OLEH : KELOMPOK 1
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul ” Konsep Dasar Manajemen Strategik “.
Penyusunaan makalah ini ditujukan kepada Fakultas Kesehatan
Masyarakat sebagai pemenuhan syarat untuk menyelesaikan tugas makalah mata
kuliah Manajamen Strategik. Penyusunan makalah ini dilaksanakan atas kerja
sama antar anggota kelompok serta bimbingan dari dosen pengampu mata kuliah
ini. Serta kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu yang
telah memberikan bimbingan materi dalam pembelajaran sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Kami menyadari makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dan
masih jauh dari katan sempurna, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca, agar kelompok dapat mengoreksi kekurangan tersebut.
Demikianlah makalah ini kami buat semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
seluruh pembaca.
Kelompok 1
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3
1.1 Latar Belakang..........................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5
2.1 Pengertian Manajemen Strategik...............................................................5
2.2 Kerangka Dasar Manajemen Strategik......................................................8
2.3 Dimensi-Dimensi Manajemen Strategik...................................................9
2.4 Proses Berpikir Strategik.........................................................................12
2.5 Perbedaan Strategi dan Taktik.................................................................13
2.6 Manfaat Manajemen Startegik................................................................15
2.7 Model Manajemen Strategik...................................................................18
2.8 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Strategik.....................19
2.9 Kaearakteristik Manajamen Strategik.....................................................22
BAB III PENUTUP...............................................................................................25
3.1 Kesimpulan..............................................................................................25
3.2 Saran........................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................26
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
perusahaan, sehingga pemerintah maupun pemimpin perusahaan tidak dapat
membuat kebijakan yang mengabaikan kepentingan masyarakat.
Pertimbangan global praktis berdampak pada keputusan strategis,
batas-batas negara diabaikan.Untuk mengetahui dan menghargai dunia dari
perspektif orang lain telah menjadi masalah hidup atau mati untuk bisnis.
Dengan demikian perlu adanya kegiatan dalam pengambilan keputusan
yang disesuaikan antara kemampuan yang dimiliki dengan lingkungan yang
ada di sekitar sehingga perlunya adanya manajemen strategik.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
- Proses manajemen strategik adalah suatu cara dengan jalan bagaimana
para perencana strategi menentukan sasaran dan membuat kesimpulan
strategi. Manajemen strategik adalah untuk merencanakan suatu arah
bagi perusahaan (Freeman,1995:52).
- Menurut Husein Umar (1999:86), Manajemen strategik adalah ilmu
dan kiat tentang perumusan (formulating), pelaksanaan
(implementing), dan evaluasi (evaluating). Keputusan-keputusan
strategik antar fungsi-fungsi manajemen yang memungkinkan
organisasi mencapai tujuan-tujuan masa depan secara efektif dan
efisien.
- Perumusan strategi (perencanaan strategik) dan pelaksanaan strategi
serta pengendalian dan evaluasi. Karena itu studi tentang “manajemen
strategik menekankan pada pemantauan dan evaluasi peluang serta
ancaman lingkungan berdasarkan analisis kekuatan dan kelemahan
organisasi. Manajemen strategik menekankan pada pengamatan dan
evaluasi peluang dan ancaman lingkungan dengan melihat kekuatan
dan kelemahan perusahaan (Hunger, 2003: 4).
- Menurut Alex Miller dalam Supratikno (2003:11), manajemen strategik
sebaiknya tidak dipahami sebagai “tugas”, tetapi dipahami sebagai
suatu “disiplin”. Dengan demikian, manajemen strategik bukan tugas
sekelompok orang dalam organisasi, melainkan sebagai suatu metode
berpikir yang sebaiknya dimiliki oleh setiap karyawan organisasi.
- Manajemen strategik dapat diartikan sebagai usaha manajerial
menumbuh kembangkankekuatan perusahaan untuk mengeksploitasi
peluang bisnis yang muncul guna mencapai tujuan perusahaan yang
telah ditetapkan sesuai dengan misi yang telah ditentukan
(Muhammad, 2000:6).
- Manajemen strategik menekankan perhatiannya pada penempatan
organisasi dalam kaitannya dengan lingkungan yang sedang berubah
dan harapan-harapan yang berpengaruh (Yusanto, 2002: 119).
- Manajemen strategik menurut Nawawi dalam Akdon (2007:10) bahwa
manajemen strategi adalah perencanaan berskala yang berorientasi
pada jangkauan masa depan yang jauh (visi), dan ditetapkan sebagai
6
keputusan manajemen puncak (keputusan yang bersifat mendasar dan
prinsipil), agar memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif
(misi), dalam usaha menghasilkan sesuatu (perencanaan operasional
untuk menghasilkan barang atau jasa serta pelayanan) yang berkualitas,
dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan dan berbagai
sasaran organisasi. Visi memberikan arah terhadap usaha apapun
(O’Connor, 2003: 85).
- Pendapat selanjutnya diungkapkan oleh Hawawi dalam Akdon
(2007:10) bahwa manajemen strategik adalah proses atau rangkaian
kegiatan pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan
menyeluruh, disertai penetapan cara melaksanakannya, yang dibuat
oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran di
dalam suatu organisasi, untuk mencapai tujuannya.
Dari beberapa definisi tentang manajemen strategik yang ada,
menurut penulis manajemen strategik adalah menggabungkan pola berfikir
strategik dengan fungsi-fungsi manajemen, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen
strategik adalah usaha manajerial menumbuh kembangkan kekuatan
perusahaan untuk mengeksploitasi peluang bisnis yang muncul guna
mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sesuai dengan misi yang
telah ditentukan pengertian ini juga mengandung implikasi bahwa
perusahaan-perusahaan mengurangi kelemahannya, dan berusaha
melakukan adaptasi dengan lingkungan bisnisnya.
Implikasi dari berbagai paradigma baru ialah makin pentingnya
penguasaan berbagai teori manajemen strategik dan menerapkannya secara
tepat dalam mengelola organisasi ini penting bagi manajer masa kini dan
masa yang akan datang. Meskipun memiliki ciri-ciri yang berbeda,
manajemen bisnis berpengaruh pula dan dapat diterapkan dalam organisasi
publik dan organisasi non profit.
7
1) Merumuskan misi perusahaan, purpose, filosofi goal
2) Mengembangkan profil perusahaan yang mencerminkan kondisi
internal dan kapabilitasnya
3) Menilai lingkungan ekstern perusahaan : asing dan umum
4) Menganalisis opsi perusahaan dengan mencocokkan sumber dayanya
dengan lingkungan eksternal
5) Mengidentfikasi opsi yang paling dikehendaki dengan mengevaluasi
setiap opsi yang ada berdasarkan misi perusahaan
6) Memilih seperangkat sasaran jangka panjang dan strategi umum
7) Mengembangkan sasaran tahunan dan strategi jangka pendek yang
sesuai dengan sasaran jangka panjang dan strategi umum yang dipilih
8) Mengimplementasikan pilihan strategik dengan cara mengalokasikan
sumber daya anggaran yang menekankan pada kesesuaian antara tugas,
SDM, struktur, teknologi dan sistem imbalan
9) Mengevaluasi keberhasilan proses strategik
8
Tahapan ini terdiri dari proses komunikasi strategi dan membuat
ukuran-ukuran yang sesuai, dan menyelaraskan dengan strategi.
Kemudian, menyangkut penyelarasan setelah implementasi.
c. Implementasi strategi
Merupakan proses pelaksanaan strategi yang melibatkan seluruh
sumber daya yang dimiliki oleh organisasi. Sebagai konsep dasar dalam
memahami manajemen strategis, terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan, yaitu:
1) manajemen strategis merupakan sebuah proses;
2) sebagai sebuah proses, manajemen strategis senantiasa berkesinambungan;
3) karena lingkungan organisasi yang terus berubah maka organisasi harus
terus menerus dimodifikasi untuk memastikan bahwa tujuan yang ingin
dicapai dapat terlaksana.
9
melalui pelaksanaan misi untuk mewujudkan visi organisasi. Sumber daya
tersebut sudah dikemukakan di dalam uraian, terdiri dari sumber daya
material khususnya berupa sarana dan prasarana, sumber daya finansial
dalam bentuk alokasi dana untuk setiap program dan proyek, sumber daya
manusia, sumber daya teknologi, dan sumber daya informasi. Semua
sumber daya ini sebenarnya dapat dikategorikan sebagai bagian dimensi
internal, dalam rangka evaluasi diri atau analisis internal harus diketahui
secara tepat kondisinya, baik melalui analisis kuantitatif, analisis
kualitatif atau analisis SWOT. Sejalan dengan dimenasi internal dan
eksternal tersebut diatas, dibawah ini diketengahkan untuk
mengintegrasikan sumber daya dalam manajemen strategik.
c. Dimensi Waktu dan Orientasi Masa Depan
Manajemen strategik dalam mempertahankan dan
mengembangkan eksistensi suatu organisasi berpandangan jauh ke masa
depan, dan berperilaku proaktif dan antisipatif terhadap kondisi masa
depan yang diprediksi akan dihapadi. Antisipasi masa depan tersebut
dirumuskan dan ditetapkan sebagai visi organisasi yang akan diwujudkan
10 tahun atau lebih di masa depan. Visi dapat diartikan sebagai “kondisi
ideal yang ingin dicapai dalam eksistensi organisasi di masa depan”. Visi
organisasi secara sederhana dapat diartikan sebagai sudut pandang ke
masa depan dalam mewujudkan tujuan strategik organisasi yang
berpengaruh langsung pada misinya sekarang dan di masa depan.
Sehubungan dengan itu misi organisasi pada dasarnya berarti keseluruhan
tugas pokok yang dijabarkan dari tujuan strategik untuk mewujudkan visi
organisasi.
Dengan kata lain misi organisasi adalah bidang atau jenis kegiatan
yang akan dijelajahi atau dilaksanakan secara operasional untuk jangka
waktu panjang oleh sebuah organisasi dalam merealisasikan tujuan
strategiknya, yang setelah secara keseluruhannya tercapai berarti visi
organisasi juga terwujud. Misi organisasi dengan mudah diketahui melalui
jawaban atas pertanyaan: “apa kegiatan yang sedang atau segera
dilaksanakan secara operasional di lingkungan sebuah organisasi?”. Untuk
10
itulah diperlukan kemampuan memprediksi masa depan dalam bidang
yang menjadi tugas pokok (misi) organisasi.
d. Dimensi Internal dan Eksternal
Dimensi internal adalah kondisi organisasi pada saat sekarang,
berupa kekuatan, kelemahan, peluang dan hambatan, yang harus diketahui
secara tepat untuk merumuskan rencana strategik yang berjangka panjang.
Untuk itu perlu dilakukan kegiatan evaluasi diri antara lain dengan
menggunakan analisis kuantitatif dengan menggunakan perhitungan-
perhitungan statsitik, menggunakan data kuantitatif yang tersedia dalam
sistem informasi manajemen atau menggunakan analisis kualitatif dapat
dilakukan dengan berbagai cara, salah satu diantaranya dengan
menggunakan analisis SWOT. Analisis internal atau evaluasi diri ini tidak
dilakukan sekali untuk selama-lamanya, tetapi harus dilakukan secara
berkesinambungan, sekurang-kurangnya setelah melaksanakan setiap
rencana operasional untuk mengetahui pencapaian sasarannya, sebagai
masukan dalam mengenali kondisi organisasi.
e. Dimensi Multi Bidang
Manajemen strategik sebagai sistem pengimplementasiannya harus
didasari dengan menempatkan organisasi sebagai satu sistem. Berarti
sebuah organisasi akan dapat menyusun rencana strategik dan rencana
operasional. Jika tidak memiliki keterikatan atau ketergantungan sebagai
bawahan pada organisasi lain sebagai atasan. Dalam kondisi sebagai
organisasi bawahan berarti tidak memiliki kewenangan penuh dalam
memilih dan menetapkan visi, misi, tujuan dan strategi.
Manajemen strategik berdimensi multi bidang, kegaitan awalnya
dimulai dari menyusun rencana strategik sampai pada pelaksanaan
pekerjaan yang mengharuskan dilakukannya pengintegrasian program
berkelanjutan dengan proyek tahunan yang berbeda-beda, agar terus
menerus terarah pada sasaran dan tujuan strategik guna mewujudkan visi
yang diinginkan organisasi (Nawawi, 2005: 153-171)
11
pembelajaran) dalam mengidentifikasi kegiatan yang menjanjikan ke depan
yang berbasis pada pemetaan kemampuan (superioritas) yang dimiliki
(sumber daya seperti SDA, SDM, dan SDB) dengan secara komprehensif
memperhatikan faktor-faktor makro seperti politik, ekonomi, teknologi dan
sosial budaya, di samping upaya pembelajaran organisasi dalam menuju
daya saing secara parsial ataupun utuh.
Realisasi berpikir strategik dapat ditunjukkan oleh konsep masukan,
proses dan luaran dalam mengelola perubahan menurut peluang maupun
ancaman yang ditemui sesuai dengan fasefase berikut: pembentukan
kelompok kerja, inventarisasi kegiatan, keterlibatan unit kerja dan status
kegiatan. Hal tersebut dalam praktiknya didukung oleh konsepkonsep
strategi, baik yang klasik (siklus hidup produk dan SWOT), modern (BCG/
Shell, A.D. Little, McKinsey, PIMS, SRI dan Porter) dan alternatif
(PRECOM) yang dalam implementasinya sangat ditentukan oleh besar-an
dimensinya (2-5) atau tema tertentunya.
Cara berpikir strategis juga sangat penting karena merupakan sebuah
langkah awal untuk memahami dan mengimplementasikan manajemen
strategis selanjutnya. Oleh karena itu, apabila Anda hendak menerapkan
manajemen strategis, terlebih dahulu Anda harus mengubah cara berpikir
dengan cara berpikir yang strategis pula. Berikut ini adalah sebuah tahapan
cara berpikir strategis yang bisa menjadi contoh untuk Anda.
a. Identifikasi masalah
Sebagai tahap awal dari cara berpikir strategis adalah berusaha untuk
mengidentifikasi masalah-masalah strategis yang muncul dengan cara
melihat gejala-gejala yang mengikutinya. Seseorang sangat sering
menganggap bahwa gejala itu identik dengan masalah sehingga
mengakibatkan penyelesaian/solusi yang dibuat tidak dapat menyelesaikan
masalah tersebut. Proses identifikasi tersebut dapat dilakukan dengan
mengadakan brainstroming atau polling pendapat sebagai salah satu jalan.
b. Pengelompokan masalah
Dari tahapan identifikasi masalah di atas biasanya sering muncul
masalah baru yang beraneka ragam. Untuk mempermudah cara
pemecahannya, seseorang perlu mengelompokkan/mengklasifikasikan
12
masalah-masalah sesuai sifat atau karakter tujuan pengelompokan masalah
tersebut.
c. Proses abstraksi
Setelah kelompok masalah terbentuk, tahap berikutnya adalah
melakukan identifikasi masalah-masalah yang crusial dari tiap kelompok.
Selanjutnya, dilakukan analisis terhadap masalah tersebut dalam rangka
mencari faktor-faktor penyebab atau pemicu timbulnya masalah. Tahap ini
memerlukan ketelitian dan kesabaran karena dari faktor-faktor itu akan
disusun bersamaan dengan cara/metode pemecahannya.
d. Penentuan cara pemecahan masalah
Setelah tahap abstraksi selesai dilakukan, tentukanlah cara yang
paling tepat untuk menyelesaikan/memecahkan masalah yang telah
teridentifikasi pada tahap pertama. Metode atau cara penyelesaian masalah
ini haruslah konkret dan lebih spesifik.
e. Perencanaan untuk implementasi
Tahap-tahap berpikir strategis di atas merupakan langkah penting
yang harus dilakukan seseorang dalam rangka penerapan metode/cara
pemecahan masalah dalam berpikir strategis
13
untuk melengkapi strategi bisnis. Gambar 1.1 berikut memberikan ilustrasi
perbedaan antara strategi dengan taktik (Wahyudi,1996).
Strategi Taktik
Bagaimana
Apa yang harus kita kerjakan mengerjakannya
Mengerjakan sesuatu
Mengerjakan sesuatu yang dengan
Benar Benar
Menggunakan Menggunakan tentara
pertempuran untuk
untuk memenangkan memenangkan pertempuran
Peperangan
14
Dapat disimpulkan bahwa taktik merupakan penjabaran operasional
jangka pendek dari strategi agar strategi tersebut dapat diterapkan. Karena
strategi adalah alat bagaimana untuk mencapai tujuan organisasi
publik/perusahaan publik yang dalam hal ini untuk manajemen pemerintahan,
strategi memiliki beberapa sifat yang beberapa di antaranya dapat dijelaskan
di bawah ini:
15
j. Keterlibatan karyawan dalam perumusan strategi meningkatkan
pemahaman karyawan tentang hubungan produktivitas-imbalan, sehingga
mempertinggi motivasi.
a. Keuntungan Financial\
Penelitian mengindikasikan bahwa organisasi yang menggunakan konsep
manajemen strategik lebih menguntungkan dan berhasil dari pada yang
tidak. Perusahaan yang menggunakan konsep manajemen strategik
menunjukkan peningkatan signifikan dalam penjualan, keuntungan, dan
produktivitas dari pada perusahaan yang tidak menggunakan aktivitas
perencanaan sistematik.
b. Keuntungan Non fiinansial
16
Selain membantu perusahaan menghindari kematian financial,
manajemen strategik menawarkan keuntungan nyata lainnya, seperti
penguatan kesadaran akan ancaman luar, pemahaman yang meningkat
terhadap strategi pesaing, peningkatan produksi pekerja, pengurangan
perlawanan untuk berubah dan pemahaman yang jelas akan hubungan
performa dengan upah.
Greenly menyatakan bahwa manajemen stratejik menawarkan
keuntungan sebagai berikut:
6. Memberikan alokasi waktu dan sumber daya yang lebih efektif untuk
mencari peluang.
7. Menyediakan sumber daya dan waktu yang lebih sedikit yang dipakai
untuk mengoreksi kekeliruan atau keputusan khusus.
17
1.10 Model Manajemen Strategik
18
tipe dan struktur organisasi tidak hanya sebagai sebuah identitas formal
organisasi, namun uga harus bisa menjelaskan pola interaksi dan perilaku
organisasi tersebut.
Dengan demikian, tipe dan struktur akan menentukan proses
manajemen organisasi tersebut. Organisasi pemerintah daerah sebagai
contoh, sebelum diberlakukannya otonomi daerah, tipe dan struktur
organisasi pemerintah daerah lekat dengan hierarki dan rantai komando
yang kuat sampai ke bawah. Hal ini mengakibatkan manajemen pemerintah
daerah sangat bergantung pada pemerintah pusat. Akan tetapi, setelah
diberikannya otonomi, daerah secara mandiri harus mengatur jalannya roda
pemerintahan. Mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan sampai
pembiayaan harus berasal dari daerah itu sendiri. Hubungan antara strategi
dan struktur ini diperkuat oleh buku yang berjudul Strategy and Structure
karya Alfred Chandler seorang Profesor dari Harvard University. Buku
tersebut sangat berpengaruh terhadap perkembangan manajemen strategis
pada tahun 1950-an.
2. Gaya Manajerial
Seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya bahwa
manajemen strategis sangat dipengaruhi oleh pimpinan puncak. Oleh karena
itu, tipe kepemimpinan dan gaya manajerial seorang pimpinan akan
mempengaruhi format manajemen strategis yang akan dijalankan. Sebagai
contoh, tipe kepala daerah yang otoriter dan demokratis akan menentukan
pola manajemen pemerintah. Tipe kepala daerah yang otoriter tidak akan
memberikan peluang kepada bawahan untuk berkembang dan maju karena
semua strategi dan keputusan ada di tangannya, bawahan hanya sebagai
pelaksana. Hal ini akan berbeda dengan tipe pemimpin yang demokratis.
Seorang pemimpin dengan tipe demokratis akan melibatkan para
bawahannya dalam menentukan kebijakan, sehingga dengan strategi seperti
itu, para pegawainya akan merasa lebih dihargai dan mempunyai
kesempatan yang luas untuk maju.
Akan tetapi, perlu diingat bahwa satu tipe kepemimpinan pada
implementasinya tidak ada yang cocok untuk semua situasi, artinya satu tipe
19
kepemimpinan biasanya hanya cocok untuk satu situasi tertentu. Jadi, semua
tipe kepemimpinan pada hakikatnya hanya akan cocok pada satu situasi
tertentu sesuai situasi ruang dan waktunya.
3. Kompleksitas Lingkungan eksternal
Ketika sebuah organisasi mengaku dirinya sebagai organisasi yang
modern dan terbuka, tentunya ia tidak dapat menghindar dari situasi yang
ada di sekitarnya yang secara langsung maupun tidak langsung dapat atau
sangat mempengaruhi organisasi, termasuk juga organisasi pemerintahan
daerah. Tantangan terbesar sebuah organisasi adalah menghadapi
lingkungan yang selalu berubah dan tidak terduga atau tidak dapat duga
sebelumnya, seperti kondisi politik nasional, ekonomi nasional maupun
global yang terjadi saat ini. Hal ini menuntut seorang pemimpin harus
mampu membaca situasi tersebut agar dapat menyesuaikan dengan
lingkungan. Dengan situasi yang seperti itu, pemimpin harus menerapkan
manajemen yang fleksibel sesuai dengan perubahan dan tentu saja didukung
dengan fondasi yang cukup kuat. Alasannya adalah manajemen yang terlalu
fleksibel dan sering berubah-rubah tanpa ditopang oleh fondasi yang kuat
maka akan membuat organisasi tersebut selalu dalam keadaan instabilitas.
4. Kompleksitas Proses Produksi
Pada organisasi bisnis, proses produksi akan menghasilkan barang
dan jasa. Dalam organisasi publik, dalam hal ini organisasi pemerintahan
daerah, proses produksi dapat diartikan sebagai pemberian pelayanan
kepada masyarakat atau pemberian “pelayanan jasa”. Mengapa proses
produksi/pelayanan mempengaruhi manajemen? Dalam organisasi bisnis,
untuk perusahaan yang masih dalam kategori kecil/sederhana sampai
dengan menengah, maka langkah yang akan diambil adalah memanfaatkan
tenaga manusia dalam jumlah yang sedikit. Akan tetapi, untuk perusahaan
yang digolongkan dalam kategori atas dengan kompleksitas yang tinggi,
maka langkah yang diambil bisa saja akan menerapkan teknologi tinggi dan
canggih serta semuanya dijalankan dengan komputerisasi sehingga tenaga
manusia akan sedikit tergeser. Pada organisasi publik, dalam hal ini
organisasi pemerintahan daerah, kompleksitas jenis pelayanan akan
20
membuat pemerintah menerapkan manajemen yang berbeda
karakteristiknya, yaitu karakter organisasi pelayanan jasa. Walaupun jenis
pelayanan sangat kompleks akan tetapi pemerintah harus memberikan
pelayanan yang optimal kepada masyarakat.
5. Hakikat Permasalahan yang Dihadapi
Jika dikatakan bahwa strategi merupakan keputusan dasar yang
diambil oleh manajemen puncak, salah satu implikasi pernyataan tersebut
bahwa manajemen puncak harus merupakan orang-orang yang cekatan
memecahkan masalah, terlepas apakah masalah itu rumit dan mempunyai
dampak kuat untuk jangka panjang atau relative sederhana, dengan
dampak yang tidak kuat dan hanya bersifat jangka pendek atau sedang.
Yang jelas pendekatan dan teknik yang digunakan untuk memecahkan
masalah harus berhasil mencabut akar permasalahan dan tidak sekedar
mengobati gejala-gejalanya saja (Siagian, 1995: 24)
21
Manajemen strategik terutama difokuskan pada penciptaan efektivitas
organisasi, sebab efektivitas berhubungan dengan kesesuaian antara
organisasi dan lingkungannya yang relevan. Menciptakan suatu organisasi
yang efisien relatif lebih mudah dengan menyusun dan menetapkan
metode, prosedur dan sistem untuk menyelesaikan persoalan-persoalan
sehari-hari. Sedang menciptakan efektivitas organisasi mungkin lebih
sulit karena berhubungan dengan kesesuaian lingkungannya yang selalu
mengalami perubahan.
2. Manajemen strategik berorientasikan ke arah jangka panjang
Secara umum strategi berbicara mengenai isu-isu yang menjangkau
lebih dari satu periode anggaran atau jangka pendek. Manajemen strategic
membahas persoalan organisasi yang berdimensi masa depan, bukan masa
kini atau masa lalu. Banyak factor atau variable yang mempengaruhi
perencanaan atau manajemen strategik dalam jangka panjang antara lain:
22
tersebut. Seorang manajer akan dapat mengetahui cara-cara atau metode
yang tepat untuk menghindari atau mengurangi besarnya kerugian yang
diderita perusahaan, sebagai akibat ketidakpastian terjadinya suatu peristiwa
yang merugikan (Djojosoedarso,1999: 5).
3. Manajemen strategik terdapat pada setiap level organisasi
Strategi dapat dianalisa pada tiga level atau tingkatan organisasi,
yaitu:
a. Strategi tingkat korporasi yang membahas mengenai tipe dan pilihan
bidang usaha serta alokasi diantara bidang usaha yang dipilih.
b. Strategi tingkat bisnis atau strategi kompetitif yang membahas tentang
bagaimana organisasi bisnis unit akan bersaing atau beroperasi dalam
industri atau pasar.
c. Strategi tingkat fungsional atau tingkat operasional yang membahas
tentang bagaimana suatu organisasi bisnis mengimplementasikan
keputusan-keputusan strategiknya.
4. Manajemen strategik masyarakat pengetahuan yang luas tentang
organisasi
Sifat keputusan-keputusan strategik yang biasanya menyangkut
perubahan kebiasaan dan perilaku diperlukan pandangan atau spektrum
yang lebih luas tentang aktivitas- aktivitas lintas fungsi dalam suatu
organisasi. Manajemen strategik masyarakat wawasan general
management bagi para manajer puncak atau CEO (Chief Executive
Officer). CEO yang hanya fokus pada bidang tertentu (misalnya
enginering, administrasi, akuntansi) akan gagal melaksanakan sifat
integratif (terpadu). Dari strategi dan tidak akan mampu mendorong
kinerja organisasi secara keseluruhan dalam jangka panjang (Jatmiko,
2003: 6 – 9).
23
BAB III
PENUTUP
1.13 Kesimpulan
Manajemen strategik adalah usaha manajerial menumbuh
kembangkan kekuatan perusahaan untuk mengeksploitasi peluang bisnis
yang muncul guna mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan
sesuai dengan misi yang telah ditentukan pengertian ini juga mengandung
implikasi bahwa perusahaan-perusahaan mengurangi kelemahannya, dan
berusaha melakukan adaptasi dengan lingkungan bisnisnya. Manajemen
strategik menjadikan organisasi lebih proaktif dari pada reaktif dalam
membentuk masa depannya,manajemen strategik menjadikan organisasi
untuk memulai dan mempengaruhi aktivitas dari pada hanya merespon dan
pada akhirnya dapat menggunakannya untuk mengontrol secara penuh jalan
hidupnya.
1.14 Saran
Dengan mempelajari manajemen strategik diharapkan dapat
menumbuh kembangkan kekuatan perusahaan untuk mengeksploitasi
peluang bisnis. Terutama dalam bidang kesehataan, dengan mempelajari
manajemen strategi diharapkan dapat mengubah sistem manajerial dalam
bidang kesehatan tersebut sehingga tujuan utama yaitu meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat Indonesia dapat tercapai. Banyak hal yang
perlu di pelajari dalam manajemen strategik. Penulisan makalah ini
diharapkan dapat menjadi bahan dalam mempelajari manajemen strategik.
24
DAFTAR PUSTAKA
Allison, Michael dan Jude Kaye. 2005. Perencanaan Strategis. Jakarta :Yayasan
Obor.
25