaten/kota di Maluku, dengan jumlah pemilih
1.151.915 sesuai hasil rekapan yang ditetapkan dalam Daftar Pemilih Tetahp (DPT)
Pilkada Maluku 2018. Dalam konteks gagasan adanya calon independen merupakan
bagian dari demokrasi, bahwa hak setiap warga tidak boleh dibatasi. Pemerintah
memberikan kesempatan calon independen karena melihat suksesnya Pemerintahan
Aceh yang mengacu pada Undang-Undang No. 11 Tahun 2006 Tentang Pemerintahan
Aceh telah berhasil dilaksanakan dengan terpilihnya calon independen hanya
mematok 3% dari jumlah pemilih. Hal ini juga melihat suksesnya di Amerika Serikat
untuk menjadi calon perseorangan relatif tergantung pada berapa jumlah absolut
penduduk suatu daerah, misalnya di Marylan diperlukan 27 ribu tanda tangan,
sedangkan Illinois hanya 25 ribu tanda tangan dan Virgina cukup 10 ribu tanda
tangan.

B. Rumusan Masalah
Membuat Rangkuman Materi Sistem Politik Indonesia

C. Tujuan Pembelajaran
Mampu Mengerti dan memahami isi materi Sistem Politik Indonesia serta dapat
merangkum atau menyimpulkan materi-materi yang diberikan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
1. Sistem David Easton
Sistem politik bukanlah pemikiran ilmu biasa, pemikiran ini lahir dari sebuah
gagasan yang mendalam. Sehingga perjalanan politik sebagai suatu bagian terpenting
di dalam kehidupan manusia. Salah satu unsur yang ada pada sebuah negara adalah
sistem politik. Sistem politik mengatur bagaimana dinamika proses pengambilan
kebijakan dilaksanakan. Oleh karena itu, semakin teratur sistem politik suatu negara
apakah semakin efektif pengambilan suatu keputusan dan penyelenggaraan negara.
Sistem politik berbeda antara satu negara dengan negara lain dan sistem tersebut
bekerja dari prosesnya kematangan di suatu masyarakat. Berbicara mengenai urusan
politik, memanglah tak akan ada habisnya. Karena tujuannya juga banyak dan
bercabang sesuai dengan kepentingan masingmasing hal tersebut bukan tanpa alasan.
Dari semua tujuan politik pasti mempunyai tujuan bagi kebaikan negaranya.
Disamping itu pula ada sistem politik yang berlaku. Sistem politik itu terbentuk
karena ada sistem antara infrastruktur dan suprastruktur di dalamnya. Infrastruktur
diartikan sebagai masyarakat yang terdiri dari NGO atau LSM, pers dan sebagainya.
Sedangkan suprastruktur yaitu lembaga yang ada di dalam pemerintah seperti
eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
Maka kaitannya dari sistem yang sudah terbentuk memiliki fungsi yang berkaitan
untuk menciptakan output kesejahteraan rakyat namun memiliki kepentingan
masingmasing. Almond dalam Amelia Haryanti mengatakan bahwa pendekatan
struktural fungsional merupakan alat analisis yang diperlukan untuk membahas sistem
politik sebagai bagian dari sistem kehidupan manusia. Dengan demikian, bagian dari
subsistem merupakan sisi kehidupan manusia. Menurut David Easton sendiri sistem
politik adalah interaksi yang abstrak dari seluruh tingkah laku sosial sehingga nilai-
nilai tersebut diabadikan secara otoritas kepada masyarakat. Easton mengamati
kehidupan politik sebagai suatu jalinan interaksi tingkah laku manusia sebagai suatu
sistem. Adapun unsur dalam sistem politik merupakan tindakan yang ada
hubungannya dengan pembuatan dan pelaksanaan kebijakan. Input dalam sistem
politik berupa tuntutan (demand) dan dukungan (support) yang kemudian di konversi
dan menjadi output (keputusan atau kebijakan). Tanpa adanya input sistem politik
tidak akan berjalan. Lebih dari itu, tanpa adanya output kita tidak dapat
mengidentifikasi pekerjaan yang telah dihasilkan oleh sistem politik. Dalam
praktiknya, tidak memungkinkan suatu sistem politik yang signifikan yang mana
komponen yang sama melakukan aktivitas yang sama pada waktu yang bersamaan
pula.
Dalam politik, ditemukan beragam tindakan politik dengan perannya
masingmasing misalnya, legislatif, eksekutif, yudikatif, partai politik, sampai dengan
kelompok kepentingan dan kelompok penekan. Selanjutnya, integrasi dalam sistem.
Integrasi dalam sistem sebagai salah satu usaha untuk mengatur kekuatan dan
kegiatan sistem politik. Integrasi dalam suatu sistem politik ini dimungkinkan oleh
adanya kesadaran dari anggota suatu mekanisme yang bisa mengintegrasi bahkan
memaksa para anggota untuk bekerjasama walau dalam kadar yang minimal sehingga
mereka dapat membuat keputusan yang otoritatif. sistem politik secara umum yaitu
input, proses, output. Dapat dilihat bahwa bagaimana sistem politik dapat bekerja.
Adanya input yang berupa tuntutan dan dukungan, kemudian dilanjutkan dengan
konversi dan pada akhirnya menjadi output, berupa keputusan atau kebijakan. Setelah
menjadi output, ada umpan balik melalui lingkungan yang kemudian akan kembali
mempengaruhi input.
Dari penjelasan di atas bahwasannya aktor-aktor atau pemeran dalam proses
perumusan kebijakan merupakan bagian penting yang terintegrasi dalam sistem.
Banyak hal yang mempengaruhi sistem para aktor untuk memutuskan arah kebijakan
yang ada. Tekanan sosial politik, kondisi ekonomi, komitmen yang sudah terbentuk,
waktu yang terbatas merupakan faktor pembuat keputusan. Itu sebabnya banyak
kajian yang mengkaitkan produk kebijakan dalam sebuah sistem politik. Secara
singkat faktor tersebut dianggap pula sebagai penentu partisipasi politik. Dari
penjelasan diatas penulis berasumsi bahwa sebuah sistem dapat bekerja jika sistem
yang ada di dalamnya saling berkontribusi satu sama lain untuk kepentingan bersama.
Jika salah satu sistem terjadi ketimpangan maka sistem tersebut tidak akan berjalan
sebagaimana mestinya, sehingga tujuan yang ingin dicapai tercerai berai. suatu negara
mempunyai sistem untuk menjalankan roda pemerintahannya dengan adanya sebuah
input berupa penghubung komunikasi dari bawah ke atas yakni anggota masyarakat
yang menyampaikan tuntutan kepada penguasa politik. Sehingga dapat terjalinnya
arus komunikasi informasi yang mengalir dari masyarakat ke penguasa politik.
B. Ulasan Materi
1. Rangkuman Materi Sistem Politik Indonesia Bab 1-2
Sistem Politik Indonesia diartikan sebagai kumpulan atau keseluruhan berbagai
kegiatan dalam Negara Indonesia yang berkaitan dengan kepentingan umum termasuk
proses penentuan tujuan, upaya mewujudkan tujuan, pengambilan keputusan, seleksi
dan penyusunan skala prioritasnya. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana
semua warga negaranya memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang
dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi
baik secara langsung atau melalui perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan
pembuatan hukum. Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang
memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara. Reformasi
merupakan gerakan moral untuk menjawab ketidakpuasan dan keprihatinan atas
kehidupan politik, ekonomi, hukum, dan sosial. Reformasi bertujuan untuk menata
kembali kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang lebih baik
berdasarkan nilai luhur Pancasila.
Adapun unsur-unsur dalam sistem politik adalah Input, Konversi (Proses), Output,
Feedback, dan Lingkungan. Input berupa tuntutan dan dukungan, dua hal yang harus
diperhatikan dalam dukungan yaitu, wilayah dukungan seperti komunitas
politik,rezim,dan pemerintah,sedangkan untuk mekanisme dukungan yaitu Output dan
sosialisasi. Adapun pengertian konversi adalah berupa proses politik tersebut
sedangkan output feedback berupa keputusan dan kebijakan.
Lingkungan adalah semua sistem, baik sosial meupun fisik yang bukan
termasuk dalam sistem politik. Lingkungan terbagi menjadi 2 yaitu, lingkungan
dalam (intrasocietal) dan lingkungan luar (extrasocietal). Intrasocietal mencakup
perangkat tingkah laku, sikap, kepribadian serta gagasan baik dari lingkungan
ekonomi, budaya maupun struktur sosial. Extrasocietal mencakup semua sistem di
luar suatu sistem politik dan merupakan komponen fungsional dari masyarakat
internasional atau sebuah suprasistem. 4 sistem dalam lingkungan masyarakat yaitu,
sistem ekologi, sistem biologi, sistem kepribadian, dan sistem sosial.

2. Rangkuman Materi Sistem Politik Indonesia Bab 3-4


Pendekatan Struktural menurut Gabriel Almond adalah sistem politik
merupakan sistem interaksi yang terdapat dalam masyarakat yang artinya bebas
atau merdeka untuk melaksanakan fungsi-fungsi integrasi dan adaptasi (baik
dalam masyarakat ataupun berhadap-hadapan dengan masyarakat lannya.
Adapun 6 kapabilitas menurut Almond yaitu Ekstraktif, Regulatif, Distributif,
Simbolik, Responsif, Domestik, dan Internasional. Adapun 4 Ciri Sistem Politik
Almond,yaitu:
1. Sistem politik memiliki struktur dan lembaga politik.
2. Sistem politik menjalankan fungsi yang sama.
3. Struktur politik menjalankan fungsi tertentu.
4. Sistem politik merupakan sistem campuran apabila dilihat dari segi budaya

Adapun 6 struktur yang harus dimiliki sistem politik almond diantaranya,Kelompok


kepentingan,Partai politik,Badan legislatif,Badan eksekutif,Birokrasi,dan Badan
peradilan.

3. Rangkuman Materi Sistem Politik Indonesia Bab 5-6


Pluralisme Masyarakat, Pengertian Pluralisme Suatu paham atau pandangan
hidup yang mengakui dan menerima adanya KEMAJEMUKAN atau
KEANEKARAGAMAN dalam suatu kelompok masyarakat.Masyarakat majemuk
yakni suatu masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih elemen yang hidup sendiri
tanpa ada pembauran satu sama lain di dalam suatu kesatuan politik. Kemajemukan
dimaksud misalnya dilihat dari segi agama, suku, ras, adat-istiadat, dll.
Karakteristik Masyarakat majemuk Terjadinya segmentasi ke dalam bentuk

kelompok yang sering kali memiliki sub kebudayaan yang berbeda satu sama lain,

Memiliki struktur sosial yang terbagi ke dalam lembaga 2 yang bersifat non
komplementer. Karakter Sistem Sosial Budaya Rakyat Indonesia yang pluralistik
merupakan kenyataan, yang harus dilihat sebagai aset nasional, bukan resiko atau
beban. Tanah air Indonesia sebagai aset nasional yang terbentang dari Sabang sampai
Merauke merupakan semangat kebhinekaan.

4. Rangkuman Materi Sistem Politik Indonesia Bab 7-8


Masyarakat Sipil Indonesia/Masyarakat Madani, Masyarakat Madani adalah
masyarakat beradab dalam membangun,menjalin,memaknai kehidupannya.
Masyarakat madani adalah masyarakat yang berbudaya namun mampu berinteraksi
dengan dunia luar yang modern dan berkembang sehingga terus maju. Adapun
beberapa ciri-ciri masyarakat madani adalah Menjunjung tinggi
nilai,beradab,demokrasi, serta mengedepankan transparasnsi. Syarat2 menuju
masyarakat madani,yaitu:
1. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi
2. Mampu memenuhi kebutuhan pokok sendiri
3. Mantap mengandalkan sumber2 pembiayaan dalam negeri (berbasis kerakyatan)
4. Secara umum telah memiliki kemampuan ekonomi, sistem politik, sosial budaya
dan pertahanan keamanan yang dinamis, tangguh serta berwawasan global.

5. Rangkuman Materi Sistem Politik Indonesia Bab 9-10


Ekonomi Politik Indonesia, adalah campur tangan nya pemerintah dalam
proses ekonomi. Ekonomi Politik adalah ilmu yang memiliki hubungan dengan sosial
yang berbasis dengan dua disiplin ilmu yaitu, ekonomi dan politik. Caporaso dan
Levine (1993) Pada awalnya ekonomi politik dimaksudkan untuk memberi saran pada
penguasa dalam mengelola masalah ekonomi. Selanjutnya lebih diartikan sebagai
analisis ekonomi terhadap masalah politik. Kajian ini juga mempelajari institusi
politik sebagai entitas yang bersinggungan dengan pengambilan keputusan, berusaha
mempengaruhi pengambilan keputusan dan pilihan. Tujuan Ekonomi Politik Secara
garis besar dapat dikatakan bahwa tujuan ekonomi politik adalah pemerintah berusaha
untuk mencegah berbagai perkembangan-perkembangan yang tidak seimbang dan
diusahakan untuk mencegah atau memperbaiki gangguan-gangguan keseimbangan
yang terpenting.Beberapa tujuannya yaitu mengatasi pengangguran, menyetarakan
pendapatan secara adil, meningkatkan produktivitas dan hal lainnya. Di negara
berkembang, hubungan pembangunan politik bertolak belakang dengan pembangunan
ekonomi. Jika pembangunan politik semakin meningkat akan berbanding terbalik
dengan pembangunan ekonomi yang semakin merosot. Begitu pula sebaliknya.

6. Rangkuman Materi Sistem Politik Indonesia Bab 11-12


Partai Politik,Suatu kelompok yang terorganisir yang anggota2nya mempunyai
orientasi, nilai2 dan cita2 yang sama dengan tujuan memperoleh kekuasaaan politik
dan merebut kedudukan politik (biasanya), dengan cara konstitusional guna
melaksanakan kebijakan2 mereka. Sistem kepartaian ada seperti sistem partai tunggal,
sistem dwi-partai,dan sistem multi-pantai. Adapun fungsi partai politik menurut ahli
seperti Janos Simon yaitu,Fungsi sosialisasi politik,fungsi mobilisasi politik,fungsi
representasi politik,fungsi partisipasi politik,fungsi legitimasi politik,serta fungsi
aktivitas dalam politik. Adapun tipe partai ada partai elite dan partai massa. Adapun
pemilu,pemilu sangat penting karena Pemilu merupakan sarana perwujudan
kedaulatan rakyat. Pemilu merupakan sarana bagi pemimpin politik untuk
memperoleh legitimasi. Pemilumerupakan sarana bagi rakyat untuk berpartisipasi
dalam proses politik.Asas – asas pemilu seperti
bebas,langsung,umum,rahasia,jujur,dan adil.

7. Rangkuman Materi Sistem Politik Indonesia Bab 13-14


Lembaga Legislatif di Indonesia. Badan legislatif Struktur politik yang
mewakili rakyat Indonesia dalam menyusun UU serta melakukan pengawasan dan
implementasi UU oleh badan eksekutif dimana anggotanya dipilih melalui Pemilu.
Struktur politik yang termasuk ke dalam kategori ini adalah MPR, DPRD Tingkat I
(Provinsi) dan II (Kabupaten/Kota), DPR, dan DPD. Legislatif memiliki beberapa
kamar yaitu Jimly Asshiddiqie menyebut Indonesia setelah Amandemen ke-4 UUD
1945 menerapkan sistem Trikameral (sistem tiga kamar). Lembaga perwakilan terdiri
dari MPR, DPR, DPD. Adapun tugas dan wewenang MPR salah satunya adalah
Mengubah dan menetapkan undang-undang dan memeiliki wewenang untuk
Memberhentkan presiden dan wakil presiden. Adapun WEWENANG DAN FUNGSI
DPR,DPR adalah suatu struktur legislatif yang punya kewenangan membentuk UU.
Dalam membentuk UU tersebut, DPR harus melakukan pembahasan serta persetujuan
bersama Presiden. Fungsi-fungsi yang melekat pada DPR adalah : Fungsi
anggaran,Fungsi legislasi,fungsi pengawasan.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada sistem politik yang demokrasi, rakyat mempunyai hak untuk memilih para
wakil rakyat yang terhimpun dalam partai politik untuk duduk di parlemen, atau memilih
pemimpin yang akan memerintah negara atau daerah mereka. Sistem politik demokrasi
ini, juga tumbuh dan berkembang di Indonesia, sebagai salah satu negara yang terus
berbenah dalam sistem politik konstitusional menuju negara adil dan makmur.1 Pada
sistem politik demokrasi, setiap warga negara atau rakyat memiliki keistimewaan hak
politik, yakni hak untuk dipilih dan memilih. Hak dipilih dan memilih, merupakan
indikator penting atau standar dalam mengukur indeks implementasi demokrasi. Standar
itu pula yang menjadi pembeda atau membedakan antara demokrasi dan yang bukan
demokrasi. Sistem politik bukanlah pemikiran ilmu biasa, pemikiran ini lahir dari sebuah
gagasan yang mendalam. Sehingga perjalanan politik sebagai suatu bagian terpenting di
dalam kehidupan manusia. Salah satu unsur yang ada pada sebuah negara adalah sistem
politik. Pendekatan Struktural menurut Gabriel Almond adalah sistem politik merupakan
sistem interaksi yang terdapat dalam masyarakat yang artinya bebas atau merdeka untuk
melaksanakan fungsi-fungsi integrasi dan adaptasi (baik dalam masyarakat ataupun
berhadap-hadapan dengan masyarakat lannya. Adapun 6 kapabilitas menurut Almond
yaitu Ekstraktif, Regulatif, Distributif, Simbolik, Responsif, Domestik, dan Internasional.
Pluralisme Masyarakat, Pengertian Pluralisme Suatu paham atau pandangan hidup yang
mengakui dan menerima adanya KEMAJEMUKAN atau KEANEKARAGAMAN dalam
suatu kelompok masyarakat.Masyarakat majemuk yakni suatu masyarakat yang terdiri
atas dua atau lebih elemen yang hidup sendiri tanpa ada pembauran satu sama lain di
dalam suatu kesatuan politik. Kemajemukan dimaksud misalnya dilihat dari segi
agama, suku, ras, adat-istiadat, dll. Masyarakat Sipil Indonesia/Masyarakat Madani,
Masyarakat Madani adalah masyarakat beradab dalam membangun,menjalin,memaknai
kehidupannya. Masyarakat madani adalah masyarakat yang berbudaya namun mampu
berinteraksi dengan dunia luar yang modern dan berkembang sehingga terus maju.
Ekonomi Politik Indonesia, adalah campur tangan nya pemerintah dalam proses ekonomi.
Ekonomi Politik adalah ilmu yang memiliki hubungan dengan sosial yang berbasis

dengan dua disiplin ilmu yaitu, ekonomi dan politik. Partai Politik, Suatu kelompok yang

terorganisir yang anggota2nya mempunyai orientasi, nilai2 dan cita2 yang sama dengan
tujuan memperoleh kekuasaaan politik dan merebut kedudukan politik (biasanya), dengan
cara konstitusional guna melaksanakan kebijakan 2 mereka. Sistem kepartaian ada seperti
sistem partai tunggal, sistem dwi-partai,dan sistem multi-pantai. Lembaga Legislatif di
Indonesia. Badan legislatif Struktur politik yang mewakili rakyat Indonesia dalam
menyusun UU serta melakukan pengawasan dan implementasi UU oleh badan eksekutif
dimana anggotanya dipilih melalui Pemilu. Struktur politik yang termasuk ke dalam
kategori ini adalah MPR, DPRD Tingkat I (Provinsi) dan II (Kabupaten/Kota), DPR, dan
DPD. Legislatif memiliki beberapa kamar yaitu Jimly Asshiddiqie menyebut Indonesia
setelah Amandemen ke-4 UUD 1945 menerapkan sistem Trikameral (sistem tiga kamar).
Lembaga perwakilan terdiri dari MPR, DPR, DPD. Adapun tugas dan wewenang MPR
salah satunya adalah Mengubah dan menetapkan undang-undang dan memeiliki
wewenang untuk Memberhentkan presiden dan wakil presiden. Adapun WEWENANG
DAN FUNGSI DPR,DPR adalah suatu struktur legislatif yang punya kewenangan
membentuk UU.

B. Saran
Penulis berharap kepada seluruh pihak yang mempunyai komitmen terhadap
pengembangan ilmu kiranya dapat memberikan saran dan kritik yang bersifat ilmiah
dan konstruktif guna melengkapi makalah yang penulis yakin masih sangat jauh dari
kata kesempurnaan. Semoga pembahasan makalah ini tentang Rangkuman Materi
Sistem Politik Indonesia dapat menambah wawasan terhadap poltik yang ada di
Indonesia dan juga dapat menjadi pembelajaran dan pengerahuan tentang manfaat
politik dan lain lain yang berguna untuk pengetahuan kita semua.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/19028136/SISTEM_POLITIK_DI_INDONESIA

https://www.studocu.com/id/document/universitas-diponegoro/pengantar-ilmu-
politik/makalah-sistem-politik-indonesia/3536317

https://sipejar.um.ac.id/course/info.php?id=7804&lang=id

Anda mungkin juga menyukai