Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

IMPLEMENTASI STRATEGI
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Manajemen Strategik

Dosen Pengampu : Dimas Eko Wahyudi, SE., M.Ak.

OLEH
Rizki Lestari H. A. (201910170311053)
Alna Syefira Zalzabilla (201910170311060)
Adhinni Lailiya Wahyuningtias (201910170311082)
Diana Mufidah (201910170311083)

KELAS B
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PRODI AKUNTANSI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya, “IMPLEMENTASI STRATEGI” ini dapat terselesaikan dengan
baik.

Makalah implementasi strategi merupakan dokumen yang harus disusun


oleh mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Prodi Akuntansi Universitas
Muhammadiyah Malang dalam rangka pemenuhan yang mempermudah
mahasiswa dalam pemahaman materi kuliah selama satu semester penuh.

Makalah ini disusun atas bantuan dan dukungan dari berbagai pihak,
khususnya Dosen Manajemen Strategik, tim kelompok 9 Manajemen Strategik
terkait di lingkungan keluarga besar Fakultas Ekonomi dan Bisinis, Prodi
Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang. Untuk itu, kami mengucapkan
terima kasih.

Di sadari bahwa dalam penyusunan makalah implementasi strategi ini


masih terdapat kekurangan, maka dari itu saran dan masukan yang bersifat
membangun sangat diharapkan untuk penyempurnaan penyusunan di masa yang
akan datang.

Semoga makalah implementasi strategi ini bermanfaat bagi para


pengambil kebijakan dalam kepemilikan sebuah usaha.

Malang, 10 Juni 2022


Daftar Isi

Halaman
Halaman Judul............................................................................................... I
Kata Pengantar.............................................................................................. Ii
Daftar Isi......................................................................................................... Iii
Bab 1. Pendahuluan ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 2
1.3 Tujuan .......................................................................................... 3
Bab 2. Pembahasan ....................................................................................... 4
2.1 Pengertian Implementasi Strategi ................................................ 4
2.2 Pelaksanaan Rencana dan Kebijakan ........................................... 5
2.3 Pelaksanaan Kepemimpinan ........................................................ 8
2.4 Mencocokkan Struktur dengan Strategi ....................................... 13
2.5 Menciptakan Budaya yang Mendukung Strategi ......................... 16
Bab 3. Penutup
3.1 Kesimpulan ................................................................................. 18
3.2 Saran............................................................................................ 19
Daftar Pusaka ……………………………………………………………….. 20
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajemen strategi merupakan proses atau rangkaian kegiatan

pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh, disertai

penetapan cara melaksanakanya, yang dibuat oleh pimpinan dan

diimplementasikan oleh seluruh jajaran didalam suatu organisasi, untuk

mencapai tujuan.

Sedangkan menurut Hadar Nawawi (2005;148-149), pengertian

manajemen strategi adalah perencanaan berskala besar (disebut

perencanaan strategi) yang berorientasi pada jangkauan masa depan yang

jauh (disebut visi), dan ditetapkan sebagai keputusan pimpinan tertinggi

(keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil, agar memungkinkan

organisasi berinteraksi secara efektif (disebut misi), dalam usaha

menghasilkan sesuatu (perencanaan operasional untuk menghasilkan

barang dan / atau jasa serta pelayanan) yang berkualitas, dengan diarahkan

pada optimalisasi pencapaian tujuan (disebut tujuan strategis) dan berbagai

sasaran (tujuan operasional) organisasi.

Komponen pertama adalah perencanaan strategi dengan unsur-

unsurnya yang terdiri dari visi, misi, tujuan dan strategi utama organisasi.

Sedangkan komponen kedua adalah perencanaan operasional dengan

unsur-unsurnya sasaran dan tujuan operasional, pelaksanaan fungsi-fungsi


manajemen berupa fungsi pengorganisasian, fungsi pelaksanaan dan

fungsi penganggaran, kebijaksanaan situasional, jaringan kerja internal dan

eksternal, fungsi kontrol dan evaluasi serta umpan balik.

Analisis lingkungan adalah suatu proses monitoring terhadap

lingkungan organisasi yang bertujuan untuk mengidentifikasikan peluang

(opportunities) dan tantangan (threads) yang mempengaruhi kemampuan

organisasi untuk mencapai tujuannya. Tujuan dilakukan analisis

lingkungan adalah mengantisipasi lingkungan organisasi sehingga dapat

berreaksi secara cepat dan tepat untuk mensukseskan organisasi. Analisis

lingkungan adalah suatu proses yang digunakan perencanan-perencanaan

strategi untuk memantau lingkungan dalam menentukan peluang atau

ancaman.

Alfred Chandler mengatakan bahwa strategi adalah suatu

penentuan sasaran dan tujuan dasar jangka panjang dari suatu organisasi

(perusahaan) serta pengadopsian seperangkat tindakan serta alokasi

sumber-sumber yang perlu untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut.

Dalam kajiannya tentang strategi, Henry Mintzberg mencatat bahwa

setidaknya strategi tidak sekedar memiliki dua elemen definisi, yaitu

sebagai perencanaan (plan) dan pola (pattern). Lebih dalam lagi, ia

mengungkapkan bahwa definisi strategi telah berkembang dengan tiga ‘P’

baru, yaitu posisi (position), perspektif (perspective), dan penerapan

(poly).

1.2 Rumusan Masalah


Dalam rangka untuk mempertajam telaah makalah ini, penyusun

mengambil suatu permasalahan mendasar, yaitu Bagaimana manajemen

strategi dapat diterapkan dan di implementasikan didalam suatu

perusahaan atau organisasi sehingga keputusan manajerial dan kegiatan-

kegiatan yang mengarah pada penetapan kinerja jangka panjang organisasi

atau perusahaan tersebut.

1.3 Tujuan

Makalah ini bertujuan untuk memberikan gambaran singkat

tentang proses perencanaan manajemen strategi dilingkungan organisasi

dan perusahaan serta, memberikan gambaran dikalangan mahasiswa

tentang Manajemen Strategi yang merupakan keputusan manajerial dan

kegiatan-kegiatan yang mengarah pada penetapan kinerja jangka panjang

organisasi, yang meliputi analisa lingkungan internal dan eksternal,

disertai perumusan visi dan misi serta tujuan organisasi guna menghadapi

lingkungan tersebut.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Implementasi Strategi

Implementasi Strategi adalah jumlah keseluruhan aktivitas dan

pilihan yang dibutuhkan untuk dapat menjalankan perencanaan strategis.

Implementasi strategis merupakan proses dimana beberapa strategi dan

kebijakan diubah menjadi tindakan melalui pengembangan program,

anggaran dan prosedur. Walaupun implementasi biasanya baru

dipertimbangkan setelah strategi dirumuskan, akan tetapi implementasi

merupakan kunci suksesnya dari manajemen strategi. Perumusan strategi

dan implementasi strategi harus dilihat seperti dua sisi mata uang.

Pengertian yang cukup luas manajemen strategi menunjukkan

bahwa manajemen merupakan suatu sistem satu kesatuan yang memiliki

berbagai komponen yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi,

dan bergerak secara serentak kearah yang sama pula. Komponen pertama

adalah Perencanaan Strategi dengan unsur-unsurnya yang terdiri dari Visi,

Misi, Tujuan strategi organisasi. Sedang komponen kedua adalah

Pelaksanaan Operasional dengan unsur-unsurnya adalah sasaran atau


Tujuan Operasional, Pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen berupa fungsi

pengorganisasian, fungsi pelaksanaan dan fungsi penganggaran,

kebijaksanaan situasional, jaringan kerja internal dan eksternal, fungsi

kontrol dan evaluasi serta umpan balik.

Banyak perusahaan atau organisasi yang banyak menghamburkan

sumberdayanya (uang, waktu, tenaga) untuk mengembangkan rencana

strategik yang “ampuh”. Namun kita harus ingat bahwa perubahan hanya

akan terjadi melalui suatu action (implementasi), bukan sekedar

perencanaan. Rumusan strategi yang secara teknis kurang sempurna jika

diimplementasikan dengan baik, maka akan didapat hasil yang lebih baik

dibandingkan dengan  rumusan strategi yang sempurna namun hanya “ di

atas kertas”. Hal ini didukung oleh sebuah hasil penelitian pada 31 industri

manufaktur di mana hasilnya menunjukkan bahwa kinerja yang diperoleh

perusahaan tidak  sekedar ditentukan oleh strategi yang dimiliki, namun

lebih disebabkan karena efektivitas perusahaan dalam

mengimplementasikan strategi tersebut.

2.2 Pelaksanaan Rencana dan Kebijakan

Implementasi strategi adalah bagian penting dari pelaksanaan

manajemen strategis. Proses implementasi adalah saat mewujudkan

rencana strategis yang telah dibuat untuk mencapai tujuan yang menjadi

visi, sekaligus sebagai bahan ujian untuk efektifitas rencana yang telah

dibuat. Dalam pelaksanaannya, sangat penting untuk menerapkan sistem

pengawasan agar proses implementasi tidak keluar jalur.


Implementasi rencana diterapkan pada semua aspek penting dalam 4

kelompok sasaran strategis utama. Oleh karena itu, sangat penting untuk

membuat rencana sedetail mungkin dan melibatkan pihak-pihak yang

kompeten dari semua bidang terkait.

Untuk menjaga konsistensi pelaksanaan rencana sekaligus mengukur

keberhasilannya, diperlukan proses pengawasan dan evaluasi yang baik

dan menyeluruh. Pelaksanaan rencana strategis membutuhkan proses

monitoring dan evaluasi yang baik serta menyeluruh. Jika proses

monitoring dilakukan pada masa implementasi, maka evaluasi dilakukan

setelah penerapan rencana selesai atau berlangsung setelah batas waktu

yang ditetapkan untuk melakukan evaluasi.

Cara untuk memantau hasil implementasi rencana strategis adalah

menggunakan serangkaian metric atau indikator kinerja (key performance

indicators) yang memiliki satuan yang dapat diukur. Hal ini untuk

membandingkan antara target rencana dengan hasil implementasi yang

sudah dilakukan.

Jika setiap rencana strategis telah dirancang dan disusun dengan

baik, tantangan atau tugas pokok selanjutnya adalah bagaimana

mengimplementasikannya ke dalam suatu langkah strategis nyata. Rencana

yang tidak dapat diimplementasikan dengan baik di lapangan dianggap

belum bisa memenuhi syarat sebagai bagian dari manajemen strategis.

Setelah rencana strategis dirumuskan, rencana tersebut harus dapat

diimplementasikan dengan baik dalam ruang lingkup kerja perusahaan

yang nyata. Implementasi strategi merupakan aspek konkrit dalam


manajemen strategis, dan merupakan bagian pertama dari tahap

pelaksanaan dalam tugas-tugas perencanaan strategis.

Ketika sederet rencana strategis sudah terbentuk, rencana tersebut

belum tentu bisa dilaksanakan dengan baik. Rencana strategis bermakna

sudah siap untuk dilaksanakan secara nyata dan cocok dengan keadaan

konkret di lapangan. Rencana strategis juga bermakna bahwa tiap target

memiliki standar pengukuran hasil yang konkret sebagai pembanding.

Manfaat Monitoring dan Evaluasi

Dalam implementasi, dibutuhkan kerjasama yang baik dari semua

pihak terlibat, sistem yang berjalan dengan baik serta situasi yang

mendukung pelaksanaan manajemen strategis. Monitoring dibutuhkan

untuk memastikan agar semua hal ini berjalan dengan baik. Jika terjadi

penyimpangan, perubahan atau situasi genting yang membahayakan

pelaksanaan seluruh rencana, penanganan dapat dilakukan segera.

Implementasi yang berjalan baik bisa menjadi acuan untuk

mempertahankan kinerja bagi tahap perencanan strategis selanjutnya,

sedangkan implementasi yang tidak berjalan lancar bisa menjadi bahan

evaluasi dan diskusi untuk menganalisis masalah yang menjadi penyebab,

sebelum menerapkan solusinya pada perencanan strategis tahap

berikutnya.

Kebijakan merupakan instrumen untuk penerapan strategi. Kebijakan

menetapkan batas-batas, hambatan, dan limit atas beragam jenis tindakan

administratif yang dapat diambil untuk memberi penghargaan dan sanksi


atas perilaku, kebijakan mengkarifikasi apa yang dapat dan tidak dapat

dilakukan dalam usaha mencapai tujuan suatu organisasi.

Kebijakan memungkinkan baik karyawan maupun manajer

mengetahui apa yang diharapkan dari mereka, sehingga meningkatkan

kemungkinan bahwa strategi akan mampu diterapkan dengan baik.

Kebijakan memberikan dasar bagi pengendalian manajemen,

memungkinkan koordinasi antarunit organisasi, dan menekan waktu yang

dihabiskan para manajer dalam pengambilan keputusan, kebijakan juga

mengklarifikasi pekerjaan apa yang telah dilakukan dan oleh siapa.

Kebijakan mendorong delegasi pengambilan keputusan kepada tingkat

manajer yang tepat dimana persoalan biasanya muncul. Banyak organisasi

memiliki manual kebijakan yang berfungsi untuk menuntun serta

mengarahkan perilaku.

2.3 Pelaksanaan Kepemimpinan

Manajemen adalah tentang mengatasi kompleksitas. Praktik dan

prosedurnya sebagian besar merupakan tanggapan terhadap salah satu

perkembangan paling signifikan di abad ke-20 dengan munculnya

organisasi-organisasi besar. Tanpa manajemen yang baik, perusahaan yang

kompleks cenderung menjadi kacau dengan cara yang mengancam

keberadaan mereka. Manajemen yang baik membawa tingkat keteraturan

dan konsistensi pada dimensi kunci seperti kualitas dan profitabilitas

produk. Sebaliknya, kepemimpinan adalah tentang mengatasi perubahan.

Salah satu alasan mengapa hal ini menjadi begitu penting dalam beberapa
tahun terakhir adalah bahwa dunia bisnis telah menjadi lebih kompetitif

dan hasil bersih lebih stabil yaitu dengan melakukan apa yang dilakukan

kemarin, atau melakukannya 5 persen lebih baik, dan tidak lagi menjadi

formula untuk sukses. Perubahan besar semakin diperlukan untuk bertahan

hidup dan bersaing secara efektif dalam lingkungan baru ini. Lebih banyak

perubahan maka akan menuntut lebih banyak kepemimpinan. Jadi,

kepemimpinan organisasi melibatkan dua pertimbangan. Satu adalah

kepemimpinan strategis, biasanya berasal dari CEO. Yang lainnya adalah

keterampilan manajemen untuk mengatasi kompleksitas.

Kepemimpinan strategis : Merangkul perubahan

Tantangan kepemimpinan adalah untuk membangkitkan komitmen

diantara orang - orang dalam organisasi serta pemangku kepentingan

diluar organisasi untuk merangkul perubahan dan menerapkan strategi

yang dimaksudkan untuk memposisikan organisasi untuk melakukanya.

Para pemimpin membangkitkan komitmen untuk merangkul perubahan

melalui 3 kegiatan yang saling terkait yaitu mengklarifikasi maksud

strategis, membangun organisasi dan membentuk budaya organisasi.

Mengklarifikasi Maksud Strategis

Para pemimpin membantu pemangku kepentingan merangkul

perubahan dengan menetapkan visi yang jelas tentang di mana strategi

bisnis perlu mengambil organisasi. Secara tradisional, konsep visi telah

menjadi deskripsi atau gambaran tentang apa perusahaan itu dapat

mengakomodasi kebutuhan semua pemangku kepentingan. Pasar global


yang sangat kompetitif dan cepat berubah telah menjadikan hal ini sebagai

sasaran strategi yang didefinisikan secara ketat dalam sebuah artikulasi

sederhana atau karakterisasi dari apa yang harus dilakukan perusahaan

untuk membentuk dan mempertahankan kepemimpinan global. Lou

Gerstner adalah contoh yang baik dari seorang pemimpin di tengah-tengah

mencoba untuk membentuk niat strategis. "Salah satu hal terbaik dari

industri ini adalah bahwa setiap dekade atau lebih, anda mendapatkan

kesempatan untuk mendefinisikan kembali lapangan bermain, kata

Gerstner. "Kita berada dalam tahap redefinisi sekarang, dan pemenang

atau pecundang akan muncul dari itu. Kita harus menjadi pemimpin dalam

komputasi net." Ini adalah kesempatan yang dihasilkan oleh perubahan

berbasis telekomunikasi yang akan mengubah IBM lebih dari

semikonductor yang dilakukan pada tahun 1980-an. Gerstner

mengatakan," saya merasa terlalu banyak orang di dalam IBM yang ingin

memerangi perang agar kami kalah," merujuk pada PC dan perangkat

lunak PC, jadi sekarang dia secara agresif mencoba untuk merancang

komputasi internet sebagai niat strategis untuk IBM di abad berikutnya.

Membangun Organisasi

Para pemimpin meluangkan cukup banyak waktu untuk membentuk

dan memperbaiki struktur organisasi mereka dan membuatnya berfungsi

secara efektif untuk mencapai tujuan strategis. Karena para pemimpin

berusaha untuk merangkul perubahan, mereka sering kali membangun

kembali atau mengubah organisasi mereka untuk menyesuaikannya

dengan lingkungan dan kebutuhan strategi yang selalu berubah. Dan


karena merangkul perubahan sering kali melibatkan perlawanan terhadap

perubahan, maka para pemimpin menemukan diri mereka sendiri

menangani masalah seperti yang berikut sewaktu mereka berusaha untuk

membangun atau membangun kembali organisasi mereka, seperti:

a. Memastikan pemahaman umum tentang prioritas organisasi.

b. Memberdayakan manajer baru dan mendorong otoritas yang lebih

rendah dalam organisasi.

c. Mengklarifikasi tanggung jawab di antara manajer dan unit organisasi.

d. Mengungkap dan mengatasi masalah dalam koordinasi dan komunikasi

di seluruh organisasi

e. Memperoleh komitmen pribadi untuk visi bersama dari para manajer di

seluruh organisasi

f. Terus berhubungan erat dengan "apa yang terjadi dalam organisasi dan

dengan pelanggan - pelanggannya"

Membentuk Budaya Organisasi

Para pemimpin mengetahui dengan baik bahwa nilai-nilai dan

kepercayaan yang dibagikan di seluruh organisasi mereka akan

membentuk bagaimana pekerjaan organisasi dilakukan. Dan ketika

mencoba untuk merangkul perubahan yang cepat, membentuk kembali

budaya organisasi mereka dengan kegiatan yang menempati waktu yang

cukup lama bagi sebagian besar pemimpin. Para pemimpin menggunakan

sistem penghargaan, simbol-simbol, dan struktur di antara sarana lainnya

untuk membentuk budaya organisasi. Keberhasilan para pelancong


sebagian dicapai dengan mengubah budaya "tempatnya bersembunyi"

melalui perubahan dalam sistem penghargaan agennya. Karyawan

sebelumnya dengan gaji sesekali bonus diberikan hadiah yang melibatkan

bonus uang tunai besar dan opsi saham. Ketika para pemimpin

mengklarifikasi niat strategis, membangun organisasi, dan membentuk

budaya organisasi mereka, mereka melihat satu elemen kunci untuk

membantu tim manajemen mereka di seluruh organisasi mereka. Para

pemimpin melihat kepada manajer mereka perlu menjalankan strategi

sebagai sumber kepemimpinan lain untuk menerima risiko dan mengatasi

kompleksitas yang dihasilkan perubahan. Jadi penandatangan manajer

kunci menjadi alat kepemimpinan.

Penugasan manajer kunci

Kekhawatiran utama manajemen top dalam menerapkan strategi,

terutama jika itu melibatkan perubahan besar, adalah bahwa manajer yang

tepat berada di posisi yang tepat untuk memfasilitasi pelaksanaan strategi

baru. Dari semua sarana untuk memastikan pelaksanaannya yang sukses,

inilah yang pertama disebutkan oleh para CEO. Keyakinan terhadap orang-

orang yang menduduki jabatan manajerial yang sangat penting berkorelasi

secara langsung dengan ekspektasi manajemen atas bahwa strategi dapat

dijalankan dengan sukses.

Keyakinan ini didasarkan pada jawaban atas dua pertanyaan mendasar:

1. orang mana yang memegang posisi kepemimpinan yang sangat

penting untuk pelaksanaan strategi?


2. apakah orang-orang ini memiliki karakteristik yang diperlukan untuk

memastikan penerapan strategi yang efektif?

Meskipun tidak mungkin untuk menentukan karakteristik yang

paling penting dalam konteks ini, itu mungkin mencakup (1) kemampuan

dan pendidikan, (2) catatan dan pengalaman sebelumnya, serta (3)

kepribadian dan temperamen. Kesesuaian individu pada hitungan ini,

dikombinasikan dengan perasaan manajer top tentang individu,

menyediakan dasar untuk kepercayaan manajemen atas terhadap individu.

Salah satu pertimbangan praktis dalam membuat tugas manajerial

kunci ketika strategi mengimplementasikan adalah apakah mau

memanfaatkan eksekutif saat ini (atau dipromosikan) atau membawa

karyawan baru. Ini jelas merupakan masalah yang sulit, sensitif, dan

strategis. Pertimbangan lain yang telah menonjol dalam lingkungan

restrukturisasi, perampingan, dan pengelolaan diri adalah kemampuan

manajer untuk mendelegasikan dan menangani rentang kontrol yang lebih

besar. Ketika perusahaan mengadaptasi pemberdayaan karyawan dan

praktik kelompok kerja yang dikelola sendiri, manajer yang tetap

menghadapi beban kerja yang lebih besar dan tantangan manajemen yang

berbeda. Hasilnya adalah kebutuhan untuk keterampilan konsisten dengan

ini lingkungan baru - delegasi, pembinaan, sarjana elektronik, dan orientasi

hasil.

2.4 Mencocokan Struktur dengan Strategi


Dua alasan utama perubahan dalam strategi seringkali mengharuskan

adanya perubahan dalam struktur. Pertama, struktur sangat menentukan

bagaimana tujuan dan kebijakan ditetapkan. Sebagai contoh, tujuan dan

kebijakan yang ditetapkan menurut struktur organisasi geografis

disampaikan dalam istilah-istilah geografis. Tujuan dan kebijakan yang

sebagaian besar menurut istilah-istilah produk, dalam struktur

organisasinya didasarkan pada pengelompokan produk. Bentuk struktural

untuk pengembangan tujuan dan kebijakan bisa secara signifikan

memengaruhi semua aktivitas penerapan strategi yang lain.

Alasan utama kedua mengapa perubahan dalam strategi sering kali

mengharuskan adanya perubahan dalam struktur adalah karena struktur

mendikte bagaimana sumber daya akan dialokasikan. Jika struktur

organisasi didasarkan pada kelompok konsumen, maka sumber daya akan

dialokasikan dengan cara seperti itu. Serupa dengan cara sebelumnya, jika

struktur organisasi ditetapkan menurut fungsional bisnis, maka sumber

daya dialokasikan menurut fungsi-fungsi bisnis. Kecuali jika strategi yang

baru atau yang diubah memberikan penekanan pada bidang yang sama

seperti strategi lama, reorientasi struktural mumnya menjadi bagian dari

penerapan strategi.

Berbagai faktor eksternal dan internal memengaruhi organisasi; tidak

ada perusahaan yang dapat mengubah strukturnya sesuai dengan setiap

faktor tersebut, sebab bila demikian yang akan terjadi adalah kekacauan.

Namun demikian, bila sebuah perusahaan mengubah strateginya struktur

organisasi yang ada bisa tidak efektif. Gejala-gejala struktur organisasi


yang tidak efektif meliputi terlalu banyak tingkat manajemen, terlalu

banyak rapat yang diikuti oleh banyak peserta, terlalu banyak perhatian

yang diarahkan untuk menyelesaikan konflik-konflik antardepartemen,

terlalu luas rentang kendali, dan terlalu banyak tujuan yang tidak dapat

digapai. Tidak bisa dipungkiri, struktur dapat dan memang memengaruhi

strategi. Strategi yang dirumuskan haruslah bisa dijalankan, sehingga jika

suatu strategi yang baru membutuhkan perubahan struktural yang masif

maka tidak akan menjadi pilihan yang menarik. Jenis-jenis struktur

organisasi dasar sebagai berikut:

1. Struktur Fungsional

Struktur yang paling luas digunakan adalah jenis fungsional atau

tersentralisasi karena struktur ini yang paling sederhana dan paling

murah dari tujuh alternatif yang ada. Struktur fungsional

mengelompokkan tugas dan aktivitas berdasarkan fungsi bisnis seperti

produksi/operasi, pemasaran, keuangan/akuntansi, penelitian dan

pengembangan, dan sistem informasi manajemen.

2. Struktur Divisional

Struktur divisonal atau terdesentralisasi merupakan jenis kedua

yang paling lazim digunakan oleh bisnis di AS. Bentuk struktur

divisonal menjadi penting untuk memotivasi karyawan, mengendalikan

operasi, dan bersaing dengan baik di lokasi yang berbeda-beda. Struktur

divisional diorganisasikan dengan satu dari empat cara berikut:

berdasarkan wilayah geografis, berdasarkan produk atau jasa,

berdasarkan konsumen, atau berdasarkan proses.


3. Struktur Unit Bisnis Strategis

Struktur unit bisnis strategi mengelompokkan divisi-divisi yang

sama ke dalam unit bisnis strategi serta mendelegasikan wewenang dan

tanggung jawab untuk setiap unit kepada seorang kepala divisi yang

secara langsung melapor kepada direktur eksekutif.

4. Struktur Matriks

Struktur matriks adalah struktur yang paling kompleks dari

semua rancangan, karena bergantung baik pada alur otoritas dan

komunikasi vertikal maupun horizontal. Struktur matriks dapat

mengakibatkan overhead yang lebih tinggi karena menciptakan lebih

banyak posisi manajemen.

2.5 Menciptakan Budaya yang Mendukung Strategi

Para penyusun strategi harus berusaha keras untuk melestarikan,

menekankan, dan membangun berdasarkan aspek-aspek budaya yang ada

yang mendukung strategi baru yang diusulkan. Aspek-aspek budaya saat

ini yang bertentangan dengan strategi yang diusulkan harus diidentifikasi

dan diubah. Banyak riset mengindikasikan bahwa strategi baru sering kali

digerakan oleh pasar dan didekte oelh berbagai kekuatan kompetitif. Oleh

karena itu, mengubah budaya sebuah perusahaan agar sesuai dengan

strategi baru biasanya lebih efektif daripada mengubah strategi agar sesuai

dengan budaya yang ada. Beragam teknik tersedia untuk mengubah

budaya suatu perusahaan, diantaranya rekrutmen, pelatihan. Transfer,


promosi, restrukturisasi rancangan organisasi, model peran, dan penegasan

positif.

Schein menunjukkan bahwa elemen-elemen berikut ini sangat

bermanfaat untuk mengaitkan budaya dengan strategi:

1. Pernyataan resmi filosofi, akta pendirian, kredo, materi perusahaan

yang digunakan untuk merekrut dan menyeleksi, serta sosialisasi

2. Mendesain ruang, serambi, dan bangunan

3. Memberikan teladan, pengajaran, dan pelatihan oleh pimpinan

4. Sistem kompensasi dan status, juga sistem promosi yang tegas

5. Kisah, legenda, mitos, dan perumpamaan mengenai orang-orang serta

kejadian-kejadian penting

6. Apa yang diperhatikan, diukur, dan dikendalikan oleh pimpinan

7. Reaksi pimpinan terhadap peristiwa penting dan krisi organisasi

8. Bagaimana organisasi dirancang dan disusun

9. Sistem dan perosedur organisasi

10. Kriteria yang digunakan untuk merekrut, menyeleksi,

mempromosikan, mengeluarkan, dan memensiunkan.


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Implementasi Strategi adalah jumlah keseluruhan aktivitas dan

pilihan yang dibutuhkan untuk dapat menjalankan perencanaan strategis.

Implementasi strategis merupakan proses dimana beberapa strategi dan

kebijakan diubah menjadi tindakan melalui pengembangan program,

anggaran dan prosedur.

Implementasi strategi adalah bagian penting dari pelaksanaan

manajemen strategis. Proses implementasi adalah saat mewujudkan

rencana strategis yang telah dibuat untuk mencapai tujuan yang menjadi

visi, sekaligus sebagai bahan ujian untuk efektifitas rencana yang telah

dibuat. Dalam pelaksanaannya, sangat penting untuk menerapkan sistem

pengawasan agar proses implementasi tidak keluar jalur.


Manajemen adalah tentang mengatasi kompleksitas. Praktik dan

prosedurnya sebagian besar merupakan tanggapan terhadap salah satu

perkembangan paling signifikan di abad ke-20 dengan munculnya

organisasi-organisasi besar. Tanpa manajemen yang baik, perusahaan yang

kompleks cenderung menjadi kacau dengan cara yang mengancam

keberadaan mereka. Manajemen yang baik membawa tingkat keteraturan

dan konsistensi pada dimensi kunci seperti kualitas dan profitabilitas

produk. Sebaliknya, kepemimpinan adalah tentang mengatasi perubahan.

Dua alasan utama perubahan dalam strategi seringkali mengharuskan

adanya perubahan dalam struktur. Pertama, struktur sangat menentukan

bagaimana tujuan dan kebijakan ditetapkan. Alasan utama kedua mengapa

perubahan dalam strategi sering kali mengharuskan adanya perubahan

dalam struktur adalah karena struktur mendikte bagaimana sumber daya

akan dialokasikan.

Para penyusun strategi harus berusaha keras untuk melestarikan,

menekankan, dan membangun berdasarkan aspek-aspek budaya yang ada

yang mendukung strategi baru yang diusulkan. Aspek-aspek budaya saat

ini yang bertentangan dengan strategi yang diusulkan harus diidentifikasi

dan diubah. Banyak riset mengindikasikan bahwa strategi baru sering kali

digerakan oleh pasar dan didekte oelh berbagai kekuatan kompetitif. Oleh

karena itu, mengubah budaya sebuah perusahaan agar sesuai dengan

strategi baru biasanya lebih efektif daripada mengubah strategi agar sesuai

dengan budaya yang ada. Beragam teknik tersedia untuk mengubah

budaya suatu perusahaan, diantaranya rekrutmen, pelatihan. Transfer,


promosi, restrukturisasi rancangan organisasi, model peran, dan penegasan

positif.

3.2 Saran

Berdasarkan pembahasan di atas, maka diharapkan bagi seluruh

organisasi dalam rangka mewujudkan kemajuan organisasinya haruslah

melakukan berbagai hal, salah satunya adalah membuat formulasi strategi

yang sebaik-baiknya dengan mengikutsertakan anggota organisai.

Kemudian setelah melakukan perumusan formulasi strategi, tugas

selanjutnya adalah mengimplementasikan formula strategi tersebut dengan

totalitas dan sebaik-baiknya agar tujuan perusahaan dapat tercapai dan

kemajuan yang diharapkan dapat terwujud.


DAFTAR PUSTAKA

Kafe Buku Bisnis. (2018). Tahapan untuk Implementasi Strategi Bisnis

Perusahaan. Diakses pada 10 Juni 2022, dari https://kafebukubisnis.com/tahapan-

untuk-implementasi-strategi-bisnis-perusahaan/

(Pearce & JR, Robinson, 1947)

(David, 2006)

Anda mungkin juga menyukai