Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH MANAJEMEN STRATEGIK

“ KONSEP DASAR MANAJEMEN STRATEGIK”

OLEH : KELOMPOK 1

1. Aprilianisa Putri (1711211028)


2. Elsy Agusneli (1711211032)
3. Fitria Rahmi (1711211026)
4. Intan Suryani (1711212033)
5. Martina Vian Halawa (1711219001)
6. Mike Rasyadi (1711212044)
7. Nadia (1711211019)
8. Sherlyna Narkotopa (1711211023)
9. Suci Dwi Ananda (1711213044)
10. Sri Wahyuni (1711212009)
11. Tiara Amanda (1711212031)
12. Yonika Sari (1711213038)
13. Zilhasrati (1711212057)

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul ” Konsep Dasar Manajemen Strategik “.
Penyusunaan makalah ini ditujukan kepada Fakultas Kesehatan
Masyarakat sebagai pemenuhan syarat untuk menyelesaikan tugas makalah mata
kuliah Manajamen Strategik. Penyusunan makalah ini dilaksanakan atas kerja
sama antar anggota kelompok serta bimbingan dari dosen pengampu mata kuliah
ini. Serta kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu yang
telah memberikan bimbingan materi dalam pembelajaran sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Kami menyadari makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dan
masih jauh dari katan sempurna, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca, agar kelompok dapat mengoreksi kekurangan tersebut.
Demikianlah makalah ini kami buat semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
seluruh pembaca.

Padang, 18 Agustus 2019

Kelompok 1

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3
1.1 Latar Belakang..........................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5
2.1 Pengertian Manajemen Strategik...............................................................5
2.2 Kerangka Dasar Manajemen Strategik......................................................8
2.3 Dimensi-Dimensi Manajemen Strategik...................................................9
2.4 Proses Berpikir Strategik.........................................................................12
2.5 Perbedaan Strategi dan Taktik.................................................................13
2.6 Manfaat Manajemen Startegik................................................................15
2.7 Model Manajemen Strategik...................................................................18
2.8 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Strategik.....................19
2.9 Kaearakteristik Manajamen Strategik.....................................................22
BAB III PENUTUP...............................................................................................25
3.1 Kesimpulan..............................................................................................25
3.2 Saran........................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................26

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di zaman modern tugas manajer bukan hanya mengelola aktivitas
internal organisasi tapi juga harus menaggapi berbagai tantangan yang
berasal dari lingkungan eksternal organisasi, seperti pesaing, sumber daya
yang semakin langka, badan pemerintah dan berbagai peraturannya,
konsumen yang seleranya cepat berubah, kondisi ekonomi dan sosial,
prioritas politik, dan perkembangan teknologi yang harus diantispasi,
dimonitor, dan dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan. Untuk
menangani segala sesuatu yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan organisasi secara efektif, manajer melakukan proses
manajemen secara optimal di lingkungan yang kompetitif dengan
memaksimalkan antisipasi terhadap perubahan lingkungan.
Tujuan organisasi dapat tercapai dengan menyempurnakan proses-
proses manajemen terutama dalam perencanaan jangka panjang,
perencanaan, pemrograman dan penganggaran, serta kebijakan bisnis
digabungkan dengan peramalan lingkungan serta pertimbangan eksternal
dalam merumuskan dan mengimplementasikan rencana. Pendekatan
menyeluruh ini dikenal sebagai manajemen startegik.
Manajemen strategis adalah proses penetapan tujuan organisasi,
pengembangan kebijakan dan perencanaan untuk mencapai sasaran tersebut,
serta mengalokasikan sumber daya untuk menerapkan kebijakan dan
merencanakan pencapaian tujuan organisasi. Manajemen strategis
mengkombinasikan aktivitas-aktivitas dari berbagai bagian fungsional suatu
bisnis untuk mencapai tujuan organisasi.
Lingkungan dunia yang mengalami perubahan seperti adanya
globalisasi, control masyarakat, perkembangan teknologi, memberikan
dampak bagi perkembangan suatu negara maupun bisnis. Control
masyarakat terhadap pelaksanaan kegiatan pemerintahan maupun

3
perusahaan, sehingga pemerintah maupun pemimpin perusahaan tidak dapat
membuat kebijakan yang mengabaikan kepentingan masyarakat.
Pertimbangan global praktis berdampak pada keputusan strategis,
batas-batas negara diabaikan.Untuk mengetahui dan menghargai dunia dari
perspektif orang lain telah menjadi masalah hidup atau mati untuk bisnis.
Dengan demikian perlu adanya kegiatan dalam pengambilan keputusan
yang disesuaikan antara kemampuan yang dimiliki dengan lingkungan yang
ada di sekitar sehingga perlunya adanya manajemen strategik.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana definisi dari manajemen strategik?
1.2.2 Bagaimana karakteristik manajemen strategik?
1.2.3 Bgaimana kerangka dasar manajemen strategik?
1.2.4 Bagaimana bentuk dan proses berpikir strategik?
1.2.5 Bagaimana perbedaan strategi dan taktik?
1.2.6 Bagaimana manfaat dari manajemen strategik?
1.2.7 Apa saja dimensi-dimensi dalam manajemen strategik?
1.2.8 Bagaimana model manajemen strategik?
1.2.9 Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen strategik dalam
rancang bangun manajemen strategik

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Unttuk mengetahui dan memahami definisi dari manajemen strategik
1.3.2 Unttuk mengetahui dan memahami karakteristik manajemen strategik
1.3.3 Unttuk mengetahui dan memahami kerangka dasar manajemen strategik
1.3.4 Unttuk mengetahui dan memahami bentuk dan proses berpikir strategik
1.3.5 Unttuk mengetahui dan memahami perbedaan strategi dan taktik
1.3.6 Unttuk mengetahui dan memahami manfaat dari manajemen strategik
1.3.7 Unttuk mengetahui dan memahami dimensi-dimensi dmanajemen strategik
1.3.8 Unttuk mengetahui dan memahami model manajemen strategik
1.3.9 Unttuk memahami faktor yang mempengaruhi manajemen strategik

4
BAB II
PEMBAHASAN

1.4 Pengertian Manajemen Strategik


Pencapaian tujuan organisasi diperlukan alat yang berperan sebagai
akselerator (pemercepat) dan dinamisator (pendorong) sehingga tujuan
dapat tercapai secara efektif dan efisien. Sejalan dengan hal tersebut,
strategi diyakini sebagai alat untuk mencapai tujuan. Dalam
perkembangannya konsep mengenai strategi mengalami perkembangan
yang cukup signifikan. Hal tersebut antara lain ditandai dengan berbagai
definisi para ahli yang merujuk pada strategi.
Kata “Strategi” berasal dari bahasa Yunani yaitu “Strategos” yang
terdiri dari dua suku kata yaitu “Stratos” yang berarti Militer dan “Ag” yang
berarti Memimpin. Manajemen Strategik adalah sekumpulan keputusan dan
tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan
(implementasi) rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran-
sasaran perusahaan. Manajemen strategik diterapkan dalam bisnis atau
badan usaha agar bisnis atau badan usaha berjalan dengan baik dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal tersebut antara lain ditandai
dengan berbagai definisi dari para ahli, yaitu :
- Manajemen strategik adalah proses yang berkesinambungan dimulai
dari perumusan strategi, dilanjutkan dengan pelaksanaan kemudian
bergerak ke arah suatu peninjauan kembali dan penyempurnaan
strategik tersebut, karena keadaan di dalam dan di luar perusahaan atau
organisasi yang selalu berubah.
- Menurut Fred R.David (2004:5), Manajemen Strategik adalah ilmu
mengenai perumusan, pelaksanaan dan evaluasi keputusan-
keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi mencapai
tujuannya. Manajemen strategik merupakan arus keputusan dan
tindakan yang mengarah pada perkembangan suatu strategi atau
strategi-strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran
perusahaan.

5
- Proses manajemen strategik adalah suatu cara dengan jalan bagaimana
para perencana strategi menentukan sasaran dan membuat kesimpulan
strategi. Manajemen strategik adalah untuk merencanakan suatu arah
bagi perusahaan (Freeman,1995:52).
- Menurut Husein Umar (1999:86), Manajemen strategik adalah ilmu
dan kiat tentang perumusan (formulating), pelaksanaan
(implementing), dan evaluasi (evaluating). Keputusan-keputusan
strategik antar fungsi-fungsi manajemen yang memungkinkan
organisasi mencapai tujuan-tujuan masa depan secara efektif dan
efisien.
- Perumusan strategi (perencanaan strategik) dan pelaksanaan strategi
serta pengendalian dan evaluasi. Karena itu studi tentang “manajemen
strategik menekankan pada pemantauan dan evaluasi peluang serta
ancaman lingkungan berdasarkan analisis kekuatan dan kelemahan
organisasi. Manajemen strategik menekankan pada pengamatan dan
evaluasi peluang dan ancaman lingkungan dengan melihat kekuatan
dan kelemahan perusahaan (Hunger, 2003: 4).
- Menurut Alex Miller dalam Supratikno (2003:11), manajemen strategik
sebaiknya tidak dipahami sebagai “tugas”, tetapi dipahami sebagai
suatu “disiplin”. Dengan demikian, manajemen strategik bukan tugas
sekelompok orang dalam organisasi, melainkan sebagai suatu metode
berpikir yang sebaiknya dimiliki oleh setiap karyawan organisasi.
- Manajemen strategik dapat diartikan sebagai usaha manajerial
menumbuh kembangkankekuatan perusahaan untuk mengeksploitasi
peluang bisnis yang muncul guna mencapai tujuan perusahaan yang
telah ditetapkan sesuai dengan misi yang telah ditentukan
(Muhammad, 2000:6).
- Manajemen strategik menekankan perhatiannya pada penempatan
organisasi dalam kaitannya dengan lingkungan yang sedang berubah
dan harapan-harapan yang berpengaruh (Yusanto, 2002: 119).
- Manajemen strategik menurut Nawawi dalam Akdon (2007:10) bahwa
manajemen strategi adalah perencanaan berskala yang berorientasi
pada jangkauan masa depan yang jauh (visi), dan ditetapkan sebagai

6
keputusan manajemen puncak (keputusan yang bersifat mendasar dan
prinsipil), agar memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif
(misi), dalam usaha menghasilkan sesuatu (perencanaan operasional
untuk menghasilkan barang atau jasa serta pelayanan) yang berkualitas,
dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan dan berbagai
sasaran organisasi. Visi memberikan arah terhadap usaha apapun
(O’Connor, 2003: 85).
- Pendapat selanjutnya diungkapkan oleh Hawawi dalam Akdon
(2007:10) bahwa manajemen strategik adalah proses atau rangkaian
kegiatan pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan
menyeluruh, disertai penetapan cara melaksanakannya, yang dibuat
oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran di
dalam suatu organisasi, untuk mencapai tujuannya.
Dari beberapa definisi tentang manajemen strategik yang ada,
menurut penulis manajemen strategik adalah menggabungkan pola berfikir
strategik dengan fungsi-fungsi manajemen, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen
strategik adalah usaha manajerial menumbuh kembangkan kekuatan
perusahaan untuk mengeksploitasi peluang bisnis yang muncul guna
mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sesuai dengan misi yang
telah ditentukan pengertian ini juga mengandung implikasi bahwa
perusahaan-perusahaan mengurangi kelemahannya, dan berusaha
melakukan adaptasi dengan lingkungan bisnisnya.
Implikasi dari berbagai paradigma baru ialah makin pentingnya
penguasaan berbagai teori manajemen strategik dan menerapkannya secara
tepat dalam mengelola organisasi ini penting bagi manajer masa kini dan
masa yang akan datang. Meskipun memiliki ciri-ciri yang berbeda,
manajemen bisnis berpengaruh pula dan dapat diterapkan dalam organisasi
publik dan organisasi non profit.

9 Tugas penting Manajemen Strategik :

7
1) Merumuskan misi perusahaan, purpose, filosofi goal
2) Mengembangkan profil perusahaan yang mencerminkan kondisi
internal dan kapabilitasnya
3) Menilai lingkungan ekstern perusahaan : asing dan umum
4) Menganalisis opsi perusahaan dengan mencocokkan sumber dayanya
dengan lingkungan eksternal
5) Mengidentfikasi opsi yang paling dikehendaki dengan mengevaluasi
setiap opsi yang ada berdasarkan misi perusahaan
6) Memilih seperangkat sasaran jangka panjang dan strategi umum
7) Mengembangkan sasaran tahunan dan strategi jangka pendek yang
sesuai dengan sasaran jangka panjang dan strategi umum yang dipilih
8) Mengimplementasikan pilihan strategik dengan cara mengalokasikan
sumber daya anggaran yang menekankan pada kesesuaian antara tugas,
SDM, struktur, teknologi dan sistem imbalan
9) Mengevaluasi keberhasilan proses strategik

1.5 Kerangka Dasar Manajemen Strategik


Kerangka dasar manajemen Strategis mempunyai 3 tahapan yang
mana masing-masing tahapan mempunyai sub-sub tahapan. Tahapan-
tahapan tersebut adalah sebagai berikut.
a. Arsitektur strategi
Pada proses ini dilakukan sintesis terhadap masukan strategi baik
berupa arah maupun besaran. Proses ini merupakan konstruksi dari
strategi dan lebih kepada proses “apa”-nya strategi. Tahapan ini terdiri dari
3 bagian, yaitu:
1) destinasi strategis, yaitu proses untuk mendefinisikan serta melakukan
sintesis ke mana arah strategi yang akan dibangun. biasanya berupa visi
dan misi suatu organisasi;
2) pemikiran strategis, yaitu proses analisis dari lingkungan organisasi baik
internal maupun eksternal;
3) formasi strategis, yaitu proses formasi strategi berdasarkan arah dan posisi
yang didapatkan dari destinasi dan pemikiran strategis.
b. Transformasi strategi

8
Tahapan ini terdiri dari proses komunikasi strategi dan membuat
ukuran-ukuran yang sesuai, dan menyelaraskan dengan strategi.
Kemudian, menyangkut penyelarasan setelah implementasi.
c. Implementasi strategi
Merupakan proses pelaksanaan strategi yang melibatkan seluruh
sumber daya yang dimiliki oleh organisasi. Sebagai konsep dasar dalam
memahami manajemen strategis, terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan, yaitu:
1) manajemen strategis merupakan sebuah proses;
2) sebagai sebuah proses, manajemen strategis senantiasa berkesinambungan;
3) karena lingkungan organisasi yang terus berubah maka organisasi harus
terus menerus dimodifikasi untuk memastikan bahwa tujuan yang ingin
dicapai dapat terlaksana.

1.6 Dimensi-Dimensi Manajemen Strategik


a. Dimensi Keikutsertaan Manajemen Puncak
Manajemen strategik yang dimulai dengan menyusun rencana
strategik merupakan pengendalian masa depan organisasi, agar eksistensi
sesuai dengan visinya dapat diwujudkan, baik pada organisasi. Rencana
strategik harus mampu mengakomodasi seluruh aspek kehidupan
organisasi yang berpengaruh pada eksistensinya di masa depan merupakan
wewenang dan tanggung jawab manajemen puncak. Keikutsertaan
pimpinan puncak dalam merumuskan rencana strategik dan rencana
operasional sangat penting artinya, karena realisasinya sangat tergantung
pada kewenangan dan tanggung jawabnya, baik di dalam maupun di luar
organisasi. Untuk itu manajemen puncak sesuai kewenangan dan
tanggung jawabnya itu harus mampu memprediksi bahwa rencana
strategik dan rencana operasional dapat dilaksanakan.
b. Dimensi Pendayagunaan Sumber-sumber
Manajemen strategik sebagai kegiatan manajemen tidak dapat
melepaskan diri dari kemampuan mendayagunakan berbagai sumber
daya yang dimiliki, agar secara terintegrasi terimplementasikan dalam
fungsi-fungsi manajemen ke arah tercapainya sasaran yang ditetapkan di
dalam setiap rencana operasional, dalam rangka mencapai tujuan strategik

9
melalui pelaksanaan misi untuk mewujudkan visi organisasi. Sumber daya
tersebut sudah dikemukakan di dalam uraian, terdiri dari sumber daya
material khususnya berupa sarana dan prasarana, sumber daya finansial
dalam bentuk alokasi dana untuk setiap program dan proyek, sumber daya
manusia, sumber daya teknologi, dan sumber daya informasi. Semua
sumber daya ini sebenarnya dapat dikategorikan sebagai bagian dimensi
internal, dalam rangka evaluasi diri atau analisis internal harus diketahui
secara tepat kondisinya, baik melalui analisis kuantitatif, analisis
kualitatif atau analisis SWOT. Sejalan dengan dimenasi internal dan
eksternal tersebut diatas, dibawah ini diketengahkan untuk
mengintegrasikan sumber daya dalam manajemen strategik.
c. Dimensi Waktu dan Orientasi Masa Depan
Manajemen strategik dalam mempertahankan dan
mengembangkan eksistensi suatu organisasi berpandangan jauh ke masa
depan, dan berperilaku proaktif dan antisipatif terhadap kondisi masa
depan yang diprediksi akan dihapadi. Antisipasi masa depan tersebut
dirumuskan dan ditetapkan sebagai visi organisasi yang akan diwujudkan
10 tahun atau lebih di masa depan. Visi dapat diartikan sebagai “kondisi
ideal yang ingin dicapai dalam eksistensi organisasi di masa depan”. Visi
organisasi secara sederhana dapat diartikan sebagai sudut pandang ke
masa depan dalam mewujudkan tujuan strategik organisasi yang
berpengaruh langsung pada misinya sekarang dan di masa depan.
Sehubungan dengan itu misi organisasi pada dasarnya berarti keseluruhan
tugas pokok yang dijabarkan dari tujuan strategik untuk mewujudkan visi
organisasi.
Dengan kata lain misi organisasi adalah bidang atau jenis kegiatan
yang akan dijelajahi atau dilaksanakan secara operasional untuk jangka
waktu panjang oleh sebuah organisasi dalam merealisasikan tujuan
strategiknya, yang setelah secara keseluruhannya tercapai berarti visi
organisasi juga terwujud. Misi organisasi dengan mudah diketahui melalui
jawaban atas pertanyaan: “apa kegiatan yang sedang atau segera
dilaksanakan secara operasional di lingkungan sebuah organisasi?”. Untuk

10
itulah diperlukan kemampuan memprediksi masa depan dalam bidang
yang menjadi tugas pokok (misi) organisasi.
d. Dimensi Internal dan Eksternal
Dimensi internal adalah kondisi organisasi pada saat sekarang,
berupa kekuatan, kelemahan, peluang dan hambatan, yang harus diketahui
secara tepat untuk merumuskan rencana strategik yang berjangka panjang.
Untuk itu perlu dilakukan kegiatan evaluasi diri antara lain dengan
menggunakan analisis kuantitatif dengan menggunakan perhitungan-
perhitungan statsitik, menggunakan data kuantitatif yang tersedia dalam
sistem informasi manajemen atau menggunakan analisis kualitatif dapat
dilakukan dengan berbagai cara, salah satu diantaranya dengan
menggunakan analisis SWOT. Analisis internal atau evaluasi diri ini tidak
dilakukan sekali untuk selama-lamanya, tetapi harus dilakukan secara
berkesinambungan, sekurang-kurangnya setelah melaksanakan setiap
rencana operasional untuk mengetahui pencapaian sasarannya, sebagai
masukan dalam mengenali kondisi organisasi.
e. Dimensi Multi Bidang
Manajemen strategik sebagai sistem pengimplementasiannya harus
didasari dengan menempatkan organisasi sebagai satu sistem. Berarti
sebuah organisasi akan dapat menyusun rencana strategik dan rencana
operasional. Jika tidak memiliki keterikatan atau ketergantungan sebagai
bawahan pada organisasi lain sebagai atasan. Dalam kondisi sebagai
organisasi bawahan berarti tidak memiliki kewenangan penuh dalam
memilih dan menetapkan visi, misi, tujuan dan strategi.
Manajemen strategik berdimensi multi bidang, kegaitan awalnya
dimulai dari menyusun rencana strategik sampai pada pelaksanaan
pekerjaan yang mengharuskan dilakukannya pengintegrasian program
berkelanjutan dengan proyek tahunan yang berbeda-beda, agar terus
menerus terarah pada sasaran dan tujuan strategik guna mewujudkan visi
yang diinginkan organisasi (Nawawi, 2005: 153-171)

1.7 Proses Berpikir Strategik


Hal ini dicirikan oleh pemahaman tentang pentingnya faktor waktu
(lalu, kini, dan esok), proses kontinu (siklus) dan iteratif (sekuens

11
pembelajaran) dalam mengidentifikasi kegiatan yang menjanjikan ke depan
yang berbasis pada pemetaan kemampuan (superioritas) yang dimiliki
(sumber daya seperti SDA, SDM, dan SDB) dengan secara komprehensif
memperhatikan faktor-faktor makro seperti politik, ekonomi, teknologi dan
sosial budaya, di samping upaya pembelajaran organisasi dalam menuju
daya saing secara parsial ataupun utuh.
Realisasi berpikir strategik dapat ditunjukkan oleh konsep masukan,
proses dan luaran dalam mengelola perubahan menurut peluang maupun
ancaman yang ditemui sesuai dengan fasefase berikut: pembentukan
kelompok kerja, inventarisasi kegiatan, keterlibatan unit kerja dan status
kegiatan. Hal tersebut dalam praktiknya didukung oleh konsepkonsep
strategi, baik yang klasik (siklus hidup produk dan SWOT), modern (BCG/
Shell, A.D. Little, McKinsey, PIMS, SRI dan Porter) dan alternatif
(PRECOM) yang dalam implementasinya sangat ditentukan oleh besar-an
dimensinya (2-5) atau tema tertentunya.
Cara berpikir strategis juga sangat penting karena merupakan sebuah
langkah awal untuk memahami dan mengimplementasikan manajemen
strategis selanjutnya. Oleh karena itu, apabila Anda hendak menerapkan
manajemen strategis, terlebih dahulu Anda harus mengubah cara berpikir
dengan cara berpikir yang strategis pula. Berikut ini adalah sebuah tahapan
cara berpikir strategis yang bisa menjadi contoh untuk Anda.
a. Identifikasi masalah
Sebagai tahap awal dari cara berpikir strategis adalah berusaha untuk
mengidentifikasi masalah-masalah strategis yang muncul dengan cara
melihat gejala-gejala yang mengikutinya. Seseorang sangat sering
menganggap bahwa gejala itu identik dengan masalah sehingga
mengakibatkan penyelesaian/solusi yang dibuat tidak dapat menyelesaikan
masalah tersebut. Proses identifikasi tersebut dapat dilakukan dengan
mengadakan brainstroming atau polling pendapat sebagai salah satu jalan.
b. Pengelompokan masalah
Dari tahapan identifikasi masalah di atas biasanya sering muncul
masalah baru yang beraneka ragam. Untuk mempermudah cara
pemecahannya, seseorang perlu mengelompokkan/mengklasifikasikan

12
masalah-masalah sesuai sifat atau karakter tujuan pengelompokan masalah
tersebut.
c. Proses abstraksi
Setelah kelompok masalah terbentuk, tahap berikutnya adalah
melakukan identifikasi masalah-masalah yang crusial dari tiap kelompok.
Selanjutnya, dilakukan analisis terhadap masalah tersebut dalam rangka
mencari faktor-faktor penyebab atau pemicu timbulnya masalah. Tahap ini
memerlukan ketelitian dan kesabaran karena dari faktor-faktor itu akan
disusun bersamaan dengan cara/metode pemecahannya.
d. Penentuan cara pemecahan masalah
Setelah tahap abstraksi selesai dilakukan, tentukanlah cara yang
paling tepat untuk menyelesaikan/memecahkan masalah yang telah
teridentifikasi pada tahap pertama. Metode atau cara penyelesaian masalah
ini haruslah konkret dan lebih spesifik.
e. Perencanaan untuk implementasi
Tahap-tahap berpikir strategis di atas merupakan langkah penting
yang harus dilakukan seseorang dalam rangka penerapan metode/cara
pemecahan masalah dalam berpikir strategis

1.8 Perbedaan Strategi dan Taktik


Salah satu cara yang mudah untuk melihat perbedaan antara
keduanya adalah seperti berikut: Pada saat kita memutuskan “apa” yang
seharusnya dikerjakan, kita memutuskan sebuah strategi. Sedangkan jika
kita memutuskan “bagaimana” untuk mengerjakan sesuatu, itulah yang
disebut taktik. Dengan kata lain, menurut Dracker dalam Wahyudi (1996),
strategi adalah mengerjakan sesuatu yang benar (doing the right things) dan
taktik adalah mengerjakan sesuatu dengan benar (doing the things right).
Ketika Christopher Columbus akan ke pergi ke India, ia berkeinginan
menemukan jalan pintas (strategi), yaitu dengan memutuskan untuk berlayar
ke arah barat bukannya ke timur (taktik).
Menurut Karl Von Clausewitz, strategi merupakan suatu seni
menggunakan pertempuran untuk memenangkan suatu perang sedangkan
taktik adalah seni menggunakan tentara dalam sebuah pertempuran. Dalam
bisnis, taktik merupakan sekumpulan program-program kerja yang dibentuk

13
untuk melengkapi strategi bisnis. Gambar 1.1 berikut memberikan ilustrasi
perbedaan antara strategi dengan taktik (Wahyudi,1996).

Masih menurut Karl Von Clausewitz maupun Peter Drucker,


perbedaan antara strategi dan taktik adalah seperti yang dikutip Wahyudi
berikut ini.

Strategi Taktik

Bagaimana
Apa yang harus kita kerjakan  mengerjakannya
Mengerjakan sesuatu
 Mengerjakan sesuatu yang  dengan
Benar Benar
Menggunakan Menggunakan tentara
 pertempuran  untuk
untuk memenangkan memenangkan pertempuran
Peperangan

14
Dapat disimpulkan bahwa taktik merupakan penjabaran operasional
jangka pendek dari strategi agar strategi tersebut dapat diterapkan. Karena
strategi adalah alat bagaimana untuk mencapai tujuan organisasi
publik/perusahaan publik yang dalam hal ini untuk manajemen pemerintahan,
strategi memiliki beberapa sifat yang beberapa di antaranya dapat dijelaskan
di bawah ini:

a. menyatu (unified), yaitu menyatukan seluruh bagian-bagian dalam organisasi


publik/perusahaan publik atau dalam manajemen pemerintahan;
b. menyeluruh (comprehensif), yaitu mencakup seluruh aspek dalam organisasi
publik/perusahaan publik atau dalam manajemen pemerintahan;
c. integral (integrated), yaitu seluruh strategi akan cocok/sesuai untuk seluruh
tingkatan (corporate, business dan functional)

1.9 Manfaat Manajemen Startegik


Manfaat yang dapat diperoleh organisasi baik publik maupun bisnis
dengan menerapkan manajemen strategis adalah:

a. meningkatkan performa organisasi;


b. memperbaiki proses manajemen dan partisipasi di dalam organisasi;
c. memperbaiki pengambilan keputusan;
d. memperbaiki sikap, disiplin, dan motivasi individu di dalam organisasi;
e. memperbaiki antisipasi dan kepedulian terhadap masa depan dan peluang
yang terjadi;
f. menentukan batas usaha/bisnis/kewenangan yang akan dilakukan;
g. menjaga kebijakan yang taat asas dan sesuai.
h. Sebagai kegiatan perumusan (formulasi) strategi memperkuat kemampuan
perusahaan mencegah masalah.

i. Keputusan strategik yang didasarkan pada hasil kelompok merupakan


alternatif terbaik.

15
j. Keterlibatan karyawan dalam perumusan strategi meningkatkan
pemahaman karyawan tentang hubungan produktivitas-imbalan, sehingga
mempertinggi motivasi.

k. Berkurangnya kesenjangan dan overlap kegiatan diantara karyawan, dan


memperjelas peran masing-masing.

l. Berkurangnya penolakan terhadap perubahan

Manfaat manajemen strategi menurut Pearce and Robinson (1997)adalah:

a. mengantisipasi peluang dan ancaman dari perubahan lingkungan pada


masa mendatang;
b. gambaran pada anggota organisasi tentang arah dan tujuan organisasi pada
masa mendatang;
c. memonitor apa yang terjadi dalam organisasi sehingga apabila organisasi
tersebut menghadapi masalah, dapat dengan segera diketahui akar
permasalahannya yang akan memudahkan untuk mencari solusinya.

Manajemen strategik menjadikan organisasi lebih proaktif dari


pada reaktif dalam membentuk masa depannya, manajemen strategik
menjadikan organisasi untuk memulai dan mempengaruhi aktivitas dari
pada hanya merespon dan pada akhirnya dapat menggunakannya untuk
mengontrol secara penuh jalan hidupnya. Berdasarkan sejarah, manfaat
utama dari manajemen strategik adalah membantu organisasi merumuskan
strategi yang lebih baik melalui penggunaan yang lebih pada pendekatan
yang sistematis, logis, dan rasional pada pilihan strategi.

a. Keuntungan Financial\
Penelitian mengindikasikan bahwa organisasi yang menggunakan konsep
manajemen strategik lebih menguntungkan dan berhasil dari pada yang
tidak. Perusahaan yang menggunakan konsep manajemen strategik
menunjukkan peningkatan signifikan dalam penjualan, keuntungan, dan
produktivitas dari pada perusahaan yang tidak menggunakan aktivitas
perencanaan sistematik.
b. Keuntungan Non fiinansial

16
Selain membantu perusahaan menghindari kematian financial,
manajemen strategik menawarkan keuntungan nyata lainnya, seperti
penguatan kesadaran akan ancaman luar, pemahaman yang meningkat
terhadap strategi pesaing, peningkatan produksi pekerja, pengurangan
perlawanan untuk berubah dan pemahaman yang jelas akan hubungan
performa dengan upah.
Greenly menyatakan bahwa manajemen stratejik menawarkan
keuntungan sebagai berikut:

1. Memberikan identifikasi, prioritas, dan eksploitasi terhadap kesempatan.

2. .Menyediakan pandangan objektif terhadap masalah manajemen.

3. .Menggambarkan kerangka kerja untuk peningkatan aktivitas koordinasi


dan pengawasan.

4. .Meminimalisasi efek buruk dari kondisi dan perubahan.

5. Memberikan keputusan besar secara lebih mendukung tujuan yang telah


ditetapkan.

6. Memberikan alokasi waktu dan sumber daya yang lebih efektif untuk
mencari peluang.

7. Menyediakan sumber daya dan waktu yang lebih sedikit yang dipakai
untuk mengoreksi kekeliruan atau keputusan khusus.

8. .Membuat kerangka kerjauntuk komunikasi internal antaranggota.

9. .Membantu mengintegrasikan perilaku individu hingga ke upaya total.

10. .Menyediakan dasar untuk menjelasakan tanggung jawab individu.

11. .Mendorong pemikiran maju.

12. .Menyediakan pendekatan yang koperatif, terintegrasi, dan antusias


untuk menangani masalah dan peluang.

13. .Mendorong sikap yang menyenangkan terhadap perubahan

14. .Memberikan tingkat kedisiplinan dan formalitas pada urusan manajemen

17
1.10 Model Manajemen Strategik

1.11 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Strategik


Manajemen strategik adalah manajemen puncak dalam suatu
organisasi yang harus mampu merumuskan dan menentukan strategi
organisasi sehingga organisasi yang bersangkutan tidak hanya mampu
mempertahankan eksistensinya, akan tetapi tangguh melakukan
penyesuaian dan perubahan yang diperlukan sehingga organisasi semakin
meningkat efektifitas dan produktivitasnya. Untuk mewujudkan situasi
demikian para anggota manajemen puncak harus menguasai manajemen
strategik yang tepat dan cocok bagi organisasi yang dipimpinnya. Faktor-
faktor yang harus dijadikan petunjuk antara lain :

1. Tipe dan Struktur Organisasi


Setiap organisasi memiliki “kepribadian” yang khas. Tipe dan
struktur yang dipilih untuk digunakan harus dikaitkan dengan
“kepribadian” dimaksud. Pemilihan tipe dan struktur organisasi akan
berdampak pada kinerja dan pencapaian tujuan sebuah organisasi. Karena

18
tipe dan struktur organisasi tidak hanya sebagai sebuah identitas formal
organisasi, namun uga harus bisa menjelaskan pola interaksi dan perilaku
organisasi tersebut.
Dengan demikian, tipe dan struktur akan menentukan proses
manajemen organisasi tersebut. Organisasi pemerintah daerah sebagai
contoh, sebelum diberlakukannya otonomi daerah, tipe dan struktur
organisasi pemerintah daerah lekat dengan hierarki dan rantai komando
yang kuat sampai ke bawah. Hal ini mengakibatkan manajemen pemerintah
daerah sangat bergantung pada pemerintah pusat. Akan tetapi, setelah
diberikannya otonomi, daerah secara mandiri harus mengatur jalannya roda
pemerintahan. Mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan sampai
pembiayaan harus berasal dari daerah itu sendiri. Hubungan antara strategi
dan struktur ini diperkuat oleh buku yang berjudul Strategy and Structure
karya Alfred Chandler seorang Profesor dari Harvard University. Buku
tersebut sangat berpengaruh terhadap perkembangan manajemen strategis
pada tahun 1950-an.

2. Gaya Manajerial
Seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya bahwa
manajemen strategis sangat dipengaruhi oleh pimpinan puncak. Oleh karena
itu, tipe kepemimpinan dan gaya manajerial seorang pimpinan akan
mempengaruhi format manajemen strategis yang akan dijalankan. Sebagai
contoh, tipe kepala daerah yang otoriter dan demokratis akan menentukan
pola manajemen pemerintah. Tipe kepala daerah yang otoriter tidak akan
memberikan peluang kepada bawahan untuk berkembang dan maju karena
semua strategi dan keputusan ada di tangannya, bawahan hanya sebagai
pelaksana. Hal ini akan berbeda dengan tipe pemimpin yang demokratis.
Seorang pemimpin dengan tipe demokratis akan melibatkan para
bawahannya dalam menentukan kebijakan, sehingga dengan strategi seperti
itu, para pegawainya akan merasa lebih dihargai dan mempunyai
kesempatan yang luas untuk maju.
Akan tetapi, perlu diingat bahwa satu tipe kepemimpinan pada
implementasinya tidak ada yang cocok untuk semua situasi, artinya satu tipe

19
kepemimpinan biasanya hanya cocok untuk satu situasi tertentu. Jadi, semua
tipe kepemimpinan pada hakikatnya hanya akan cocok pada satu situasi
tertentu sesuai situasi ruang dan waktunya.
3. Kompleksitas Lingkungan eksternal
Ketika sebuah organisasi mengaku dirinya sebagai organisasi yang
modern dan terbuka, tentunya ia tidak dapat menghindar dari situasi yang
ada di sekitarnya yang secara langsung maupun tidak langsung dapat atau
sangat mempengaruhi organisasi, termasuk juga organisasi pemerintahan
daerah. Tantangan terbesar sebuah organisasi adalah menghadapi
lingkungan yang selalu berubah dan tidak terduga atau tidak dapat duga
sebelumnya, seperti kondisi politik nasional, ekonomi nasional maupun
global yang terjadi saat ini. Hal ini menuntut seorang pemimpin harus
mampu membaca situasi tersebut agar dapat menyesuaikan dengan
lingkungan. Dengan situasi yang seperti itu, pemimpin harus menerapkan
manajemen yang fleksibel sesuai dengan perubahan dan tentu saja didukung
dengan fondasi yang cukup kuat. Alasannya adalah manajemen yang terlalu
fleksibel dan sering berubah-rubah tanpa ditopang oleh fondasi yang kuat
maka akan membuat organisasi tersebut selalu dalam keadaan instabilitas.
4. Kompleksitas Proses Produksi
Pada organisasi bisnis, proses produksi akan menghasilkan barang
dan jasa. Dalam organisasi publik, dalam hal ini organisasi pemerintahan
daerah, proses produksi dapat diartikan sebagai pemberian pelayanan
kepada masyarakat atau pemberian “pelayanan jasa”. Mengapa proses
produksi/pelayanan mempengaruhi manajemen? Dalam organisasi bisnis,
untuk perusahaan yang masih dalam kategori kecil/sederhana sampai
dengan menengah, maka langkah yang akan diambil adalah memanfaatkan
tenaga manusia dalam jumlah yang sedikit. Akan tetapi, untuk perusahaan
yang digolongkan dalam kategori atas dengan kompleksitas yang tinggi,
maka langkah yang diambil bisa saja akan menerapkan teknologi tinggi dan
canggih serta semuanya dijalankan dengan komputerisasi sehingga tenaga
manusia akan sedikit tergeser. Pada organisasi publik, dalam hal ini
organisasi pemerintahan daerah, kompleksitas jenis pelayanan akan

20
membuat pemerintah menerapkan manajemen yang berbeda
karakteristiknya, yaitu karakter organisasi pelayanan jasa. Walaupun jenis
pelayanan sangat kompleks akan tetapi pemerintah harus memberikan
pelayanan yang optimal kepada masyarakat.
5. Hakikat Permasalahan yang Dihadapi
Jika dikatakan bahwa strategi merupakan keputusan dasar yang
diambil oleh manajemen puncak, salah satu implikasi pernyataan tersebut
bahwa manajemen puncak harus merupakan orang-orang yang cekatan
memecahkan masalah, terlepas apakah masalah itu rumit dan mempunyai
dampak kuat untuk jangka panjang atau relative sederhana, dengan
dampak yang tidak kuat dan hanya bersifat jangka pendek atau sedang.
Yang jelas pendekatan dan teknik yang digunakan untuk memecahkan
masalah harus berhasil mencabut akar permasalahan dan tidak sekedar
mengobati gejala-gejalanya saja (Siagian, 1995: 24)

1.12 Kaearakteristik Manajamen Strategik


Berangkat dari kenyataan bahwa manajemen strategik mencakup
manajemen organisasi secara keseluruhan, maka manajemen strategik
cenderung menjadi suatu pokok bahasan yang dapat dipandang dari
berbagai perspektif yang berbeda, yaitu :

1. Manajemen strategik meningkatkan efektivitas organisasional


Dalam setiap organisasi terdapat dua persyaratan yang sangat
esensial untuk sukses, yaitu: efisiensi dan efektivitas. Efisiensi
berhubungan dengan bagaimana sebaiknya suatu aktivitas dilakukan untuk
mencapai efisiensi, suatu organisasi perlu menetapkan suatu metode,
prosedur, sistem, aturan dan lainnya untuk melaksanakan suatu aktivitas.
Pendekatan efisiensi memastikan bahwa suatu organisasi melaksanakan
aktivitas atau tindakan dengan benar (doing things right).
Efektivitas berhubungan dengan pelaksanaan aktivitas yang benar.
Efektivitas terutama ditentukan oleh hubungan antara suatu organisasi dan
lingkungan eksternalnya. Pendek kata, efektivitas memastikan bahwa suatu
organisasi melaksanakan aktivitas yang benar (doing right things).

21
Manajemen strategik terutama difokuskan pada penciptaan efektivitas
organisasi, sebab efektivitas berhubungan dengan kesesuaian antara
organisasi dan lingkungannya yang relevan. Menciptakan suatu organisasi
yang efisien relatif lebih mudah dengan menyusun dan menetapkan
metode, prosedur dan sistem untuk menyelesaikan persoalan-persoalan
sehari-hari. Sedang menciptakan efektivitas organisasi mungkin lebih
sulit karena berhubungan dengan kesesuaian lingkungannya yang selalu
mengalami perubahan.
2. Manajemen strategik berorientasikan ke arah jangka panjang
Secara umum strategi berbicara mengenai isu-isu yang menjangkau
lebih dari satu periode anggaran atau jangka pendek. Manajemen strategic
membahas persoalan organisasi yang berdimensi masa depan, bukan masa
kini atau masa lalu. Banyak factor atau variable yang mempengaruhi
perencanaan atau manajemen strategik dalam jangka panjang antara lain:

a. Faktor-faktor pasar misalnya persaingan, prediksi permintaan masa yang


akan datang, ancaman produk atau jasa substitusi, reliabilitas pemasak
dan sebagainya.
b. Faktor-faktor manusia misalnya kapabilitas, preferensi manajemen.
c. Faktor-faktor kinerja Organisasi yang selalu mempertahankan atau
memelihara kinerja atau kondisi yang sedang dicapai berarti hanya
fokus pada jangka pendek.
d. Manajemen strategic berkenaan dengan keputusan- keputusan
manajemen puncak atau manajer senior.
Walaupun suatu karyawan terlibat dalam implementasi keputusan
strategik, kebanyakan keputusan-keputusan stratetik berasal dari para
manajer puncak. Namun para manajer puncak dapat berkonsultasi untuk
mendapatkan masukan para karyawan sebelum mengambil keputusan yang
bersifat strategis. Dengan melakukan konsultasi dengan para karyawan,
para manajer tidak hanya akan menghasilkan keputusan-keputusan yang
berkualitas, tetapi juga akan meningkatkan komitmen karyawan karena
karyawan akan merasa telah menjadi bagian dalam proses pengambilan
keputusan. Sehingga para karyawan akan merasa mempunyai
tanggungjawab dalam mengimplementasikan keputusan-keputusan strategik

22
tersebut. Seorang manajer akan dapat mengetahui cara-cara atau metode
yang tepat untuk menghindari atau mengurangi besarnya kerugian yang
diderita perusahaan, sebagai akibat ketidakpastian terjadinya suatu peristiwa
yang merugikan (Djojosoedarso,1999: 5).
3. Manajemen strategik terdapat pada setiap level organisasi
Strategi dapat dianalisa pada tiga level atau tingkatan organisasi,
yaitu:
a. Strategi tingkat korporasi yang membahas mengenai tipe dan pilihan
bidang usaha serta alokasi diantara bidang usaha yang dipilih.
b. Strategi tingkat bisnis atau strategi kompetitif yang membahas tentang
bagaimana organisasi bisnis unit akan bersaing atau beroperasi dalam
industri atau pasar.
c. Strategi tingkat fungsional atau tingkat operasional yang membahas
tentang bagaimana suatu organisasi bisnis mengimplementasikan
keputusan-keputusan strategiknya.
4. Manajemen strategik masyarakat pengetahuan yang luas tentang
organisasi
Sifat keputusan-keputusan strategik yang biasanya menyangkut
perubahan kebiasaan dan perilaku diperlukan pandangan atau spektrum
yang lebih luas tentang aktivitas- aktivitas lintas fungsi dalam suatu
organisasi. Manajemen strategik masyarakat wawasan general
management bagi para manajer puncak atau CEO (Chief Executive
Officer). CEO yang hanya fokus pada bidang tertentu (misalnya
enginering, administrasi, akuntansi) akan gagal melaksanakan sifat
integratif (terpadu). Dari strategi dan tidak akan mampu mendorong
kinerja organisasi secara keseluruhan dalam jangka panjang (Jatmiko,
2003: 6 – 9).

23
BAB III
PENUTUP

1.13 Kesimpulan
Manajemen strategik adalah usaha manajerial menumbuh
kembangkan kekuatan perusahaan untuk mengeksploitasi peluang bisnis
yang muncul guna mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan
sesuai dengan misi yang telah ditentukan pengertian ini juga mengandung
implikasi bahwa perusahaan-perusahaan mengurangi kelemahannya, dan
berusaha melakukan adaptasi dengan lingkungan bisnisnya. Manajemen
strategik menjadikan organisasi lebih proaktif dari pada reaktif dalam
membentuk masa depannya,manajemen strategik menjadikan organisasi
untuk memulai dan mempengaruhi aktivitas dari pada hanya merespon dan
pada akhirnya dapat menggunakannya untuk mengontrol secara penuh jalan
hidupnya.

1.14 Saran
Dengan mempelajari manajemen strategik diharapkan dapat
menumbuh kembangkan kekuatan perusahaan untuk mengeksploitasi
peluang bisnis. Terutama dalam bidang kesehataan, dengan mempelajari
manajemen strategi diharapkan dapat mengubah sistem manajerial dalam
bidang kesehatan tersebut sehingga tujuan utama yaitu meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat Indonesia dapat tercapai. Banyak hal yang
perlu di pelajari dalam manajemen strategik. Penulisan makalah ini
diharapkan dapat menjadi bahan dalam mempelajari manajemen strategik.

24
DAFTAR PUSTAKA

Allison, Michael dan Jude Kaye. 2005. Perencanaan Strategis. Jakarta :Yayasan
Obor.

Burhan, N. 1984. Perencanaan Strategis. Jakarta : Pustaka Binaman Pressindo.

Davis, Fred R. 2011. Manajemen Strategis. Jakarta : Salemba Empat.

Manik, Sudarmin. “Manajemen Strategis”. Dalam https://library.um.ac.id


diunduh pada 16 Agustus 2019 pukul 14.32

Nawawi, Hadari. 2003. Manajemen Strategis. Jogjakarta : Universitas Gadjah


Mada.

Siagan, sondang P. 2011. Manajeman Strategik. Jakarta : Bumi Aksara.

25

Anda mungkin juga menyukai